Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL PROTISTA DAN FUNGI

Tadris Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Chrysophita dan Phyrrophyta


Ade Ajeng, Fidia Didah, Fuad Assodiqi
Kelompok 5
Biologi B/Tadris IPA-Biologi/IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

a r t i c l e i n f o ABSTRAK
Article history: Dalam artikel ini membahas tentang alga Chrysophyta atau lebih dikenal dengan alga
Presentasi: 15 Oktober 2018 keemasan serta dibahas juga alga Phyrrophyta atau alga api. Chrysophyta memiliki pigmen
dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah
fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler
soliter (contohnya ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada
juga yang multiseluler (contohnya vaucheria). Sedangkan Phyrrophyta atau lebih dikenal
sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air
tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c, tetapi tidak
mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin
dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas.
Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.

1. Pendahuluan/Introduction
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga biasanya berupa
fitoplankton yang hidup melayang di dalam air. Akan tetapi ada pula alga yang hidup di
dasar perairan. Ilmu yang mempelajari alga disebut fikologi. Algae (ganggang) dapat
dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta,
pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta, rhodophyta.berdasarkan pigmen dominannya
ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Chrysophyta atau alga keemasan memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil
yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan
klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (contohnya
ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang
multiseluler (contohnya vaucheria). Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada
dinding selnya maka terdiri dari lorika (ex. Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari
lempengan silicon (ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium
karbonat (ex. Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan
membrannya menunjukkan kewujudan silica.

1
Pyrrophyta atau alga api (Dino Flagellata)adalah alga uniselular (bersel satu)
Berwarna kuning coklat, tetapi memiliki dua flagel yang berbeda, berbentuk pita. Dia
mengandung beberapa pigmen yaitu (klorofil A,C2 dan piridinin,tetapi ada juga yang
mempunyai klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya
dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis. tubuh tersusun atas satu
sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
2. Chrysophyta

2.1 Struktur Sel/Tubuh


Chrysophyta atau ganggang keemasan (yunani, chrysos = emas) memiliki
pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen
lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan
ada yang uniseluler soliter (contohnya ochromonas) atau ada juga yang berkoloni
tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (contohnya vaucheria). Dinding sel
chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan
minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah besifat
eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom (contohnya navicula)
dinding selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar atau hipoteca
dan bagian penutup atau epiteca. Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa
tepung krisolaminarin. Bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin
(leukosin) dan kanjinya tidak menimbun.
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka
terdiri dari lorika (ex. Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon
(ex. Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex.
Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya
menunjukkan kewujudan silica.
a. Isi sel
1) Xantophyceae

2
Terdapat inti sel: bentuk tunggal dan berbentuk banyak inti.
Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b,
β karoten, xantofil.
2) Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil
a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan
dinoxantin.
3) Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β
karotin, xantofil.
b. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga
thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari
dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulum
endoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
c. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER.
d. Alat gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya
tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada
mahluk hidup lain). Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe
akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan
syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan
ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya, chrysamoeba,
memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh
menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat, flagelumnya mungkin
sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling tinggi yaitu
heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan berbentuk
koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan bulu
kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
e. Vakuola kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada
spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil
3
terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur,
mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang
berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
f. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi
adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun
tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan fesikel bentuk cakram atau
kantung.
g. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang
mana berhubungan dengan pembungkus inti.
h. Susunan tubuh:
1) Xantophyceae ada 3 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (botrydiopsis),
berbentuk filamen (tribonema), berbentuk tubular/tidak terbatas
(vaucheria).
2) Chrysophyceae ada 2 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (ochroi),
berbentuk koloni (synura).
3) Bacillariophyceae: berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni dengan
bentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
2.2 Habitat
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut,
air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut
dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan
bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
2.3 Cara Reproduksi
Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif
dan vegetatif. Dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi terjadi menjadi
2 macam yaitu: 1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri
dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru). 2). Sporik dengan membentuk 2
oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan statospora (tipe spora yang unik yang
ditemukan pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla,
tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore
ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).

