Disusun Oleh:
Naufal Ahmad Faishal
1907771
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Pengertian Korelasi................................................................................................1
E. Variable Penelitian................................................................................................ 6
A. Korelasi Ganda................................................................................................... 10
B. Koefisien Korelasi.............................................................................................. 10
C. Manfaat .............................................................................................................. 11
D. Uji Keberartian Koefisien Korelasi.................................................................... 11
E. Formula Korelasi Ganda..................................................................................... 13
F. Langkah-Langkah Menjawab Uji Korelasi Ganda ....................................................... 15
G. Contoh Soal........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Korelasi
Korelasi adalah salah satu bentuk serta ukuran dengan memiliki
beberapa variabel yang ada dalam hubungan yang memakai kata dari korelasi
positif sehingga terjadi perubahan meningkat pada sebuah benda. Secara
singkat, padat dan jelasnya korelasi ini dapat diartikan sebagai hubungan.
Perlu diketahui dalam matematika, korelasi adalah ukuran dari
seberapa dekat dua variabel berubah dalam hubungan satu dengan lainnya.
Korelasi terbagi menjadi beberapa tiga yakni, korelasi sederhana, parsial dan
juga ganda.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa korelasi adalah
bentuk dan ukuran yang memiliki beberapa variabel dalam hubungan yang
memakai kata dari korelasi positif. Pada nantinya akan terjadi perubahan
dengan meningkat pada suatu benda.
Secara sederhana korelasi ini bisa diartikan sebagai hubungan. Akan
tetapi saat dikembangkan lebih jauh, maka korelasi tak hanya dapat dipahami
sebatas pengertian itu. Korelasi adalah salah satu metode analisis dalam
statistik yang dapat digunakan untuk mencari antara dua variabel dengan sifat
kuantitatif.
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak
adanya kecenderungan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalammenggunakan teknik analisis korelasi, paling sedikit harus ada dua
variable yang dikorelasikan. Teknik analisis korelasi terutama digunakan
untuk mengetahui kecenderungan hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel lainnya. Hasil analisis korelasi akan diperoleh koefisien korelasi yang
menunjukkan besarnya hubungan antar variabel. Hubungan antara
variabelvariabel yang dikorelasikan tersebut tidak mempermasalahkan apakah
ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat. Berikut ini
1
akan dibahas beberapa teknik analisis korelasi, antara lain teknik analisis
koefisien Phi, korelasi tata jenjang, analisis korelasi product moment dari
Pherson, analisis korelasi partial, dan teknik analisis korelasi ganda.
B. Konsep Teknik Analisis Korelasi
2
Besar kecilnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan angka
indeks yang disebut koefisien korelasi. Simbol yang digunakan untuk
menyatakan besarnya koefisien korelasi dua variabel adalah r, dan R untuk
koefisien korelasi ganda. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara 1,0
sampai dengan +1,0. Sehingga ada dua kemungkinan koefisien korelasi yaitu
korelasi negatif dan korelasi positif. Koefisien korelasi negatif menunjukkan
arah hubungan berbanding terbalik antara variabel yang satu dengan lainnya.
Sedangkan koefisien korelasi yang positif menunjukkan arah hubungan
berbanding lurus antara variabel yang satu dengan lainnya. Jika koefisien
korelasi +1,0 atau 1,0 maka hubungan dua variabel tersebut sempurna.
(Sutrisnohadi: 1983).
Koefisien korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
dapat digambarkan menggunakan gambar diagram pencar (scatter gram).
Contoh, peneliti ingin mengetahui kecenderungan hubungan antara variabel
tinggi badan (X) dengan variabel tinggi lompatan (Y). Titik-titik dalam
diagram merupakan titik pertemuan skor-skor variabel yang menggambarkan
hubungan variabel tinggi badan (X) dengan variabel tinggi lompatan (Y).
