Anda di halaman 1dari 8

BAB III

Metode Perancangan

3.1 Proses Perancangan


3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan
Penelitian yang dilakukan dalam upaya penataan ulang Kawasan
sekitar Jakarta International Stadium atau dikenal dengan sebutan
Kawasan Warakas memiliki ruang lingkup yang cukup luas. Untuk
mendapatkan kesimpulan dari permasalahan yang ada pada Kawasan
Warakas, Maka ruang lingkup penelitian pada Kawasan ini dibatasi oleh
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Karakteristik lokasi penelitian, yang berisi tentang gambaran umum
Kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, DKI Jakarta, dan
data pendukung lainnya yang diperlukan dalam penelitian.
2. Upaya dalam pemecahan masalah yang ada di Kawasan Warakas, dan
alasan mengapa Kawasan ini cocok untuk dilakukan penataan ulang.
3. Data hasil dokumentasi lokasi dan wawancara terhadap warga
setempat, maupun hasil pencarian data dari internet akan mengarah
kepada hasil dari upaya penataan ulang Kawasan Warakas dalam
penyelesaian masalah yang ada di Kawasan tersebut.
Kesimpulan yang didapatkan dari beberapa Batasan yang telah
dijelaskan untuk penataan ulang Kawasan Warakas, akan berupa
rancangan secara keseluruhan pada Kawasan yang ada dengan tema
Arsitektur Ekologis dan dengan pendekatan sistem drainase berkelanjutan.
Ruang lingkup yang membatasi rancangan pada Kawasan ini yaitu
berbatasan langsung dengan Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta
Utara. DKI Jakarta. Dengan luasan lahan kurang lebih 100,4 Ha atau
1.004.000 m2. Permasalahan yang dikaji meliputi tatanan ulang
perumahan yang terdapat pada Kawasan tersebut menjadi lebih teratur dan
rapih, pemasangan sistem drainase berkelanjutan yang akan menghindari
atau mengurangi dampak bencana banjir yang selalu menghampiri
Kawasan tersebut. Selain itu, terdapat beberapa permasalahan arsitektural
yang ada di Kawasan Warakas, diantaranya sirkulasi, pola tatanan ruang,
serta perencanaan dan pengaturan utilitas bangunan. Serta rancangan ini
akan merubah citra Kawasan yang semula memiliki kesan kumuh, banjir,
kotor, tidak teratur, menjadi citra Kawasan yang bersih, nyaman, dan layak
huni.
Sedangkan Batasan pada tema arsitektur ekologis yaitu merancang
ulang Kawasan dengan memperhatikan makhluk hidup lainnya dan
lingkungan sekitar Kawasan, dengan perancangan yang mampu untuk
menghidupkan Kembali biodiversitas yang telah tersingkirkan oleh
padatnya penduduk yang bermukim di Kawasan tersebut. Sebagai
pendukung tema arsitektur ekologis, maka dalam perancangan ini akan
menggunakan 30% bagian dari Kawasan untuk membuat lahan hijau yang
multifungsi baik untuk manusia dan biodiversitas yang akan
menggunakan lahan tersebut sebagai lahan singgah maupun menetap.
Batasan lainnya pada konsep pendekatan sistem drainase
berkelanjutan adalah pembuatan saluran air yang mampu menampung air
buangan yang mengakibatkan banjir untuk di salurkan Kembali ke hilir
sungai dengan pemanfaatan bak penampung. Serta menyediakan air bersih
yang layak konsumsi untuk pemukiman yang ada di Kawasan tersebut.
Dengan memberikan Batasan ruang lingkup penelitian pada
rancangan, maka hasil rancangan ini akan mampu memecahkan dan
menjawab pertanyaan dari permasalahan yang ada di Kawasan Warakas
pada saat ini dan di masa yang akan datang.
3.1.2 Metode Penelitian Rancangan
Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan
hasilnya (konkret) dalam penelitian di lapangan, maka peneliti
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengertian metode kualitatif
sebagaimana yang dikemukakan dalam buku Introduction to Qualitatif
yang ditterjemahkan oleh Arief Furqon, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghsilkan data deskripsi baik ucapan maupun tulisan
dan perilaku yang dapat diambil dari orang orang atau subjek itu sendiri
(Bagdan dan Taylor, 1992: 21-22).
Namun sebagaimana yang dikemukakan oleh Kirk dan Miller
yang dikutip oleh Lexy J.Moleong, metode penelitian kualitatif
merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya
sendiri. Dan berhubungan dengan orang orang tersebut, pembahasannya
dan peristilahannya. (Lexy,2003:13).
Dari definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat menarik
kesimpulan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang dilakukan oleh peneliti kepada orang atau masyarakat
yang berada pada Kawasan yang diteliti atau objek pada Kawasan untuk
mendapatkan data deskriptif. Adapun metode penelitian yang akan
diterapkan pada perancangan penataan ulang Kawasan Warakas ini adalah
sebagai berikut :