4
Perkembangbiakan Xantophyceae dengan cara vegetatif yaitu pembelahan sel
dan fragmentasi secara sporik, dengan pembentukan zoopora misalnya tribonema.
Dengan cara pembentukan aplanospora contohnya botrydium, secara gametik dengan
oogamet contoh vaucheria dan isogamete contohnya adalah botrydium.
Perkembangbiakan Chrysophyceae yang dilakukan secara vegetative dengan
membelah secara longitudinal dan fragmentasi ada dua macam yaitu:
a) Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
b) Sporik dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak berflagel) dan
statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada
crysophyta, khususnya pada kelas chrysophyceae dengan membentuk speris dan
bulat. Dinding spora bersilia tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih,
mempunyai lubang atau poredan ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam-macam, yaitu: ada yang
berdinding halus, berornamen, dan berduri ketika bentuk tersebut dapat
diketemukan pada genus yang non motil. Contohnya : chysomonadales. Pada
genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu:
flagel tertarik kedalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya
flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah
hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian
sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali
daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang.
Perkembangbiakan Bacillariophyceae secara vegetatif dengan cara
pembelahan sel, dan secara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara:
partegenesis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan
oogami.
2.4 Klasifikasi
Alga Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning
(Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), dan Kelas Diatom
(Bacillariophyceae).
a. Xanthophyceae

5
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu
warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.

Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak
bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak
secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot.
Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang
cocok menjadi filamen baru. Banyak genus ini yang saprofitik ialah Chloromoeba
artinya amoeba yang berwarna hijau, dapat bergerak seperti amoeba biasa (protozoa)
dan menangkap makanan dari lingkungannya. Stadia generatif seperti zoospora
mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjang dan bentuknya ada 2 macam, yaitu
tinsel-type yang pada flagelnya ada rambut halus dan whiplash-type yang bentuknya
seperti cambuk. Jenis Botryococcus hanya mempunyai 1 spesies yaitu Botryococcus
braunii Kutz, merupakan kosmopolit, termasuk ordo Heterocapsinae dari kelas
Xantophyceae. Spesies ini tidak menguntungkan bagi ikan, karena sukar dicerna.
b. Chrysophyceae
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang
bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura.

Ochromonas Synura
6
Genus-genus yang mempunyai peranan penting ialah Coccolith spp., Synura
spp., Chrysamoeba. Genus Coccolith berukuran sangat kecil (0,5 mm), berdinding
kapur, dan dapat ditemukan sebagai tanah kokolit yang tebal pada dasar laut yang
tidak begitu dalam, sebagai makanan ikan tidak begitu penting. Genus Synura
merupakan koloni kecil yang terdiri dari sel-sel yang berflagel. Genus Chrysamoeba,
bentuknya seperti Amoeba yang mempunyai sedikit klorofil dan hidup seperti
Amoeba biasa, dapat mengambil makanan seperti Rhizopoda, tetapi cara hidupnya
seperti spesies-spesies yang holofitik, jadi menurut sistematika tetap suatu saprofitik
tipe dari Chrysophyceae.
c. Bacillariophycae (Diatomae)
Diatomae banyak ditemukan dipermukaan tanah basah misal, sawah, got atau
parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Tubuh ada yang
uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca)
dan tutup (epiteca). Diatom sebagai plankton mempunyai peranan penting untuk
perikanan karena fitoplankton di laut terdiri atas diatom. Bacillariophycae berarti
bentuknya seperti batang (bacil). Tapi ada juga yang bentuknya tidak seperti batang,
yaitu Surirella dan Biddulphia.
Habitatnya di dalam air sebagai fitoplankton, pada dasar perairan (yang masih
dapat disinari) sebagai bentos atau menempel pada benda lain (hidup atau mati)
sebagai perifiton. Dinding-dindingnya sangat keras dan tidak dapat membusuk atau
larut dalam air, tetapi karena strukturnya poreus, dan terdiri dari tutup dan wadah
yang membuka, amka enzim-enzim dapat melarutkan isi-isi sel diatom. Dindingnya
juga tidak diliputi oleh lendir yang tebal. Diatom dimakan oleh ikan-ikan yang baru
menetas dan juga oleh zooplankton seperti Calanus.
Pada umumnya, mendeterminasi diatom air laut agak lebih mudah daripada
diatom air tawar, karena diatom air laut mempunyai setae yang spesifik bentuknya,
sedangkan diatom air tawar harus melihat sculpture pada dinding-dindingnya.
Navicula, spesies yang paling sederhana bentuknya kira-kira ada 100 spesies, tiap
spesies ditentukan oleh faktor panjang-lebar dan macam-macam garis yang ada pada
tutupnya (raphe side) atau sculpture yang ada di sisinya (lateral side atau girdle side).
Navicula selalu terlihat mirip dengan bentuk perahu.

