Anda di halaman 1dari 7

Nama : Chairunisya Hutahaean

Nim : 20022058
Jurusan : PG-PAUD
Matkul : Kreativitas Anak Usia Dini
Dosen : Dra. Yulsyofriend, M.Pd

Belajar dan mengajar secara kreatif


1. Menjelaskan dan menerapkan teknik mengajar secara kreatif meliputi:
(a) Memberikan pemanasan,
Teknik pemanasan ini pada intinya merupakan kegiatan peserta didik yang digunakan pada
tahap awal pembelajaran. Tahap pemanasan ini mengupayakan adanya kondisi pelepasan
pikiran peserta didik dengan cara pembebasan diri dari peraturan-peraturan dan hukum-
hukum berpikir yang berlaku. Peserta didik dikondisikan untuk terbebas dari kebiasaan
menjawab dengan tepat, dari batasan batasan-batasan waktu, serta diarahkan untuk lebih
banyak menghasilkan ide.
Dengan kegiatan pemanasan tersebut diharapkan peserta didik sudah masuk pada suasana
pemikiran yang siap untuk menelaah hal dan masalah baru yang akan dipelajari pada tahap
pembelajaran berikutnya.
(b) Pemikiran, perasaan berakhir terbuka
Teknik pemikiran dan perasaan berakhir terbuka ingin mengupayakan agar peserta didik
terdorong memunculkan perilaku divergen. Perilaku ini dapat dirangsang dengan cara
mengajukan pertanyaan dan memungkinkan peserta didik mengungkapkan segala perasaan
dan pikiran sebagai jawaban. Adapun kegiatan pemikiran dan perasaan pengahiran terbuka
dapat dicontohkan sebagai berikut:
 Andai kata
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pertanyaan tentang situasi yang tidak benar atau
sesuatu yang bertentangan dengan fakta.
 Peningkatan suatu roduk
Pertanyaan ini dapat diungkapkan melalui pengungkapan pemikiran pengembangan atau
peningkatan terhadap suatu kondisi yang telah ada. Contoh: Bagaimana cara memperbaiki
cara belajar yang biasa dilakukan sekarang.
 Pemulaan yang tidak selesai
Pertanyaan ini dapat dikemukakan dengan menyajikan suatu kondisi yang belum selesai atau
belum sempurna, untuk dipikirkan kemungkinan penyelesaian atau penyempurnaannya.
 Penggunaan baru dari objek-objek umum
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu benda atau hal untuk dipikirkan
fungsi lainnya dilain fungsi yang lazim. Contoh: tali sepatu, kancing baju, kumis, dan lain
sebagainya.
 Alternatif judul
Pertanyaan ini dapat dikemukakan melalui penyajian suatu stimulasi untuk dipikirkan
judulnya yang tepat. Contoh kepada peserta didik diperlihatkan naskah sebuah cerita, lukisan,
atau gambar-gambar tentang sesuatu.
 Membantu siswa atau anak mengajukan pertanyaan.
Kegiatan ini dilakukan mengingat pada biasanya siswa beranggapan bahwa gurulah yang
banyak mengajukan pertanyaan dalam konteks pembelajaran. Disini siswa diberi kesempatan
untuk memikirkan banyak pertanyaan. Melalui strategi pemikiran dan persaan terbuka ini
diharapkan peserta didik akan terangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan
menguatkan minat untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran.

