Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI

MATEMATIKA SD DISUATU WILAYAH

Oleh:
Salma Tri Wahyuni (242018088)
Dinan Darmadi (242018089)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2019
DAFTAR ISI
BAB 1.........................................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................2
1.2 Tujuan Analisis....................................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian............................................................................................................................................3
2.2 Tujuan Analisis Faktor.......................................................................................................................3
2.3 Proses Analisi Faktor..........................................................................................................................3
2.3.1 Memilih Variabel yang Layak.....................................................................................................3
2.3.2 Menemukan Faktor......................................................................................................................4
2.3.3 Melakukan Rotasi.........................................................................................................................4
2.4 Nilai Matematika.................................................................................................................................5
2.4.1 Pengertian Matematika................................................................................................................5
2.4.2 Fungsi Matematika.......................................................................................................................5
2.4.3 Tujuan Matematika......................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................7
BAB IV.......................................................................................................................................................9
ANALISIS FAKTOR................................................................................................................................9
4.1 Analisis Faktor.....................................................................................................................................9
4.1.1 Langkah Pertama (Standarisasi).........................................................................................9
4.1.2 Langkah Kedua ( Factoring dan Rotasi).....................................................................................9
BAB V.......................................................................................................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya
itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru

2
kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi
diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu
akan menentukan hasil pendidikan.  Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama
yang berkaitan dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa.
Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan
guru dalam proses pembelajaran. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-
sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat
individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti di kelompok mana serang siswa harus ditempatkan, digunakan
suatu penilaian
Sebagai warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan seperti yang
tertuang dalam UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum.
Pengetahuan minimum itu diantaranya adalah matematika. Oleh sebab itu, matematika
sekolah sangat berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi maupun yang tidak.
Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu
negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang melek
teknologi. Untuk keperluan ini tentunya mereka perlu belajar matematika sekolah terlebih
dahulu karena matematika memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan
teknologi itu sendiri. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi perkembangan
teknologi seperti sekarang ini.
Oleh karena itu akan dianalisis faktor faktor yang mempengaruhi nilai ujian matematika
terhadap siswa menggunakan analisis faktor yang olah menggunakan spss.

1.2 Tujuan Analisis


 Memahami apa yang dilakukan dalam proses analisis faktor
 Mampu menerapkan model analisis dalam studi kasus yang dihadapi

3
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian
Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan
dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk
hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit
dari pada variabel yang diteliti. Hal ini berarti, analisis faktor dapat juga menggambarkan
tentang struktur data dari suatu penelitian (Suliyanto, 2005).

2.2 Tujuan Analisis Faktor


a. Mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel ( identifikasi struktur data) dengan
melakukan uji korelasi. Dalam hal ini mencakup 2 hal,yaitu:
- R factor analysis : jika korelasi dilakukan antar variabel (kolom)
- Q factor analysis : jika korelasi dilakukan antar responden ( baris)
b. Mereduksi data; membuat sebuah variabel set baru ( yang disebut faktor) untuk menggantikan
sejumlah variabel tertentu.

2.3 Proses Analisi Faktor


2.3.1 Memilih Variabel yang Layak
Variabel-variabel yang akan dianalisis tidak semuanya layak untuk dimasukkan ke dalam
salah satu faktor yang akan dibentuk. Oleh karena itu, pertama kali harus dipilih variabel mana
saja yang layak untuk dianalisis lebih lanjut, yaitu dimasukkan ke dalam salah satu faktor.
Tentunya variabel yang layak dipilih adalah variabel yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan
variabel-variabel lainnya, sehingga memiliki kecenderungan untuk membentuk faktor.
Sebaliknya, variabel-variabel yang memiliki korelasi rendah harus dieliminasi.
Hipotesis yang akan diuji dalam memilih variabel yang layak adalah sebagai berikut.
H0 : variabel belum layak untuk dianalisis lebih lanjut.
H1 : variabel sudah layak untuk dianlisis lebih lanjut.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah dengan memperhatikan signifikansi
dari koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dalam tabel KMO and Bartlett’s Test. Apabila

3
koefisien KMO > 0,5, maka analisis sebetulnya sudah bisa dilanjutkan. Akan tetapi uji
signifikansi masih perlu dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi yang tetap (α).
- Apabila bilangan signifikansi KMO ≥ α, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang
artinya variabel-variabel belum layak untuk dianlisis lebih lanjut.
- Apabila bilangan signifikansi KMO < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
artinya variabel-variabel sudah layak untuk dianlisis lebih lanjut.
Apabila variabel-variabel dinyatakan belum layak untuk dianalisis lebih lanjut, maka
dilakukan eliminasi variabel yang tidak layak untuk dianlisis, dan selanjutnya dilakukan
pengulangan analisis faktor.
Selanjutnya, untuk melihat kelayakan masing-masing variabel atau menentukan variabel
mana yang patut dieliminasi, digunakan koefisien Measure of Sampling Adequacy (MSA) dalam
tabel Anti-Image. Koefisien MSA berkisar dari 0 sampai dengan 1, dengan kriteria sebagai
berikut.
- Apabila koefisien MSA = 1, maka variabel tersebut dpat diprediksi tanpa ada
kesalahan oleh variabel lain.
- Apabila koefisien MSA ≥ 0,5, maka varabel masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih
lanjut.
- Apabila koefisien MSA < 0,5, maka variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut.

2.3.2 Menemukan Faktor


Faktor-faktor yang baru terbentuk dapat dilihat dari tabel Total Variance Expalined.
Apabila dalam tabel tersebut sudah tampak nilai eigenvalue berubah menjadi kurang dari 1,
maka banyak faktor yang ditunjukkan merupakan banyak faktor yang paling ideal. Selanjtnya,
untuk menetukan butir mana yang masuk ke faktor yang mana, daat dilihat dari tabel Component
Matix. Kriterianya, pada faktor mana variabel tersebut memiliki korelasi tertinggi, pada faktor
itulah variabel tersebut seharusnya tergabun
2.3.3 Melakukan Rotasi
Apabila satu variabel memiliki korelasi yang berimbang tehadap lebih dari satu faktor,
maka peneliti sering menemui kesulitan untuk menentukan ke faktor mana variabel tersebut
harus dikelompokkan. Apabila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan rotasi. Proses rotasi akan
menghasilkan Tabel Rotated Component Matrix. Dalam tabel Rotated Component Matrix,
4
koefisien korelasi satu variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk akan semakin jelas
perbedaannya. Dengan demikian, peneliti akan lebih mudah untuk memasukkan variabel tersebut
ke faktor yang paling tepat.

2.4 Nilai Matematika


2.4.1 Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang,
dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika  berasal dari bahasa Yunani
Mathematikos yang artinya ilmu pasti. Dalam bahasa belanda matematika di sebut sebagai
Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi
matematika adalah ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya
yang mencangkup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah mengenai bilangan.
2.4.2 Fungsi Matematika
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.
Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat
kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah
tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah
jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat,
pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan
acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
2.4.3 Tujuan Matematika
 tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran
matematika sebagai berikut:
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan
inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

5
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan
antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM
Matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.
Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat
kompetensi yang telah ditetapkan.
Terdapat variabel variabel yang mempengaruhi nilai matematika di suatu sekolah:
 Variabel tak bebas :
Y: Nilai UAS Matematika Siswa
 Variabel bebas :
X1 : Rata-rata lama belajar dalam sehari (jam)
X2 : Jumlah konsumsi susu dalam seminggu (liter)
X3 : Rata-rata lama tidur dalam sehari (jam)
X4 : Rata-rata jumlah buku yang dibaca dalam sehari (buah)
X5 : Jarak rumah ke sekolah (kilometer)

Berikut ini adalah tabel yang menyediakan data dari 30 sample siswa:
Nama Siswa Lama Belajar Konsumsi Lama Tidur Rata-Rata Jarak Dari Rumah
(jam) Susu (jam) Buku Dibaca Ke Sekolah (km)
(liter) (buah
Ahmad 7 3 6 4 2
Afandi 1 3 2 4 5
Agung 6 2 3 4 1
Boby 4 5 4 6 2
Budi 1 2 2 3 6
Dandi 6 3 6 4 2
David 5 3 6 3 4
Devi 6 6 7 4 1
Emi 3 4 2 3 6
Elsa 2 6 2 6 7
Erik 6 4 7 3 2

7
Erwin 2 3 1 4 5
Fauzi 7 2 6 4 1
Feri 4 6 4 5 3
Gerry 1 3 2 2 6
Gino 6 4 6 3 3
Hadi 5 3 6 3 3
Ibrahim 7 3 7 4 1
Ivan 2 4 3 3 6
Juliana 3 5 3 6 4
Lani 1 3 2 3 5
Lina 5 4 5 4 2
Maria 2 2 1 5 4
Melvin 4 6 4 6 4
Mustofa 6 5 4 2 1
Junaedi 3 5 4 6 4
Zafran 4 4 7 2 2
Samid 3 7 2 6 4
Ratna 4 6 3 7 2
Raza 2 3 2 4 7

8
BAB IV

ANALISIS FAKTOR

4.1 Analisis Faktor


Analisi ini mecoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel variabel yang saling
bebas satu sama lain sehingga dapat dibuat satu atau beberapa set variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel awal. Dalam hal ini variabel yang memiliki korelasi terbesar akan berkelompok
membentuk suatu set variabel (membentuk vaktor)

4.1.1 Langkah Pertama (Standarisasi)


Berikut adalah tabel hasil pengolahan:
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .641
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 80.941
Df 10
Sig. .000

Nilai KMO and Bartlett’s test adalah 0,641 dengan signifikan 0,00. Oleh karena nilai
tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikan jauh dibawah 0,05,maka variabel dan sampel yang ada
sebenarnya cukup dapat dianalisis lebih lanjut.

4.1.2 Langkah Kedua ( Factoring dan Rotasi)

Proses inti dari analisis faktor adalah melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel
yang ada,sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan proses
ekstraksi,namun metode yang sering digunakan adalah Principal Component Analysis,
sebagaimana akan dibahas dalam kasus berikut.

9
Communalities

Initial Extraction
Lama belajar (jam) 1.000 .928
Konsumsi susu(liter) 1.000 .767
Lama tidur 1.000 .841
Rata rata buku dibaca(jam) 1.000 .796
Jarak dari rumah ke
1.000 .860
sekolah(km)
Extraction Method: Principal Component Analysis.

Communalities merupakan nilai yang menunjukan kontribusi variabel tersebut terhadap


faktor yang terbetuk. Pada tabel diatas misalnya,nilai communalities variabel jumlah lama
belajar = 92,8% , ini berarti sebesar 92,8% varians dari variabel lama belajar dapat dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya dengan variabel lain nya.

Nilai batas eigenvalues pembentuk faktor adalah apabila kurang dari 1 berarti tidak
terdapat variabel pembentuk faktor. Dengan demikian,dari grafik diatas tampak bahwa ada 2
faktor yang terbentuk

Component Matrixa

10
Component
1 2
Lama belajar (jam) .951 .152
Lama tidur .917 .011
Jarak dari rumah ke
-.895 -.244
sekolah(km)
Rata rata buku dibaca(jam) -.250 .856
Konsumsi susu(liter) -.186 .856
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.

Tabel Component Matrix diatas menunjukan nilai loading faktor masing masing variabel
terhadap faktor. Loading factor adalah nilai yang menunjukan hubungan(korelasi) suatu variabel
terhadap faktor.
Dari tabel Component Matriks diatas dapat diketahui distribusi variabel terhadap 2 faktor
yang terbentuk.Cara yang dilakukan untuk melihat distribusi variabel tersebut yaitu dengan
membandingkan nilai loading faktor suatu variabel pada faktor faktor yang ada,missal:
-Korelasi variabel lama belajar dengan fakor 1 adalah +0,951 , berarti menunjukan hubungan
yang sangat kuat. Sedangkan dengan faktor 2 mempunyai korelasi +0,152. Dengan
demikian,variabel lama belajar dimasukan ke dalam komponen faktor 1.
Hal ini berlaku pula untuk variabel lain nya.
Apabila dalam esktraksi yang dilakukan ini masih dirasa belum diyakini,misalnya masih
adanya suatu variabel yang belum jelas akan menjadi komponen faktor mana,maka langkah
rotasi harus dilakukan. Contoh dalam kasus ini yaitu variabel jarak dari rumah ke sekolah yang
mempunyai nilai loading factor pada faktor 1 = -0,250 dan pada faktor 2 = -0,856 . Hal ini masih
belum diyakini variabel tersebut akan dimasukan ke komponen variabel 1 atau 2 . Setelah
dilakukan proses rotasi,hasilnya:

Rotated Component Matrixa

11
Component
1 2
Lama belajar (jam) .962 -.039
Jarak dari rumah ke
-.925 -.062
sekolah(km)
Lama tidur .901 -.171
Rata rata buku dibaca(jam) -.076 .889
Konsumsi susu(liter) -.012 .876
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.

Setelah dilakukan rotasi dapat disimpulkan :


Faktor 1 mempunyai komponen variabel-variabel :
 Lama belajar
 Lama tidur
 Jarak dari rumah ke sekolah
Faktor 2 mempunyai komponen variabel variabel:
 Rata rata buku dibaca
 Konsumsi susu

12
BAB V

KESIMPULAN

-Faktor 1 mempunyai komponen variabel-variabel :


 Lama belajar
 Lama tidur
 Jarak dari rumah ke sekolah
-Faktor 2 mempunyai komponen variabel variabel:
 Rata rata buku dibaca
 Konsumsi susu

13
DAFTAR PUSTAKA
https://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/
Shttps://www.academia.edu/29887489/ANALISIS_FAKTOR.doc

14

Anda mungkin juga menyukai