Anda di halaman 1dari 7

Euglenophyta

Euglenophyta memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


 Unicelullar
 Pada umumnya memiliki flagel yang tidak sama panjang (Heterokontae)
 Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat
sedikit)
 Bersifat autorof apabila terdapat sinar matahari
 Memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu
astaxanthin
 Ketika tidak ada sinar matahri, bersifat heterotrof dengan memakan bahan
organic/ bakteri yang tersedia.
 Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.
 Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas
lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
 Jumlah genus hanya 40 dan jumlah spesies - /+ 800
 Memiliki bintik mata yang disebut stigma
 Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen
merah ini merupakan astaxanthin
 Juga disebut Euglenozoa, euglenoids, euglenophytes
 Sistem pergerakan dengan flagellum
 Prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan flagellum
pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan.
Klasifikasi
Devisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu Euglenophyceae.
Sebagian besar kelompok Euglenophyceae hidup di air tawar, tetapi ada pula yang
hidup di air laut. Euglenophyceae terutama hidup pada tempat yang banyak
mengandung bahan organic, hidup bebas sebagai zooplankton. Beberapa ada yang
bersifat endozoik contoh Euglenomorpha.
a. Euglenophyceae
Euglenophyceae kebanyakan hidup di air tawar. Pergerakan dapat dilakukan
dengan menggunakan flagella. Sekitar sepertiga dari euglenoid mampu melakukan
fotosintesis dan digolongkan kedalam ganggang (alga). Sisanya adalah tidak
berwarna, bersifat heterotrof dan digolongkan dalam protozoa (protista mirip
hewan). Dalam organisme yang melakukan fotosintesis, pigmentasi erat kaitannya
dengan ganggang hijau, akan tetapi keberadaan pigmen karotenoid menunjukkan
bahwa organisme ini dapat bervariasi secara rutin dari warna hijau segar ke kuning
kecoklatan. Dalam beberapa situasi , akumulasi dari astaxanthin karotenoid
memberikan sel pewarnaan merah terang. Euglenophyceae biasanya berbentuk
memanjang dan terdapat beberapa kloroplas dalam satu sel. Reproduksi dilakukan
dengan cara aseksual dan seksual. Pembelahan sel dapat terjadi ketika sel sedang
bergerak atau ketika diam.pembelahan yang berlangsung pada saat sel bergerak,
merupakan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior.
Pembelahan pada saat sel tidak bergerak, sel dikelilingi selubung yang
gelatinous. Seringkali sel anak membelah lagi untuk membentuk koloni palmela
(menyerupai tahap palmela pada Chlamydomonas) yang temperer (sementara
waktu saja). Selama mitosis, pada spesies yang memiliki flagellum, bleparoplas
membelah menjadi dua. Flagellum lama tetap menempel pada salah satu
bleparoplas, dan dari blepharoplas yang satunya tumbuh flagellum baru. Proses
pembelahan selanjutnya seperti mitosis pada umumnya. Adanya
konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid,
tetapi kasus ini masih sangat kabur.Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam
sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus yang
masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.Hal ini pernah dijumpai pada
Phacus.

Gambar……. Euglena, Salah Satu Species dari Klas Euglenophyceae


(Sumber: Sigee, Bellinger, 2010)
Peranan
Positif:
 Bidang Perikanan
Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan
disebut zooplankton) yang berfungsi sebagai makanan ikan.
 Ekosistem Perairan
Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu
sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan,
udang dan serangga air.
 Bidang Industri
Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom
yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai
tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi,
bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).
 Dalam dunia sains
Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan
dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.
Negatif:
 Mencemari sumber air
 Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
Pyrrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen
(klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan
fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis. Berwarna kuning coklat.
Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu
sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah
luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel
A. Ciri-ciri umum Pyrrophyta
1. Memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang
mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
2. Memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut
3. Bentuk sel tunggal.
4. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung
pigmen karetinoid.
5. Tubuh primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri.
6. mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian
tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan
flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan
(cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan.
7. Sel terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.
8. Dinding sel pada umumnya mengandung selulose.
9. Semua tipe mempunyai membran plasma yang berkesinambungan dengan
membran flagel pada bagian luar.
10. Cadangan makanan berupa amilum yang terdapat dalam sitoplasma.
Klasifikasi
Terbagi menjadi 2 kelas:
a. Desmophyceae
- Memiliki flagel yang keluar dari ujung anterior
- Motil
- Memiliki satu ordo: Prorocentrales
- Memiliki dinding sel yang tebal, tersusun atas dua belahan (theca)
- Berbentuk speris, oval, atau tetes air mata
- Terdapat di air tawar, payau, laut
- Contoh: Prorocentrum
b. Dinophyceae
- Flagelnya keluar dari posisi ventral
- Memiliki anggota lebih banyak
- Memiliki 6 ordo:
(1) Dinophysiales
- Bersifat motil
- Hidupnya soliter
- Memiliki dinding sel
- Berbentuk pipih lateral
- Menghasilkan toksin
- Contoh: Ornothocercus
(2) Gymnodiniales
- Sel motil
- Tidak memiliki dinding sel
- Berbentuk oval
- Kosmopolit
- Tidak menghasilkan toksin
- Contoh: Amphidinium
(3) Noctilucales
- Berukuran besar (makroplankton) sampai 2 mm
- Berbentuk bola
- Tidak berdinding sel
- Menghasilkan cahaya
- Memiliki vakuola yang besar
- Pada umumnya holozoic
- Hidup di air laut
- Memiliki tentakel panjang
- Tidak memiliki toksin
(4) Peridiniales
- Berdinding sel (tidak dapat berubah- ubah)
- Motil
- Sebagian besar hidup di laut
- Beberapa spesies memiliki tanduk
(5) Gonyaulucales
- Memiliki dinding yang keras
- Menghasilkan cahaya
- Kosmopolitan
- Contoh: Gonyaulax
(6) Pyrocystales
- Memiliki bentuk speris, bulan sabit, menghasilkan cahaya
- Pada umumnya holofitik

Gambar……. Pyrrophyta (Sumber: Sambamurty, 2005)


Peranan
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan menghasilkan
warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya
terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan red
tides adalah luminescent Spesies lain mungkin mengandung racun yang dapat
dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa
kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyeliabkan keracunan
manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
Daftar pustaka
Bellinger, Edward G., Sigee, David C,. 2010. Fresh Water Algae: Identification
And Use As Bioindicators. UK: Wiley-Blackwell
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Prasetyo, Triastono Imam. 1987. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang:
FPMIPA IKIP Malang
Sambamurty, A.V.S.S. 2005. A Text Book Of Algae. New Delhi: Delhi University

Anda mungkin juga menyukai