Anda di halaman 1dari 8

Euglena

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Jump to navigation Jump to search
Euglena Jump to navigation Jump to search
Euglena

Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota Klasifika
Kingdom: Excavata
(tidak termasuk): Discoba
Euglenozoa
Filum: [1][2]

Kelas: Euglenoidea
Ordo: Euglenales
Famili: Euglenaceae
Euglena
Genus: Ehrenberg,
1830
Euglena adalah genus dari organisme bersel tunggal pada ordo protozoa.[3] Euglena
memiliki karakteristik seperti hewan dan tumbuhan serta masuk ke dalam divisi dari
ganggang Euglenophyta.[3] Contoh spesies dari Euglena adalah E. acusformis, E.
gracilis, E. granulata, E. minima, E. mutabilis, E. oblonga, E. abtusa, dan E.
velata.[3][4]

Sejarah

Euglena diperkirakan mulai hidup setelah 500 juta tahun yang lalu pada zaman
primitif.[5] Euglena ditemukan pada tahun 1660 oleh Antoni van Leeuwenhoek yang
berasal dari Austria.[5] Melvin Calvin kemudian meneliti proses fotosintesis
menggunakan Euglena dan menemukan siklus calvin yang terjadi pada fotosintesis
pada tahun 1950-an.[5] NASA meneliti pertumbuhan Euglena di luar angkasa pada
tahun 1970an.[5] NASA melakukan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan
Euglena dalam mengubah karbondioksida dari astronot menjadi oksigen dengan
bantuan sinar matahari.[5]

Ciri-ciri
Bagian tubuh euglena terdiri dari stigma, vakuola kontraktil, dan cambuk atau
flagela.[3] Stigma adalah bagian pada tubuh Euglena yang berupa titik, bagian ini
biasanya disebut dengan istilah titik mata.[3] Euglena dapat berubah bentuk menjadi
memanjang, hal ini terjadi karena dinding selnya tidak "berdinding kaku".[3] Euglena
memiliki ukuran sangat kecil yaitu panjangnya 0,05mm.[5]

Keunikan

Hal menarik yang terdapat pada Euglena adalah makhluk hidup ini memiliki sifat
seperti hewan dan tumbuhan.[6] Sifat tumbuhan yang dimiliki oleh Euglena adalah
dapat membuat makanan sendiri.[6] Sebagian besar Euglena mempunyai kloroplas
yang digunakan untuk membuat makanan sendiri [3][6] Euglena memproduksi
makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari yang.[6] Sinar matahari dapat
dideteksi oleh makhluk in menggunakan eyesspot berwarna merah yang
dimilikinya.[6] Euglena juga dapat bergerak dan berenang seperti layaknya hewan. [6]

Habitat

Makhluk hidup Euglena biasanya hidup pada air tawar atau air payau yang
mengandung banyak bahan organik.[3] Jenis Euglena yang memiliki zat warna bijau
dan merah banyak berkembang di kawasan kolam atau danau.[3] Euglena dapat
tumbuh dengan baik dnegan bantuan sinar matahari, air, karbondioksida dan
pupuk.[5] Euglenadapat bertahan dan tetap tumbuh pada konsentrasi karbondioksida
ang tinggi, bahkan dalam konsentrasi 1000 kali dari udara normal.[5]

Euglenophyta atau Euglenoid (Yunani, eu = sejati, gleen = mata) adalah divisi kecil
dari kerajaan Protista, terdiri dari ganggang air yang sebagian besar uniseluler,
memiliki bintik mata berwarna merah (stigma), tidak memiliki dinding sel, memiliki
flagela, dan dapat bergerak aktif (motil) seperti hewan, tetapi memiliki klorofil dan
dapat berfotosintesis seperti tumbuhan.

Euglenophyta memiliki klorofil a, klorofil b, dan pigmen karoten. Hasil fotosintesis


disimpan sebagai cadangan makanan berupa polisakarida paramilon. Euglenophyta
hidup sebagai organisme fotoautotrof melalui fotosintesis. Namun bila keadaan
kurang mendukung, misalnya tidak ada cahaya matahari, maka Euglenophyta dapat
juga hidup sebagai organisme heterotrof, yaitu dengan memakan sisa-sisa bahan
organik.

Stigma mengandung fotoreseptor yang ditutupi oleh pigmen berwarna merah.


Stigma berfungsi untuk membedakan kondisi gelap dan terang. Euglenophyta
menunjukkan gerak fototaksis, yaitu gerak berpindah tempat menuju ke arah cahaya
matahari. Sel Euglenophyta tidak memiliki dinding sel, tetapi memiliki lapisan
penyokong membran sel dan protein berupa pelikel yang fleksibel (lentur). Pada
umumnya Euglenophyta memiliki dua buah flagela, yaitu satu flagela berukuran
panjang untuk bergerak dan flagela lainnya berukuran pendek.

