Anda di halaman 1dari 30

KORELASI GANDA

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Statistika Terapan
Dosen Pengampu:
Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd.

Disusun Oleh:
Naufal Ahmad Faishal
1907771

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Pengertian Korelasi................................................................................................1

B. Konsep Teknik Analisis Korelasi..........................................................................2

C. Jenis Korelasi .......................................................................................................4

D. Rumusan Masalah Asosiatif................................................................................. 5

E. Variable Penelitian................................................................................................ 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................3

A. Korelasi Ganda................................................................................................... 10
B. Koefisien Korelasi.............................................................................................. 10
C. Manfaat .............................................................................................................. 11
D. Uji Keberartian Koefisien Korelasi.................................................................... 11
E. Formula Korelasi Ganda..................................................................................... 13
F. Langkah-Langkah Menjawab Uji Korelasi Ganda ....................................................... 15
G. Contoh Soal........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Korelasi
Korelasi adalah salah satu bentuk serta ukuran dengan memiliki
beberapa variabel yang ada dalam hubungan yang memakai kata dari korelasi
positif sehingga terjadi perubahan meningkat pada sebuah benda. Secara
singkat, padat dan jelasnya korelasi ini dapat diartikan sebagai hubungan.
Perlu diketahui dalam matematika, korelasi adalah ukuran dari
seberapa dekat dua variabel berubah dalam hubungan satu dengan lainnya.
Korelasi terbagi menjadi beberapa tiga yakni, korelasi sederhana, parsial dan
juga ganda.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa korelasi adalah
bentuk dan ukuran yang memiliki beberapa variabel dalam hubungan yang
memakai kata dari korelasi positif. Pada nantinya akan terjadi perubahan
dengan meningkat pada suatu benda.
Secara sederhana korelasi ini bisa diartikan sebagai hubungan. Akan
tetapi saat dikembangkan lebih jauh, maka korelasi tak hanya dapat dipahami
sebatas pengertian itu. Korelasi adalah salah satu metode analisis dalam
statistik yang dapat digunakan untuk mencari antara dua variabel dengan sifat
kuantitatif.
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak
adanya kecenderungan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalammenggunakan teknik analisis korelasi, paling sedikit harus ada dua
variable yang dikorelasikan. Teknik analisis korelasi terutama digunakan
untuk mengetahui kecenderungan hubungan antara variabel yang satu dengan
variabel lainnya. Hasil analisis korelasi akan diperoleh koefisien korelasi yang
menunjukkan besarnya hubungan antar variabel. Hubungan antara
variabelvariabel yang dikorelasikan tersebut tidak mempermasalahkan apakah
ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat. Berikut ini

1
akan dibahas beberapa teknik analisis korelasi, antara lain teknik analisis
koefisien Phi, korelasi tata jenjang, analisis korelasi product moment dari
Pherson, analisis korelasi partial, dan teknik analisis korelasi ganda.
B. Konsep Teknik Analisis Korelasi

Teknik analisis korelasional terutama digunakan untuk mengetahui


kecenderungan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.
Variabel-variabel yang dianalisis hubungannya adalah variabel tergantung
(dependent variable) dengan variabel-variabel bebas (independent variable)
(Thomas dan Nelson: 1990). Berdasarkan jumlah variabel yang dikorelasikan
dibedakan menjadi korelasi dua variabel (bivariat) dan korelasi ganda (multi
variat). Yang perlu ditegaskan dalam melakukan analisis korelasional ini ialah
bahwa variabel-variabel yang akan dikorelasikan harus mempunyai landasan
teori atau kerangka teori.

Variabel tergantung disebut juga variabel terikat atau variabel


kriterium. Sedangkan variabel bebas disebut juga variabel prediktor. Pada
waktu melaksanakan analisis korelasi diawali dengan membuat tabel
persiapan yang terdiri dari distribusi frekuensi yang memuat skor
variabelvariabel yang dikorelasikan. Dalam tabel persiapan distribusi
frekuensi tersebut, pada kolom untuk menulis skor variabel tergantung
biasanya diberi simbol Y, sedangkan kolom untuk menulis skor variabel bebas
biasanya diberi simbol X.

Arah hubungan antar variabel yang dianalisis, korelasinya dapat


berbentuk hubungan positif atau hubungan negatif. Arah hubungan positif
antar veriabel terjadi jika naiknya skor variabel X selalu diikuti dengan
naiknya skor variabel Y, atau jika turunnya skor variabel X selalu diikuti
dengan turunnya skor variabel Y. Sebaliknya, arah hubungan negatif antar
variabel terjadi jika naiknya skor variabel X selalu diikuti dengan turunnya
skor variabel Y, atau turunnya skor variabel X selalu diikuti dengan turunnya
skor variabel Y (Budiwanto: 2014).

2
Besar kecilnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan angka
indeks yang disebut koefisien korelasi. Simbol yang digunakan untuk
menyatakan besarnya koefisien korelasi dua variabel adalah r, dan R untuk
koefisien korelasi ganda. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara 1,0
sampai dengan +1,0. Sehingga ada dua kemungkinan koefisien korelasi yaitu
korelasi negatif dan korelasi positif. Koefisien korelasi negatif menunjukkan
arah hubungan berbanding terbalik antara variabel yang satu dengan lainnya.
Sedangkan koefisien korelasi yang positif menunjukkan arah hubungan
berbanding lurus antara variabel yang satu dengan lainnya. Jika koefisien
korelasi +1,0 atau 1,0 maka hubungan dua variabel tersebut sempurna.
(Sutrisnohadi: 1983).

Koefisien korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
dapat digambarkan menggunakan gambar diagram pencar (scatter gram).
Contoh, peneliti ingin mengetahui kecenderungan hubungan antara variabel
tinggi badan (X) dengan variabel tinggi lompatan (Y). Titik-titik dalam
diagram merupakan titik pertemuan skor-skor variabel yang menggambarkan
hubungan variabel tinggi badan (X) dengan variabel tinggi lompatan (Y).
Kumpulan titik-titik yang membentuk kelompok dan bersekutu dari sudut kiri
bawah ke sudut kanan atas menunjukkan korelasi positif antara variabel yang
satu dengan yang lain. Berdasarkan letak titik-titik tersebut menggambarkan
ada korelasi yang positif antara variabel tinggi badan dengan tinggi lompatan.
Letak titiktitik tersebut juga memberikan pengertian tentang hubungan positif
bahwa makin tinggi nilai tinggi badan makin tinggi pula nilai tinggi lompatan.
Sebaliknya, jika kumpulan titik-titik membentuk kelompok bersekutu dari
sudut kiri atas ke sudut kanan bawah menunjukkan korelasi negatif.
Berdasarkan letak titik-titik pertemuan tersebut menunjukkan adanya
hubungan yang berlawanan arah, makin tinggi nilai tinggi badan justru makin
rendah nilai lompatan. Dengan demikian, letak titik-titik tersebut

3
menggambarkan hubungan atau korelasi yang negatif antara tinggi badan
dengan tinggi lompatan (Budiwanto: 2014).

C. Jenis Korelasi

Perlu diketahui bahwa korelasi terbagi menjadi tiga jenis. Antara lain
seperti berikut:

 Korelasi Sederhana, merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan


untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk
dapat mengetahui bentuk di antara keduanya dengan hasil bersifat
kuantitatif. Kuatnya hubungan yang dimaksud antara 2 variabel ini adalah
apakah hubungan tersebut lemah, erat atau tak erat. Sedangkan bentuk
hubungannya apa berbentuk korelasi linier positif atau negatif.
 Korelasi Parsial, merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengukur tentang adanya keeratan antara hubungan variabel bebas dengan
variabel tak bebas. Sehingga pada nantinya akan dapat dengan mudah
guna melakukan kontrol dari salah satu variabel tersebut.
 Korelasi Ganda, adalah korelasi yang bentuknya akan digunakan guna
melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel
independen dan satu variabel dependent). Korelasi ganda akan memiliki
kaitan dengan interkorelasi variabel independen, sebagaimana korelasi
mereka dengan variabel dependen. Korelasi ganda adalah bentuk korelasi
yang digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel
(dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependent. Korelasi
ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel independen
sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen. 

Korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh


atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan
variabel lain. Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau
lebih variabel bebas (X1,X2,…..Xn) serta satu variabel terikat (Y).

4
Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan
antara masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi
sederhana. 

Korelasi ganda memiliki koefisien korelasi, yakni besar kecilnya


hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan. Koefisien
Korelasi disimbolkan dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah
antara -1; 0; dan +1. 
Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di
antara dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik, +1 adalah korelasi
yang positif sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di
antara dua variabel atau lebih tersebut, sedangkan koefisien korelasi 0
dianggap tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang diuji
sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan sama sekali.

D. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/reciprocal/timbal balik.
1) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variable atau lebih
yang kebetulan munculnya Bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun
interaktif.
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variable independen dan dependen.
3) Hubungan Interaktif
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini
tidak diketahui mana variable independent dan dependen

5
E. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain Hatch dan Farhady, 1981).
Variable juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu.
Dinamakan variable karena ada variasinya. Misalnya berat badan
dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu
bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Variable yang tidak ada
variasinya bukan dikatakan variable. Untuk dapat bervariasi maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek
yang bervariasi
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variable adalah konstrak atau
sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa
variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda. Dengan demikian variable itu merupakan suatu yang
bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variable adalah
suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mepunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

6
2. Macam – Macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain maka
macam-macam variable dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variable Independen: variable ini sering disebut sebagai variable
stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variable bebas. Variabel bebas adalah merupakan
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variable variable dependen
b. Variable Dependen: sering disebut sebagai variable outout, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variable Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dengan dependen. Variabel disebut juga
sebagai variabel independent ke dua.
d. Variable Intervening: adalah variable yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variable independent dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diukur dan diamati. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara
yang terletak di antara variabel independent dan dependen, sehingga
variabel independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen.
e. Variable Kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen
tidak dipengarungi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control
sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.

7
3. Manfaat

Perlu dipahami dengan adanya korelasi ini, pada nantinya akan didapatkan
beberapa manfaat. Manfaat korelasi antara lain seperti:

1. Dapat melakukan pengukuran beberapa hubungan variabel


2. Dapat melakukan motivasi kerja pada produktivitas variabel
3. Dapat melakukan penemuan kualitas dengan menggunakan sebuah
pelayanan
4. Dapat dilakukan peningkatan inflasi pada variabel-variabel tertentu.

Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun


ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami
sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis
dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua
variabel yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat
terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi
karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila
perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel
yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) atau
berlawanan (korelasi negatif). 

Dalam Matematika, korelasi merupakan ukuran dari seberapa dekat


dua variabel berubah dalam hubungan satu sama lain. Sebagai contoh,
kita bisa menggunakan tinggi badan dan usia siswa SD sebagai variabel
dalam korelasi positif. Semakin tua usia siswa SD, maka tinggi badannya
pun menjadi semakin tinggi. Hubungan ini disebut korelasi positif karena
kedua variabel mengalami perubahan ke arah yang sama, yakni dengan
meningkatnya usia, maka tinggi badan pun ikut meningkat. 

Sementara itu, kita bisa menggunakan nilai dan tingkat ketidak hadiran
siswa sebagai contoh dalam korelasi negatif. Semakin tinggi tingkat

8
ketidak hadiran siswa di kelas, maka nilai yang diperolehnya cenderung
semakin rendah. Hubungan ini disebut korelasi negatif karena kedua
variabel mengalami perubahan ke arah yang berlawanan, yakni dengan
meningkatnya tingkat ketidak hadiran, maka nilai siswa justru menurun. 

Kedua variabel yang dibandingkan satu sama lain dalam korelasi dapat
dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Sesuai
dengan namanya, variabel independen adalah variabel yang perubahannya
cenderung di luar kendali manusia. Sementara itu variabel dependen
adalah variabel yang dapat berubah sebagai akibat dari perubahan
variabel indipenden. Hubungan ini dapat dicontohkan dengan ilustrasi
pertumbuhan tanaman dengan variabel sinar matahari dan tinggi tanaman.
Sinar matahari merupakan variabel independen karena intensitas cahaya
yang dihasilkan oleh matahari tidak dapat diatur oleh manusia. Sedangkan
tinggi tanaman merupakan variabel dependen karena perubahan tinggi
tanaman dipengaruhi langsung oleh intensitas cahaya matahari sebagai
variabel indipenden.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Korelasi Ganda
Suatu korelasi yang bermaksud untuk melihat hubungan antara tiga atau
lebih variabel (dua atau lebih variabel independent dan satu variabel
dependent). Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel
independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen. Sementara
itu menurut Riduwan (2012:238) korelasi ganda adalah suatu nilai yang
memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara
bersama-sama dengan variabel lain.
Korelasi Ganda (multiple correlation) merupakan korelasi yang terdiri
dari dua variabel bebas (X1, X2) serta satu variabel terikat (Y). Apabila
qperumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara
masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana,
oleh karena itu berikut ini hanya akan dikemukakan cara perhitungan ganda
antara X1, dan X2 dengan Y.

𝑋1 𝑟𝑥 1 𝑦 ⬚

𝑟𝑥 1 𝑥 2 𝑅𝑥 1 𝑥 2 𝑦
Y
𝑋2 𝑟𝑥 2 𝑦 ⬚

B. Koefisien Korelasi
Merupakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam
bilangan yang disebut dengan Koefisien Korelasi. Koefisien Korelasi disimbolkan
dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1; 0; dan +1.
Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di antara
dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik, +1 adalah korelasi yang positif
sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di antara dua variabel atau
lebih tersebut, sedangkan koefisien korelasi 0 dianggap tidak terdapat hubungan

10
antara dua variabel atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak ada
hubungan sama sekali
Sedangkan harga R akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai R
sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,1999 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Cukup

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat


C. Manfaat

1. Mencari hubungan atau kontribusi dua variabel bebas (X) atau lebih secara
simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y)
2. Mencari arah dan kuat lemahnya hubungan antara 2 atau lebih variabel
independen (X1,X2...Xj) terhadap variabel dependen (Y)

D. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda


Uji keberartian koefisien korelasi ganda dilakukan untuk meyakinkan apakah
koefisien korelasi yang didapat berdasarkan penelitian berarti untuk membuat
kesimpulan mengenai hubungan dari seluruh variabel yang diteliti.
1. Hipotesis : koefisien korelasi ganda tidak berarti : koefisien korelasi ganda
berarti
2. Langkah-langkah uji keberartian koefisien korelasi Langkah-langkah uji
keberartian koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai koefisien korelasi ganda
b. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut keterangan : :
koefisien korelasi ganda : banyak sampel penelitian k : banyak
variabel bebas

11
c. Membandingkan harga dan de ngan α = 5, derajat kebebasan dk
pembilang dan derajat kebebasan dk penyebut .
3. Kriteria Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah jika maka koefisien
korelasi ganda berarti (Sudjana 2005:108)
Koefisien Determinasi Besarnya koefisien determinasi dirumuskan
sebagai harga dari koefisien , dengan adalah koefisien determinasi yang
menunjukkan pengaruh terhadap Uji Keberartian Korelasi Ganda
Uji Signifikansi Koefisien Regresi Linear Ganda Uji signifikansi koefisien
regresi linear ganda dilakukan untuk meyakinkan apakah tiap koefisien regresi
yang didapat berdasarkan penelitian dapat untuk membuat kesimpulan
mengenai hubungan dari seluruh variabel yang diteliti.
1. Hipotesis Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut
a. Hipotesis uji signifikansi koefisien regresi linear ganda : koefisien
regresi linear ganda tidak signifikan : koefisien regresi linear ganda
signifikan.
b. Hipotesis uji signifikansi koefisien regresi linear ganda : koefisien
regresi linear ganda tidak signifikan : koefisien regresi linear ganda
signifikan.
2. Langkah-langkah uji signifikansi koefisien regeresi linear ganda Langkah-
langkah uji signifikansi koefisien regeresi linear ganda adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung galat baku taksiran dalam populasi dengan rumus sebagai
berikut
b. Menghitung koefisien korelasi antar variabel bebas. adalah koefisien
korelasi antar variabel bebas. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
bebas jadi terdapat dan . adalah koefisien korelsi antara dan . adalah
koefisien korelasi antara dan . dan diperoleh.
c. Menghitung galat baku koefisien regresi dengan rumus sebagai berikut
d. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut keterangan : :
koefisien-koefisien regresi linear ganda : galat baku koefisien regresi

12
e. Membandingkan harga dan dengan α = 5, derajat kebebasan dk
pembilang dan derajat kebebasan dk penyebut . 3 Kriteria Kriteria
yang digunakan dalam uji ini adalah jika maka koefisien regresi linear
ganda signifikan (Sudjana 2005:111.)
R2
F= k
(1-R)
( n – k - 1)
0.252
=
2

1−0.501
= 30−2−1

126
= 0.018

= 7

Ftabel (2,27) pada α = 0,05 yaitu 3,35

Hal ini berarti Fhitung (7) > Ftabel (3,35), dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama mempunyai korelasi yang positif
dan signifikan terhadap variabel Y

E. Formulasi Korelasi Ganda


1. Uji Korelasi Ganda
Rumus korelasi ganda dari dua variabel bebas (X1 dan X2) dengan satu
variabel terikat (Y) sebagai berikut:

r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y=
√ 1−r 2 X 1 X 2
Di mana :
Rx1x2y =koefisien korelasi ganda

13
X1 dan X2 bersama-sama dengan Y
rx1y = koefisien korelasi antara X1 dengan Y
rx2y = koefisien korelasi antara X2 dengan Y
rx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dengan X2
Hipotesis yang diuji yaitu hipotesis dua pihak:
Ho : ρy.12 = 0 Ha : ρy.12 ≠ 0
Pengujian hipotesis korelasi ganda menggunakan uji F (tabel distribusi
F) dengan derajat kebebasan (dk) terdiri dkpembilang = k (k= banyaknya variabel
bebas) dan dkpenyebut = n – k – 1 (n = banyaknya pasang data/sampel). Konversi
nilai koefisien R ke dalam nilai Fhitung menggunakan rumus:

R2
k
F=
(1−R)
(n−k−l)
Di mana:

R = Nilai koefisien korelasi ganda


k = jumlah variabel bebas (independen)
n = jumlah sampel
F = Fhitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan

Kaidah penguji signifikansi:

Jika Fhitung > Ftabel signifikan

jika Fhitung < Ftabel maka tidak signifikan carilah nilai Ftabel
menggunakan tabel F dengan rumus: taraf signifikansinya α
= 0.01 atau α = 0.05
Ftabel=F(1-α ){(db=k),(db= n-k-l)}

Kriteria pengujian hipotesis:


Terima Ho jika Fhitung < Ftabel
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel
Contoh:

14
Variabel X1 (komitmen pada tugas), variabel X2 (motivasi kerja) dan variabel
Y (kinerja). Lakukan pengujian hipotesis:
1. Ho : ρy.1 = 0
Ha : ρy.1 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dengan
kinerja (Y).
Ha : terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dengan kinerja
(Y).
2. Ho : ρy.2 = 0
Ha : ρy.2 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja
(Y).
Ha : terdapat hubungan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja (Y).
3. Ho : ρy.12 = 0
Ha : ρy.12 ≠ 0
Ho : tidak terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dan
motivasi kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja (Y).
Ha : terdapat hubungan antara komitmen pada tugas (X1) dan motivasi
kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja (Y).

F. Langkah-Langkah Menjawab Uji Korelasi Ganda

1. Buatlah H1 dan H0 dalam bentuk kalimat

2. Buatlah H1 dan H0 dalam bentuk statistik

3. Buatlah tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi ganda

4. Masukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus:

n¿¿

15
Selanjutnya hasil dari korelasi kemudian hitung korelasi ganda (R) dengan
rumus:

r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y=
√ 1−r 2 X 1 X 2
5. Menguji signifikansi dengan rumus Fhitung:

R2
k
F=
(1−R)
(n−k−l)

6. Dari hasil perhitungan tadi, buatlah kesimpulannya.

16
G. CONTOH SOAL

KASUS

Judul Penelitian

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN PEGAWAI

TERHADAP PELAYANAN ADMINISTRASI PADA DINAS PENDIDIKAN


KOTA SURABAYA

1) Variabel Motivasi Kerja ( )

2) Variabel Kemampuan Pegawai ( )

3) Variabel Pelayanan Administrasi ( )

4) Sampel sebanyak 64 responden

5) Tingkat kesalahan α = 0,05

Pertanyaan : apakah ada hubungan yang signifikan antara ( ) dengan ( ) secara


bersama-sama terhadap ( ), buktikan!
Data penelitian sebagai berikut:

Data variabel ( ), ( ) dan ( )


No Y
1 48 97 61 2304 9409 3721 2989 5917 4656
2 47 77 40 2209 5929 1600 1880 3080 3619
3 47 99 48 2209 9801 2304 2256 4752 4653
4 41 77 54 1681 5929 2916 2214 4158 3157
5 41 77 34 1681 5929 1156 1394 2618 3157
6 42 55 48 1764 3025 2304 2016 2640 2310
7 61 88 68 3721 7744 4624 4148 5984 5368
8 69 120 67 4761 14400 4489 4623 8040 8280

17
9 62 87 67 3844 7569 4489 4154 5829 5394

10 65 87 75 4225 7569 5625 4875 6525 5655


11 48 50 56 2304 2500 3136 2688 2800 2400
12 52 87 60 2704 7569 3600 3120 5220 4524
13 47 87 47 2209 7569 2209 2209 4089 4089
14 47 87 60 2209 7569 3600 2820 5220 4089
15 47 81 61 2209 6561 3721 2867 4941 3807
16 41 55 47 1681 3025 2209 1927 2585 2255
17 55 88 68 3025 7744 4624 3740 5984 4840
18 75 98 68 5625 9604 4624 5100 6664 7350
19 62 87 74 3844 7569 5476 4588 6438 5394
20 68 87 75 4624 7569 5625 5100 6525 5916
21 48 44 55 2304 1936 3025 2640 2420 2112
22 49 94 61 2401 8836 3721 2989 5734 4604
23 48 77 46 2304 5929 2116 2208 3542 3696
24 54 55 61 2916 3025 3721 3294 3355 2970
25 54 76 58 2916 5776 3364 3132 4408 4104
26 48 65 50 2304 4225 2500 2400 3250 3120
27 61 90 68 3721 8100 4624 4148 6120 5490
28 54 119 75 2916 14161 5625 4050 8925 6425
29 68 119 75 4624 14161 5625 5100 8925 8092
30 68 98 75 4624 9604 5625 5100 7350 6664
31 47 55 56 2209 3025 3136 2632 3080 2585
32 41 66 61 1681 4356 3721 2501 4026 2706
33 42 67 54 1764 3389 2916 2268 3618 2814
34 41 58 50 1681 3364 2500 2050 2900 2378
35 55 90 61 3025 8100 3721 3355 5490 4950
36 68 77 47 4624 5929 2209 3196 3619 5236

18
37 61 99 68 3721 9801 4624 4148 6732 6039
38 61 109 82 3721 11881 6724 5002 8938 6649
39 54 76 67 2916 5776 4489 3618 5092 4104
40 48 75 69 2304 5625 4761 3312 5175 3600
41 40 77 55 1600 5929 3025 2200 4235 3080
42 34 67 48 1156 4489 2304 1632 3216 2278
43 48 68 47 2304 4624 2209 2256 3196 3264
44 38 67 55 1444 4489 3025 2090 3685 2546
45 55 89 61 3025 7921 3721 3355 5429 4895
46 62 87 61 3844 7569 3721 3782 5307 5394
47 68 87 68 4624 7569 4624 4624 5916 5916
48 56 87 65 3136 7569 4225 3640 5655 4872
49 38 65 70 1444 4225 4900 2660 4550 2470
50 61 98 75 3721 9604 5625 4575 7350 5970
51 68 105 61 4624 11025 3721 4148 6405 7140
52 60 78 54 3600 6084 2916 3240 4212 4680
53 55 77 60 3025 5929 3600 3300 4620 4235
54 27 66 55 729 4356 3025 1485 3630 1782
55 48 66 55 2304 4356 3025 2640 3630 3168
56 40 55 47 1600 3025 2209 1880 2585 2200
57 40 78 56 1600 6084 3136 2240 4368 3120
58 48 79 54 2304 6241 2916 2592 4266 3792
59 38 75 69 1444 5625 4761 2622 5175 2850
60 57 98 74 3249 9604 5476 4218 7252 5586
61 68 98 68 4624 9604 4624 4624 6664 6664
62 61 87 66 3721 7569 4356 4026 5742 5307
63 35 87 61 1225 7569 3721 2135 5307 3045
64 40 77 69 1600 5929 4761 2760 5313 3080

19
Jumlah 3320 5198 3871 179.456 439.670 240.425 204.514 320.416 276.596

total

LANGKAH-LANGKAH MENJAWAB:

a. Buatlah H1 dan H0 dalam bentuk kalimat

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dan kemampuan


pegawai terhadap Pelayanan Administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dan
kemampuan pegawai terhadap Pelayanan Administrasi pada Dinas
Pendidikan Kota Surabaya

b. Buatlah H1 dan H0 dalam bentuk statistik

H1 = R ≠ 0

H0 = R = 0

c. Buatlah tabel penolong untuk menghitung nilai korelasi ganda

20
1) KORELASI dengan Y RINGKASAN STATISTIK dengan Y

NILAI
STATISTIK
N 64
3320
∑ X1
3871
∑Y
179456
∑ X 12
240425
∑Y2
204514
∑ X1Y

r X 1Y =n ¿ ¿

64 ( 204524 )− ( 3320 ) .(3871)


r X 1Y = 2 2
√{64.179456−( 3320 }. {64.240425−(3871 )
= 0.549

2) KORELASI dengan Y

RINGKASAN STATISTIK dengan Y

21
NILAI
STATISTIK
64
5198
∑ X2
∑Y 3871

∑ X 22 439670

∑Y2 240425

∑ X2Y 320416

r X 1Y =n ¿ ¿

64 ( 320416 )−( 5198 ) .(3871)


r X 1Y = 2 2
√{64. 439670−( 5198 }. {64.240425−(3871 )
= 0.574

3) KORELASI dengan
RINGKASAN STATISTIK dengan

22
SIMBOL STATISTIK NILAI STATISTIK

n 64

∑ X1 3320

∑ X2 5198

∑ X 12 179456

∑ X 22 439670

∑ X1 X2 276596

r X 1Y =n ¿ ¿

64 ( 3276596 ) −( 3320 ) .(5198)


r X 1Y =
√{64.179456−( 3320 ¿¿¿ 2 } .{64. 439670−¿ ¿ ¿
= 0.618

Rumus Analisis Korelasi Ganda (R)

r 2 X 1 Y + r 2 X 2 Y −2.rX 1 Y .rX 1 X 2
RX1X2Y =
√ 1−r 2 X 1 X 2

0.5492+ 0.5742−2. 0.549 . ( 0.574 ) .(0.618)


RX1X2Y=
√ 1−(0.618)2

0.63−0.39 0.24
RX1X2Y= √ 0.62 =
√ 0.62 = √ 0.39 = 0.62 ≈ 1

Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat


hubungan (korelasi) antara motivasi kerja (X1) dan kemampuan pegawai (X2)
terhadap Pelayanan Administrasi (Y) pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Korelasi antara motivasi kerja (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap
Pelayanan Administrasi (Y) pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya tergolong

23
kuat karena hasil perhitungan di atas besar R adalah sebesar 0,62 ≈ 1.
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X1 dan X2
terhadap variabel Y atau koefisien determinan = R2 x 100% atau (0,622 x
100% = 38,44). Selanjutnya untuk mengetahui keberartian korelasi ganda (R)
dihitung uji F berikut:

R2 0.622
k 2 0.1922
F=
(1−R)
= (1−0.622)
= 0.01
= 19.2
(n−k−l) (64−2−1)

24
4) Menguji signifikansi dengan rumus :
Kaidah uji signifikansi: Jika > , maka signifikan. Nilai

dengan α = 0,05 untuk diuji 2 pihak.

Ftabel = F (1 - α) [(db = k), (db = n – k – 1)]

= F (1 - α) [(db = 2), (db = 64 – 2 – 1)]

= F (1 – 0,05) [2, 61]

= F (0,95) [2, 61]

Cara mencari Ftabel: 2 sebagai angka pembilang; 61 sebagai angka penyebut.


Ftabel = 3,15 (pilih yang paling mendekati)

5) Kesimpulan:

Setelah dihitung ternyata Fhitung > Ftabel, atau 19,22 > 3,15 sehingga H0
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi kerja (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap Pelayanan
Administrasi (Y) pada Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Perhatikan Tabel Berikut Ini

TABEL NILAI TES, PENGALAMAN KERJA, DAN KELUARAN DARI 10 GURU

Y 32 15 30 34 35 10 39
𝑋_1 160 80 1 12 1 85 152 90 17 0
𝑋_2 5 .5 6 9.5 5 8 3 9

Keterangan:

Y = keluaran (satuan)

X1 = nilai tes

X2 = pengalaman kerja (tahun)

25
Contoh soal:

Dengan menggunakan data Tabel di atas, tentukan koefisien determinasi


bergandanya!

Penyelesaian:

Dari jawaban contoh soal sebelumnya, diperoleh:

b 1=0,212 ∑ x 1 y=2.648
b 2=1.999 ∑ x 2 y=200.5
∑ y2 =974.5
( 0.212 ) (2.648 )+ (1.999 )( 200.5 )
KPB 22Y 1.2=
974.5

¿ 0.9855 atau 98.55%

Contoh Soal:

Dengan menggunakan data Tabel di atas, tentukan koefisien korelasi bergandanya!

Penyelesaian:

Dari jawaban contoh soal sebelumnya diperoleh koefisien determinasi berganda


( KPB ¿¿ Y 1.2)=0.9855 ¿

Jadi,

RY .12=√ KPBY 1.2

¿ √ 0.9855=0.9927

Balam prakteknya, koefisien korelasi berganda ( R¿¿ Y .12)¿ tidak begitu


penting artinya. Yang lebih penting adalah koefisien determinasi berganda
( KPB ¿¿ Y 1.2)¿.

26
Contoh Soal:

Dengan menggunakan data Tabel di atas, tentukan korelasi berikut!

a. r Y .12 b. r Y 2.1 c. r Y 12. Y

Penyelesaian:

Dari jawaban contoh soal sebelumnya, diperoleh:

∑ y2 =974.5 ∑ x 1 y=2.648
∑ x 21=2.648 ∑ x 2 y=200.5
∑ x 22=82.1 ∑ x 1 x2=171.3
2.648
r Y 1= =0.814
√( 10886.4 )( 974.5 )
200.5
r Y 2= =0.709
√( 82.1 )( 974.5 )
171.3
r 12= =0.181
√ (10886.4 ) ( 82.1 )

0.814−(0.709)(0.181)
a . r Y .12= =0.988
2 2
√( 1−( 0.709) )( 1−(0.181) )
0.709−( 0.814 )( 0.181 )
b . r Y 2.1= =0.984
2 2
√( 1−( 0.814 ) )( 1−( 0.181 ) )
0.181−(0.814)(0.709)
c .r 12.Y = =0.967
√ ( 1−(0.814)2 )( 1−(0.709)2 )

27
DAFTAR PUSTAKA

Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta ( 24 Mei 2021 )


Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: UMM Press ( 24 Mei 2021 )
[ CITATION Rus18 \l 1033 ], STATISTIKA PENDIDIKAN : Teori dan Praktik
Dalam Pendidikan. Journal of Visual Languages & Computing, CV. WIDYA
PUSPITA. 3(11). ( 25 Mei 2021 )
Sugiyono ( 2018 ). Analisis Korelasi Ganda, Journal: Statistika dalam Penjas
Aplikasi Praktis dalam Penelitian Pendidikan Jasmani. ( 25 Mei 2021 )

28

Anda mungkin juga menyukai