2. Menyusun penerapan teknik mengajar secara kreatif


Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah satu tindakan. Tugas sebagai guru yaitu membuat rancangan
pembelajaran. Adapun langkah-langkah pengembangan rencana pembelajaran sebagai
berikut:
Gambar Diagram Langkah Pokok merencanakan Pembelajaran kreatif dan
Produktif.Langkah-langkah pokok tersebut dapat dirinci kembali sebagai berikut :
1. Identifikasi Kompetensi dan topik dalam kurikulum dapat diperinci sebagai berikut :
o Identifikasi kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa. Kompetensi ini dapat
ditemukan dalam kurikulum.
o Identifikasi topik-topik yang mendukung ketercapaian kompetensi tersebut.
o Identiifikasi topik-topik yang sesuai disajikan demgan model pembelajaran
kreatif dan produktif.
2. Identifikasi sumber belajar yang terkait dengan topik yang akan diajarkan. Dalam
memilih sumber belajar harus diupayakan agar sumber tersebut ada dalam batas-batas
jangkauan siswa, artinya siswa mempunyai akses ke sumber belajar tersebut serta
mampu menggunakan sumber belajar tersebut untuk menggali konsep yang sedang
dipelajarinya. Tentu saja sisa bebas mencari sumber belajar sendiri, tetapi siswa akan
sangat terbantu jika informasi mengenai sumber belajar tersebut disediakan oleh guru.
3. Kembangkan kegiatan belajar untuk keempat tahap dalam pembelajaran (orientasi,
eksplorasi interpretasi dan re-kreasi) dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa, baik secara individual maupun secara kelompok. Setelah kegiatan belajar
selesai dikembangkan, perkiraan waktu untuk seluruh kegiatan dan waktu untuk
masing-masing tahap.
4. Rancangan prosedur dan alat evaluasi yang akan digunakan untuk menilai pencapaian
siswa. Misalnya penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang berisi tentang kualitas dan kuantitas respons
atau prakarsa setiap siswa serta pada akhir pembelajaran berupa hasil re-kreasi dan tes
tertulis.
Setelah keempat langkah dikerjakan harus diadakan pengecekan kembali apakah sudah sesuai
dengan tahap-tahap berikut, dan apabila sudah sesuaia maka dilakukan pengembangan berupa
membuat rancangan pembelajaran secara lengkap yang akan digunakan guru untuk siswa
sebagai panduan dalam menjalani ketiga tahap (eksplorasi, interpretasi, dan re-kreasi).
Rancangan Kegiatan Belajar
 Orientasi
Dilakukan selama 45 menit (1 jam pertemuan), diisi dengan menyampaikan tujuan
kompetensi, orientasi cakupan topik yang akan dikaji, tugas (termasuk pembagian
kelompok), serta prosedur dan alat evaluasi. Penyampaian setiap topik diikuti oleh diskusi,
sampai terjadi kesepakatan antara guru dan siswa. Lembar kerja juga dibahas dalam
kesempatan ini.
 Ekplorasi
Dilakukan di luar jam pertemuan selama 1 minggu. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 5-7 orang. Tugas tiap kelompok mencari contoh-contoh laporan,
mempelajarinya, menemukan butir-butir penting laporan, kemudian mencari satu objek yang
patut untuk dilaporkan, dan jika mungkin berwawancara dengan orang-orang yang terkait
dengan objek yang diobservasi (rincian kegiatan kelompok ada dalam lembar kerja).
 Interpretasi
Setiap kelompok membawa hasil eksplorasinya pada pertemuan tatap muka. Interpretasi
dilakukan dalam kelompok kecil, dan kemudian setiap kelompok menyampaikan hasilnya di
depan kelas.
Hasil yang dilaporkan terdiri dari :
a. Daftar sumber belajar yang dikunjungi dan yang dipilih untuk dilaporkan,
serta kegiatan yang dilakukan selama berinteraksi dengan sumber belajar.
b. Laporan yang dianggap paling baik yang ditemukan dalam eksplorasi dan
alasannya.
c. Perincian dan deskripsi komponen-komponen sebuah laporan. Kelompok lain
menanggapi, dan pada akhir interpretasi, guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan.
 Re-Kreasi
Dilakukan secara individual atau kelompok. Secara individual, siswa membuat satu laporan
tertulis, dan dalam kelompok siswa menciptakan satu kreasi lain. Tugas ini dilakukan diluar
jam pelajaran selama satu minggu, dan disajikan pada waktu satu jam pelajaran, selama dua
kali 45 menit. Penyajian ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Menjelaskan karya yang dihasilkan
2. Mendemonstrasikan karya yang dihasilkan
3. Simulasi
4. Cara lain yang dianggap paling sesuai
 Evaluasi
Prosedur : proses dan hasil belajar
Alat Evaluasi :
Selama proses belajar mulai dari orientasi sampai dengan re-kreasi, kualitas dan kuantitas
respons prakarsa dinilai dengan mengobservasi: jumlah respons, prakarsa, kualitas (isi,
bahasa, cara pengungkapan, sikap). Lembar penilaian berupa lembar observasi. Khusus untuk
penilaian selama proses eksplorasi, dapat dilakukan ketika kelompok melaporkan hasil
kerjanya pada tahap interpretasi, serta bertanya kepada anggota kelompok tentang apa yang
terjadi selama eksplorasi.
Penilaian akhir dilakukan dalam bentuk:
1. Tes, pada akhir interpretasi
2. Produk laporan
3. Produk lain yang dihasilkan oleh kelompok sebagai re-kreasi.

