(EUGLENOPHYTA)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah degan judul “euglenophyta”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
dari pengajar mata kuliah Tumbuhan air.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................
D. Reproduksi Euglenophyta.........................................................................................
F. Taksonomi Euglenophyta...........................................................................................
G. Peranan Euglenophyta................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak
digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan
cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut.Monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti),
dan memiliki reproduksi secara aseksual.Protista adalah eukariotik (mempunyai membrane inti),
uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof. Protista dibagi menjadi
3 yaitu, Protozoa,Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa) memiliki ciri seperti
hewan (protozoa). a) Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu
atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia. Contoh:
Entamoeba histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata Flagellata bergerak menggunakan flagel
atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma
evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).c) Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar
atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa
tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium
(penyebab malaria).
Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi) adalah a) Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yanghidup bebas yang berbentuk
seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir.
Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.b) Oomycota
(jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau
kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan hifa.
Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel
yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai
parasit).
Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai protista yang memiliki ciriciri
tumbuhan (ganggang / algae) yaitu Euglenophyta.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Pengertian Euglenophyta
1. Struktur Sel
• Pelikel disebut juga periplas. Pelikel merupakan daerah sel kompleks yang terdiri atas
membran plasma, strip protein pendukung, subtending mikrotubulus, dan tubular
cisternae dari retikulum endoplasma (RE) yang membentuk membran plasma dan
membentang di sepanjang sel. Strip protein pada pelikel ini dikaitkan dengan plastisitas
sel (metabolisme). Euglena viridis memiliki banyak strip (lebih dari 14) yang tersusun
secara heliks (spiral). Pelikel pada Euglena viridis berfungsi untuk memungkinkan sel
dalam mendistorsi bentuk tubuh sehingga menghasilkan gerakan menggeliat yang disebut
gerakan euglenoid.
• Pirenoid merupakan pusat fiksasi karbon dioksida di dalam kloroplas ganggang. Pirenoid
tidak terikat pada membran. Pirenoid adalah area khusus plastid yang mengandung kadar
karboksilase oksigenase ribulosa-1,5-bifosfat tinggi (RubisCO). Organel ini berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis pada Euglena viridis.
• Sitostom (celah mulut) disebut tubuh mukus atau pori pelikel merupakan struktur
berongga/berlubang yang berada di bagian anterior dekat dengan pangkal flagel. Celah
mulut ini berbentuk bola atau spindel dengan bukaan yang terletak di antara lipatan
periplas (pelikel). Fungsi dari sitostom mengeluarkan lendir dari dalam sel.
• Stigma disebut juga eyespot (bintik mata) bewarna merah yang menonjol di dekat dasar
flagela pada kutub anterior. Stigma terdiri dari 30-50 butir karotenoid yang disisipkan
dalam matriks tak bewarna. Stigma berperan dalam fototaksis (gerakan yang terjadi pada
organisme ketika menanggapi rangsangan cahaya).
• Fotoreseptor berbentuk seperti pembengkakan pada bagian dasar flagela. Bersama
dengan stigma, fotoreseptor berfungsi dalam sensitivitas cahaya (membedakan daerah
terang dan gelap). Fotoreseptor terdiri dari bahan paracrystalline yang mengandung
flavin, pterins, dan rhodopsin. Diyakini bahwa fotoreseptor sebenarnya bertanggung
jawab atas deteksi cahaya dan stigma tersebut berfungsi sebagai perisai.
• Reservoir berbentuk seperti kantong dan disebut juga kantong flagel. Reservoir ini
berfungsi sebagai tempat menyimpan nutrisi atau makanan bagi Euglena viridis.
• Vakuola kontraktil adalah sebuah vakuola tunggal dan terlihat mencolok ketika
berkontraksi. Vakuola kontraktil selalu berada di area dekat stigma dan bermuara ke
reservoir. Fungsi dari vakuola kontraktil pada Euglena viridis adalah untuk mengeluarkan
kelebihan air dalam sel yang dilakukan secara osmosis.
• Flagella pada Euglena viridis memiliki dua susunan rambut/bulu cambuk heliks di
permukaan tubuhnya. Dari flagel ini muncul tiga sampai empat bulu halus dengan
panjang 2-3 mikrometer. Rambut halus ini lebih banyak dan lebih pendek daripada flagel.
Buluh halus ini membentuk barisan kontinu lain di sampingnya, dan diperkirakan
jumlahnya mencapai 30.000. Flagella berfungsi sebagai alat gerak bagi Euglena.
• Paramilon disebut juga paramilum, merupakan karbohidrat khas dari Euglena dan tidak
ditemukan pada jenis ganggang lainnya. Bentuk paramilon diasumsikan bermacam-
macam seperti cakram datar, cakram kokaf-konveks, batang, cincin, dan sebagainya.
Paramilum pada Euglena ini merupakan bentuk cadangan makanan dan menurut ilmuwan
bernama Gottleib (1851) dapat digunakan untuk membedakan antar spesies.
• Mitokondria adalah organel yang tertutup membran yang ditemukan pada kebanyakan
sel eukariotik. Mitokondria memiliki membran ganda dengan membran luar halus
sedangkan membran dalamnya berlipat-lipat. Mitokondria ini berfungsi sebagai tempat
untuk memproduksi energi bagi sel Euglena.
• Nukleus juga merupakan organel yang tertutup membran sel (eukariotik) disebut juga
inti sel. Nukleus berisi sebagian besar materi genetik sel berupa molekul DNA linear
panjang yang kompleks dengan berbagai macam protein seperti histon. Nukleus
berfungsi untuk membentuk kromosom. Nukleus pada Euglena mengandung endosom
yang terletak di pusat inti (nukleolus)
• Nukleoulus disebut juga pusat inti atau endosom. Nukleolus berfungsi untuk
menstranskrip dan merakit RNA ribosom (rRNA) dan ikut membelah ketika terjadi
pembelahan secara mitosis namun tidak ikut berperan dalam pembentukan kromosom.
• Uniselullar
• Pada umumnya memiliki satu atau dua flagela yang tidak samq panjang (Heterokontae)
• Bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu
astaxanthin
• Bersifat heterotrof karena memakan bahan organic.
• Dapat bergerak bebas
• Tidak mempunyai dinding sel namun membran tipis tersusun atas lapisan-lapisan protein
berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
• Jumlah genus hanya 40 dan jumlah spesies - /+ 800
• Memiliki bintik mata yang disebut stigma
• Ukuran tubuh antara 30-60 mikron
Euglenophyta dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung
anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat celah sempit yang memanjang
ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan
atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang
sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari.
➢ Cadangan Makanan
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk lain dari polisakarida, jadi bukan
berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi . bentuknya dapat berupa cakram cincin, batang
atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar. Paramylum berupa polysaccharida yang
rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi tidak bereaksi dengan tes pati. Butir
paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Sebagai organisme yang menyerupai tumbuhan, Euglena dapat membuat makanan sendiri
dengan melakukan fotosintesis. Dengan bantuan cahaya matahari, makhluk hidup ini dapat
mengubah klorofil menjadi energi. Selain berfotosintesis, makhluk hidup ini dapat pula
memasukkan bahan makanan melalui mulut sel yang dimilikinya sehingga Euglena dapat disebut
sebagai organisme fotoautotrof dan organisme heterotrof.
D. Reproduksi Euglenophyta
• Aseksual.
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat.
Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika,
kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang
yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak
aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior. Pada genera
yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa
flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella,
dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan
menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu
flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi. Pembelahan sel pada yang
tidak bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-
kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi.
Dalam kasus seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu
selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding
tebal. Bentuk siste ada yang menyenupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda,
bulat atau polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga
berwarna sangat merah. Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam
dinding yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.
➢ Seksual
➢ Distribusi
Euglenophyta memiliki tempat tinggal di air tawar, misalnya air kolam, sawah, danau di
tanah yang lembab. Beberapa jenis Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine,
atau payau-payau bergaram. Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup memberi warna
pada lumpur. Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan kolam
seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah dalam beberapa
jam.Makhluk hidup Euglena biasanya hidup pada air tawar atau air payau yang mengandung
banyak bahan organik. Jenis Euglena yang memiliki zat warna bijau dan merah banyak
berkembang di kawasan kolam atau danau. Euglena dapat tumbuh dengan baik dengan bantuan
sinar matahari, air, karbondioksida dan pupuk. Euglena dapat bertahan dan tetap tumbuh pada
konsentrasi karbondioksida yang tinggi, bahkan dalam konsentrasi 1000 kali dari udara normal.