7
Navicula

Terjadinya tanah diatom sebagai plankton di laut dan danau jika mati atau
keluar dari tubuh segala macam konsumen akan mengendap di dasar laut atau danau
dan berada di sana sampai jutaan tahun tanpa membusuk atau berubah struktur
dindingnya. Dinding diatom mengandung 100% silikat, sehingga tidak dapat hancur
atau busuk.
Permukaan atas dari bagian cawan algae diatomeae memiliki alur yang teratur,
tampak sebagai garis-garis. Berdasarkan corak alurnya, maka algae ini dapat dibagi
menjadi dua bangsa/ordo yaitu : Bangsa Pennales dan bangsa Centrales.
a. Ordo Pennales Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip
(pinnae), berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak
merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus
plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada
tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara
isogami. Contoh : Pinnularia dan Navicula.
b. Ordo Centrales Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton.
Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini
berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang
di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau
dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri,
oogami, serta pembentukan auksospora. Contoh : Melosira dan Cyclotella.
(Adi, 2007)
3. Phyrrophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos= api) atau ganggang api adalah alga uniseluler yang
menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-selnya
mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut juga Dynoflagellata (Yunani,
dinos = berputar, flagel = cambuk) karena memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri

8
atas satu sel, memiliki dinding sel berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal
dengan alur membujur dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c, fikobilin,
dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela yang terletak di bagian samping atau ujung sel
sehingga dapat bergerak aktif (Ahmed, 2013).

Phyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan


protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh
adanya klorofil a dan c, tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas
yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin dan b karoten yang
memberikan warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung
atau minyak.
Phyrrophyta merupakan organisme autotrof uniseluler dan dapat bergerak aktif,
dinding sel dari selulosa, biasanya tubuh diselubungi kutikula, mempunyai habitat di air.
Beberapa spesies Phyrrophyta mampu menghasilkan fluorosens dan melakukan
bioluminesensi atau memancarkan cahaya sehingga laut menjadi terang, contohnya
Noctilluca milliaris.
Banyak dinoflagelata yang mcmiliki klorofil A dan C2 dan peridinin, sementara yang
lain memiliki klorofil A, Ci dan C2 dan fucoxanthin. (Cohen, 1986: 398)
Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup
bersimbiose atau holozoik sehingga dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena
mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panjang.
Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya
kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
Ciri-ciri umum Phyrrophyta adalah sebagai berikut.
a. Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang
berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran.
b. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan pirimidin, sementara yang lain
memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis.

9
c. Pyrrophyta disebut juga dinoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu
sel, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
d. habitat di laut bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan
cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat menghasilkan
cahaya sendiri).
e. Nama dinoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming.
Meskipun kebanyakan dinoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari sel
flagellata, sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah
diketahui.
f. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.
g. Di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.
h. Berkembangbiak dengan membelah diri.
i. Kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. (Muspiroh, 2017)
3.1 Struktur Tubuh

Pembagian Phyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknya


penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup
sel (theca). Pada theca terdapat pelat0pelat seperti baja dengan komponen utama
selulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama
peridinium. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid.
Tubuh dinoflagelata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri,
mempunyai dua flagella, satu terletak dilekukan longitudinal dekat tubuh bagian

