Anda di halaman 1dari 20

KORELASI

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah statistik lanjut

Dosen Pengampu:

Dwi Febrianti M.pd

Di susun oleh

 ZAINUL MAJDI (2102060124)


 IRMA JAYADI (2102060105)
 SITI ATIKA FITRI (2102060070)
 MONIKA LESTARI (2102060071)
 ANISA LISNAWTI (2102060067)
 MERI SAPITRI (2102060064)
 M.PARUROZI
 PENI
 WAWAN
 LALU ALWAN

KELAS B4

JURUSAN S1 PGSD

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA MATARAM

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGATAR

Puji syukur Alhamdulillah, saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “Macam-macam Korelasi“.

Shalawat serta salam, terlimpahkan kepada Rosulullah SAW. yang telah membawa
kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah. Penulisan makalah ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Statistika lanjut Semoga
Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu demi kesempurnaanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman.

Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan teman-teman yang telah
memberikan masukan yang berharga dalam penyusunan makalah ini serta dari semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga ALLAH SWT
memberi balasan yang lebih baik.

Wabilahi taufik walhidayah, wassalamu allaikum warrahmatulahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian korelasi ............................................................................... 5
B. Teknik korelasi..................................................................................... 10
C. Arah korelasi ........................................................................................ 11
D. Jenis-jenis korelasi ............................................................................... 15
E. Macam – Macam korelasi .................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Sarana ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak analisis statistika bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara dua atau lebih peubah. Bila hubungan demikian ini dapat dinyatakan dalam
bentuk rumus matematik, maka kita akan dapat menggunakannya untuk keperluan
peramalan.
Kata “ Korelasi” berasal dari bahasa inggris yaitu “ Correlation” yang dalam
bahasa Indonesia artinnya hubungan atau saling hubung atau hubungan timbale balik.
Dalam dunia statistik pendidikan korelasi adalah hubungan antara dua variable atau
lebih yang sifatnnya kuantitatif. Lambang yang digunakan korelasi adalah rxy
artinnya korelasi antara variable X dan variable Y. Nilai korelasi berkisar antara 0
(nol) sampai dengan 1.00 artinya nilai korelasi paling rendah adalah nol dan paling
tinggi adalah 1.00.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan korelasi?


2. Bagaimana teknik korelasi ?
3. Bagaimana cara menentukan arah korelasi ?
4. Apa saja Jenis-Jenis korelasi?
5. Apa saja macam-macam?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian korelasi
2. Mengetahui Bagaimana teknik korelasi
3. Mengetahui Apa Bagaimana cara menentukan arah korelasi
4. Mengetahui Apa saja Jenis-Jenis korelasi
5. Mengetahui Apa saja macam-macam

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korelasi

(Darwyan Syah: 91: 2007) Dalam kegiatan statistik khususnya statistik


inferensial, analisis korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu
antara variable bebas dan variable terikat. Hubungan korelasi terdiri atas dua jenis
yakni bivariate dan multivariate correlation. Bevariated correlation yaitu analisis
terhadap hubungan antara dua variable, satu varaiabel bebas dengan satu variable
terikat, sedangkan multivariate correlation yaitu analisis hubungan antara lebih dua
variable bebas.
Variabel yang dikorelasikan dalam analisis korelasional adalah hubungan
antara dua variable yang terdiri dependend variable terikat atau varaibel yang
dipengaruhi dan independend variabel yang mempengaruhi atau disebut juga variable
bebas. (Moh Hariadi: 132: 2009) Kata “ Korelasi” berasal dari bahasa inggris yaitu “
Correlation” yang dalam bahasa Indonesia artinnya hubungan atau saling hubung atau
hubungan timbale balik. Dalam dunia statistik pendidikan korelasi adalah hubungan
antara dua variable atau lebih yang sifatnnya kuantitatif. Lambang yang digunakan
korelasi adalah rxy artinnya korelasi antara variable X dan variable Y. Nilai korelasi
berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1.00 artinya nilai korelasi paling rendah adalah
nol dan paling tinggi adalah 1.00.
(Husaini Usman: 197: 2006) Korelasi adalah istilah statistic yang menyatakan
derajat hubungan linear antara dua variable atau lebih, yang ditemukan oleh Karl
Pearson pada awal 1900 oleh itu terkenal dengan sebutan korelasi pearson product
moment (PPM) Korelasi adalah salah satu teknik analisis statistic yang paling banyak
digunakan oleh para peneliti, karena peneliti pada umumnya tertarik terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk menghubungkannya. Misalnnya
kita ingin menghubungkan antara tinggi badan dan berat badan, antara umur dengan
tekanan darahnya, antara motivasi dengan prestasi belajar atau bekerja dan seterusnya.
Hubungan antara dua variable didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan
sebab akibat melainkan hanya hubungan searah saja.
B. Arah Korelasi

6
(Anas Sudijono: 180: 2009) Hubungan antara variable itu jika ditilik dari
segi arahnya, dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hubungan yang sifatnya
satu arah dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya
searah diberi nama korelasi positif, sedangkan yang berlawanan arah disebut
korelasi negative. Disebut korelasi positif, jika dua variable (atau lebih) yang
berkolerasi berjalan parallel, artinya bahwa hubungan antara dua variable (atau
lebih) itu menunjukan arah yang sama. Jadi apabila variable X mengalami
kenaikan atau pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan,
akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan pada variable Y atau
sebaliknya, penurunan dan pengurangan pada variable X akan akan diikuti pula
dengan penurunan dan pengurangan pada variable Y.
Korelasi Linear Positif :

Jika semua titik(X,Y) pada diagram pencar mendekati bentuk garis lurus dan
Jika arah perubahan kedua variabel sama => Jika X naik, Y juga naik.
Korelasi Non-linear:

Jika semua titik (X,Y) pada diagram pencar tidak membentuk garis lurus
Korelasi Negatif:

7
Jika jika arah perubahan kedua variabel tidak sama => Jika X naik, Y turun
Contoh: Makin meningkatnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat dikuti
dengan makin menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran. Makin giatnya
orang berlatih makin sedikit pula kesalahan yang diperbuat oleh seseorang, makin
meningkatnya jumlah aseptor keluarga berencana diikuti dengan makin menurunnya
angka kelahiran atau sebaliknya, dalam dunia pendidikan misalnya, makin kurang
dihayati dan diamalkannya ajaran agama islam oleh para remaja akan diikuti oleh
makin meningkatnya frekuensi kenakalan remaja atau sebaliknya.
Arah korelasi ditunjukkan oleh suatu harga yang disebut koefisien korelasi. Koefisien
korelasi bergerak dari -1,0 sampai dengan +1,0. Kolerasi yang memiliki koefisien -1,0
disebut korelasi negatif sempurna, demikian juga korelasi +1,0 disebut korelasi
positif.

C. Teknik Korelasi
Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat kecenderungan pola
dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan pola dalam variabel yang lain.
Maksudnya, ketika satu variabel memiliki kecenderungan untuk naik maka kita
melihat kecenderungan dalam variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau
tidak menentu. Jika kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh
kecenderungan dalam variabel lain, kita dapat mengatakan bahwa kedua variabel ini
memiliki hubungan atau korelasi. Jika koefisien korelasi bernilai 0,00 maka
mengindikasikan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Semakin
koefisien korelasi mendekati nilai -1 atau +1, maka hubungan antara dua variabel
akan semakin mendekati garis lurus bila digambarkan dalam sumbu ordinat.
Jika data hasil pengamatan terdiri dari banyak variabel , ialah beberapa kuat hubungan
antara-antara variabel itu terjadi. Dalam kata-kata lain perlu ditentukan derajat
hubungan antara variabel-variabel. Studi yang membahas tentang derajat hubungan

8
antara variabel-variabel dikenal dengan nama korelasi. Ukuran yang dipakai untuk
mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif dinamakan koefisien
korelasi.
D. Jenis – Jenis Korelasi
Korelasi yang menyatakan tingkat hubungan variabel bebas dan variabel
terikat dapat dibedakan berdasarkan banyaknya variabel bebas yang mempengaruhi
nilai dari variabel terikat.
1. Korelasi Linier
Korelasi liner adalah indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara dua variabel yang sifatnya linier. Koefisien korelasi liner
dapat diitung dengan menggunakan metode least square dan metode product moment.
a. Korelasi Product Moment
(Tulus Winarsunu: 68: 2009) Korelasi Product Moment ditemukan
oleh Karl Pearson digunakan untuk melukiskan hubungan antara dua buah
variable yang sama–sama berjenis interval atau rasio.
Analisis korelasi digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah hubungan
antara dua variabel. Korelasi bersifat undirectional yang artinya tidak ada yang
ditempatkan sebagai predictor dan respon (IV dan DV).
Angka korelasi berkisar antara -1 s/d +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi
semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negative dan positif mengindikasikan
arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan
searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B (A dan B ditempatkan
sebagai variabel) Interprestasi angka korelasi menurut Prof. Sugiyono (2007)

 0 - 0,199 : Sangat lemah


 0,20 - 0,399 : Lemah
 0,40 - 0,599 : Sedang
 0,60 - 0,799 : Kuat
 0,80 - 1,0 : Sangat kuat

Koefisien korelsi (r) dengan metode product moment dirumuskan:


=
∑ ∑

9
b. Korelasi least square
Koefisien korelasi linier dengan metode least square dirumuskan:
∑ − ∑ .∑
=
∑ − ∑ − ∑
Dimana: r = koefisien korelasi
X = deviasi rata-rata variabel X = ( x - ̅ )
Y = deviasi rata-rata variabel y = ( y - )
Contoh soal :
Berikut ini data persentase kenaikan biaya iklan (X) dan persentase kenaikan
hasil penjualan (Y). Hitunglah koefisien korelasi.Berikut ini diberi hasil pengamatan
pemupukan dan hasil panen padi untuk 5 percobaan yang telah dilakukan.
X 1 2 4 5 7 9 10 12
Y 2 4 5 7 8 10 12 14
a. tentukan koefisien korelasinya (r) dengan metode least square dan metode
product moment
b. sebutkan jenis korelasinya dan apa artinya
jawab :
X Y xy x² y²
1 2 2 1 4
2 4 8 4 16
4 5 20 16 25
5 7 35 25 49
7 8 56 49 64
9 10 90 81 100
10 12 120 100 144
12 14 168 144 196
Jumlah
50 62 499 420 598

a. Metode product moment



=
∑ ∑

= .

= 0,99
b. metode least square

10
∑ " ∑ .∑
=
∑ !" ! # ∑! " ∑! $

" %
=
" " %

= 0,99

2. Korelasi Rank
Koefisien korelasi rank adalah indeks angka-angka
angka angka yang dipakai untuk
mengukur keertan (erat atau tidaknya) korelasi antara dua variabel yang didasakan
atas rangking (tingkatan). Koefisien korelasi rank dirumuskan :
6∑)
&' =
−1
Keterangan:
r’ : koefisien korelasi rank
d : selisih dalam rangking
n : banyaknya pasangan rank
untuk menghitung koefisien korelasi rank dalam digunakan langkah-langkah
langkah berikut :
1. Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi
rangking. Pemberian rangking dimulai dari data terbesat atau terkecil. Jika
rangking sama, diambil rata-rata.
rata
2. Setiap pasang rangking dihitung perbedaanya
3. Perbedan setiap pasang
pasang rangking tersebut dikuardtkan dan dihitung
jumlahnya.
4. Nilai r’ dihitung dengan rumus diatas.
3. Korelasi Ganda
Korelasi ganda (multiple correlation) adalah suatu nilai yang memberikan
kuatnya hubungan dua atau lebih variabel bebas X secara bersama –sama dengan
variabel terikat Y. Koefisien korelasi ganda dirumuskan
di :

Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama


sama dengan
variabel Y.

11
ryx1 = Korelasi Product-Moment
Product antara X1 dengan Y.
ryx2 = Korelasi Product-Moment
Product antara X2 dengan Y.
rx1 x2 = Korelasi Product-Moment
Product antara X1 dengan X2
Selanjutnya
njutnya untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel tersebut berarti atau
tidak, maka dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi
relasi ganda dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
beriku :

Fh=
= Tingkat signifikansi korelasi ganda
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independent
n = Jumlah sampel
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru (Y) di suatu
sekolah menengah. Sejumlah angket kemudian disebar kepada 10 orang guru sebagai
responden untuk tujuan penelitian tersebut. Dari penelitian diperoleh rekapitulasi skor
hasil pengumpulan data sebagai berikut :
Respoden X1 X2 Y
A 164 155 202
B 163 144 179
C 152 144 183
D 183 171 228
E 182 171 225
F 171 160 213
G 180 165 224
H 186 167 230
I 184 156 202
J 174 160 196
Tentukan :
a). Koefisien korelasi parsial
b). Koefisien korelasi ganda
c). Ujilah keberartian dari masing-masing
masing koefisien korelasi tersebut !
Jawab :
Berdasarkan data tersebut, diketahui koefisien korelasi antar variabel berikut :

12
rx1y= 0,8097
rx2y= 0,9479
rx1x2= 0,8450
Penyelesaian :
a). Koefisien korelasi parsial :
1. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y) :

2. Hubungan antara
tara motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) :

3. Hubungan
ngan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) motivasi kerja (X2) :

b). Koefisien korelasi ganda Hubungan


ngan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan
motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) :

13
c). Pengujian keberartian koefisien korelasi
1. Koefisien korelasi rx2(x1y) = 0,0469

2. Koefisien korelasi rx1(x2y) = 0,8403

3. Koefisien korelasi rxy(x1x2) = 0,4147

14
4. Koefisien korelasi ganda Rx1x2y = 0,9481

4.. Korelasi data berkelompok


Koefisien data berkelompok adalah indeks angka-angka
angka angka yang digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan antar variabel dalam distribusi bivariabel. Koefisien
data berkelompok dapat dihitung dengan menggunakan metode coding dan metode
simpangan baku.
a. Metode coding
koefisien korelasi data berkelompok dengan metode coding dirumuskan:

∑6 7 7 − ∑6 7 ∑6 7
&' =
∑ 6 7 − ∑ 6 7 ^2 ∑ 6 7 − ∑ 6 7 ^2

b. Metode simpangan baku


+,-
&= +, .+-

∑ 14, 4- ∑ 1, 4, ∑ 1- 4-
. = / ./ 0 −# $# $5

∑ 1, 4, ∑ 1, 4,
. = / 0 −# $ 5

∑6 7 ∑6 7
. = / 23 −8 9 :

15
5. Korelasi Tata Jenjang (rho)
Teknik korelasi data jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagi teknik
analisis korelasional yang paling sederhana jika dibandingkan dengan teknik analisis
korelasional lainnya. Variabel yang sedang kita selidiki korelasinya, kita ukur
berdasarkan perbedaan urutan kedudukan skornya, jadi bukan didasarkan pada skor
hasil pengukuran yang sebenarnya. Dengan kata lain, datanya adalah data ordinal/data
jenjang/data urutan. Teknik analisis korelasional tata jejang ini dapat efektif
digunakan apabila subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian lebih dari 9 tetapi
kurang dari 30, dengan kata lain (N) antara 10 – 29. Karena itu apabila N sama
dengan/lebih dari 30, sebaiknya jangan digunakan teknik korelasi ini. Berikut rumus
Korelasi Tata Jenjang:

6. ∑ @
&>? = 1 −
A A −1
Keterangan:
Rho : koefisien r tata jenjang
D : Difference atau beda antar rangking atau ordinal
N : Number atau jumlah individu
1&6 : Bilangan konstan
6. Korelasi Point Serial
Teknik korelasi point serial digunakan untuk mencari koefisien korelasi antara
2 variabel, dimana variabel X berjnis ordinl dan variabel Y berjenis interval/rasio.
Rumus untuk menghitung koefisien korelasi biserial adalah:

−=2 EF
&B+ = D H
.@C G
Dimana:
Rbs : koefisien korelasi biserial
=1, =2 : Harga mean pada jenjang 1 dan 2
SDt : Standar deviasi total
p : proporsi (n/N)
q :1–p
O : angka ordinat.

