Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KORELASI

Dosen Pengampu : Enni Halimatussa’diyah pakpahan M.pd

Tugas ini Disusun sebagai Tugas Wajib untuk Mengikuti Perkuliahan Statistik pendidikan

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Siti Nurbaya (031019)

Putri Puspita Sari (031019)

Liza Nuri Rahmi Nst (0310192053)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2022

i
Kata pengantar

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Adapun

Enni Halimatussa’diyah, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Statistik


Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini kami susun sebagai tugas mata kuliah Statistik Pendidikan dan
menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman bagi pembaca. Harapan kami,
semoga setelah penyelesaian penyusunan makalah ini kami semakin memahami tentang
bagaimana penulisan makalah yang baik dan benar.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan,
tata bahasa, serta penyusunannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran agar di kemudian hari dapat mengurangi kesalahan.

Medan, 22 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
Pengertian Korelasi........................................................................................................3
Peta Korelasi..................................................................................................................5
Analisis Korelasi Sederhana..........................................................................................9
Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda..............................................................11
Analisis Korelasi Parsial..............................................................................................12
Korelasi Rank Spearman.............................................................................................15
BAB III.........................................................................................................................18
PENUTUP....................................................................................................................18
KESIMPULAN............................................................................................................18
Saran.............................................................................................................................18
Daftar Pustaka………………………………………………………………………...19

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian tentang ada
tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Dan ada tidaknya
pengaruh antara satu kejadian dengan kejadian yang lainnya. Karena itu untuk
mempermudah dalam melakukan penghitungan suatu kejadian maka kita
menggunakananalisiskorelasi. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam
salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini
berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua
variabel) dengan skala-skala tertentu. Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran
asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu
Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Rank Spearman. Maksud dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai
hubungan suatu kejadian atau lebih kita kenal dengan istilah korelasi. Seperti yang kita
ketahui bahwa suatu kejadian/fenomena pasti mempunyai keterkaitan satu sama lain dan
pengaruh bagi lingkungan sekitar.tapi tidak semua kejadian bisa dikaitkan dengan yang
lain tergantung unsur-unsur /kriteria – kriteria apa saja yang mempunyai keterkaitan dan
yang mempengaruhinya. Tujuan dari pembuatan makalah adalah Memberikan informasi
dan wawasan mengenai korelasi. Mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
dengan skala-skala tertentu dalam korelasi.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian Analisis korelasi?
2. Apakah pengertian analisis korelasi sederhana?
3. Apakah Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda?
4. Apakah Analisis Korelasi Parsial?
5. Apa yang dimaksud dengan Korelasi Rank Spearman?

1
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui Apa pengertian Analisis korelasi?
2. Untuk mengetahui apa pengertian analisis korelasi sederhana?
3. Untuk mengetahui Apa Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda?
4. Untuk mengetahui Apa Analisis Korelasi Parsial?
5. Untuk mengetahui Apa Korelasi Rank Spearman?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korelasi


Kata “ korelasi” berasal dari bahasa inggris correlation. Dalam bahasa
indonesiA sering diterjemahkan dengan ; “ hubungan” atau “ saling hubungan” atau “
hubungan timbal balik”. Dalam ilmu statistik istilah”korelasi” diberi pengertian
sebagai hubungan antardua variabel atau lebih”. Selain itu, Korelasi juga dapat
diartikan sebagai salah satu teknik statistik yang digunakan untuk untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Korelasi merupakan
teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan
(measures of association).1
Hubungan antarvariabel itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya satu arah yang disebut korelasi
positif dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah yang disebut korelasi negatif.
Disebut korelasi positif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi, berjalan
paralel; artinya bahwa hubungan antardua variabel (atau lebih) itu menunjukkan arah
yang sama.
Contoh : kenaikan harga BBm yang diikuti dengan kenaikan ongkos angkutan.
Disebut korelasi negatif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu
berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan.
Contoh : makin meningkatnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat diikuti
dengan makin menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran.2

1
Sudijono, A. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hal, 34.
2
Sutrisno Hadi. Statistik. Jilid II. (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987), hal, 54.

3
Bagan korelasi
Korelasi Positif Korelasi Negatif

Var X Var Y Var X Va

4
Contoh lainnya adalah, misal koefisien korelasi sebesar 0,80 menunjukkan adanya
hubungan linear yang sangat baik antara X dan Y. Karena r2 = 0,64, maka kita dapat
mengatakan bahwa 64 % di antara keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh
hubungan linearnya dengan X.
Besaran koefisien korelasi contoh r merupakan sebuah nilai yang dihitung dari n
pengamatan sampel. Sampel acak berukuran n yang lain tetapi diambil dari populasi
yang sama biasanya akan menghasilkan nilai r yang berbeda pula. Dengan demikian
kita dapat memandang r sebagai suatu nilai dugaan bagi koefisien korelasi linear yang
sesungguhnya berlaku bagi seluruh anggota populasi. Misalkan kita lambangkan
koefisien korelasi populasi ini dengan ρ. Bila r dekat dengan nol, kita cenderung
menyimpulkan bahwa ρ = 0. Akan tetapi, suatu nilai contoh r yang mendekati + 1 atau –
1 menyarankan kepada kita untuk menyimpulkan bahwa ρ ≠ 0.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana memperoleh suatu peng-uji-an yang
akan mengatakan kepada kita kapan r akan berada cukup jauh dari suatu nilai tertentu
ρo, agar kita mempunyai cukup alasan untuk menolak hipotesis nol (Ho) bahwa ρ = ρo,
dan menerima alternatifnya. Hipotesis alternatif bagi H1 biasanya salah satu di antara ρ
< ρo, ρ > ρo, atau ρ ≠ ρo.3

Peta Korelasi
Arah hubungan variabel yang kita cari korelasinya, dapat kita amati melalui
sebuah peta atau diagram yang dikenal dengan nama Peta Korelasi.Menurut Sudijono
(1987), Ciri yang terkandung pada peta korelasi itu adalah :
 Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi positif maksimal,
atau korelasi positif tertinggi, atau korelasi positif sempurna, maka pencarian titik
yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain,
akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan.

3
Atmodjo, J. Tri. Modul Penelitian Korelasi (artikel). (Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta, 2005), hal 23.

5
 Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi negatif
maksimal atau korelasi negatif tertinggi atau korelasi negatif sempurna maka
pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi akan membentuk satu garis lurus
dengan yang condong ke arah kiri.

6
Diagram Korelasi Negatif Maksimal

 Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang
tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau
beberapa mulai menjauhi garis lurus, yaitu titik-titik tersebut terpencar atau
berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kanan.

Diagram Korelasi Positif Tinggi

 Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi negatif yang
tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi itu sedikit
menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kiri.

7
Diagram Korelasi Negatif Tinggi

 Korelasi positif atau korelasi negatif yang menunjukkan korelasi yang rendah
atau kecil, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi akan semakin
jauh tersebar atau menjauhi dari garis lurus.

Diagram Korelasi Positif Lemah Diagram Korelasi negatif


Lemah

8
2.2 Analisis Korelasi Sederhana
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui
keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua
variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation)
diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson
Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-
b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.
Pada bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau
sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai
semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya
nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif
menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan
hubungan terbalik (X naik maka Y turun).
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00    -   0,199   = sangat rendah
0,20    -   0,399   = rendah
0,40    -   0,599   = sedang
0,60    -   0,799   = kuat
0,80    -   1,000   = sangat kuat

Contoh kasus:
Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan alat
ukur skala. VITA ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan dengan prestasi
belajar pada siswa SMU NEGRI xxx dengan ini VITA membuat 2 variabel yaitu kecerdasan
dan prestasi belajar. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa butir pertanyaan dengan menggunakan
skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat
Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah skor total item-item yaitu
sebagai berikut :

9
Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)

Subje
Kecerdasan Prestasi Belajar
k
1 33 58
2 32 52
3 21 48
4 34 49
5 34 52
6 35 57
7 32 55
8 21 50
9 21 48
10 35 54
11 36 56
12 21 47

Setelah diolah, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Tabel. Hasil Analisis Korelasi Bivariate Pearson
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan
prestasi belajar (r) adalah 0,766. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat
antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena
nilai r positif, berarti semakin tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi belajar.

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)


Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang
terjadi itu berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Misalnya dari kasus di atas
populasinya adalah siswa SMU NEGRI XXX dan sampel yang diambil dari kasus di atas
adalah 12 siswa SMU NEGRI XXX, jadi apakah hubungan yang terjadi atau kesimpulan yang
diambil dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa SMU Negeri XXX.4
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis

4
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hal, 14.
10
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2
sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi
digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar). Tingkat signifikansi
dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk
menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika Signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05
4. Membandingkan signifikansi
Nilai signifikansi 0,004 < 0,05, maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai Signifikansi (0,004 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada
hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar. Karena koefisien
korelasi nilainya positif, maka berarti kecerdasan berhubungan positif dan signifikan
terhadap pretasi belajar. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
berhubungan positif terhadap prestasi belajar pada siswa SMU Negeri XXX. 5

2.3 Analisis Koefisien Korelasi Linear Berganda


Adalah indeks atau angka yang diigunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara
3 variabel/lebih. Koefisien korelasi berganda dirumuskan:

Ry1.2 =

Keterangan:
Ry1.2 : koefisien linier 3 variabel
ry1 : koefisien korelasi y dan X1
ry2 : koefisien korelasi variabel y dan X2
5
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergoda, 2009), hal 66-68.

11
r1.2 : koefisien korelasi variabel X1 dan X2

Dimana :

ry1 =

ry2 =

r1.2 =

Ry1.2 =

2.4 Analisis Korelasi Parsial


Koefisien korerasi parsial adalah indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara 2 variabel, jika variabel lainnya konstanta, pada hubungan yang
melibatkan lebih dari dua variabel. Koefisien korelasi parsial untuk tiga variabel dirumuskan
oleh:
a. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X1 apabila X2 konstanta.

ry1.2  = 
b. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X2 apabila X1 konstanta

ry2.1  =  
c. Koefisien korelasi parsial antara X1 dan X2 apabila Y konstanta

r2.1Y  = 

12
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation) digunakan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau
dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai
semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya
nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif
menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan
hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00    -   0,199     = sangat rendah
0,20    -   0,399    = rendah
0,40    -   0,599     = sedang
0,60    -   0,799     = kuat
0,80    -   1,000     = sangat kuat

Contoh kasus :
Kita mengambil contoh pada kasus korelasi sederhana di atas dengan menambahkan satu
variabel kontrol. Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan
menggunakan alat ukur skala. Andi ingin meneliti tentang hubungan antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika terdapat faktor tingkat stress pada siswa yang diduga
mempengaruhi akan dikendalikan. Dengan ini Andi membuat 2 variabel yaitu kecerdasan dan
prestasi belajar dan 1 variabel kontrol yaitu tingkat stress. Tiap-tiap variabel dibuat beberapa
butir pertanyaan dengan menggunakan skala Likert, yaitu angka 1 = Sangat tidak setuju, 2 =
Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju. Setelah membagikan skala kepada 12
responden didapatlah skor total item-item yaitu sebagai berikut :

Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)

Subje
Kecerdasan Prestasi Belajar Tingkat Stress
k
1 33 58 25
2 32 52 28
3 21 48 32

13
4 34 49 27
5 34 52 27
6 35 57 25
7 32 55 30
8 21 50 31
9 21 48 34
10 35 54 28
11 36 56 24
12 21 47 29
                                          
Dari hasil analisis korelasi parsial (ry.x1x2) didapat korelasi antara kecerdasan dengan
prestasi belajar dimana tingkat stress dikendalikan (dibuat tetap) adalah 0,4356. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau tidak terlalu kuat antara kecerdasan
dengan prestasi belajar jika tingkat stress tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif
karena nilai r positif, artinya semakin tinggi kecerdasan maka semakin meningkatkan prestasi
belajar. 6
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan untuk menguji apakah hubungan
yang terjadi berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Langkah pengujiannya berikut ini.
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar
jika tingkat stress tetap
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika
tingkat stress tetap
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%. (uji dilakukan 2
sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan, jika 1 sisi
digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar). Tingkat signifikansi
dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil keputusan untuk
menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
6
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi.

14
3. Kriteria Pengujian
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
4.  Membandingkan probabilitas
Nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima.
5. Kesimpulan
Oleh karena nilai P value (0,181 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada
hubungan secara signifikan antara kecerdasan dengan prestasi belajar jika tingkat stress
dibuat tetap. Hal ini dapat berarti terdapat hubungan yang tidak signifikan, artinya
hubungan tersebut tidak dapat berlaku untuk populasi yaitu seluruh siswa SMU Negeri
XXX, tetapi hanya berlaku untuk sampel. Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan tidak berhubungan terhadap prestasi belajar pada siswa SMU Negeri XXX.7

2.5 Korelasi Rank Spearman 


Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikansi hipotesis asosiatif. Dengan syarat bila masing-masing variabel yang dihubungkan
berbentuk Ordinal.
Contoh:
Ada 10 orang responden yang diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tentang
Motivasi dan Prestasi dalam sebuah kantor. Jumlah responden yang diminta mengisi daftar
pertanyaan itu 10 karyawan, masing-masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Nilai
yang diberikan oleh kesepuluh responden tentang Motivasi dan Prestasi itu diberikan pada
contoh berikut. Yang akan diketahui adalah apakah ada hubungan antara Motivasi dengan
Prestasi.
Berdasarkan hal tersebut maka:
1. Judul penelitian adalah : Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi.
2. Variabel penelitiannya adalah : nilai jawaban dari 10 responden tentang Motivasi (Xi)
dan Prestasi (Yi)
3. Rumusan masalah: apakah ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi?
4. Hipotesis:
· Ho: tidak ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi.

7
Nurgiantoro, Burhan, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga.
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hal 56-57.
15
· Ha: ada hubungan antara variabel Motivasi dan Prestasi
5. Kriteria Pengujian Hipotesis
· Ho ditolak   bila harga ρ hitung > dari ρ tabel
· Ho diterima bila harga ρ hitung ≤ dari ρ tabel
Penyajian data
Jawaban responden yang telah terkumpul ditunjukkan pada Tabel. 1 berikut ini:

Tabel 1. Nilai Motivasi dan Prestasi


Nomor respondenJumlah SkorJumlah skor
1 9 8
2 6 7
3 5 6
4 7 8
5 4 5
6 3 4
7 2 2
8 8 9
9 7 8
10 6 6

6. Perhitungan untuk pengujian Hipotesis


Data tersebut diperoleh dari sumber yang berbeda yaitu Motivasi (Xi) dan Prestasi (Yi).
Karena sumber datanya berbeda dan berbentuk ordinal, maka untuk menganalisisnya
digunakan Korelasi Rank yang rumusnya adalah:
ρ  = 1 – ( 6Σbi 2 : N  ( N2 – 1 )
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
di  = beda  antara dua pengamatan berpasangan
N = total pengamatan

Korelasi Spearman rank bekerja dengan data ordinal. Karena jawaban responden
merupakan data ordinal, maka data tersebut diubah terlebih dahulu dari data ordinal dalam
bentuk ranking yang caranya dapat dilihat dalam Tabel 2.
Bila terdapat nilai yang sama, maka cara membuat peringkatnya adalah: Misalnya
pada Xi nilai 9 adalah peringkat ke 1, nilai 8 pada peringkat ke 2, selanjutnya disini ada nilai