3.1.2.1 Teknik Pengumpulan Data


Agar data yang diperoleh Valid atau sesuai dengan kejadian yang
terjadi, dalam penelitian ini perlu ditentukan Teknik pengumpulan data
yang sesuai dengan rencana perancangan. Dalam perancangan ini, maka
akan diambil metode untuk penelitian sebagai berikut :
1. Observasi
Metode Observasi merupakan sebuah metode yang digunakan
dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan data secara
sistematis terhadap fenomena yang akan diselidiki. Menurut
Suharsimi Arikunto, Observasi atau disebut pula sebagai pengamatan,
dapat meliputi penglihatan, penciuman, perabaan, dan pengecap
(Arikunto,2002:133).
2. Interview
Interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.
3. Metode Dokumentasi
Di dalam metode dokumentasi, tidak hanya sekedar mengambil
gambar yang dilakukan dengan media kamera atau sketsa. Namun
dalam metode ini perlu adanya penelitian yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data yang dimiliki oleh Lembaga dan peneliti wajib
Menyusun dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.
3.1.2.2 Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dikumpulkan menjadi satu yang
kemudian akan disajikan secara deskriptif kualitatif. Yang dimaksud
dengan deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan data melalui bentuk kata kata
yang tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang diamati
(Moleong,2003:3). Sehingga dalam penelitian deskriptif kualitatif,
perancangan yang direncanakan harus menggambarkan realita atau
kejadian sebenarnya yang sesuai dengan hasil penelitian, dan pengamatan
yang didapatkan dari objek pada Kawasan tersebut. Dan menyajikannya
secara rinci, detail, dan tuntas.
3.2 Metode Analisis Sintesis
Dalam proses Analisa dan Sintesa, maka dilakukan pendekatan yang
merupakan suatu tahap kegiatan yang terdiri dari rangkaian yang
menelaah kondisi Kawasan. Metode yang diigunakan dalam proses
Analisa – sintesa dalam kajian ini akan dijelaskan sebagai berikut :
3.2.1 Analisis
Proses Analisa terbagi menjadi dua bagian yaitu Analisa Makro
dan Analisa Mikro. Analisa makro merupakan Analisa dalam skala
Kawasan yaitu Analisa tapak. Sedangkan Analisa mikro merupakan
Analisa terhadap objek perencanaan meliputi Analisa pelaku, Analisa
aktifitas, Analisa ruang, Analisa citra, Analisa bangunan, Analisa elemen
fisik, serta Analisa struktur dan utilitas.
Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisa Kembali
menggunakan pendekatan programatik yaitu dengan menggunakan teori
teori perancangan arsitektur yang berkaitan dengan perancangan
Kawasan.
3.2.1.1 Analisis Tapak
Analisis Tapak sangat memperhatikan 3 konteks utama
yang sistematis, yaitu:
a. Konteks ruang dan tapak (alami dan buatan)
b. Konteks perilaku (kegiatan sosial dan ekonomi)
c. Konteks persepsi (kegunaan ruang)
Analisis tapak dengan menggunakan metode tautan maka
akan menghasilkan program tapak yang terkait dengan fungsi dan
fasilitas yang akan diwadahi pada perencanaan Kawasan meliputi
Analisis Aksesibilitas, Analisis View dan Orientasi, serta Analisis
Zoning Tapak. Berikut Analisa yang telah dilakukan sehingga
mendapatkan data :
3.2.1.2 Analisis Bangunan
Berdasar pada kondisi fisik Kawasan yang akan dirancang,
dengan memperhatikan kondisi lingkungan, tapak, aksesibilitas,
dan masyarakat sekitar. Analisis bangunan meliputi analisis
fungsi, analisis pelaku dan aktifitas, analisis ruang, analisis bentuk
dan tampilan, penghawaan, pencahayaan.
3.2.1.3 Analisis Elemen Fisik
Proses perencanaan dengan pendekatan arsitektur ekologi
untuk menghasilkan rancangan yang memperhatikan lingkungan
sekitarnya, tidak hanya berkaitan dengan elemen fisik yang
spesifik saja, melainkan terdapat elemen elemen lain yang harus
diperhatikan bagi keberlangsungan hidup masyarakat sekitar dan
makhluk hidup yang ada di Kawasan tersebut. Analisis elemen
fisik meliputi : tata guna lahan, bentuk dan masa bangunan,
sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, pedestrian area, dan sarana
prasarana pendukung kegiatan. Analisa akan disajikan dalam
bentuk deskriptif.
3.2.1.4 Analisis Citra (Image)
Terdapat tiga komponen yang sangat mempengaruhi
gambaran mental orang terhadap suatu Kawasan, yaitu identitas,
potensi, dan makna. Analisis citra ini meliputi lima elemen yaitu
path (jalur), edge (tepian), district (Kawasan), node (simpul), dan
landmark (tenggeran).
3.2.1.5 Analisis Struktur Dan Utilitas
Analisis ini berkaitan dengan bangunan, tapak, dan
lingkungan sekitarnya. Analisis struktur meliputi sistem struktur
dan bahan yang digunakan. Sedangkan analisis utilitas meliputi
sistem penyediaan air bersih, sistem drainase, sistem pembuangan
sampah, sistem jaringan listrik, sistem keamanan, dan sistem
komunikasi. Metode yang digunakan adalah metode analisis
fungsional.
Adapun kesimpulan dari Analisa yang telah dirancang diatas,
dapat dilihat pada diagram berikut :
ANALISIS TAPAK