2. Pelaksanaan
Tahap Orientasi
Agar tahap orientasi dapat berlangsung efektif, hal-hal berikut perlu diperhatikan
1. Sajikan tujuan/kompetensi topik, kegiatan, tugas-tugas, dan evaluasi secara singkat
dan jelas.
2. Pada akhir setiap sajian, beri kesempatan kepada siswa untuk memberi respons
apakah dalam bentuk pertanyaan, saran atau prakarsa. Dengan demikian, interaksi
akan berlangsung multiarah sehingga guru dapat menghindari diri dari kecenderungan
mendominasi kelas.
3. Periksa pemahaman siswa terhadap topik yang sedang dikaji.
4. Sebelum berakhirnya tahap orientasi, sebaiknya setiap kelompok langsung
mengadakan pertemuan untuk berbagai informasi dan merencanakan kegiatan
eksplorasi. Dengan demikian, diharapkan terjadi persepsi yang sama tentang semua
butir yang dibahas selanjutnya kelompok membuat serta kesepakatan mengenai hal-
hal berikut.
a) Tujuan dan jenis kegiatan
b) Pembagian kelompok
c) Tugas individu dan kelompok
d) Jadwal dan lokasi kegiatan
e) Hasil yang diharapkan dari setiap tahap kegiatan
f) Prosedur dan alat evaluasi pencapaian siswa
Tahap Eksplorasi
Untuk meyakinkan bahwa siswa melakukan kegiatan eksplorasi, guru dapat menempuh cara-
cara berikut:
 Hari kedua berlangsungnya tahap eksplorasi, guru bertanya kepada siswa apakah
sudah mulai melakukan eksplorasi, apa pengalamanya, dan bagaimana kemajuan
kelompok.
 Secara periodik memonitor kegiatan siswa dengan menanyakan kemajuan setiap
kelompok (misalnya eksplorasi berlangsung 1 minggu, guru melakukan monitoring 2-
3 kali).
 Jika memungkinkan, berpartisipasi dalam kegiatan eksplorasi salah satu kelompok
sesuai dengan waktu yang tersedia.
Tahap Interpretasi
Tahap ini merupakan tahap yang sangat menentukan dalam pembentukan kemampuaan siswa
untuk memahami konsep/masalah yang sedang dikaji. Oleh karna itu, guru seyogianya
memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan pemahamanya, baik
dalam kelompok kecil maupun dalam kelas. Tips berikut ini dapat mengotimalkan
kesempatan bagi siswa membangun makna atas konsep/masalah yang sedang dikajinya.
 Berikan kepada setiap kelompok untuk menyelsaikan tugas di dalam kelompok kecil,
sampai mereka siap melaporkan hasil kelompoknya.
 Fasilitasi setiap kelompok, baik pada awal, ketika dalam proses maupun pada akhir
penyelesaian tugasnya.
 Rancang waktu secara cermat sehingga setiap kelompok dapat menyajikan hasilnya
dan mendapat tanggapan dari kelompok lain. Tegaskan waktu yang tersedia untuk
melapor dan memberi tanggapan.
 Pada akhir tahap interpretasi, bimbing siswa membuat kesimpulan bersama-sama
sehingga persepsi mereka terhadap konsep/masalah yang dikaji menjadi sama/utuh
meskipun mungkin ada perbedaan persepsi, namun mereka dapat memahami mengapa
perbedaan itu terjadi.
Tahap re-kreasi
Tahap ini merupakan kulminasi dari kegiatan pembelajaran kreatif dan produktif. Agar
kulminasi tersebut benar-benar dirasakan oleh semua siswa, tips berikut dapat anda
manfaatkan.
 Adakan pengecekan sebelum tahap re-kreasi tiba, dengan cara menanyakan setiap
kelompok apakah sudah siap dengan kreasinya.
 Beri kesempatan kepada semua kelompok untuk menyajikan hasilnya dan beri
kesempatan kepada semua siswa untuk menikmati kreasi dari setiap kelompok. Untuk
keperluan ini, semua kelompok dapat memanjang hasilnya di dinding atau di meja,
dan seluruh siswa diberi kesempatan untuk menikmati atau menelitinya.
 Sesuai dengan waktu yang tersedia, berikan kesempatan kepada kelompok untuk
