Anda di halaman 1dari 6

Euglenophyta

Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel
dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena
memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat
lembab, contohnya: Euglena.

Filum ini hidup dalam air tawar yang mengandung banyak bahan organik. Pada
permukaan perairan yang tidak bergerak, beberapa genus dari golongan Euglenacae dapat
membuat kista yang menutupi seluruh permukaan perairan dan berwarna hijau, merah,kuning,
atau warna campuran dari ketiganya.

Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada
mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik
mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya
terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya
Euglena viridis,

Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat
memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup
secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan
organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut
pembelahan biner.

SIFAT- SIFAT UMUM

Mempunyai titik merah pada bagian anterior dalam tubuhnya yang sensitive terhadap
sinar, bagian ini dianggap sebagai mata . sehubungan hal tersebut maka filum ini diberi nama
Euglenophyta ( eu berarti sungguh- sungguh, glenos berarti mata) berarti alga yang sungguh-
sungguh mempunyai mata.. filum ini terdidri dari holofitik, saprofitik, dan holozoic tipe.

1. Holofitic tipe mempunyai cadangan makanan karbohidrat yang disebut paramilum,


protein dalam bentuk pirenoid dan lemak; mempunyai flagel yang agak panjang yang
sering kali melebihi panjang tubuhnya. Beberapa species dari filum ini ada yang
menpunyai satu (sebagian besar), 2 atau 3 flagel. Dalam kista, specimen- specimen
melepas flagel nya dan dapat dibuat lagi bila specimen- specimen keluar dari kiasta dan
hidup sebagai plankton.
2. Mempunyai pigmen- pigmen klorofil a, b, dan carotene, sedangkan warna merah yang
ada pada badannya disebabkan oleh adanya hematokrom. Warna merah permukaan air
disebabkan oleh kista- kista dari Euglena haematodes dan Euglena sanguineus yang
berarti merah. Perbedaan antara species haematodes dan sanguenius, terletak pada
panjangnya flagel; E. haematodes flagelnya lebih panjang dari E.sanguenius. golongan
Euglea spp. Mempunyai diding seperti membrane tipis, lunak dan bebtuknya berubah-
rubah bila ada substrat, beberapa juga ada yang bergerak maju dan memperanajng dan
memeperpendek seperti ulat.

Jenis- jenis Phacus, dindinganya keras karena periplast mengeras sehingga sehingga
bentuk nya tidak berubah- rubah. Jenis ini ppi berwarna hijau, ditengah-tengahnya terdapat
makanan cadangan karbohidrat paramilum dan intinya terlihat besar. Pada Phacus, yang masih
hidup terlihat titik merah yang mempunyai fungsi seperti mata. Genus seperti Trachelomonas
spp. Dan Leposinclis yang berdinding tebal sekali berbentuk seperti bola atau kotak didalamnya
terdapat protoplasma mempunyai flagel yang keluar dari diding sel yang tebal

Cara berkembang biak

1. Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat.
Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam lorika,
kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk lorika baru,
sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang
bergerak aktif, pembelahan memanjang sel (longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua,
satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua flagel
lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru atau dapat terjadi
masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian masing-masing
menghasilkan satu flagella lagi. Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat
berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast anakan
tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus seperti ini
akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak
aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding tebal. Bentuk
siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau
polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna
sangat merah. Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding
yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.

2. Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid,
tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel),
pernah dijumpai pada Phacus.
Contoh :
 genera Euglena (berwarna hijau)
 Astasia (tidak berwarna)
 Cryptomonas ( hijau )
 Chilomonas (tidak bewarna)

Pada umumya Euglena spp. Membelah diri secara longitudinal selama hidup sebagai
plankton yang dapat membelah diri waktu berada dalam kista. Genus Euglena dapat
membentuk bermacam –macam kista yaitu:
1. Protective-cystes : kista ini dibentuk untuk perlindungan terhadap bahan- bahan yang
beracun atau sinar matahari yang kuat, misalnya pada waktu pagi hari dan sore hari.
2. Reproductive-cyste : pada kista tersebut protoplasma membelah diri dalam 2 atau 4
bagian dan tiap bagian nanti menjadi satu individu dalam kista tiap individu dapat
bergerak dengan flagel yang terbentuk
3. temporary – cyste : atau resting- cyste terbentuk pada individu beristirahat atau jika ada
matahari yang kuat. Dinding- dinding kista dari selulosa ini dapat membuka dalam 2
bagian simetrik.
Sistematika
Selain dapat dibagi dalam tipe holofitik, saprofitik dan holozoik, Euglenophyta juga
dapat digolongkan atas dasar bentuk dan anatomi spesiesnya:

