Anda di halaman 1dari 18

PENYULUHAN

DAN
KOMUNIKASI
PERIKANAN

Sara Unbekna, S.Pi., M.Sc


01 02
Pengertian Pembangunan
Berkelanjutan Penyuluhan Perikanan

Table of
contents
03 04
Penyuluhan Pembangunan
Peranan Penyuluhan Perikanan
Perikanan
dalam pembangunan
PEMBANGUNAN
Proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian, proses
pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (commuinity/group).

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) ialah pembangunan yang


menjamin keperluan hidup manusia di masa kini dengan tetap menyediakan bahan bagi
kepentingan generasi mendatang.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (PPLH) mendefinisikan Pembangunan berkelanjutan sebagai “Upaya
sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan”.
Pembangunan harus berwawasan jangka
panjang, yang meliputi jangka waktu antar
generasi dengan berupaya memanfaatkan
sekaligus menyediakan sumberdaya alam
PEMBANGUNAN
yang cukup dan lingkungan yang sehat
sehingga dapat mendukung kehidupan.
Sektor perikanan

tergolong sebagai Dalam hal sumberdaya alam hayati


sumberdaya alam yang terbaharui (renewable resources), maka
terbaharui, namun jika dalam pengelolaannya harus diupayakan
terus dieksploitasi dia atas untuk menjaga sifat terbarukan tersebut.
ambang nilai lestari dan Sedangkan dalam hal sumberdaya alam
tanpa mempertimbangkan yang tidak dapat diperbaharui
kemampuan untuk (unrenewable resources), maka dalam
memperbaharui diri, maka pengelolaan harus dilakukan secara
yang terjadi adalah terukur, dimana pada saat ketersediaan
degradasi terhadap menipis maka sudah ada upaya antisipasi
ketersediaan stok dan dini dalam mencari pengganti atas
lingkungan seperti yang sumberdaya tersebut.
saat ini terjadi.
Bearable : kebutuhan
dasar manusia sebagai
makhluk sosial Tiga Pilar pendukung keberlanjutan (Bockish, 2012)

Equitable : Kebutuhan
dasar manusia terhadap
ekonomi disebut
berkelanjutan jika
memiliki kesamaan
kesempatan

Viable : ketersediaan
lingkungan, seperti
udara, air, tanaman,
hewan dalam waktu
yang lama
setiap dimensi saling berhubungan dalam sistem
yang dipicu oleh kekuatan dan tujuan. Ketiga
dimensi tersebut yaitu:
(1) dimensi ekonomi untuk melihat pengembangan
sumberdaya manusia, khususnya melalui
peningkatan konsumsi barang dan jasa
pelayanan;
(2) dimensi lingkungan difokuskan pada integritas
sistem ekologi ; dan
(3) dimensi sosial bertujuan untuk meningkatkan
hubungan antar manusia, pencapaian aspirasi
individu dan kelompok dan penguatan nilai
serta institusi.
Konsep keberlajutan dapat diperinci menjadi tiga aspek
pemahaman, yaitu :
(1) Keberlajutan ekonomi yang diartikan sebagai
pembangunan yang mampu menghasilkan barang
dan jasa secara kontinyu untuk memelihara
keberlajutan pemerintahan dan menghindari
terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat
merusak produksi pertanian dan industri;
(2) Keberlajutan lingkungan diartikan bahwa sistem
What sets keberlanjutan secara lingkungan harus mampu
memelihara sumber daya yang stabil, menghindari

us apart?
eksploitasi sumber daya alam dan fungsi
penyerapan lingkungan. Konsep ini juga
menyangkut pemeliharaan keanekaraman hayati,
stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem
lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-
sumber ekonomi; dan
(3) Keberlajutan sosial yang diartikan sebagai sistem
yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan
layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan,
gender, dan akuntabilitas politik (Fauzi, 2004).
Pengelolaanperikanan yang berkelanjutan
dan pemanfaatan Sumber Daya Ikan (SDI)
yang memperhatikan ketersediaan stok
sumberdaya merupakan target
pembangunan.

Dalam RPJMN 2020-2024, disebutkan Ekosistem samudera, laut dan sumber daya
pembangunan perikanan tangkap yang terkandungnya agar dikelola secara
dilaksanakan dengan basis spasial berkelanjutan,
mengikuti deliniasi geografis di 11 Wilayah kebijakanpembangunanperikanan dan
Pengelolaan Perikanan (WPP)
kelautan Indonesia harus dilandasi dengan
tekad menjaga terpeliharanya keseimbangan
Perikanan masih dianggap sebagai salah antara konservasi dan pemanfaatan
satu sektor ekonomi yang memberikan sumberdaya laut secara bertanggungjawab.
kontribusi terhadap kesejahteraan suatu
bangsa
Banyak faktor yang menyebabkan pengelolaan sumber daya perikanan menuju ambang kegagalan,
yaitu :

(1) kesalahpahaman bahwa sumber daya ikan dapat pulih (renewable resource), sehingga
dieksploitasi besar-besaran,

(2) memaksimalkan hasil produksi tangkapan ikan untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya,
dan