Kumpulan titik-titik yang membentuk kelompok dan bersekutu dari sudut kiri
bawah ke sudut kanan atas menunjukkan korelasi positif antara variabel yang
satu dengan yang lain. Berdasarkan letak titik-titik tersebut menggambarkan
ada korelasi yang positif antara variabel tinggi badan dengan tinggi lompatan.
Letak titiktitik tersebut juga memberikan pengertian tentang hubungan positif
bahwa makin tinggi nilai tinggi badan makin tinggi pula nilai tinggi lompatan.
Sebaliknya, jika kumpulan titik-titik membentuk kelompok bersekutu dari
sudut kiri atas ke sudut kanan bawah menunjukkan korelasi negatif.
Berdasarkan letak titik-titik pertemuan tersebut menunjukkan adanya
hubungan yang berlawanan arah, makin tinggi nilai tinggi badan justru makin
rendah nilai lompatan. Dengan demikian, letak titik-titik tersebut
3
menggambarkan hubungan atau korelasi yang negatif antara tinggi badan
dengan tinggi lompatan (Budiwanto: 2014).
C. Jenis Korelasi
Perlu diketahui bahwa korelasi terbagi menjadi tiga jenis. Antara lain
seperti berikut:
4
Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan
antara masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi
sederhana.
5
E. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain Hatch dan Farhady, 1981).
Variable juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu.
Dinamakan variable karena ada variasinya. Misalnya berat badan
dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu
bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Variable yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan variable. Untuk dapat bervariasi maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek
yang bervariasi
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variable adalah konstrak atau
sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa
variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda. Dengan demikian variable itu merupakan suatu yang
bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variable adalah
suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mepunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
6
2. Macam – Macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain maka
macam-macam variable dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variable Independen: variable ini sering disebut sebagai variable
stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variable variable dependen
b. Variable Dependen: sering disebut sebagai variable outout, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variable Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dengan dependen. Variabel disebut juga
sebagai variabel independent ke dua.
d. Variable Intervening: adalah variable yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variable independent dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diukur dan diamati. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara
yang terletak di antara variabel independent dan dependen, sehingga
variabel independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen.
e. Variable Kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen
tidak dipengarungi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control
sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
7
3. Manfaat
Perlu dipahami dengan adanya korelasi ini, pada nantinya akan didapatkan
beberapa manfaat. Manfaat korelasi antara lain seperti:
Sementara itu, kita bisa menggunakan nilai dan tingkat ketidak hadiran
siswa sebagai contoh dalam korelasi negatif. Semakin tinggi tingkat
8
ketidak hadiran siswa di kelas, maka nilai yang diperolehnya cenderung
semakin rendah. Hubungan ini disebut korelasi negatif karena kedua
variabel mengalami perubahan ke arah yang berlawanan, yakni dengan
meningkatnya tingkat ketidak hadiran, maka nilai siswa justru menurun.
Kedua variabel yang dibandingkan satu sama lain dalam korelasi dapat
dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Sesuai
dengan namanya, variabel independen adalah variabel yang perubahannya
cenderung di luar kendali manusia. Sementara itu variabel dependen
adalah variabel yang dapat berubah sebagai akibat dari perubahan
variabel indipenden. Hubungan ini dapat dicontohkan dengan ilustrasi
pertumbuhan tanaman dengan variabel sinar matahari dan tinggi tanaman.
Sinar matahari merupakan variabel independen karena intensitas cahaya
yang dihasilkan oleh matahari tidak dapat diatur oleh manusia. Sedangkan
tinggi tanaman merupakan variabel dependen karena perubahan tinggi
tanaman dipengaruhi langsung oleh intensitas cahaya matahari sebagai
variabel indipenden.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Korelasi Ganda
Suatu korelasi yang bermaksud untuk melihat hubungan antara tiga atau
lebih variabel (dua atau lebih variabel independent dan satu variabel
dependent). Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel
independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen. Sementara
itu menurut Riduwan (2012:238) korelasi ganda adalah suatu nilai yang
memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara
bersama-sama dengan variabel lain.
Korelasi Ganda (multiple correlation) merupakan korelasi yang terdiri
dari dua variabel bebas (X1, X2) serta satu variabel terikat (Y). Apabila
qperumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara
masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana,
oleh karena itu berikut ini hanya akan dikemukakan cara perhitungan ganda
antara X1, dan X2 dengan Y.
𝑋1 𝑟𝑥 1 𝑦 ⬚
𝑟𝑥 1 𝑥 2 𝑅𝑥 1 𝑥 2 𝑦
Y
𝑋2 𝑟𝑥 2 𝑦 ⬚
B. Koefisien Korelasi
Merupakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam
bilangan yang disebut dengan Koefisien Korelasi. Koefisien Korelasi disimbolkan
dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1; 0; dan +1.
Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di antara
dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik, +1 adalah korelasi yang positif
sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di antara dua variabel atau
lebih tersebut, sedangkan koefisien korelasi 0 dianggap tidak terdapat hubungan
10
antara dua variabel atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak ada
hubungan sama sekali
Sedangkan harga R akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai R
sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,1999 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup
0,60-0,799 Kuat
1. Mencari hubungan atau kontribusi dua variabel bebas (X) atau lebih secara
simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)
2. Mencari arah dan kuat lemahnya hubungan antara 2 atau lebih variabel
independen (X1,X2...Xj) terhadap variabel dependen (Y)
11
c. Membandingkan harga dan de ngan α = 5, derajat kebebasan dk
pembilang dan derajat kebebasan dk penyebut .
3. Kriteria Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah jika maka koefisien
korelasi ganda berarti (Sudjana 2005:108)
Koefisien Determinasi Besarnya koefisien determinasi dirumuskan
sebagai harga dari koefisien , dengan adalah koefisien determinasi yang
menunjukkan pengaruh terhadap Uji Keberartian Korelasi Ganda
Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linear Ganda Uji signifikansi koefisien
regresi linear ganda dilakukan untuk meyakinkan apakah tiap koefisien regresi
yang didapat berdasarkan penelitian dapat untuk membuat kesimpulan
mengenai hubungan dari seluruh variabel yang diteliti.
1. Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut
a. Hipotesis uji signifikansi koefisien regresi linear ganda : koefisien
regresi linear ganda tidak signifikan : koefisien regresi linear ganda
signifikan.
b. Hipotesis uji signifikansi koefisien regresi linear ganda : koefisien
regresi linear ganda tidak signifikan : koefisien regresi linear ganda
signifikan.
2. Langkah-langkah uji signifikansi koefisien regeresi linear ganda Langkah-
langkah uji signifikansi koefisien regeresi linear ganda adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung galat baku taksiran dalam populasi dengan rumus sebagai
berikut
b. Menghitung koefisien korelasi antar variabel bebas. adalah koefisien
korelasi antar variabel bebas. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
bebas jadi terdapat dan . adalah koefisien korelsi antara dan . adalah
koefisien korelasi antara dan . dan diperoleh.
c. Menghitung galat baku koefisien regresi dengan rumus sebagai berikut
d. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut keterangan : :
koefisien-koefisien regresi linear ganda : galat baku koefisien regresi
12
e. Membandingkan harga dan dengan α = 5, derajat kebebasan dk
pembilang dan derajat kebebasan dk penyebut . 3 Kriteria Kriteria
yang digunakan dalam uji ini adalah jika maka koefisien regresi linear
ganda signifikan (Sudjana 2005:111.)
R2
F= k
(1-R)
( n – k - 1)
0.252
=
2
1−0.501
= 30−2−1
126
= 0.018
= 7
Hal ini berarti Fhitung (7) > Ftabel (3,35), dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama mempunyai korelasi yang positif
dan signifikan terhadap variabel Y
r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y=
√ 1−r 2 X 1 X 2
Di mana :
Rx1x2y =koefisien korelasi ganda
13
X1 dan X2 bersama-sama dengan Y
rx1y = koefisien korelasi antara X1 dengan Y
rx2y = koefisien korelasi antara X2 dengan Y
rx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dengan X2
Hipotesis yang diuji yaitu hipotesis dua pihak:
Ho : ρy.12 = 0 Ha : ρy.12 ≠ 0
Pengujian hipotesis korelasi ganda menggunakan uji F (tabel distribusi
F) dengan derajat kebebasan (dk) terdiri dkpembilang = k (k= banyaknya variabel
bebas) dan dkpenyebut = n – k – 1 (n = banyaknya pasang data/sampel). Konversi
nilai koefisien R ke dalam nilai Fhitung menggunakan rumus:
R2
k
F=
(1−R)
(n−k−l)
Di mana:
jika Fhitung < Ftabel maka tidak signifikan carilah nilai Ftabel
menggunakan tabel F dengan rumus: taraf signifikansinya α
= 0.01 atau α = 0.05
Ftabel=F(1-α ){(db=k),(db= n-k-l)}
14
Variabel X1 (komitmen pada tugas), variabel X2 (motivasi kerja) dan variabel
Y (kinerja). Lakukan pengujian hipotesis:
1. Ho : ρy.1 = 0
Ha : ρy.1 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dengan
kinerja (Y).
Ha : terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dengan kinerja
(Y).
2. Ho : ρy.2 = 0
Ha : ρy.2 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja
(Y).
Ha : terdapat hubungan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja (Y).
3. Ho : ρy.12 = 0
Ha : ρy.12 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dan
motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja (Y).
Ha : terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dan motivasi
kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja (Y).
n¿¿
15
Selanjutnya hasil dari korelasi kemudian hitung korelasi ganda (R) dengan
rumus:
r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y=
√ 1−r 2 X 1 X 2
5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung:
R2
k
F=
(1−R)
(n−k−l)
16
G. CONTOH SOAL
KASUS
Judul Penelitian
17
9 62 87 67 3844 7569 4489 4154 5829 5394
18
37 61 99 68 3721 9801 4624 4148 6732 6039
38 61 109 82 3721 11881 6724 5002 8938 6649
39 54 76 67 2916 5776 4489 3618 5092 4104
40 48 75 69 2304 5625 4761 3312 5175 3600
41 40 77 55 1600 5929 3025 2200 4235 3080
42 34 67 48 1156 4489 2304 1632 3216 2278
43 48 68 47 2304 4624 2209 2256 3196 3264
44 38 67 55 1444 4489 3025 2090 3685 2546
45 55 89 61 3025 7921 3721 3355 5429 4895
46 62 87 61 3844 7569 3721 3782 5307 5394
47 68 87 68 4624 7569 4624 4624 5916 5916
48 56 87 65 3136 7569 4225 3640 5655 4872
49 38 65 70 1444 4225 4900 2660 4550 2470
50 61 98 75 3721 9604 5625 4575 7350 5970
51 68 105 61 4624 11025 3721 4148 6405 7140
52 60 78 54 3600 6084 2916 3240 4212 4680
53 55 77 60 3025 5929 3600 3300 4620 4235
54 27 66 55 729 4356 3025 1485 3630 1782
55 48 66 55 2304 4356 3025 2640 3630 3168
56 40 55 47 1600 3025 2209 1880 2585 2200
57 40 78 56 1600 6084 3136 2240 4368 3120
58 48 79 54 2304 6241 2916 2592 4266 3792
59 38 75 69 1444 5625 4761 2622 5175 2850
60 57 98 74 3249 9604 5476 4218 7252 5586
61 68 98 68 4624 9604 4624 4624 6664 6664
62 61 87 66 3721 7569 4356 4026 5742 5307
63 35 87 61 1225 7569 3721 2135 5307 3045
64 40 77 69 1600 5929 4761 2760 5313 3080
19
Jumlah 3320 5198 3871 179.456 439.670 240.425 204.514 320.416 276.596
total
LANGKAH-LANGKAH MENJAWAB:
H1 = R ≠ 0
H0 = R = 0
20
1) KORELASI dengan Y RINGKASAN STATISTIK dengan Y
NILAI
STATISTIK
N 64
3320
∑ X1
3871
∑Y
179456
∑ X 12
240425
∑Y2
204514
∑ X1Y
r X 1Y =n ¿ ¿
2) KORELASI dengan Y
21
NILAI
STATISTIK
64
5198
∑ X2
∑Y 3871
∑ X 22 439670
∑Y2 240425
∑ X2Y 320416
r X 1Y =n ¿ ¿
3) KORELASI dengan
RINGKASAN STATISTIK dengan
22
SIMBOL STATISTIK NILAI STATISTIK
n 64
∑ X1 3320
∑ X2 5198
∑ X 12 179456
∑ X 22 439670
∑ X1 X2 276596
r X 1Y =n ¿ ¿
r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y =
√ 1−r 2 X 1 X 2
0.63−0.39 0.24
RX1X2Y= √ 0.62 =
√ 0.62 = √ 0.39 = 0.62 ≈ 1
23
kuat karena hasil perhitungan di atas besar R adalah sebesar 0,62 ≈ 1.
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X1 dan X2
terhadap variabel Y atau koefisien determinan = R2 x 100% atau (0,622 x
100% = 38,44). Selanjutnya untuk mengetahui keberartian korelasi ganda (R)
dihitung uji F berikut:
R2 0.622
k 2 0.1922
F=
(1−R)
= (1−0.622)
= 0.01
= 19.2
(n−k−l) (64−2−1)
24
4) Menguji signifikansi dengan rumus :
Kaidah uji signifikansi: Jika > , maka signifikan. Nilai
5) Kesimpulan:
Setelah dihitung ternyata Fhitung > Ftabel, atau 19,22 > 3,15 sehingga H0
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi kerja (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap Pelayanan
Administrasi (Y) pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Perhatikan Tabel Berikut Ini
Y 32 15 30 34 35 10 39
𝑋_1 160 80 1 12 1 85 152 90 17 0
𝑋_2 5 .5 6 9.5 5 8 3 9
Keterangan:
Y = keluaran (satuan)
X1 = nilai tes
25
Contoh soal:
Penyelesaian:
b 1=0,212 ∑ x 1 y=2.648
b 2=1.999 ∑ x 2 y=200.5
∑ y2 =974.5
( 0.212 ) (2.648 )+ (1.999 )( 200.5 )
KPB 22Y 1.2=
974.5
Contoh Soal:
Penyelesaian:
Jadi,
¿ √ 0.9855=0.9927
26
Contoh Soal:
Penyelesaian:
∑ y2 =974.5 ∑ x 1 y=2.648
∑ x 21=2.648 ∑ x 2 y=200.5
∑ x 22=82.1 ∑ x 1 x2=171.3
2.648
r Y 1= =0.814
√( 10886.4 )( 974.5 )
200.5
r Y 2= =0.709
√( 82.1 )( 974.5 )
171.3
r 12= =0.181
√ (10886.4 ) ( 82.1 )
0.814−(0.709)(0.181)
a . r Y .12= =0.988
2 2
√( 1−( 0.709) )( 1−(0.181) )
0.709−( 0.814 )( 0.181 )
b . r Y 2.1= =0.984
2 2
√( 1−( 0.814 ) )( 1−( 0.181 ) )
0.181−(0.814)(0.709)
c .r 12.Y = =0.967
√ ( 1−(0.814)2 )( 1−(0.709)2 )
27
DAFTAR PUSTAKA
28