1. Euglenecae dapat hidup holofitik atau saprofitik artinya ada golongan Euglenaceae yang
holofitk dan ada saprofitik tidak ada specimen yang dapat hidup holofoik dan sekaligus
saprofitik.
2. astaciaacae holozoik dan saprofitik
3. Peranemacae hanya hidup holozoik dan semua hidup secara benthal jika bahan organic
dan sudah menjadi zooflagellata.
Species –species Euglenacae yang sering dijumpai di Indonesia antara lain Euglena
haematodes, E. sanguineus, E.deses, E. viridis, E. acus, E. oxyuris dan E. fragilaria. Species-
spesies E. haemotodes dan E. sanguineus yang menebabkan warna merah permukaan air,
sedangakn E. deses dan E. viridian yang menyebabkan kolam berwarna hijau muda. Spesies E.
spirogyra diberi nama semikian karena lorofilnya berbentuk spiral. Specimen lain yang holofitik
dan masih termasuk Suglenacae ialah Trachelomonas armate, T .hispida, Phacis pleuronectus, P.
Longicauda, P. Oxyurus, P. anomale. Jika terdapat blooming kuning seperti mengandung banyak
humus. Trachelomonas spp. Yang bentuknya bulat, isinya berwarna agak kuning jernih dan
berdiding tebal. Biasanya specimen- specimen ini terdapat pada perairan yang agak termasuk
polisaprobik, yakni masih terdapat proses pembusukan dan sedikit mengadung oksigen.
Euglenacae tidak begitu menguntungkan bagi erikanan. Specimen dari Astasia spp an Peranema
spp yang termasuk holozoik tipe bentuknya hampir tidak berbeda dengan Euglena hanya tidak
berwarna dan tidak mempunyai stigma atau mata yang berwarna merah.
Pada specimen- specimen yang protoplasmanya tersimpan dalam kotak yang tebal
dindingnya, protoplasma keluar dari kotak dan membelah diri, tiap prooplasma baru hasil dari
pembelahan diri, membentuk kotak baru masing- masing.
Makanan Euglena sangat bervariasi meliputi segala organisme.hidup. Cytostoma Euglena
dapat digembungkan dengan sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.
Bila Euglena tumbuh di tempat gelap dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang,
tetapi akan berwarna kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat
menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini tetap tidak berwarna
meskipun ada cahaya. Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh dengan memperlakukan sel Euglena
dengan streptomysin dalam cahaya.
Cadangan makanan Euglena berupa paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut,
bentuknya dapat berupa cakram cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif
besar. Paramylum berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi
tidak bereaksi dengan tes pati. Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum, yaitu
mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena sering kali dapat memberi warna pada air bila dalam jumlah yang banyak.
Banyak dijumpai di dalam kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik. Dalam
bentuk kehidupan yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat
pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan). Beberapa jenis Euglena hidup pada
lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine, atau payau-payau bergaram. Pada tempat ini dapat
tumbuh subur sehingga cukup memberi warna pada lumpur. Jika populasinya di kolam sangat
banyak, maka menyebabkan permukaan kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah
warna menjadi merah dalam beberapa jam.

STRUKTUR SEL
Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta
karena sudah mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada tumbuhan
tinggi. Karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosinthesa dan tumbuh seperti halnya pada
tumbuhan tinggi. Semua euglenoid mempunyai satu atau dua flagella yang menyebabkan mereka
dapat bergerak secara aktif. Selnya telah mempunyai bentuk yang tetap, dinding sel bukan terdiri
dari selulosa melainkan suatu selaput tipis yang dapat mengikuti gerakan sel euglenoid yang
sewaktu-waktu dapat berubah bentuk.
Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, dan dibawahnya berupa “kerongkongan”/gullet.
Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada
beberapa jenis tidak demikian. Gullet terdiri atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian
posterior yang membesar berupa waduk (reservoir). Waduk berhubungan dengan vakoula
kontraktil. Pada genera tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan
panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung
posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx
dan sitostoma. Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka. Genera yang mempunyai dua
flagella, flagellanya sama panjang dan tumbuh ke arah depan tetapi lebih banyak genera yang
flagellanya tidak sama panjang. Flagelnya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe
tinsel).
Pergerakan flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan
flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan. Gelombang dari sistem
undulatory ini lewatnya dari dasar ke ujung dan langsung mengendalikan organisme dalam arah
yang berlawanan atau pergerakan gelombang lewat dari ujung ke dasar dan ini gerakan sentakan
organisme.Sel mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata. Pigmen merah ini
merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan
berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit; tidak dapat hidup dalam
medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan cepat tumbuh bila dalam
medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa jenis hidup secara obligat saprofit
sedang yang lain obligat autotrof, disamping ada yang hidup secara holozoik yaitu dapat
menangkap dan menelan mangsanya seperti pada binatang.
Hubungan antara Euglenophyta dengan alga lainnya masih belum jelas. Melihat adanya
persamaan dalam hal warnanya, maka diduga ada persamaannya dengan Chlorophyta, tetapi
organisasi protoplast antara keduanya jauh berbeda. Dalam kenyataannya kelompok euglenoid
ini mempunyai persamaan dengan Chrysophyta, Dinoflagellata dan Volvox.

Anda mungkin juga menyukai