BAB I
PENDAHULUAN
1
2
neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat
emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak (Rhariyati, 2008).
Kebanyakan anggota divisi ini disebut dinoflagelata, yakni mencakup
berbagai spesies yang uniseluler, motil, beberapa tanpa membungkus tetapi
sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Ciri yang utama ialah adanya celah
dan alur sebelah luar, masing – masing mengandung satu bulu cambuk dengan
satu alur melintang dan seluruhnya melingkupi selnya, yang satu lagi membujur
dan hanya meluas sepanjang satu sisi. Dinding sel, bilamana ada, acap kali dibagi
– bagi menjadi lempengan selulose poligonal, yang bersambungan sangat rapat.
Beberapa plastid, yang berisi klorofil dan pigmen coklat kekuning – kuningan
tersimpan di dalam sel. Cara perkembangbiakan yang umum ialah pembelahan
sel. Dinoflagelata terutama hidup di dalam air laut meskipun beberapa spesies
terdapat dalam air tawar, kadang – kadang dalam jumlah besar. Sejumlah
dinoflagelata marine bersama dengan binatang laut yang amat kecil, bersifat
pendarfosfor dan memancarkan demikian banyaknya cahaya sehingga sangat
menyolok pada waktu malam, teristimewa jika laut itu terganng. Dinoflagelata,
bersama -sama diatom, sangat penting perananya dalam ekonomi laut (Muliya,
2012).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah ciri umum dan pengklasifikasian dari Pyrrophyta?
2. Bagaimanakah cara reproduksi dari Pyrrophyta ?
3. Apa saja fenomena yang terjadi dengan adanya Pyrrophyta?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ciri umum dan pengklasifikasian dari Pyrrophyta.
2. Mengetahui cara reproduksi dari Pyrrophyta.
3. Mengetahui fenomena terjadi dengan adanya Pyrrophyta.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
3
4
precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2
seri transversal: cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak
sempurna yaitu interkalar posterior.
Dynoflagellata
Kelas: Dinophyceae dan Desmophyceae
Filum :Pyrrophyta atau Dynoflagellata
Berdasarkan letak flagella dan letak alur , pyrrophyta dibagi menjadi dua
kelas yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae. Pada umumnya hidup di laut
beberapa diantaranya hidup di air tawar (Rahayu, 2014).
Para dinophyta (pyrrophyta) sebagian besar adalah organismee planktonik
uniseluler, dengan dinding khas dilengkapi dengan alur-alur longitudinal dan
transversal. Meskipun ada ultra karakteristik umum struktural untuk seluruh
divisi, dua kelas telah diakui oleh sebagian orang, Desmophyceae dan
Dinophyceae. Desmophyceae terkenal karena memiliki dinding sel yang terdiri
dari dua bagian seperti jam gelas. Ujung-ujungnya kadang-kadang diperpanjang
sebagai batas elaborasi, mungkin membantu pengapungan. Flagella yang berasal
di anterior dan sel. Meskipun dinophyceae mencakup beberapa bentuk amoeboid
parasit, biasanya dinding sel, terutama yang dari Dynoflagellata, diperkuat dengan
pelat heksagonal polisakarida, membentuk techa ( Bell, 1992).
Taksonomi, dinoflagellates dipisahkan ke dalam Desmophyceae dan
yang Dinophyceae. Yang pertama adalah kelompok kecil di mana spesies
ditandai dengan memiliki kedua flagella yang timbul dari ujung anterior sel
(Gambar a, b). Dinding sel terdiri dari dua katup longitudinal yang
terpisah selama pembelahan aseksual untuk membentuk dua sel baru dengan
ukuran yang sama (Gambar c) (Anonim, tanpa tahun).
dalam hal masing-masing sel baru membentuk dinding sel yang baru ( Anonim,
Tanpa tahun).
Reproduksi seksual juga terjadi pada beberapa spesies Dynoflagellata. Hal
ini dapat menyebabkan pembentukan berdinding tebal, kista aktif yang menetap di
dasar laut, di mana mereka dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun. Ketika
dipicu oleh perubahan lingkungan, kista tumbuh dan berkembang untuk
menghasilkan sel baru yang kemudian bebas berenang ( Anonim, Tanpa tahun).
Kebanyakan Dynoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual
atau pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organismee menjadi kembaran
identik, theca mereka mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap kembarannya, jadi
tiap kembaran menerima separuh dan meregenerasi separuhnya. Beberapa
generasi tumbuh sebagai filament ketika sel mereka tidak terpisah setelah
pembelahan. Dinoflgellata dewasa bersifat haploid, jadi ketika reproduksi seksual
dimulai, gamet mengalami mitosis, mungkin tumbuh dengan atau tanpa dinding,
terlihat sebagai individu tua dalam versi kecil. Gamet jantan dan betina tidak jelas
dibedakan, tetapi dapat berenang bebas. Setelah penggabungan dua gamet, lalu
menjadi zigot yang aktif berenang, pada kondisi yang tidak menguntungkan, sel
akan membentuk hystrichosphere, ini adalah dorman kapsul yang melindungi
dinoflagelata sampai keadaan menguntungkan kembali (Alia,dkk, 2013).
hewan laut dalam, beberapa jenis serangga, cacing, keong, mikroorganismee, dan
juga jamur, kunang-kunang menyala ( Prakasita, 2012).
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter.
Red tide dapat menyebabkan:
a) Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis.
b) Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan
Cochlodinium.
c) Kematian organismee laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish
poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.
Penyebab dari berkembangnya Dynoflagellata umumnya berhubungan dengan
kondisi lokal (Susyawati, 2011).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga
uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di
malam hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau
Dinophyta disebut juga Dynoflagellata (Yunani, dinos = berputar, flagel =
cambuk) karena memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel,
memiliki dinding sel berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal
dengan alur membujur dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c,
fikobilin, dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela yang terletak di bagian
samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak aktif. Memiliki stigma dan
juga vakuola sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Cadangan
makanan disimpan berupa polisakarida dan minyak. Hidup secara autotrof,
heterotrof dan parisitik.
2. Berdasarkan letak flagella dan letak alur , Pyrrophyta dibagi menjadi dua
kelas yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae.
3. Dynoflagellata bereproduksi secara aseksual dan seksual.
4. Fenomena yang di sebabkan oleh Dynoflagellata yaitu kemampuan
bioluminescence dan pasang merah (red tide).
3.2 Saran
Makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang divisi Phyrropyta.
14
15
DAFTAR RUJUKAN
Berg, Linda. 2008. Introductory Botany Plants, People, and The Environment.
USA : Brooks/Cole.
Rahayu, Sofia Ery. 2014. Bahan Ajar Protista Mirip Tumbuhan. Malang :
Universitas Negeri Malang.
15