10
tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior, sedangkan flagella
yang lain kearah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang
melingkari tubuh atau bentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal
menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum
longitudinal mengendalikan air kearah posterior. (Sudewa, 2010)
Sel dinoflagellata terbagi secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka
dan hipotek. Pada peridinium, epiteka tersusun atas dua seri yaitu apical dan
precingular. Pada beberapa genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri
transversal yaitu cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna
yaitu interkalar posterior.
Gymnodinium merupakan contoh dinoflagellata yang tubuhnya tidak tersusun
oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut, merupakan
dinoflagellata yang cingulumnya terletak ditengah-tengah dan melingkari sel dengan
sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus dinding
sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang yang dua
ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh. Histiophysis mempunyai
bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti layar atau sayap.
(Muspiroh, 2017)
3.2 Habitat
Pyrrophyta hidup lingkungan air laut (kebanyakan) tetapi ada juga di air
tawar. Pyrrophyta . bisa dibilang Dinoflagellata adalah bagian dari pada plankton,
khususnya pada kondisi hangat sebagai penambahan, beberapa spesies adalah
benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki berbagai
jenis nutrisi yang besar, dari ragenutu tropik ke bentuk heterotropik yang mana
terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocyt yang lain.
Dinoflagellata ada yang bisa fotosintesis tapi dengan itu juga dia membutuhkan
vitamin disebut autotrop dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop.
(Anderson, 2010)
3.3 Cara Reproduksi
Pyrrophyta berkembang biak dengan 2 cara yaitu:
a. Secara Aseksual

11
Yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel terdapat panser, hal
tersebut membuat selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara pembelahan
protoplas yang memanjang, lalu keluarlah dua sel telanjang, kemudian masing-
masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang
mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar
yang telanjang.
Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan
sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru). Contoh :
Peridinium.
b. Secara Seksual
Di dalam sel akan membentuk 4 isogamet dan semuanya dapat melakukan
perkawinan antar isogamet yang lain. Sporik, yaitu dengan zoospora contohnya
Gloeonidium dan aplanospora (contohnya Gleonodinium). Dintara protista, siklus
hidupnya dapat berupa:
1) Haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan asexually aktif
mereproduksi) adalah sel haploid, yang menjadi satu-satunya zigot sel diploid
dalam siklus hidup.
2) Sel vegetatif adalah diploid, yang gamet menjadi satu-satunya sel
haploid dalam siklus hidup.
3) Diplohaplontik, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif generasi
haploid. (Anderson, 2010)
3.4 Klasifikasi
Ada sekitar 4.500 spesies dinoflagellata, cotoh umum termasuk Pfiesteria
piscicidia, Gonyaulax catanella dan Noctiluca scintillans.
a. Pfiesteria Piscicidia
Merupakan spesies dinoflagellata banyak dijumpai di lepas pantai North Carolina.
Para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa ia bertanggung jawab atas pembunuhan
sejumlah besar ikan dengan mensekresi racun. Spesies ini memiliki strategi makan
yang menarik. Hal ini diketahui memggunakan racun untuk membunuh ikan
kemudian menunggu untuk mengkonsumsi jaringan yang sloughs dari organisme
yang membusuk. Hal ini membuat salah satu spesies heterotrofik dari beberapa
dinoflagellata.
b. Gonyaulax Catanella

12
Merupakan dinoflagellata yang berputar sangat ketika mereka bergerak dengan
menggunakan dua flagella mereka. Mereka juga salah satu yang terkenal spesies
bercahaya dari dinoflagellata karena mereka mengeluarkan cahaya biru-hijau di
perairan yang mereka huni. Gonyaulax merupakan salah satu Dinoflagellata
bertanggung jawab untuk munculnya pasang merah. Selama pasang merah, banyak
ikan, ikan paus, manatee, dan pantai burung telah mati dalam jumlah besar karena
kondisi anoxic dihasilkan oleh Dinoflagellata mekar. Gonyaulax racun dari hewan
laut juga dapat langsung beracun di bagian atas piramida makanan. Mereka adalah
salah satu unsur utama dari komunitas plankton laut, yang bertanggung jawab untuk
sebagian besar fiksasi karbon fotosintesis di laut. Kista Gonyaulax mungkin
menunjukkan cadangan minyak bumi. Mereka telah berguna bagi industri bahan
bakar fosil. Plankton mati jatuh ke dasar laut telah dikonversi menjadi senyawa
minyak bumi selama jutaan tahun, akibat peningkatan tekanan lapisan sedimen.
Toksin Gonyaulax memiliki aplikasi medis. Paradoksnya, racun Gonyaulax dapat
bermanfaat. Saat ini sedang dilakukan penelitian tentang penggunaan saxitoxin
dimodifikasi secara kimia dalam pengobatan gangguan syaraf dan jantung. Selain itu,
saxitoxin mungkin memiliki kepentingan di masa depan sebagai anestesi local
(Campbell, 2005).
c. Noctiluca Scintillans
Merupakan spesies dinoflagellata heterotrofik yang memakan plankton yang
ditemukan dimuara dan daearah dangkal dari landas kontinen. Spesies ini sering
disebut sebagai kilauan laut karena menunjukkan bioluminesensi dan menjadi sangat
terang ketika terganggu dalam air.
3.5 Fenomena Blooming
Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton
laut, tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenonema menarik yang dihasilkan oleh
Pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme),
seperti yang dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan
Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.
Fenomena lainnya adalah pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta
dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide dapat menyebabkan:
a. Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah (a). Ptychodiscus
brevis, (b). Prorocentrum dan (c). Gymnodinium breve

13
(a) (b)

(c)
b. Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan
Cochlodinium

Ceratium

c. Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish


poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.

14
d. Penyebab dari berkembangnya dinoflagellata umumnya berhubungan dengan
kondisi lokal.
Species yang hidup di air laut dari genus Gymnodinium dan Gonyaulax
menyebabkan pasang merah ( “red tide”) terutama di daerah pantai New England,
Florida, California dan Eropa yang menyebabkan paralitic shellfish poisoning (PSP).
Di bawah kondisi lingkungan yang ideal dan didukung adanya substansi pertumbuhan
menyebabkan populasi species tertentu bertambah jumlahnya, mencapai 20 sampai 40
juta organisme per cm3.
contoh fenomena blooming.

3.6 Peran bagi kehidupan


a. Phyrophycae dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas
plankton laut, tetapi lebih melimpah di perairan tawar.
b. Fenomena menarik yang dihasilkan Phrrophyceae adalah kemampuan
bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), yang menyebabkan laut
tampak bercahaya pada malam hari.
c. Beberapa spesies Flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem
air, yaitu sebagai fiplankton dan zooplankton.

4. Simpulan/ Conclusin
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, kita dapat mengetahui bahwa
crysophyta atau alga keemasan memiliki pigmen dominan karoten berupa xantofil
yang memberikan warna keemasan. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang
uniseluler soliter (contohnya ochromonas) atau ada juga yang berkoloni tidak
berflagellum, dan ada juga yang multiseluler (contohnya vaucheria). Dinding sel
chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan sebagai cadangan
minyak bumi dan pectin. Alga Chrysophyta digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu

15
Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae),
dan Kelas Diatom (Bacillariophyceae).
a. Pada alga phyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau
Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar,
dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c,
tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu
peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin dan b karoten
yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan
makanan berbentuk tepung atau minyak. Pada alga phyrrophyta memiliki
kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), yang
menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.

Daftar Pustaka/References

Adi Y, Suroso dkk.2007. Penuntun Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung: Jurusan


Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Ahmed, S.A.F.M., Arifur R., & M. Belal. H. (2013). Phytoplankton Biodiversity in


Seasonal Waterlogged Paddy Fields, Bangladesh. Ecologia, 3: 1-8.

Anderson,dkk. 2010. Dinoflagellates: A Remarkable Evolutioniary Experriment.


American Journal of Botany. 91(10).1523-1534.

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Ter. dari:
Biology. 5th ed. Oleh Manalu, W. Erlangga: Jakarta.

Cohen Y, Jørgensen BB, Revsbech NP, Poplawski R; Jørgensen; Revsbech; Poplawski.


1986. “Adaptation to Hydrogen Sulfide of Oxygenic and Anoxygenic
PhotosynthesisamongCyanobacteria”, dalam appl. Environ. Microbiol. 51 (2);
398-407.

Muspiroh, Novianti. 2017. Protista dan Fungi. Cirebon: Eduvision

Sudewa. 2010. Biologi. Penerbit PT Grafindo: Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai