Disusun Oleh :
2020
DAFTAR ISI
1
Table of Contents
DAFTAR ISI 2
BAB I Pengertian/Definisi Teori Belajar 3
BAB II Karakteristik 4
Langkah-langkah 4
Ciri-ciri 4
BAB III Pembelajaran Otomotif 7
Materi Ajar Tune-Up Motor Bensin 7
BAB VI Aplikasi Teori Model Belajar Pada Pembelajaran 8
Langkah-langkah 8
Cara 8
DAFTAR PUSTAKA 9
2
BAB I
Pembelajaran Konstruktivistik
Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif
membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar
siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke
tingkat pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka
tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.
3
BAB II
A. Karakteristik
Pembelajaran konstruktivistik model siklus belajar ini adalah model
pembelajaran di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri
sedikit demi sedikit kemudian hasilnya dikembangkan. Jadi, siswa harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Pembelajaran model siklus belajar ini bertujuan untuk memberikan
kebebasan pada siswa untuk melakukan langkah-langkah berpikir kritis,
ilmiah dan menguji kebenaran berbagai hipotesis dengan mengumpulkan
data dari hasil pengujian. Siswa kemudian menafsirkan, menganalisis, dan
akhirnya sampai pada suatu kesimpulan, sehingga diharapkan prestasi
belajar siswa menjadi meningkat. Selain itu, dalam siklus belajar siswa
terlibat secara aktif berinteraksi dengan ide-ide dan teman sebaya selama
dalam tahap eksplorasi. Sehingga dari pengalaman belajar secara langsung
ini, siswa akan mempunyai pemahaman konsep yang lebih baik dan
prestasi belajar mereka dapat meningkat.
B. Langkah-langkah
Pada tahap pertama, siswa mengeksplorasi konsep baru atau gejala
dengan bimbingan minimal. Siswa melakukan percobaan untuk
mengumpulkan data dalam rangka pengujian hipotesis. Pada tahap ini guru
hanya memfasilitasi kerja siswa dengan memantapkan alasan-alasan untuk
eksplorasi ide-ide baru.
Tahap kedua adalah pengenalan konsep. Pada tahap ini guru
menggunakan aktivitas-aktivitas eksplorasi siswa sebagai alat untuk
mengenalkan pandangan ilmuwan tentang konsep yang telah diselidiki
dalam tahap eksplorasi. Pada tahap ini siswa mengekspresikan ide-ide
mereka tentang konsep yang telah mereka peroleh. Kemudian guru
menyajikan secara singkat makna konsep dari cara pandang ilmiah.
Tahap penerapan konsep merupakan tahap evaluasi yang berpusat
pada anak. Pada tahap ini tim kecil siswa terlibat dalam aktivitas yang
dirancang untuk menerapkan dan memperluas pengetahuan mereka
berkenaan dengan konsep yang dipelajari. Aktivitas pada tahap ini harus
berorientasi pada masalah.
C. Ciri-ciri
pembelajaran konstruktivistik
mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience)
b. Melibatkan interaksi sosial (social interaction)
c. Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (sense making)
4
Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa belajar dimulai dari
masalah yang kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau
menemukan keterampilan yang dibutuhkan.
b. Cooperative learning
Cooperative learning merupakan strategi yang digunakan untuk
proses belajar, dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara
komprehensif konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya
dengan siswa yang lain tentang problem yang dihadapi.
c. Generative learning
Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara
materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Sehingga
dengan menggunakan pendekatan generative learning, diharapkan siswa
menjadi lebih melakukan proses adaptasi ketika menghadapi stimulus
baru.
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik
telah melahirkan berbagai macam model-model pembelajaran,
diantaranya:
a. Discovery learning
Dalam model pembelajaran ini, siswa didorong untuk belajar
dengan diri mereka sendiri. Siswa belajar melalui aktif dengan
konsepkonsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
mempunyai pengalaman-pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-
prinsip bagi diri mereka sendiri.
b. Reception learning
Inti dari pendekatan ini adalah expository teaching, yaitu
perencanaan pembelajaran yang sistematis terhadap informasi yang
bermakna. Di sini, guru mempunyai tugas untuk menyusun situasi
pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi siswa, kemudian
mempresentasikan dengan baik pelajaran yang dimulai dari umum ke yang
spesifik.
c. Assisted learning
Assisted learning mempunyai peran yang sangat penting bagi
perkembangan kognitif individu. Perkembangan kognitif terjadi melalui
interaksi dan percakapan seorang anak dengan lingkungan di sekitarnya,
baik dengan teman sebaya, orang dewasa, atau orang lain dalam
lingkungannya.
d. Activelearning
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran aktif. Belajar bukan merupakan
konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. Belajar
membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus.
e. Theaccelerated learning
5
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang dipercepat.
Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu
berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan.
f. Quantum learning
Quantum learning merupakan cara penggubahan bermacammacam
interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada di dalam dan sekitar momen
belajar. Pembelajaran ini mengasumsikan bahwa jika siswa mampu
menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu, akan mampu
membuat loncatan prestasi yang tidak bisa terduga sebelumnya.
6
BAB III
7
BAB IV
Model Pembelajaran
Model pembelajaran di bidang otomotif ini akan lebih efektif menggunakan media
tatap muka langsung atau media praktik karena siswa atau mahasiswa bisa
langsung memahami suatu benda dan dapat tahu dampak dari benda tersebut
bagaimana untuk kedepannya. Apakah benda tersebut efektif digunakan atau
tidak. Dan biasanya jika terjadi kesalahan pada saat pengerjaan tune-up itu bisa
langsung di ketahui karena kita langsung bisa merasakannya atau bisa melihatnya
dengan cara langsung pada saat ada kesalahan Dalam pengerjaannya.
8
Daftar Pustaka
9
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. PT. Fajar
Interpratama. Jakarta. Indonesia.
Seels, Barbara B, Richey, Rita C, 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya. Diterjemahkan oleh Dewi S, dkk. Unit Penerbit UNJ. Jakarta.
Indonesia.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Bandung. Indonesia.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Indonesia.
................, 2008. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Indonesia.
Sukmadinata, Nana Saodih. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah. Refika Aditama. Bandung. Indonesia.
Suparman, M Atwi, 2004. Desain Instruksional. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta. Indonesia.
Suparno, Paul, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Penerbit
Kanisius. Jakarta. Indinesia.
Sutopo, Ariesto Hadi, 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash. Graha Ilmu.
Yogyakarta. Indonesia.
Tessmer, Martin, 1998. Planning and Conductioning Formative Evaluation.
Kogan Page Limited. London.
(www.ekomedia.wordpress.com).
10