Sejarah Euglena diperkirakan mulai hidup setelah 500 juta tahun yang lalu pada
zaman primitif. Euglena ditemukan pada tahun 1660 oleh Antoni van Leeuwenhoek
yang berasal dari Austria. Melvin Calvin kemudian meneliti proses fotosintesis
menggunakan Euglena dan menemukan siklus calvin yang terjadi pada fotosintesis
pada tahun 1950-an.
4. Karakteristik • Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan
(holozoik) karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel
sehingga dapat bergerak bebas, mirip tumbuhan (holofitik) karena memiliki klorofil
dan mampu berfotosintesis • Uniseluler • Pada umumnya memiliki flagel yang tidak
sama panjang berjumlah 2 atau 4 • Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan
organik (di laut sangat sedikit) • Bersifat autotrof, karena memiliki klorofil a dan b, β
karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin (pigmen merah yang menyerupai
bintik mata hanya dijumpai pada golongan Crustaceae). • Bersifat heterotrof, karena
memakan bahan organik/ bakteri yang tersedia. • Hasil fotosintesis disimpan sebagai
paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma • Ada
yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat
berfotosintesis.
5. Sambungan.. • Yang berfotosintesis disebut phototrophic, sedangkan yang
tidak berfotosintesis disebut osmotrophic (makan dengan cara difusi). • Kelompok
yang ketiga disebut phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan) •
Dinfing sel tidak terbuat dari selulosa, namun membran tipis tersusun atas lapisan-
lapisan protein berbentuk spiraal, yang disebut “pellicle”
6. Reproduksi Aseksual • Pembelahan sel yang disebut pembelahan biner,
pembelahan membran terjadi secara longitudinal dimulai dari ujung anterior. Cara
reproduksi ini terjadi pada keadaan optimal. • Membentuk kista, (sel vegetatif
membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi buruk sampai
beberapa waktu lamanya. • Bereproduksi secara autogami, (fusi antara nukleus sel-
sel anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus
yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif. Seksual • Adanya
konjugasi, penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid,
tetapi kasus ini sangat jarang.
7. Pembelahan biner pada Euglenophyta
8. Klasifikasi Euglenophyta, Kelas Euglenoaceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu : •
Order : Euglenales Family : Euglenaceae Genus : Euglena Genus : Phacus Genus :
Trachelomonas • Order : Peranemales/Eutreptiales Family : Eutreptiaceae Genus :
Astacia Genus : Peranema Genus : Hyalophacus • Order : Rhabdomonadales
Family : Rhabdomonadaceae Genus : Colacium Genus : Petalomonas
9. Contoh Spesies a) Euglena (berwarna hijau) Termasuk semua anggota
Euglenophyceae yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel dan dapat
bergerak. Hidupnya soliter, tidak pernah membentuk koloni. Kloroplast berbentuk
cakram sampai bentuk pita. Spesies tertentu dari Euglena yang mempunyai
khloroplast juga menghasilkan pigmen merah (euglenarhodone), yang jumlahnya
dapat demikian banyak sehingga mengaburkan isi selnya. Euglenarhodone adalah
suatu keton karetenoid. b) Astasia (tidak berwarna) Mempunyai bentuk mirip
Euglena, hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas, sehingga bersifat
heterotrof. c) Phacus Phacus mirip juga dengan Euglena, tetapi selnya lebih kaku
karena memiliki keel, kloroplast discoid, tanpa pirenoid, paramylum bodi besar
berbentuk seperti donat dan terletak di tengah sel. Partamylum bodi Lepocinclis
berbentu cincin tetapi di kedua sisi anterior.
10. Sambungan.. d) Peranema Paranema bersifat holozoik. Bagian akhir anterior
tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya
berdekatan dengan reservoir. Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma
yang berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan
keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya
untuk kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat
digunakan untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di
dalam vacuola makanan e) Colacium Colacium calvum bersifat epizoik pada
copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya. Sel-sel dari Colacium
dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada inangnya,
ujung anterior sel menghadap ke bawah. Tangkai lendir terbentuk karena bagian
anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir. Mempunyai banyak khloroplast
berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid.
11. a) Euglena b) Astasia
12. c) Phacus d) Peranema
13. e) Colacium
14. Nilai Ekonomi Positif :  Bidang Perikanan : Ganggang merupakan
fitoplankton (plankton tumbuhan ; plankton hewan disebut Zooplankton) yang
berfungsi sebagai makanan ikan.  Ekosistem Perairan : Dalam ekosistem perairan,
ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan
oksigen bagi hewan- hewan air seperti ikan, udang dan serangga air.  Bidang
industri : Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel
diatom yang hidup dijaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai
tanah diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan
dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori)  Dalam dunia sains, Euglena
sering dijadikan sebagai objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan
sebagai indikator adanya pencemaran organik. Negatif :  Mencemari sumber air 
Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau.
15. Terima kasih

uglenophytha (Alga berflagel)• Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang


mirip hewan (holozoik) karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak
berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas, mirip tumbuhan (holofitik) karena
memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis.• Uniseluler• Pada umumnya memiliki
flagel yang tidak sama panjang berjumlah 2 atau 4• Umumnya hidup di air tawar
yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)• Bersifat autorof karena memiliki
klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin (pigmen merah
yang menyerupai bintik mata hanya dijumpai pada golongan Crustaceae).• Bersifat
heterotrof karena memakan bahan organik/ bakteri yang tersedia.• Hasil fotosintesis
disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam
sitoplasma.
10. • Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.• Yang berfotosintesis disebut phototrophic, sedangkan yang
tidak berfotosintesis disebut osmotrophic (makan dengan cara difusi).• Kelompok
yang ketiga disebut phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)•
Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-
lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut “pellicle”
11. ReproduksiAseksual• Pembelahan sel yang disebut pembelahan biner,
pembelahan membran terjadi secara longitudinal dimulai dari ujung anterior. Cara
reproduksi ini terjadi pada keadaan optimal.• Membentuk kista, (sel vegetatif
membulat dan berdinding tebal) yang cukup tahan terhadap kondisi buruk sampai
beberapa waktu lamanya.• Bereproduksi secara autogami, (fusi antara nukleus sel-
sel anak). Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk empat nukleus
yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.
12. Seksual• Adanya konjugasi, penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai
pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini sangat jarang.
13. Pembelahan biner
14. KlasifikasiEuglenophyta, Kelas Euglenoceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:•
Order: Euglenales Family: Euglenaceae Genus: Euglena Genus: Phacus Genus:
Trachelomonas• Order: Peranemales/Eutreptiales Family: Eutreptiaceae Genus:
Astacia Genus: Peranema Genus: Hyalophacus• Order: Rhabdomonadales Family:
Rhabdomonadaceae Genus: Colacium Genus: Petalomonas
15. Astacia Sp. Euglena Sp. Colacium Sp.
16. Peranan Phyrrophytha (Alga api)Positif: Dinoflagellata dalam jumlah yang
kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut, tetapi lebih melimpah di perairan
tawar. Kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang
dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan Peridinium
sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.Negatif:–
Menyebabkan pasang merah (red tide) yaitu blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta
sel per liter. Pada kondisi demikian, ganggang api dapat mengeluarkan toksin
(racun). Toksin tersebut dapat terakumulasi di dalam tubuh hewan penyaring
makanan (filter feeder), misalnya tiram dan kerang.
17. Peranan EuglenophythaPositif: Bidang Perikanan Ganggang merupakan
fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton) yang
berfungsi sebagai makanan ikan. Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan,
ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan
oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga air. Bidang
Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom
yang hidup di jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah
diatom. Tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar
industri kaca, dan penyaring (karena berpori). Dalam dunia sains, Euglena sering
dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan
sebagai indikator adanya pencemaran organik.Negatif:– Mencemari sumber air–
Penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
2) Euglena
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Philum : Protozoa
Sub-Philum : Sarcomastigophora
Kelas : Phitomastigophora
Family : Euglenoidae
Genus : Euglena
Species : Euglena Viridis
Morfologi
Euglena memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan diselimuti oleh
pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana ujung tubuhnya
meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Euglena
juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Euglena
memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah
makanan yang berupa hewan – hewan kecil dicerna.
Anatomi
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan
satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang
tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik.
Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan
pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya
nukleus menjadi dua. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga
terbagi menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi
euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik
dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu
dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
Euglena adalah sel tunggal memanjang runcing diujung posterior, dan tumpul
pada ujung anterior. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang
berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung
posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk
(flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini
juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian
posterior, celah ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.
Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang
sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh
selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap.
Habitat
Euglena berhabitat di habitat air tawar dan melimpah di daerah ini, seperti di
kolam peternakan atau parit saluran air, yang mengkonsumsi kotoran
binatang. Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada
saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak
terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zatorganik yang terlarut di sekitarnya.
Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel.
Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitop. Euglena
adalah hewan bersel satu berwarna hijau, karena berklorofil, merupakan suatu
marga dari hewan-hewan mastigophora. Hidup dalam kolam dan sering membuat
lapisan permukaana air yang berwarna hijau
Euglena banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering memberikan warna hijau
pada air kolam. Hal in disebabkan hewan tersebut memiliki kloroplas didalam
tubuhnya. Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval
memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk
bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk
membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas
yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena
viridisz.
Filum EuglenophytaEuglena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1) berwarna hijau
karena mengandung klorofil,2) sel berbentuk oval memanjang,3) di salah satu
ujungnya terdapat mulut sel,4) dari mulutnya muncul satu flagela (cambuk) yang
berfungsi sebagai alat gerak, dan5) mempunyai bintik mata yang terletak di dekat
mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang.

11. Cara Euglena Memperoleh MakananSebagai organisme yang menyerupai


tumbuhan, Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan melakukan
fotosintesis.
12. Cara Euglena Bereproduksi• Reproduksi Euglena dilakukan dengan
membelah diri. Dari pembelahan ini akan dihasilkan dua sel anak. Setiap sel anak
mempunyai inti sel, membran sel, dan sito

plasma.

Anda mungkin juga menyukai