(3) kesalahan pemahaman bahwa usaha perikanan tangkap sebagai sesuatu yang terpisah (bukan
satu kesatuan) antara nelayan, ikan dan ekosistemnya.
sektor perikanan memiliki struktur komponen yang
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu basis
sumber daya (resource base), industri perikanan
primer, dan industri pengolahan dan
perdagangan. Komponen basis sumber daya
Goals pada hakikatnya adalah kegiatan perikanan yang
didasarkan pada jenis sumber daya ikan, berbasis
finfish (ikan) atau non-finfish (non-ikan), seperti
crustacea (udangudangan) dan kerang-kerangan
(chepalopods).
Komponen kedua adalah menyangkut industri Struktur komponen yang ketiga adalah
primer, yaitu kegiatan perikanan yang menyangkut aspek pengolahan dan
menyangkut pemanenan langsung sumber perdagangan. Komponen ini muncul
daya ikan. Komponen ini bisa dikategorikan karena adanya tiga sebab utama dalam
dalam bentuk skala atau tipe industri, yaitu industri perikanan, yaitu (1) jika hasil
skala subsistem. Dalam komponen ini tangkap harus disimpan dalam waktu yang
termasuk juga perikanan industri atau relatif lama, (2) jika hasil tangkap harus
komersial, yang dicirikan oleh penggunaan dibawa dari lokasi penangkapan ke pasar
alat tangkap yang lebih modern seperti dalam jarak tempuh yang relatif jauh, dan
penggunaan motor, jarak tempuh yang lebih (3) jika hasil tangkap diperuntukan untuk
jauh, dan skala pemasaran yang lebih luas. tujuan ekspor.
Untuk mencapai tingkat keberhasilan dalam pembangunan perikanan, faktor utama yang
menentukan adalah “pengelolaan secara bertanggung jawab” artinya pengelolaan harus
dilakukan secara bijaksana dalam melestarikan persediaan (stock) sumber daya ikan tersebut
yang sekaligus tidak saja dapat dinikmati secara optimal oleh generasi sekarang, tetapi juga
generasi yang akan datang.
Penyuluhan, dapat diartikan sebagai suatu sistem
pendidikan yang bersifat non formal di luar sistem sekolah
yang biasa. Pendidikan bagi masyarakat sendiri, adalah
merupakan proses perkembangan pribadi, proses sosial,
proses pengembangan keterampilan sesuai profesi serta
kegiatan bersama dalam memahami ilmu pengetahuan
yang tersusun dan dikembangkan dari masa ke masa
oleh setiap generasi bangsa.

Penyuluhan perikanan merupakan salah satu


cabang dari ilmuilmu sosial, yang mempelajari

PENYULUHAN
cara-cara dan proses perubahan manusia dan
masyarakat agar perubahan tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan, khususnya
manusia atau masyarakat yang
mengusahakan perikanan.

Sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, maka ilmu penyuluhan


perikanan merupakan ilmu terpakai (applied science) yang dijunjung
oleh berbagai ilmu antara lain : sosiologi, ilmu pendidikan, psikologi,
manajemen, teknik perikanan, ilmu komunikasi dan sebagainya
sehingga ilmu penyuluhan perikanan ini tergolong ilmu yang bersifat
interdisipliner.
PENYULUHAN PERIKANAN

Penyuluhan Perikanan adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta Pelaku Usaha
perikanan agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pelaksanaan Penyuluhan Perikanan dilakukan secara partisipatif dan


berkelanjutan melalui proses pembelajaran bagi Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha perikanan.

Pelaku Utama adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga intinya.
Pelaku Usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk
menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha perikanan.
Swanson (1990) dalam Puspadi (2002) menyatakan
bahwa tujuan penyuluhan adalah membantu
memperbaiki tingkat kehidupan keluarga sasaran dan
meningkatkan kemampuannya melalui transfer
teknologi, dimana untuk mencapai tujuan tersebut,
maka kegiatan penyuluhan harus 1) dinamis, 2)
dibutuhkan masyarakat, 3) menjangkau mayoritas
masyarakat sasaran, 4) bersifat perbaikan dan 5) dapat
dinilai/diukur dan fakta-faktanya dapat dikumpulkan.

Dalam hubungan itu, unsur-unsur yang perlu


dipertimbangkan dalam penyusunan tujuan kegiatan
penyuluhan antara lain 1) orang yang menjadi sasaran
penyuluhan; 2) perubahan perilaku yang diinginkan
dan 3) masalah yang ingin dipecahkan dengan
perubahan perilaku (Slamet 1978 dalam Puspadi
2002).
PERANAN PENYULUHAN

memfasilitasi proses
mengupayakan kemudahan akses Pelaku Utama dan Pelaku
pembelajaran Pelaku Utama
Usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya
dan Pelaku Usaha
agar mereka dapat mengembangkan usahanya

meningkatkan kemampuan membantu menganalisis dan


kepemimpinan, manajerial, dan membantu Pelaku Utama dan Pelaku memecahkan masalah serta merespon
kewirausahaan Pelaku Utama dan Usaha dalam menumbuhkembangkan peluang dan tantangan yang dihadapi
Pelaku Usaha; kemampuannya sehingga berdaya saing Pelaku Utama
tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
usaha yang baik, dan berkelanjutan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai