Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN LAHAN DAN KEMAMPUAN LAHAN DI

KECAMATAN COBLONG

TATA GUNA TANAH

KELOMPOK KECAMATAN COBLONG

Salma Tri Wahyuni 24-2018-088


Chaerul Hisyam 24-2018-091
Prasidya Shidqi 24-2018-096
Andiny Sri Rahayu 24-2018-109
Rizky Rangga Reskyan 24-2018-118

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAN

INSITUT TEKNOLOGI NASIONAL


2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia ,baik secara
permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumber
daya buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan tujuan untuk mencukupi
kebutuhan-kebutuhannya baik secara kebendaan maupun spiritual ataupun kedua-
duanya (Malingreau,1977). Dalam rangka pembangunan nasional dan sektoral
pengelolaan sumber daya lahan dan aspek pendukungnya menempati posisi yang
semakin penting. Kenyataan ini ditunjukkan dengan makin tingginya kegiatan
pemerintah dan masyarakat yang langsung berhubungan dengan fungsi lahan.
Kemampuan lahan (land capability) adalah penilaian lahan secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang
merupkan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta mengidentifikasi
kemampuan lahan, kesesuaian lahan, daya dukung dan daya tampung Kecamatan Coblong.
1.3 Sasaran
Adapun sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya kemampuan lahan Kecamatan Coblong.
2. Teridentifikasinya kesesuaian lahan Kecamatan Coblong.
3. Teridentifikasinya daya dukung dan daya tampung Kecamatan Coblong.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan

No Aspek Variabel Indikator

1 Fisik Penggunaan lahan Jenis setiap guna lahan


No Aspek Variabel Indikator

Ada beberapa kegiatan yang diidentifikasi dari Kecamatan Coblong, antara lain :

1. Identifikasi fisik dan lingkungan meliputi penggunaan, kualitas dan kesesuaian


pemanfaatan lahan.
2. Identifikasi kemampuan lahan, kesesuaian lahan, daya dukung, dan daya tampung.
3. Identifikasi ketersediaan, penggunaan, kualitas hingga kesesuaian pemanfaatan
sarana dan prasarana meliputi jumlah, jangkauan, pemenuhan kebutuhan publik
hingga penyebaran dengan tersedianya sarana juga prasarana.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Kecamatan Coblong merupakan salah satu wilayah di bagian utara Kota Bandung.
Kecamatan Ujung Berung memiliki luas lahan 735 Ha yang secara administrasi berbatasan
dengan :

a. Bagian Utara : Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.


b. Bagian Timur : Kecamatan Cibeunying Kaler.
c. Bagian Selatan : Kecamatan Bandung Wetan.
d. Bagian Barat : Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Cidadap.

1.5. Kerangka Pemikiran

Latar Belakang

 H

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan lahan?


2. Bagaimana kesesuaian lahan?
2. Bagaimana daya dukung dan daya tampug?
Pengumpulan Data Pengumpulan Data Kajian Teori
(Primer) (Sekunder)
 Pedoman dan
 Observasi  Dokumen Peraturan
RDTR  Kebijakan RTRW
 Kemampuan lahan

Analisis

 Identifikasi penggunaan lahan


 Identifikasi kemampuan lahan
 Daya dukung dan daya tamping
 Identifikasi kesesuaian lahan
 Arahan rencana pola ruang

Hasil Akhir

 Kesimpulan
 Saran

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1.6.1 Survei Sekunder
Survei sekunder pada penelitian ini diakukan dengan pengumpulan
dokumen-dokumen berupa produk tata ruang seperti Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) SWK Coblong Tahun 2011 , Rencana Strategis Kecamatan
Coblong.
1.6.2 Survei Primer
Survei primer pada penelitian ini dilakukan melalui observasi langsung
pada wilayah survei yang meliputi tiga kelurahan di Kecamatan Coblong
Bandung, yaitu Sekeloa, Dago, dan Sadangserang.
1.6.2. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan sedemikian rupa sehingga mampu menjelaskan tujuan dan
sasaran studi yang telah ditetapkan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ialah melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.
1.6.2.1 Metode Analisis Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian
generalisasi.
1.6.2.1.1. Metode Analisis Deskripsi
Analisis deskriptif digunakan untuk menemukan pengetahuan
dan mesndeskripsikan atau memberi gamabaran yang seluas-luasnya terhadap
objek penelitian dan untuk mengukur gejala yang ada berdasarkan hasil survei
yang telah dilakukan pada Kelurahan Dago, Sekeloa, dan Sadangserang.

1.6.2.1.2. Analisis Spasial


Analisis spasial digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
kesesuaian lahan di wilayah penelitian berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Analisis ini menggunakan Software ArcGis dalam mengolah peta
dengan kriteria tertentu.

1.6.2.2 Metode Analisis Kuantitatif


Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
variable dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan
memberikan symbol – symbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pedoman dan Peraturan
Pedoman dalam kamus besar merupakan hal atau pokok yang menjadi dasar,
pegangan, acuan, atau petunjuk untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu.
Dalam perencanaan pedoman merupakan acuan bersifat umum, yang harus
dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan
daerah setempat.
Peraturan adalah perangkat yang berisi patokan dan ketentuan untuk
dijadikan pedoman yang merupakan hasil dari keputusan yang telah disepakati
dalam suatu organisasi yang bersifat mengikat, membatasi dan mengatur dan harus
ditaati serta harus dilakukan untuk menghindari sangsi dengan tujuan menciptakan
ketertiban, keteraturan, dan kenyaman.

2.2 Kebijakan RTRW Kota Bandung


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW
provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota,
rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan
kawasan strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

2.3 Kemampuan Lahan


Kemampuan lahan merupakan penilaian lahan secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan karakteristik
mencakup sifat.

2.4 Daya Dukung dan Daya Tampung


Daya dukung diartikan sebagai kapasitas atau kemampuan lahan yang
berupa lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Esensi dasar dari daya dukung adalah perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan ( supply – demand ). Hal ini menjadi penting kerena supply umumnya
terbatas, sedangkan demand tidak terbatas.
Daya tampung merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energy, dan komponen lain.
Daya dukung dan daya tampung dalam perencanaan tata ruang
dimaksudkan agar pemanfaatan ruang berdasarkan tata ruang nantinya tidak
sampai melampaui batas – batas kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung
dan menampung aktivitas manusia tanpa mengakibatkan kerusakan lingkungan.

2.5 Kesesuaian Lahan


Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan
tertentu. Kesesuaian lahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu ; kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan lindung dibagi menjadi kawasan yang memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan suaka alam, kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan, kawasan Rawan Bencana, dan kawasan
perlindungan setempat. Sedangkan kawasan budidaya dibagi menjadi kawasan
kehutatan, kawasan pertanian, kawasan galian c, kawasan permukiman, kawasan
industri, kawasan pariwisata, dan kawasan perdagangan.
BAB 3

GAMBARAN UMUM
3.2. Karakter Fisik Wilayah
3.2.1. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative
terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau
derajat.
3.2.2. Topografi
Bentuk alami permukaan tanah berupa relief topografi dan kemiringan
lahan. Merupakan salah satu faktor dalam menentukan kemampuan tanah
untuk menampung kegiatan-kegiatan di atasnya. Wilayah Sadang Serang
Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong memiliki bentuk wilayah
datar / berombak. Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Sadang
Serang berada pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut. Suhu
maksimum dan minimum di Kelurahan Sadang Serang berkisar 20°C.
3.2.3.Morfologi
Morfologi merupakan konsep yang berkaitan dengan bentuk permukaan
bumi dan aktivitas manusia.
3.2.4.Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi,runoff dan infiltrasi. Curah
hujan di kelurahan Sadang Serang berkisar 243,63 mm/th dan jumlah hari
dengan curah hujan yang terbanyak sebesar 45 hari.
3.2.5.Jenis Tanah
3.2.6. Bencana Alam
Bencana alam merupakan suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi manusia. Berbagai permasalahan bencana alam seperti
kelangkaan air baku, menurunnya kualitas air tanah, banjir, dan sedimentasi
di kawasan cekungan Bandung .
3.2.7.Tutupan Lahan
3.3......................................................................................................................
Kependudukan
Tabel Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di Kecamatan
Coblong Tahun 2013 – 2017

Kepadata
N Luas n/ Ha Pendudu Pendudu Pendudu Pendudu Pendudu
o Kelurahan (Ha) ( Orang ) k 2013 k 2014 k 2015 k 2016 k 2017
1 Cipaganti 34 367 12.479 12.469 6.435 10.378 10.211
Lebak
2 Siliwangi 100 49 4.922 4.921 2.645 4.238 4.291
3 lebak Gede 101 154 15.563 15.522 8.090 16.085 16.322
Sadang
4 Serang 133 210 27.939 27.917 14.279 28.038 24.527
5 Sekeloa 117 265 31.033 31.011 16.674 25.699 32.862
6 Dago 258 153 39.594 39.565 20.907 29.452 29.970
Jumlah 743 177 131.530 131.435 69.030 113.890 118.183
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2013 – 2017

Keterangan:

Wilayah studi

Berdasarkan Tabel Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan di
Kecamatan Coblong Tahun 2013 – 2017. Kecamatan Sadang Serang dari tahun 2013 – 2014
mengalami sedikit penurunan jumlah penduduk, pada tahun 2015 mengalami penurunan
jumlah penduduk yang sangat jauh namun pada tahun 2016 mengalami kenaikan jumlah
penduduk yang jauh juga, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan jumlah penduduk.
Kecamatan Sekeloa pada tahun 2013 – 2014 mengalami sedikit penurunan jumlah penduduk,
namun dari tahun 2015 – 2017 mengalami peningkatan jumlah penduduk. Dan pada
Kecamatan Dago pada tahun 2013 – 2015 mengalami penurunan jumlah penduduk, tetapi
dari tahun 2016 – 2017 mengalami peningkatan jumlah penduduk.

Kecamatan yang memiliki kepadatan yang tinggi ada pada Kecamatan Sekeloa
dengan jumlah kepadatan 265. Jumlah penduduk yang tertinggi ada pada Kecamatan Dago
dengan total jumlah penduduk dari tahun 2013 – 2017 adalah 159.488 jiwa.
Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di Kecamatan
Coblong Tahun 2013

Jenis Kelamin
N L P
o Kelurahan (Orang) (Orang) L + P (Orang)
1 Cipaganti 6.443 6.036 12.479
Lebak
2 Siliwangi 2.648 2.274 4.922
3 lebak Gede 8.101 7.462 15.563
Sadang
4 Serang 14.297 13.642 27.939
5 Sekeloa 16.695 14.338 31.033
6 Dago 20.933 18.661 39.594
Jumlah 69.116 62.414 131.530
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di


Kecamatan Coblong Tahun 2013, Jenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan
dengan jenis perempuan. Dan jumlah penduduk tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
Kecamtan Dago dengan total jumlah penduduk 39.594 jiwa.

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di Kecamatan


Coblong Tahun 2014

Jenis Kelamin
N L P
o Kelurahan (Orang) (Orang) L + P (Orang)
1 Cipaganti 6.410 6.059 12.469
Lebak
2 Siliwangi 2.635 2.286 4.921
3 lebak Gede 8.059 7.493 15.552
Sadang
4 Serang 14.225 13.692 27.917
5 Sekeloa 16.611 14.400 31.011
6 Dago 20.827 18.738 39.565
Jumlah 68.767 62.668 131.435
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2014

Berdasarkan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di


Kecamatan Coblong Tahun 2014, Jenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan
dengan jenis perempuan. Dan jumlah penduduk tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
Kecamtan Dago dengan total jumlah penduduk 39.565 jiwa.
Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di Kecamatan
Coblong Tahun 2015

Jenis Kelamin
N L P
o Kelurahan (Orang) (Orang) L + P (Orang)
1 Cipaganti 6.435 6.088 12.523
Lebak
2 Siliwangi 2.645 2.298 4.943
3 lebak Gede 8.090 7.528 15.618
Sadang
4 Serang 14.279 13.759 28.038
5 Sekeloa 16.674 14.471 31.145
6 Dago 20.907 18.828 39.735
Jumlah 69.030 62.972 132.002
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2015

Berdasarkan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di


Kecamatan Coblong Tahun 2015, Jenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan
dengan jenis perempuan. Dan jumlah penduduk tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
Kecamtan Dago dengan total jumlah penduduk 39.735 jiwa.

Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di Kecamatan


Coblong Tahun 2016

Jenis Kelamin
N L P
o Kelurahan (Orang) (Orang) L + P (Orang)
1 Cipaganti 5.124 5.254 10.378
Lebak
2 Siliwangi 2.099 2.139 4.238
3 lebak Gede 7.940 8.145 16.085
Sadang
4 Serang 14.279 13.759 28.038
5 Sekeloa 13.365 12.334 25.699
6 Dago 14.348 15.105 29.452
Jumlah 57.154 56.736 113.890
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di


Kecamatan Coblong Tahun 2016, Jenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan
dengan jenis perempuan. Dan jumlah penduduk tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
Kecamtan Dago dengan total jumlah penduduk 29.452 jiwa.
Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di Kecamatan
Coblong Tahun 2017

Jenis Kelamin
N L P
o Kelurahan (Orang) (Orang) L + P (Orang)
1 Cipaganti 5.139 5.072 10.211
Lebak
2 Siliwangi 2.105 2.186 4.291
3 lebak Gede 8.021 8.301 16.322
Sadang
4 Serang 12.743 11.784 24.527
5 Sekeloa 16.955 15.907 32.862
6 Dago 14.650 15.320 29.970
Jumlah 59.613 58.570 118.183
Sumber : Kecamatan Coblong Dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di


Kecamatan Coblong Tahun 2017, Jenis kelamin laki – laki lebih banyak dibandingkan
dengan jenis perempuan. Dan jumlah penduduk tertinggi berdasarkan jenis kelamin adalah
Kecamtan Dago dengan total jumlah penduduk 29.970 jiwa.

3.3 Sarana dan Prasarana

BAB IV

ANALISIS
4.1. Identifikasi Penggunaan Lahan
4.2. Identifikasi Kemampuan Lahan
4.3. Daya Dukung dan Daya Tampung
4.4. Identifikasi Kesesuaian Lahan
4.5. Arahan Rencana Pola Ruang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai