Anda di halaman 1dari 13

PHYLUM EUGLENOPHYTA DAN PYRROPHYTA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PROTISTA

yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si,

oleh
Aisyah Sitti Faizah/ 160341606039
Nanda Choirun nisa z.m./ 160341606088
Randa Ersapta/ 160342606304

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2017
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran
inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual. Protista adalah eukariotik (mempunyai
membrane inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Protista dibagi menjadi 3 yaitu, Protozoa, Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan
(Protozoa) memiliki ciri seperti hewan (protozoa). a) Rhizopoda bergerak dan menangkapi
makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh
hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh
hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).c) Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut
getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan
semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae) adalah a)
Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil
sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.b) Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup
di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh:
Ceratium.
Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai protista yang memiliki
ciri-ciri tumbuhan (ganggang / algae) yaitu Euglenophyta dan Pyrophyta.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Euglenophyta dan Pyrrophyta?
2. Bagaimana Ciri-ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta?
3. Bagaimana klasifikasi Euglenophyta dan Pyrrophyta?
4. Bagaimana Anatomi Euglenophyta dan Pyrrophyta?
5. Bagaimana Fisiologi Euglenophyta dan Pyrrophyta?
6. Apa saja peranan dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Agar mahasiswa memahami pengertian Euglenophyta dan Pyrrophyta.
2. Agar mahasiswa memahami Ciri-ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta.
3. Agar mahasiswa memahami klasifikasi Euglenophyta dan Pyrrophyta.
4. Agar mahasiswa memahami Anatomi Euglenophyta dan Pyrrophyta.
5. Agar mahasiswa memahami Fisiologi Euglenophyta dan Pyrrophyta.
6. Agar mahasiswa memahami peranan dari Euglenophyta dan Pyrrophyta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Euglenophyta (Alga Berflagel)


Pengertian Euglenophyta
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa
ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
alga dan protozoa.
Divisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu Euglenophyceae.Sebagian besar
kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada beberapa yang hidup di air laut, contohnya
Eutreptia dan klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup di tempat yang banyak
mengandung bahan organik, hidup bebas senagai zooplankton.Beberpara ada yang bersifat
andozoik, contohnya Euglenomorpha (hidup pada perut berudu Rana sp).
Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit,
holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara heterotrof dan autotrof.Tetapi
yang lebih sering dilakukan adalah secara heterotrof, autotrof dilakukan apabila lingkungan
kurang terdapat bahan organik. Oleh karena itu, Euglenophyceae sering disebut bersifat
miksotrof.
Ciri-ciri Euglenophyta

ciri ciri Euglenophyta


1. Unicelullar
2. Pada umumnya memiliki flagel yang tidak sama panjang (Heterokontae)
3. Jumlah flagel 2 atau 4
4. Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organic
5. Bersifat autotrof, karena memiliki klorofil a dan b, karoten dan beberapa
xanthofilyaitu astaxanthin
6. Bersifat heterotrof karena memakan bahan organic/ bakteri yang tersedia.
7. Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat
berfotosintesis.
8. Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-
lapisan protein berbentuk spiral
9. Memiliki bintik mata yang disebut stigma
10. Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah ini
merupakan astaxanthin
11. Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakarida
12. Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan dibawahnya berupa kerongkongan.
Habitat/Persebaran
Sesuai dengan alat geraknya (flagel) sebagian besar Euglenophyta hidup diperairan
mulai dari air tawar, air laut dan lumpur.Bahkan ekstrimnya, Euglena dapat hidup dalam
perut berudu.
Struktur Sel
Euglenophyta sudah memiliki inti yang tetap dan mempunyai kloroplas seperti pada
tumbuhan tinggi. Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosintesis dan tumbuh seperti
halnya pada tumbuhan tinggi. Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang
menyebabkan mereka dapat bergerak secara aktif. Sel euglenophyta telah mempunyai
bentuk yang tetap, dinding selnya terdiri dari selaput tipis yang dapat mengikuti gerkan sel
euglenoid, yang sewaktu-waktu dapat berubah bentuk.
Bagian-bagian sel euglenophyta
Ujung anterior dari sel yang berupa sitostoma
Gullet terdiri atas leher sempit dan posterior
Flagella
Vakuola kontraktif
Kloroplas
Anatomi Euglenophyta
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan satu pendek
organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu dan tubuhnya dapat
memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang
biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini
dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua.Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta
selaput sel juga terbagi menjadi dua.Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.Sistem
sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik
dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
Fisiologi Euglenophyta
Sistem Reproduksi

Aseksual
Euglena berkembang biak dengn membelah diri yaitu pembelahan biner. Mula-mula
intinya membelah, kemudian diikiuti pembelahan plasmanya secara memanjang. Kemudian
terbentuklah dua sel anak. Setiap sel anak memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti.
Padas el yang bergerak aktif, pembelahan sel memenjang dimulai dari ujung anterior. Pada
genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua,
satu membawa flagellanya dan satu lagi menghasilkan flegella yang baru. Pada yang
mempunyai dua flagella dapat terjadi salah satu sel anakan yang membawa dua flagella
lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi
masing-masing sel anakan memabawa satu flagel dan kemudian masing-masing
menghasilkan satu flagel lagi. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat
beralangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast tidak
keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini akan
terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif
kembali.
Seksual
Adanya kunjugasi/ penggabungan sel vegetatif pada euglenoid yang pernah dijumpai.
Kemudian ada juga yang autogamy (penggabungan dua inti anakan dalam sel) yang pernah
dijumpai pada phacus. Pada umumnya euglena sp. membelah diri sera memanjang
(longitudinal) selama hidup sebagai plankton yang dapat membelah diri waktu berada dalam
kista.
Klasifikasi Contoh
Kelas euglenophyta dibagi menjadi tiga ordo, yaitu:
Euglenales
Peranemales/Eutreptiales
Rhabdomonadales
Contoh spesies dari kelompok Euglenophyta
Euglena (berwarna hijau)
Termasuk semua anggota Euglenophyceae yang selama hidupnya sel mempunyai flagel
dan dapat bergerak. Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni. Kloroplast
berbentuk cakram sampai berbentuk pita. Makanan Euglenophyta sangat bervariasi meliputi
segala organisme hidup. Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan subtract organik yang
cocok maka warnanya akan hilang, tetapi akan berwarna kembali apabila ada cahaya.
Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang berupa cakram
cincin, batang atau bulat, terkadang ukurannya relative besar.
Euglena juga dapat memberi warna pada air apabila didapati dalam jumlah yang banyak.
Biasanya banyak dijumpai dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan
organik.
Klasifikasinya
Kingdom : Protista
Phylum : Euglenophyta
Class : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Euglena
Spesies : Euglenaviridis
Astasia (tidak berwarna)
Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki
kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.
Ordo : Peranemales/Eutreptiales
Famili : Eutreptiaceae
Genus : Astacia
Colacium
Colacium calvum bersifat epizoik pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar
lainnya. Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu
tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk
karena bagian anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak khloroplast
berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.
Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior
(bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata.Pada koloni
bentuk pohon, protoplastnya tidak mempunyai flagella.
Protoplast dari Colacium juga dapat berkembang membentuk stadium telanjang yang
amoeboid, dan berkembang secara vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang
amoeboid dengan 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu
inti dan kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.
Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai
yang tetap melekat pada tangkai induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan
menghasilkan koloni yang berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon
berbentuk bulat telur atau lonjong.
Sel dari stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan
satu flagellum dan keluar berupa suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini berenang
beberapa saat sebelum menanggalkan flagellanya dan menghasilkan dinding.
Ordo : Rhabdomonadales
Famili : Rhabdomonadaceae
Genus : Colacium

B. Pyrrophyta
Pengertian Pyrrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil
A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang
dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk
berfotosintesis. Berwarna kuning coklat.
Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu
sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar
terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel
Ciri-ciri umum Pyrrophyta
Memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana
terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
Memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut
Bentuk sel tunggal.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen
karetinoid.
Tubuh primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri.
Mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah
yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke
arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
atau bentuk spiral pada beberapa belokan.
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose.
Semua tipe mempunyai membran plasma yang berkesinambungan dengan membran flagel
pada bagian luar.
Cadangan makanan berupa amilum yang terdapat dalam sitoplasma.
Struktur tubuh Pyrrophyta
Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut.
Meskipun lebih berfariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Klas dinophyceae motil
tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara melintang oleh girdre (sabuk/ sigulum)
Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi menjadi sejumlah lempengan (teka) dan jumlah
serta susunan karakterisrik pada tingkat marga sulcus letaknya membujur.
Struktur sel Pyrrophyta
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidak adanya
penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel
(theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa.
Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen
karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri,
mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah
yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke
arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal
menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal
mengendalikan air ke arah posterior. Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh
cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri:
apical dan precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun atas 2 seri
transversal: cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu
interkalar posterior.
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan struktur
karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khusus
dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang berkesinambungan
dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat sejumlah pori dalam
amfisema dengan trikosit dalam tipe pori.
Klasifikasi Pyrrophyta
Regnum : Plantae
Divisi : Dinophyta
Kelas : Dinoflagellata
Ordo : Gonyaulacales
Spesies : Gonyaulax balechii
Perkembangbiakan Pyrrophyta
Cara Perkembangbiakan Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu
secara:
a. Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah
dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing masing membuat panser
lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan
pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
b. Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain.
c. Sporik, yaitu dengan zoospora .
Habitat Pyrrophyta
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain
yang hidup dia sungai sungai. Pyrrophyta adalah kompenin yang penting dari plankton,
khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberap spesies adalah benthic atau
terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari
range nututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan
ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem fotosintesis dan
membutuhkan vitamindissebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop.
Peranan Pyrrophyta
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan menghasilkan
warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi
pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah
luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air
atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan
kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang
terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas, antara lain :
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Beberapa ciri morfologi euglenophyta yaitu Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang
merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku, berklorofil, Dinding sel tidak
dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam
plasmalema, Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel
euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi
rongga membulat membentuk reservoir.
Fisiologi dari euglenophyta yaitu bereproduksi secara aseksual yaitu melalui pembelahan
sel dan secara seksual yakni dengan melakukan konjugasi.
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil
A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang
dapat berfotosintesis.
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel
(ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca).
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain yang
hidup dia sungai sungai.
Peranan dari Pyrrophyta, yaitu Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah
luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air
atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan
kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang
terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.artikelbagus.com/2012/07/faktor-biotik-dan-abiotik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komponen_biotik
Anderson,dkk. 2010. Dinoflagellates: A Remarkable Evolutioniary Experriment. American
Journal of Botany. 91(10).1523-1534.
Hasanudin, dkk. 2014. Botani Tumbuhan Rendah. Banda Aceh: Unsyiah.
Susyanti. 2011. Ganggang Api (Pyrrophyta). Blogger.

Anda mungkin juga menyukai