PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus belajar merupakan salah satu metode perencanaan yang telah diakui dalam
pendidikan IPA. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada
masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Metode ini merupakan metode yang
mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan
kreativitas belajar IPA pada setiap siswa . Guru harus menemukan cara-cara memahami
pandangan-pandangan siswa, merencanakan kerangka alternatif, merangsang kebingungan
antar siswa dan mengembangkan tugas-tugas yang mengajukan konstruksi pengetahuan.
Menurut Dahar RW (1998) menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang paling umum dan
esensial yang dapat diturunkan dari konstruktivisme ialah siswa memperoleh pengetahuan
diluar sekolah dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal tersebut. Dan juga menyatakan
bahwa pelajaran kemudian dikembangkan dari gagasan yang telah ada mungkin melalui
langkah-langkah intermediet dan berakhir dengan gagasan yang telah mengalami modifikasi.
Salah satu model belajar mengajar yang menerapkan konstruktivisme adalah penggunaan
model siklus belajar atau sering disebut Learning Cycle.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran learning cycle?
C. Tujuan
1. Mengetahuai pengertian model pembelajaran Learning Cycle
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian model pembelajaran Learning Cycle
Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa
(Dasna dan Fajaroh, 2003).
Model pembelajaran learning cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase)
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif (Widhy,2012:1)
C.Landasan teori
Siswa mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi awal siswa.
Apabila kita ungkap konsep awal mereka, maka dengan mudah siswa tersebut dapat
menerima pengetahuan/materi baru karena siswa tersebut secara tidak langsung membangun
pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran tersebut menurut Dahar (1988) dikenal dengan
model konstruktivisme. Model pembelajaran ini berlandaskan pada model Konstruktivisme.
Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang
menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawalai dengan terjadinya
konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahan diri (self-
regulation) dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak
melalui pengalaman dari hasil interasi dengan lingkungan (Herron,1988).
Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang dimiliki anak
dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan
atau modifikasi struktur kognitif (skemata) untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan
terjadi secara berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru.
Secara rinci menurut Hilda (2002) dapat dikemukakan bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar yang mengacu pada model konstruktivisme seseorang pendidik (guru) harus
memperlihatkan hal-hal berikut:
a. Mengakui adanya konsepsi awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman
sebelumnya
b. Menekanan pada kemampuan minds-on dan hands-on
c. Mengakui bahwa dalam proses pelajaran terjadi perubahan konseptual
d. Mengakui bahwa pengetahuan tida diperoleh secara pasif
e. Mengutamakan terjadinya interaksi sosial
Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivisme ialah
penggunaan pendekatan siklus belajar (Learning cycle) (Herron,1988). Siklus
belajar adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan mengikuti pola tertentu
yang terdiri dari tiga tahap yaitu:
a. Tahap eksplorasi, dimaksudkan untuk mengenali konsepsi awal siswa. Dalam
tahap ini guru berperan secara tidak langsung.
b. Tahap pengenalan konsep adalah tahap dimana guru mengumpulkan informasi
dari para siwa berkaitan dengan pengalaman merea dalam tahap eksplorasi.
c. Tahap penerapan konsep adalah tahap dimana guru menyiapkan situasi yang
dapat dipecahan berdasarkan pengalaman eksplorasi dan pengenalan konsep.
Learning cycle merupakan salah satu model perencanaan yang telah diakui dalam
pendidikan IPA. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada
masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Model ini merupakan model yang
mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitas belajar IPA pada setiap siswa kita. Dalam perkembangan learning
cycle 3 fase ini telah berkembang dan disempurnakan menjadi 5 fase. Pada learning cycle 5
fase diperkenalkan oleh Roger Bybee. Siklus belajar terdiri dari 5 fase (5E) yang saling
berhubungan satu sama lainnya yaitu:
a. Fase Engagement (menarik perhatian-mengikat)
b. Fase exploration (eksplorasi)
c. Fase explanation (menjelaskan)
d. Fase elaboration (pengembangan)
e. Fase evaluate (evaluasi)
Model learning cycle menurut Lawson diklasifikasikan menjadi 3 bagian berdasarkan jenjang
pendidikan yang menetapkannya. Ketiga macam siklus yaitu:
a. Siklus belajar deskriptif
b. Siklus belajar empiris-induktif
c. Siklus belajar hipotesis-deduktif
Berdasarkan uraian diatas model pembelajaran learning cycle patut dikedepankan,
karena model belajar ini sesuai dengan teori belajar Piaget yang berbasis konstruktivisme.
Piaget menyatakan bahwa belajar merupakan aspek kognitif yang meliputi struktur, isi dan
fungsi.
Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivisme
yaitu:
a. Siswa belajar secara aktif
b.Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa
c. Orientasi pembelajaran
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Fase 1: Engagement
Fase 2 : Exploration
Fase 3 : Explanation
1. Melalui diskusi kelas siswa menjelaskan interaksi antar komponen ekosistem dalam
bentuk narasi.
Fase 4 : Elaboration
1. Melalui diskusi kelas siswa menyususn bagan aliran energi suatu ekosistem.
Fase 5 : Evaluation
Kegiatan akhir
D. Sumber
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar.
Learning cycle patut di kedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget, teori
belajar yang berbasis konstruktivisme.
2. Learning Cycle 5E merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga siswa berperan aktif untuk dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
3. Pembelajaran Learning Cycle terdiri dari lima tahap yang terdiri atas tahap
engagement,exploration,explanation,elaboration, dan evaluation.
4. Penerapan Learning Cycle dalam pembelajaran IPA menempatkan guru sebagai fasilitator
yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari perencanaan sampai evaluais.
Implementasi Learning Cycle dalam pembelajaran IPA sesuai dengan pandangan
konstruktivis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 1995. Pengembangan Program PengajaranBidangStudi Kimia. Surabaya:
Airlangga University Press.
Dahar, R, Willis.1996. Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga.
Fajaroh, F., Dasna, I.W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif Dalam Bahan
Makanan Pada Siswa Kelas I Smu Negeri 1 Tumpang – Malang. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Vol 11 (2), hal 112-122.
Nuhoglu,H dan Yalcin, N.2006. The Effectiveness of The Learning Cycle Model to Increase
Students Achievements in the Physics Laboratory. Journal of Turkish Science
Education. Vol 2:3, pp:28-30.
Renner, J.W., Abraham M.R.,Birnie, H.H. 1988. The Necessity of Each Phase of The
Learning Cycle ini Teaching High School Physics. J. of Research in Science
Teaching. Vol 25 (1), hal 39-58
Widhy, Purwanti H. 2012. “Learning Cycle sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains
yang Bermakna”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. (Online).
(http://google.co.id/ejournal.unesa.ac.id/article/10811/37/article.doc. di akses pada 20
Febuari 2017).