• Analisis Aksesibilitas
• Analisis pengaruh iklim dan
kebisingan
• Analisis view dan orientasi
• Analisis zoning tapak

ANALISIS BANGUNAN

• Analisis fungsi
• Analisis pelaku dan aktivitas
• Analisis ruang
• Analisis bentuk dan tampilan
• Analisis pencahayaan
• Analisis penghawaan

ANALISIS ELEMEN FISIK

• Tata guna lahan


ANALISIS
• Bentuk dan masa bangunan
• Sirkulasi parkir
• Ruang terbuka
• Pedestrian
• Pendukung kegiatan

ANALISIS CITRA (IMAGE)

• Path (jalur)
• Edge (tepian)
• District (Kawasan)
• Node (simpul)
• Landmark(tenggeran)

ANALISIS STRUKTUR & UTILITAS

• Sistem penyediaan air bersih


• Sistem drainase
• Sistem pembuangan sampah
• Sistem komunikasi dan
keamanan
3.2.2 Sintesis
Dalam proses perancangan, proses sintesis ini merupakan penggabungan
hasil analisi yang menghasilkan konsep symbiosis yang nantinya akan
menjadi pedoman dalam penyusunan konsep. Konsep yang dimaksud
meliputi konsep dasar perancangan, konsep tapak, konsep ruang, konsep
bentuk, dan tampilan bangunan serta konsep struktur dan utilitas. Berikut
diagram yang tersaji untuk menjelaskan konsep sintesis yang telah
didapatkan.

Penataan Kawasan Pemukiman Di Kawasan Jakarta International Stadium Dengan


Tema Arsitektur Ekologis Dan Pendekatan Konsep Sustainable Urban Drainage

Permulaan : Persiapan : Perumusan masalah :


• Survey lapangan • Interview • Penataan Kawasan
• Pengenalan masalah • Analisis Informasi yang rawan bencana
• Pembatasan masalah • Pengumpulan data banjir
• Penataan Kembali area
hijau
• Penerapan sistem
drainase berkelanjutan
• Mengacu pada
permasalahan Kawasan
Konsep perancangan : sebelumnya
• Penataan ulang dengan
tatanan yang lebih
teratur Pengajuan Usul :
• Memperhatikan • Tema arsitektur ekologis
lingkungan sekitar dan & konsep sustainable
makhluk hidup yang urban drainage
ada di dalamnya
• Menggunakan bahan
Perancangan :
bangunan sederhana, Analisis dan sintesis :
• Mulai merancang /
bahan daur ulang, • Analisis makro dan
mendesain melalui
bahan lokal, atau bahan mikro
media komputerisasi
lain yang tidak mahal • Analisis konsep
• Mempersiapkan harganya
dokumen konstruksi
• Perbandingan lahan
sebagai gambaran kerja
terbangun dan tidak
spesifik Tema Rancangan
terbangun adalah 70% :
30% Arsitektur Ekologis

Anda mungkin juga menyukai