➢ Ekologi
Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
• Bersifat autorof karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu
astaxanthin (pigmen merah yang menyerupai bintik mata hanya dijumpai pada golongan
Crustaceae).
• Bersifat heterotrof karena memakan bahan organik/ bakteri yang tersedia.
• Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk
butiran dalam sitoplasma.
F. Taksonomi Euglenophyta
Euglenophyta terdiri dari satu kelas, yaitu Euglenophyceae. Ordonya ada tiga, antara lain:
I. Ordo Euglenales
Ada satu famili yaitu Euglenaceae. Contoh genus: Euglena, Phacus, dan Trachelomonas.
Klasifikasi:
a. Phacus longicauda
• Filum : Euglenophyta
• Kelas : Euglenophyceae
• Ordo : Euglenales
• Famili : Euglenaceae
• Genus : Phacus
• Spesies: Phacus longicauda
• Selnya kaku
• bulat dan sangat datar
• berbentuk seperti daun
• Ada satu flagel terlihat
• memiliki kloroplas
• Habitat: Rawa dan kolam.
b. Euglena viridis
• Filum : Euglenophyta
• Kelas : Euglenophyceae
• Ordo : Euglenales
• Famili : Euglenaceae
• Genus : Euglena
• Spesies : Euglena viridis
2. Peranemales/Eutreptiales
Ada satu famili yaitu Eutreptiaceae. Contoh genus: Astacia (morfologis sama seperti Euglena),
Peranema, Hyalophacus.
a. Astacia
ciri-ciri astacia:
• Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki
kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.
Klasifikasi:
• Filum : Euglenophyta
• Kelas : Euglenophyceae
• Ordo : Peranemales/Eutreptiales
• Famili : Eutreptiaceae
• Genus : Astacia
• Spesies : Astacia sp.
b. Paranema
Paranema bersifat holozoik.Cara ingesti Peranema telah dipelajari secara detail. Bagian
akhir anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya
berdekatan dengan reservoir. Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma yang
berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan keluar untuk
berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya untuk kemudian ditelan secara
keseluruhan atau organ rod tersebut dapat digunakan untuk memotong makanan baru kemudian
ditelan dan dihancurkan di dalam vacuola makanan.
3. Rhabdomonadales
a. Colacium calvum
Klasifikasi :
• Filum : Euglenophyta
• Kelas : Rhabdomonadales
• Ordo : Rhabdomonadales
• Famili : Rhabdomonadaceae
• Genus : Colacium
• Spesies : Colacium calvum
Ciri-ciri:
• Bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya. Sel-sel dari
Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada
inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah. Tangkai lendir terbentuk karena
bagian anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir. Mempunyai banyak kloroplas
berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.
• Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah)
sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata. Protoplast dari
Colacium berkembang secara vegetatif. Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang
amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan
satu inti dan kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.
• Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai
yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan
menghasilkan koloni yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk
pohon berbentuk bulat telur atau lonjong. Sel dari stadium/bentuk dendroid atau
palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan satu flagellum dan keluar berupa suatu
zooid yang berenang bebas. Zooid ini berenang beberapa saat sebelum menanggalkan
flagellanya dan menghasilkan dinding.
G. Peranan Euglenophyta
A. Kesimpulan
• Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
• Euglenoida memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel
Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya meruncing
dengan satu bulu cambuk.
• Cara Reproduksi,Aseksual dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau
dalam keadaan istirahat
• Euglenophyta terdiri dari satu kelas, yaitu Euglenophyceae. Ordonya ada tiga, antara
lain:Euglenales, Peranemales/Eutreptiales dan Rhabdomonadales
• Peranan Euglenophyta ada yang menguntungkan da nada yang merugikan. Contoh
Peranan yang menguntungkan, dalam bidang Perikanan Ganggang merupakan
fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi
sebagai makanan ikan. Contoh peranan yang merugikan, mencemari sumber air
penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/nisrinaagustama/pyrophyta-dan-euglenophyta
https://id.scribd.com/doc/94190930/Euglenophyta-Ppt
http://huderi.wordpress.com/
http://www.aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-protozoa.html