mendemonstrasikan kreasinya, yang diikuti oleh tanggapan dari kelompok lain.
 Berikan penguatan (seperti pujian atau tepukan tangan) kepada kelompok yang
kreasinya istimewa
3. Evaluasi
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam evaluasi, di antaranya melihat hasil belajar siswa,
melakukan refleksi, membuat catatan-catatan selama pelaksanaan, bertanya langsung kepada
siswa, dan barangkali menjaring pendapat siswa melalui angket.
a. Melihat hasil belajar siswa
Dengan melihat dan mengevaluasi hasil belajar siswa, kita dapat memperkirakan
keberhasilan pembelajaran kreatif dan produktif yang sudah kita laksanakan. Dalam hal ini,
kita dapat membandingkan hasil belajar tersebut dengan kriteria yang sudah kita tetapkan.
Jika ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, kita dapat mencari penyebabnya,
dengan berbagai cara, antara lain dengan melakukan refleksi.
b. Melakukan refleksi
Sebagaimana anda ketahui, refleksi merupakan satu cara yang cukup profesional dalam
melihat kekuatan dan kelemahan dari pembelajaran yang kita kelola. Kita merenungkan
kembali apa yang terjadi selama pembelajaran, mengapa hal itu terjadi, dan apa dampaknya
bagi siswa. Misalnya hasil kreasi yang dipanjang siswa belum emnggambarkan pemahaman
mereka sehingga kita merasa kecewa. Bahkan ada kelompok yang tidak menghasilkan kreasi
apa pun. Untuk mencari jawaban dari munculnya peristiwa tersebut dapat melakukan refleksi
dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada diri kita sendiri.
1) Apakah saya sudah menjelaskan apa yang harus dibuat oleh kelompok sebagai hasil akhir
dari kegiatan ini?
2) Apakah saya sudah memberi contoh tentang hasil yang diharapkan?
3) Apakah ada yang bertanya ketika penjelasan itu saya berikan
4) Apakah waktu yang diberikan kepada kelompok memadai untuk mengerjakan tugas
tersebut?
c. Membuat catatan pelaksanaan
Kebiasaan membuat catatan setiap selesai pembelajaran atau bahkan selama pembelajaran
berlangsung merupakan kebiasaan yang sangat baik yang akan membuahkan dokumen yang
sangat berharga dalam melihat kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang kita kelola.
Catatan tersebut dapat berupa: pemanfaatan waktu (waktu kurang, lebih atau waktu terbuang
percuma), pertanyaan yang muncul berkali-kali, perilaku siswa yang menyebabkan
konsentrasi terganggu, konsep yang susah dipahami oleh siswa atau hal-hal lain yang
dipandang penting oleh guru.
d. Bertanya kepada siswa
Siswa merupakan fokus pembelajaran, artinya kepuasan siswa dalam mencapai kompetensi
yang diharapkan merupakan salah satu tolak ukur pentingnya keberhasilan pembelajaran.
Untuk mengetahui hal ini, guru perlu mengetahui persepsi siswa tentang pembelajaran yang
dihayatinya. Persepsi siswa dapat diketahui dengan bertanya langsung yang dijawab secara
lisan atau meminta siswa mengisi angket. Hal-hal yang ditanyakan dapat beragam, khususnya
yang menyangkut kepuasan siswa. Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat anda
sajikan, baik secara lisan maupun tertulis dalam bentuk angket.
1) Apakah siswa merasa bosan atau tertantang mengikuti pembelajaran?
2) Apakah siswa merasa mendapat kesempatan berpartisipasi secara aktif dalam setiap tahap
pembelajaran?
3) Apakah ada siswa yang mendominasi kelompok?
4) Bagaimana pendapat siswa mengenai manfaat kegiatan pembelajaran?
5) Apakah siswa puas terhadap hasil yang dicapai dalam kegiatan?
6) Anda dapat menambahkan pertanyaan lain dan mengemasnya dalam angket yang dapat
dijawab dengan mudah oleh siswa.