16
E. Macam-macam Korelasi

1. Korelasi positip : Korelasi positif adalah tingkat hubungan antara dua variabel yang
mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x (variabel bebas x) diikuti
oleh perubahan variable dependent y (variabel tidak bebas y) secara “searah.”.
2. Korelasi negatip: Korelasi negatif adalah tingkat hubungan antara dua variabel yang
mempunyai ciri, bahwa perubahan variabel independent x (variabel bebas x) diikuti
oleh perubahan variabel dependent y (variabel tidak bebas y) secara “Berlawanan”.
3. Korelasi sederhana (simple corelation) : Adalah tingkat hubungan yang terjadi antara
2 (dua) variabel saja.
4. Korelasi Multiple (Multiple Corelation) : Yaitu tingkat hubungan yang tejadi antara 2
(dua) variable atau lebih. Misalkan pada model regrsi linier multiple ( y = a0 + a1x1 +
a2x2 + e ), maka maksud dan pengertian dari pernyataan di atas adalah: Tingkat
hubungan antara y dengan x1 atau tingkat hubungan antara y dengan x2 atau tingkat
hubungan antara x1 dan x2.
5. Korelasi sempurna (perfect corelation) : Maksud dan pengertian dari Korelasi
sempurna antara 2 variabel, yaitu suatu kondisi bahwa setiap nilai variabel bebas x
akan terdapat pada setiap nilai variabel tidak bebas y nya. Hal ini dapat diartikan pula,
bahwa garis regresi yang terbentuk dari data yang tersebar (terdistribusi) adalah
merupakan tempat kedudukan dari data – data dimaksud, sehingga nilai r nya =1 atau
r = -1
6. Korelasi Tidak Sempurna (Imperfect Corelation) : Korelasi antara 2 (dua) variabel
dikatakan tidak sempurna, jika titik–titik yang tersebar tidak terdistribusi tepat pada
satu garis lurus.
7. Korelasi yang mustahil (nonsense corelation): Korelasi antara dua variabel yang
seolah-olah ada tetapi tidak ada.

 Karakteristik Korelasi
Korelasi mempunyai karakteristik-karakteristik diantaranya:

a. Kisaran Korelasi

Kisaran (range) korelasi mulai dari 0 sampai dengan 1. Korelasi dapat positif
dan dapat pula negatif.

17
b. Korelasi sama dengan nol

Korelasi sama dengan 0 mempunyai arti tidak ada hubungan antara dua
variabel.

c. Korelasi sama dengan satu

Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier


sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini
mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik.

Pedoman memilih teknik korelasi


Jenis Korelasi Jenis Data Teknik korelasi Keterangan
Product Moment
Interval dan rasio Parsial Parametic
Bivariat
Ganda
Ordinal Spearman tau kendall Nonparametic
Nominal Phi koef. Konttngensi
Mulrivariat
Interval/rasio Korelasi ganda/passial Parametic

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Korelasi adalah istilah statistic yang menyatakan derajat hubungan linear antara
dua variable atau lebih, yang ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 oleh
itu terkenal dengan sebutan korelasi pearson product moment (PPM) Korelasi
adalah salah satu teknik analisis statistic yang paling banyak digunakan oleh
para peneliti, karena peneliti pada umumnya tertarik terhadap peristiwa-
peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk menghubungkannya. Misalnnya kita
ingin menghubungkan antara tinggi badan dan berat badan, antara umur dengan
tekanan darahnya, antara motivasi dengan prestasi belajar atau bekerja dan
seterusnya. Hubungan antara dua variable didalam teknik korelasi bukanlah
dalam arti hubungan sebab akibat melainkan hanya hubungan searah saja.
2. Hubungan antara variable itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu hubungan yang sifatnya satu arah dan hubungan
yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah diberi nama
korelasi positif, sedangkan yang berlawanan arah disebut korelasi negative.
Disebut korelasi positif, jika dua variable (atau lebih) yang berkolerasi berjalan
parallel, artinya bahwa hubungan antara dua variable (atau lebih) itu
menunjukan arah yang sama. Jadi apabila variable X mengalami kenaikan atau
pertambahan akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan, akan diikuti
pula dengan kenaikan atau pertambahan pada variable Y atau sebaliknya,
penurunan dan pengurangan pada variable X akan akan diikuti pula dengan
penurunan dan pengurangan pada variable Y.

B. SARANA
Kami selaku penyusun makalah menyadari bahwa kami memiliki banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya

19
DAFTAR PUSTAKA

Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Amudi Pasaribu, Dr., Pengantar Statistik, Medan: Imballo, 1965.

Hananto Sigit B.St., Statistik suatu pengantar, Jakarta: Ikhtiar, 1960.

Oppusunggu, Statistik, Jakarta: PT. Pradnjaparamita, 1962.

Winarsunu T., Statistik Psikologi & Pendidikan, Malang: UMM, 2002.

20

Anda mungkin juga menyukai