16
7 jumlahnya dua. Mestinya peringatnya kalau diurutkan adalah peringkat 3 dan 4. tetapi
karena nilainya sama, maka peringkatnya dibagi dua yaitu: (3 + 4) : 2 = 3,5. akhirnya dua
nilai 7 pada Xi masing-masing diberi peringkat 3,5. Selanjutnya pada Yi disana ada nilai 8
jumlahnya tiga. Mestinya peringkatnya adalah 2, 3 dan 4. Tetapi karena nilainya sama maka
peringkatnya dibagi tiga yaitu: (2 + 3 + 4) : 3 = 3. Jadi nilai 8 yang jumlahnya tiga masing-
masing diberi peringkat 3 pada kolom Yi. Selanjutnya nilai 7 diberi peringkat setelah
peringkat 4 yaitu peringkat 5.

Tabel 2. Tabel penolong untuk menghitung koefisien korelasi Spearman Rank

Nilai Motivasi Nilai Prestasi dari Peringkat Peringkat


Nomor Responden bi bi2
Resp. I (Xi) Resp. II (Yi) (Xi) (Yi)
1 9 8 1 3 -2 4
2 6 7 5,5 5 0,5 0,25
3 5 6 7 6,5 0,5 0,25
4 7 8 3,5 3 0,5 0,25
5 4 5 8 8 0 0
6 3 4 9 9 0 0
7 2 2 10 10 0 0
8 8 9 2 1 1 1
9 7 8 3,5 3 0,5 0,25
10 6 6 5,5 6,5 -1 1
0 7
Selanjutnya harga bi2 yang telah diperoleh dari hitungan dalam tabel kolom terakhir
dimasukkan dalam rumus korelasi Spearman Rank:
ρ = 1 – 6.7 : ( 10 x 102 -1 ) = 1 – 0,04 = 0,96
Sebagai interpretasi, angka ini perlu dibandingkan dengan tabel nilai-nilai ρ(dibaca: rho)
dalamTabel 3. Dari tabel itu terlihat bahwa untuk n = 10, dengan derajat kesalahan 5 %
diperoleh harga 0,648 dan untuk 1 % = 0,794. Hasil ρ hitung ternyata lebih besar dari ρ tabel
Derajat kesalahan 5 %…..  0,96 >  0,648
Derajat kesalahan 1 %…..  0,96 > 0,794
Hal ini berarti menolak Ho dan menerima Ha.8
8
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa, (
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal 78-80.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Korelasi merupakan hubungan antara dua kebijakan dimana kejadian yang satu dapat
mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain. Misalnya kejadian X mempengaruhi kejadian Y.
Apabila dua variable X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variable X yang sudah
diketahui dapat dipergunakan untuk memperkirakan, menaksir atau meramalkan Y. Ramalan
pada dasarnya merupakan perkiraan, taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai
variable) untuk waktu yang akan datang. Variable yang nilainya akan diramalkan disebut
variable tidak bebas (dependent variable), sedangkan variable X yang nilainya dipergunakan
untuk meramalkan nilai Y disebut variable bebas (independent variable) atau variable peramal
(predictor) atau seringkali disebut variable yang menerangkan (explanatory). Jadi jelas
analisis korelasi ini memungkinkan kita untuk mengtahui suatu diluar hasil penyelidikan,
Salah satu cara untuk melakukan peramalan adalah dengan menggunakan garis regresi. Untuk
menghitung parameter yang akan dijadikan dalam penentuan hubungan antara dua variable,
terdapat beberapa cara, yaitu: koefisien determinasi dan koefisien korelasi.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kami menyarankan agar para pembaca dapat memahami
mengenai isi makalah ini yaitu membahas mengenai “Analisis korelasi” dan dapat
menanambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Demikian isi dari makalah ini, jika ada
kesalahan kami mohon maaf dan Demikian isi dari makalah ini, jika ada kesalahan kami
mohon maaf dan kami bersedia menerima kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
Kami bersedia menerima kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.

18
DAFTAR PUSTAKA
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta
Emzir.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergoda.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Perguruan Tinggi.
Sukardi.2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudijono, A. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutrisno Hadi. (1987). Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

19

Anda mungkin juga menyukai