Anda di halaman 1dari 4

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYRCLE

Nama : Celni Navivin

Nim : 2122048

Lokal : PAI 3B

A. Pembelajaran Bersiklus ( Learning Cyrcle)


Dalam bahasa Indonesia Learning Cycle disebut sebagai siklus belajar. Learning
Cycle merupakan model pembelajaran yang terdiri dari fase-fase atau tahap-tahap
kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam pembelaja dengan jalan berperan aktif. Dengan
kata lain pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle berpusat pada siswa
dan guru berperan sebagai fasilitator. Model Learning Cycle merupakan model
pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme yang pada mulanya terdiri
dari tiga tahap. Ketiga tahapan tersebut meliputi tahap eksplorasi, pengenalan konsep dan
penerapan konsep.
Semakin lama, tahapan model Learning Cycle semakin berkembang dan semakin
dikhususkan oleh para ahli. Model Learning Cycle tiga tahap yang semula dikembangkan
oleh Robert Karplus saat ini telahdikembangkan menjadi 5 tahap seperti yang
dikemukakan oleh Anthony W. Lorsbach dari Illinois State University. Lorsbach
mengemukakan bahwa "model Learning Cycle terbagi ke dalam lima tahap, yaitu tahap
engage, explore, explain, extend dan evaluate. Tahap-tahap dalam Learning Cycle yang
dikemukakan oleh Anthony W. Lorsbach ini sering disebut 5E, kelima tahap itu meliputi:
1. Engage (membangkitkan minat)
Tahap ini merupakan tahap awal dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini guru
berusaha membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang topik yang akan
diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai
permasalahan yang berhubungan dengan topik bahasan yang akan diajarkan. Dengan
demikian siswa akan memberikan respon atau jawaban, kemudian jawaban siswa
dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang
pokok bahasan yang akan diajarkan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada
atau tidaknya kesalahan konsep pada siswa.
2. Explore (Eksplorasi)
Tahap ini merupakan tahap kedua dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini siswa
diorganisasikan ke dalam kelompok belajar, kemudian diberi kesempatan untuk
bekerjasama dalam kelompok tanpa pembelajaran langsung dari guru. Siswa didorong
untuk membuktikan hipotesis, mencoba alternatif pemecahannya dengan melakukan
pengamatan, mengumpulkan data, diskusi dengan kelompoknya dan membuat suatu
kesimpulan. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
3. Explain (penjelasan)
Tahap ini merupakan tahap ketiga dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini guru
mendorong siswa untuk menjelaskan konsep-konsep yang telah diperoleh ketika
tahap explore dengan pemikiran sendiri. Guru meminta bukti dan klarifikasi dari
penjelasan siswa dan mengarahkan kegiatan diskusi. Dengan adanya diskusi, guru
memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas dengan menggunakan
penjelasan siswa.
4. Elaborate (pengembangan)
Tahap ini merupakan tahap keempat dari Learning Cycle 5E. Pada tahap ini siswa
menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi baru. Pada
tahap ini siswa akan menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk menjawab
pertanyaan, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Ramsey, mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari
eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi
(aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti
menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.
5. Evaluation (evaluasi)
yaitu siswa mengevaluasi tahapan yang telah dilaksanakan apakah sudah berjalan
dengan baik atau belum dengan memberikan soal tes diakhir pelajaran untuk
mengukur sejauh mana tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep
yang dipelajari.
B. Langkah-langkah Pembelajaran Learning Cyrcle 5E
1. Mengalami, yaitu menegaskan bahwa siswa seharusnya terlibat aktif mengeksplorasi
pengalaman belajar jika mereka ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Hal ini bisa
dilakukan dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang tepat.
2. Refleksi, meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang sudah
dilakukan dan dialami. Pada tahap ini, siswa dan guru harus merefleksikan apa yang
telah mereka pelajari, dan bagaimana mereka mempelajarinya sehingga nantinya
dapat menimbulkan pembelajaran yang lebih baik lagi.
3. Interpretasi, berusaha menghubungkan pengalaman belajar yang sebenarnya dengan
teori-teori yang mendeskripsikan dengan pemahaman yang lebih luas tentang teori-
teori tersebut, yang melibatkan guru dan siswa sehingga terbukti bahwa diskusi
memang sangat berguna dalam pembelajaran.
4. Prediksi, siswa dilibatkan dalam merencanakan pengalaman belajar untuk
memperoleh pemahaman baru tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa
yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas dengan baik.
C. Skenario Penerapan Model Pembelajaran Learning Cyrcle 5E
Pada suatu hari di SMPN 1 kecematan Gunuang omeh, seorang guru memiliki ide
brilian untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif kepada para siswanya.
Setelah melakukan riset, guru memutuskan untuk mengimplementasikan model
pembelajaran Learning Circle 5E. Tujuan utamanya adalah untuk menggali kreativitas
siswa dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran.
Episode 1: Engage (Membangkitkan Minat)
Guru memulai pembelajaran dengan sebuah permainan kuis interaktif yang melibatkan
seluruh kelas. Siswa-siswa diajak berpartisipasi aktif dan merespon pertanyaan dengan
semangat. Dengan cara ini, guru berhasil membangkitkan minat siswa dan membuat
mereka penasaran dengan topik yang akan dipelajari.
Episode 2: Explore (Eksplorasi)
Setelah menarik minat siswa, guru memberikan tugas eksplorasi kepada siswa-siswanya.
Mereka diberi kesempatan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang topik yang
sedang dipelajari. Siswa-siswa diarahkan untuk mencari sumber daya yang relevan, baik
melalui buku teks, jurnal ilmiah, atau internet. Dalam proses ini, siswa-siswa diajak untuk
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling berbagi informasi dan pendapat
mereka.
Episode 3: Explain (Penjelasan)
Setelah melakukan eksplorasi, siswa-siswa diminta untuk menyusun presentasi atau
laporan yang berisi penjelasan tentang materi yang telah mereka pelajari. Guru
memberikan panduan yang jelas tentang struktur presentasi yang baik dan memfasilitasi
diskusi kelas untuk memperjelas konsep yang mungkin masih kurang dipahami.
Episode 4: Elaborate (Pengembangan)
Setelah presentasi atau laporan selesai, siswa-siswa diberikan kesempatan untuk
mengembangkan pemahaman mereka lebih lanjut melalui kegiatan penerapan praktis.
Misalnya, mereka dapat melakukan eksperimen atau membuat proyek kreatif yang terkait
dengan topik pembelajaran. Guru mendorong siswa-siswa untuk berkolaborasi dalam
kelompok-kelompok dan membagikan ide-ide mereka.
Episode 5: Evaluate (Evaluasi)
Pada tahap ini, guru memberikan beberapa tugas evaluasi kepada siswa-siswa untuk
mengukur sejauh mana pemahaman mereka tentang materi pelajaran. Tugas-tugas ini
dapat berupa ujian tulis, presentasi, atau proyek penelitian. Guru juga memberikan umpan
balik yang konstruktif kepada siswa-siswa agar mereka dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.
lalui penerapan model pembelajaran Learning Circle 5E ini, Guru berhasil menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif dan interaktif di kelasnya. Siswa-siswa merasa lebih
termotivasi dan terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka tidak hanya memahami
konsep-konsep secara mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan kolaborasi,
komunikasi, dan pemecahan masalah. Pembelajaran menjadi menyenangkan dan
bermakna bagi semua siswa.

Anda mungkin juga menyukai