3. Mengklasifikasi penerapan teknik mengajar secara kreatif


Penerapan model pembelajaran kreatif dan produktif adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Pola Pikir (Mind-Set)
Perubahan pola pikir yang mendasar sehingga guru yang mulanya menganggap dirinya
sebagai satu-satunya sumber bagi siswa kini berubah menjadi guru sebagai fasilitator yang
wajib menyediakan kondisi belajar yang memungkinkan para siswa mampu melakukan
eksplorasi, interpretasi, dan kreasi sehingga menghasilkan produktif yang kreatif. Tugas
utama guru bukan lagi mengajar, tetapi memfasilitasi terjadinya belajar pada diri siswa.
2. Pemahaman Konsep yang Benar
Guru hendaknya mempelajari dengan cermat hakikat model pembelajaran kreatif dan
produktif serta mengadakan/latihan mensimulasikan langkah-langkah penerapannya sehingga
sempurna dalam penyampaian konsep dan tercapainnya kompetensi siswa.
3. Keyakinan pada Potensi Siswa Student Centered Learning
Keyakinan terhadap kemampuan yang siswa memiliki akan membuat guru percaya dan mau
mengubah paradigma yang menganggap guru sebagai sumber informasi satu-satunya.
Sehingga peran guru bukan lagi sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu kepada siswa,
tetapi lebih sebagai fasilitator dan motivator yang menyiapkan kondisi belajar yang kondusif
sehingga mampu mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai kegiatan eksplorasi,
diskusi.
4. Kreativitas
Kreativitas sangat dituntut terutama dalam merancang berbagai kegiatan dan sumber belajar
yang dapat dimanfaatkan pada tahap eksplorasi dan interpretasi. Makin kreatif seorang guru
maka makin kaya variasi kegiatan yang dapat dirancangnya sehingga makin kaya variasi
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan.
5. Kurikulum yang Fleksibel
Dengan pengorganisasian kurikulum secara fleksibel sehingga perhatian guru dan siswa dapat
difokuskan pada topik-topik yang memerlukan kajian intensif sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa. Tentu hal ini juga dikaitkan dengan perkembangan minat dan kebutuhan
dalam lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai