Dalam bahasa Indonesia Learning Cycle disebut sebagai siklus belajar. Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang terdiri dari fase-fase atau tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi- kompetensi yang harus dicapai dalam pembelaja dengan jalan berperan aktif. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator. Model Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahapan tersebut meliputi tahap eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep. Semakin lama, tahapan model Learning Cycle semakin berkembang dan semakin dikhususkan oleh para ahli. Model Learning Cycle tiga tahap yang semula dikembangkan oleh Robert Karplus saat ini telahdikembangkan menjadi 5 tahap seperti yang dikemukakan oleh Anthony W. Lorsbach dari Illinois State University. Lorsbach mengemukakan bahwa "model Learning Cycle terbagi ke dalam lima tahap, yaitu tahap engage, explore, explain, extend dan evaluate. Tahap-tahap dalam Learning Cycle yang dikemukakan oleh Anthony W. Lorsbach ini sering disebut 5E, kelima tahap itu meliputi: 1. Engage (membangkitkan minat) Tahap ini merupakan tahap awal dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini guru berusaha membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan yang berhubungan dengan topik bahasan yang akan diajarkan. Dengan demikian siswa akan memberikan respon atau jawaban, kemudian jawaban siswa dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan yang akan diajarkan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada atau tidaknya kesalahan konsep pada siswa. 2. Explore (Eksplorasi) Tahap ini merupakan tahap kedua dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini siswa diorganisasikan ke dalam kelompok belajar, kemudian diberi kesempatan untuk bekerjasama dalam kelompok tanpa pembelajaran langsung dari guru. Siswa didorong untuk membuktikan hipotesis, mencoba alternatif pemecahannya dengan melakukan pengamatan, mengumpulkan data, diskusi dengan kelompoknya dan membuat suatu kesimpulan. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. 3. Explain (penjelasan) Tahap ini merupakan tahap ketiga dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep-konsep yang telah diperoleh ketika tahap explore dengan pemikiran sendiri. Guru meminta bukti dan klarifikasi dari penjelasan siswa dan mengarahkan kegiatan diskusi. Dengan adanya diskusi, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas dengan menggunakan penjelasan siswa. 4. Elaborate (pengembangan) Tahap ini merupakan tahap keempat dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru. Pada tahap ini siswa akan menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk menjawab pertanyaan, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ramsey, mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda. 5. Evaluation (evaluasi) yaitu siswa mengevaluasi tahapan yang telah dilaksanakan apakah sudah berjalan dengan baik atau belum dengan memberikan soal tes diakhir pelajaran untuk mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. B. Langkah-langkah Pembelajaran Learning Cyrcle 5E 1. Mengalami, yaitu menegaskan bahwa siswa seharusnya terlibat aktif mengeksplorasi pengalaman belajar jika mereka ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini bisa dilakukan dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang tepat. 2. Refleksi, meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang sudah dilakukan dan dialami. Pada tahap ini, siswa dan guru harus merefleksikan apa yang telah mereka pelajari, dan bagaimana mereka mempelajarinya sehingga nantinya dapat menimbulkan pembelajaran yang lebih baik lagi. 3. Interpretasi, berusaha menghubungkan pengalaman belajar yang sebenarnya dengan teori-teori yang mendeskripsikan dengan pemahaman yang lebih luas tentang teori- teori tersebut, yang melibatkan guru dan siswa sehingga terbukti bahwa diskusi memang sangat berguna dalam pembelajaran. 4. Prediksi, siswa dilibatkan dalam merencanakan pengalaman belajar untuk memperoleh pemahaman baru tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas dengan baik. C. Skenario Penerapan Model Pembelajaran Learning Cyrcle 5E Pada suatu hari di SMPN 1 kecematan Gunuang omeh, seorang guru memiliki ide brilian untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif kepada para siswanya. Setelah melakukan riset, guru memutuskan untuk mengimplementasikan model pembelajaran Learning Circle 5E. Tujuan utamanya adalah untuk menggali kreativitas siswa dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Episode 1: Engage (Membangkitkan Minat) Guru memulai pembelajaran dengan sebuah permainan kuis interaktif yang melibatkan seluruh kelas. Siswa-siswa diajak berpartisipasi aktif dan merespon pertanyaan dengan semangat. Dengan cara ini, guru berhasil membangkitkan minat siswa dan membuat mereka penasaran dengan topik yang akan dipelajari. Episode 2: Explore (Eksplorasi) Setelah menarik minat siswa, guru memberikan tugas eksplorasi kepada siswa-siswanya. Mereka diberi kesempatan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang topik yang sedang dipelajari. Siswa-siswa diarahkan untuk mencari sumber daya yang relevan, baik melalui buku teks, jurnal ilmiah, atau internet. Dalam proses ini, siswa-siswa diajak untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling berbagi informasi dan pendapat mereka. Episode 3: Explain (Penjelasan) Setelah melakukan eksplorasi, siswa-siswa diminta untuk menyusun presentasi atau laporan yang berisi penjelasan tentang materi yang telah mereka pelajari. Guru memberikan panduan yang jelas tentang struktur presentasi yang baik dan memfasilitasi diskusi kelas untuk memperjelas konsep yang mungkin masih kurang dipahami. Episode 4: Elaborate (Pengembangan) Setelah presentasi atau laporan selesai, siswa-siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman mereka lebih lanjut melalui kegiatan penerapan praktis. Misalnya, mereka dapat melakukan eksperimen atau membuat proyek kreatif yang terkait dengan topik pembelajaran. Guru mendorong siswa-siswa untuk berkolaborasi dalam kelompok-kelompok dan membagikan ide-ide mereka. Episode 5: Evaluate (Evaluasi) Pada tahap ini, guru memberikan beberapa tugas evaluasi kepada siswa-siswa untuk mengukur sejauh mana pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Tugas-tugas ini dapat berupa ujian tulis, presentasi, atau proyek penelitian. Guru juga memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa-siswa agar mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. lalui penerapan model pembelajaran Learning Circle 5E ini, Guru berhasil menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dan interaktif di kelasnya. Siswa-siswa merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya memahami konsep-konsep secara mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna bagi semua siswa.