Anda di halaman 1dari 14

BAB 7

STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS RISET

7.1 Pengertian
Strategi pembelajaran adalah suatu pengaturan pembelajaran, penyajian dan pengendalian
seluruh kegiatan pembelajaran disertai dengan penunjang berupa sumber belajar ysng digunsksn
olrh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien (Darmayah, 2010).
Sedangkan riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau
data secara sistematis untuk menambah pemahaman peneliti terhadap suatu fenomena tertentu
yang menarik perhatian peneliti. Sehingga dalam penerapan strateginya, riset yang dilakukan
untuk pembelajaran kimia dapat berupa riset kualitatif, kuantitatif, atau pengembangan, seperti
eksplorasi lingkungan, identifikasi bahan kimia, pengembangan produk kimia.
Kegiatan utama pembelajaran berbasis riset adalah pemberian topik-topik riset,
penyusunan proposal riset, pelaksanaan riset, dan pelaporan temuan hasil projek. Riset kualitatif
dapat berupa riset perbandingan kualitas keasaman suatu ekosistem tertentu seperti tanah, air,
atau pada bahan-bahan yang dipakai dikehidupan sehari-hari. Riset kimia kuantitatif dapat
berupa identifikasi penentuan kadar senyawa kimia tertentu pada berbagai produk yang telah
dikenal. Riset kimia pengembangan dapat berupa riset kimia etnochemistry, eksplorasi
lingkungan, dan pengembangan produk kimia.
Kegiatan riset akan dilaksanakana secara berkelompok dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar melalui interaksi-interaksi dengan teman sebayanya dan meningkatkan kemampuan
bersosialisasi. Selain kerja secara berkelompok, peserta didik juga akan difasilitasi dengan
kegiatan belajar mandiri berupa penjelasan dan arahan awal dari guru, konsultasi progres
pembuatan laporan, dan presentasi hasil projek.

Strategi pembelajaran riset sangat bagus untuk menumbuhkan jiwa peneliti pada peserta
didik yang mana sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Strategi ini
mengasah peserta didik untuk berfikir secara sistematis, analisis, dan kritis terhadap fenomena
dalam suatu materi. Sehingga jika peserta didik sudah dikenalkan dengan perencanaan dan
pelaksanaan riset sejak awal, maka hal tersebut akan memudahkan peserta didik dalam
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7.2 Langkah-langkah Pembelajaran
Secara umum, strategi pembelajaran berbasis riset terdapat empat langkah utama yang
meliputi: 1) pemberian topik-topik riset, 2) penyusunan proposal riset, 3) pelaksanaan riset, dan
4) pelaporan temuan hasil projek.

1) Pemberian topik-topik riset


Pada tahap ini guru menyampaikan awalan pembelajaran terkait dengan tujuan
pembelajaran, topik utama pembelajaran, pengenalan riset, topik-topik riset, dan
menyampaikan pembagian kelompok riset. Tujuan pembelajaran yang disampaikan dapat
berupa satu atau beberapa sub materi yang terkait bergantung pada skala riset yang akan
ditawarkan. Topik utama dari riset merupakan satu bab materi yang nantinya akan
difokuskan dalam pencapaian KD tertentu. Selanjutnya guru akan menyampaikan
pengenalan riset yang meliputi pengertian, sistematika pelaksanaan, dan juga secara opsional
dapat diberikan contoh-contoh riset. Sebelum membagi kelompok riset, guru harus
mempersiapkan topik-topik riset yang didasarkan pada tujuan pembelajaran dan KD yang
harus dicapai oleh peserta didik. Perlu diingat bahwa strategi pembelajaran berbasis riset
bisa dilakukan pada KD tertentu dalam suatu materi. Langkah terakhir adalah guru membagi
kelompok dan mempersilahkan kelompok-kelompok untuk memilih topik riset.
2) Penyusunan proposal riset
Pada langkah kedua pembelajaran berbasis riset, guru melakukan pembimbingan dan
pendampingan penyusunan proposal riset. Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah
menyampaikan sistematika dan teknis penulisan proposal riset. Selanjutnya guru
menginstruksikan kelompok-kelompok yang telah terbentuk untuk berdiskusi selama waktu
yang telah ditentukan. Lalu kegiatan yang terakhir pada langkah ini adalah guru
mendampingi peserta didik dalam penyusunan proposal riset. Selama proses penyusunan
proposal, guru akan menjadi fasilitator dalam menanggapi dan mengarahkan jika peserta
didik menemui jalan buntu dalam proses pembelajaran.
3) Pelaksanaan riset
Pada langkah ketiga berupa pelaksanaan riset, guru mengkondisikan peserta didik untuk
melaksanakan riset sesuai dengan proposal yang telah dirancang oleh peserta didik yang
didampingi guru. Riset yang dilakukan adalah riset dengan skala laboratorium pendidikan.
Selain dilaksanakan laboratorium sekolah, jika memungkinkan peserta didik juga
diperkenankan untuk melaksanakan riset di rumah masing-masing. Dikarenakan pada tahap
penyusunan proposal riset semua aspek yang akan dilaksanakan dalam riset terpilih sudah
tertulis, maka peran guru dalam tahap ini adalah sebagai pembimbing dan konsultan. Peserta
didik dapat menanyakan hal-hal yang menjadi kendala selama proses pelaksanaan riset baik
secara langsung (jika riset dilaksanakan di sekolah) ataupun secara tidak langsung (jika riset
dilaksanakan di rumah), namun tetap menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan situasi
pembelajaran. Selama pelaksanaan riset seluruh anggota kelompok diharapkan berkontribusi
secara penuh, sehingga secara keseluruhan peserta didik paham pada saat pengambilan data
dan juga pengolahannya dalam bentuk laporan.
4) Pelaporan temuan hasil projek.
Data dan temuan hasil akan diolah dan dilaporkan pada tahap keempat pelaksanaan strategi
pembelajaran berbasis riset. Terdapat dua kegiatan utama pada tahap ini yaitu penyusunan
laporan tertulis dengan format laporan yang sudah disediakan oleh guru, lalu yang kedua
adalah penyampaian laporan secara lisan oleh peserta didik. Selain itu terdapat kegiatan
sampingan berupa tanggapan guru secara keseluruhan untuk maisng-masing kelompok.
Penyusunan laporan tertulis dilaksanakan setelah guru menyampaikan format penulisan
laporan hasil. Pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal terkait format penulisan maupun aspek seputar hasil temuannya agar laporan yang
akan disajikan bisa lebih maksimal. Langkah selanjutnya adalah penyampaian laporan
secara lisan, dengan cara memandu peserta didik untuk menyiapkan slide powerpoint
sederhana yang memuat bagian-bagian utama laporan hasil temuannya. Format powerpoint
hanya dijadikan sebagai media saja sehingga tidak akan dinilai. Format-format penilaian
akan disampaikan pada lembar lampiran.
7.3 Pengalaman Belajar Peserta Didik
Tahapan Research Based Learning (RBL) meliputi sebagai berikut: : 1) pemberian topik-
topik riset, 2) penyusunan proposal riset, 3) pelaksanaan riset, dan 4) pelaporan temuan hasil
projek. Dari empat tahap tersebut peserta didik akan melakukan pembelajaran baik individu
maupun kelompok. Pada setiap langkah, guru akan mengarahkan peserta didik dengan
memberikan stimulus tertentu. Lalu setelah mendapat arahan, peserta didik akan mencoba
berfikir abstrak dan harus merumuskan hipotesis pada tahap penyusunan proposal riset. Dalam
pelaksanaannya peserta didik akan berkerja sama antar anggota kelompoknya, sehingga secara
menyeluruh peserta didik akan mengalami tahapan belajar. Berikut merupakan penjelasan teori-
teori belajar yang dialami oleh peserta didik selama proses pembelajaran berbasis riset.

1. Mendengarkan informasi
Pada tahap awal sebelum pembentukan kelompok, peserta didik akan mendengarkan
orientasi pembelajaran dari guru berupa tujuan pembelajaran, topik utama pembelajaran,
pengenalan riset, topik-topik riset. Selama pembelajaran berlangsung setiap kali guru
memberikan informasi (dalam teori pendidikan disebut stimulus), guru akan
mempersilahkan peserta didik untuk bertanya (berupa respons) lalu feedback akan
diberikan oleh guru untuk mengendalikan alur berfikir peserta didik agar sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung berulang-ulang hingga peserta didik
memahami apa yang disampaikan guru. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
ini merupakan kegiatan belajar berdasarkan teori behavioristik. Selain kegiatan
mendengarkan, proses belajar yang dialami oleh peserta didik secara bersamaan adalah
penalaran informasi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan memperhatikan contoh-
contoh riset dan juga topik-topik yang tersedia, peserta didik akan mengkontruksi
pemahamannya (pre-knowledge) dengan informasi-informasi baru sehingga dapat
memiliki persepsi sendiri pemilihan topik riset. Hal ini sesuai dengan tahapan kognitif
yang disampaikan oleh Piaget yaitu pada tahap Operasional Formal, yang mana peserta
didik dapat bernalar secara deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.
2. Pemilihan topik-topik riset
Kagiatan pemilihan topik dilaksanakan secara berkelompok. Setelah diberikan orientasi
mengenai topik-topik riset, guru membagi kelompok kepada peserta didik. Ketika sudah
terbentuk kelompok maka guru akan memberikan waktu berdiskusi agar seluruh anggota
kelompok memiliki pemahaman yang sama untuk memilih topik riset tertentu. Pada tahap
sebelumnya peserta didik sudah memiliki persepsi masing-masing terhadap topik-topik
riset. Tentunya juga sudah memilih topik secara individu. Namun karena topik riset harus
ditentukan secara berkelompok, maka peserta didik akan saling menyampaikan
gagasannya dan paradigmanya mengenai topik-topik tersebut kepada sesama anggota
kelompok. Diskusi, penyampaian pendapat, menerima pendapat, dan rekonstruksi
pemahaman secara bersama merupakan kegiatan belajar yang utama pada tahap ini.
Sehingga kegiatan-kegiatan belajar tersebut merupakan wahana yang tersedia untuk
meningkatkan rasa tanggungjawab dan kepemimpinan maisng-masing individu dalam
kelompok. Kegiatan belajar pada tahap ini sesuai dengan teori belajar sosial yang mana
pembelajaran yang dilaksanakan akan membentuk kepribadian peserta didik bergantung
pada ekologinya (teman satu kelompok dan guru).
3. Penyusunan Proposal Riset
Pada tahap penyusunan proposal riset terdapat aspek belajar yang terlaksana yaitu
perumusan masalah dan hipotesis yang akan dijadikan dasar riset oleh peserta didik.
Berdasarkan teori belajar kognitif oleh Piaget, perumusan hipotesis dan proses berfikir
abstrak merupakan ciri pokok perkembangan tahap operasional formal. Porposal riset
adalah bagian penting dalam riset atau penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga riset
yang akan dilakukan secara berkelompok mewajibkan seluruh anggota kelompok
memahami isi proposal riset agar pelaksanaan riset menjadi lebih mudah dan sepaham.
Untuk memahami proposal riset, penyusunan dilakukan secara bertahap dan terjadi
pertukaran informasi antar peserta didik, sehingga dalam proses penyusunan juga
terdapat pembelajaran berdasarkan teroi belajar sosial.
4. Pelaksanaan Riset
Kegiatan belajar utama pada pelaksanaan riset adalah mengumpulkan data, memvalidasi
data, mengorganisir data, dan tentunya pelaksanaan penelitian. Guru akan bertindak
sebagai pembimbing dalam kegiatanpenelitian atau riset yang akan dilaksanakan oleh
siswa. Proses pembimbingan menerapkan komunikasi dua arah antara guru dengan
peserta didik. Jika ditinjau lebih dalam pada tahap pengumpulan data dan
pengorganisiran data terjadi proses berfikir yang melatih siswa dalam memilih dan
memilah data atau informasi yang akan digunakan untuk menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan pada hipotesis. Proses kognitif terjadi pada tahap ini disertai dengan
konfirmasi antar anggota yang sesuai dengan teori belajar kognitif sosial. Sedangkan
pada tahap validasi data atau informasi, seluruh anggota kelompok secara berulang akan
memberikan respon kepada guru atas apa yang telah ia temukan, selanjutnya guru akan
memberikan feedback dan juga stimulus berupa arahan. Sehingga pada tahap pelaksanaan
riset ini terjadi proses belajar berdasarkan teori belajar behavioristik. Pada tahap ini
peserta didik juga dilatih untuk belajar dengan teliti dan efisien.
5. Pelaporan Hasil Temuan
Pada proses yang terakhir dalam penerapan pembelajaran berbasis riset, terdapat
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Diawali dengan
pengumpulan semua data serta pengolahannya, lalu penulisan dalam bentuk laporan hasil
temuan. Pada pengumpulan dan pengolahan data, semua anggota individu berkontribusi
untuk memilih dan memilah urutan data dengan tepat dari data yang terkumpul. Tentunya
pada tahap ini terjadi diskusi antar anggota kelompok yang berlangsung berdasarkan
pemahaman dan persepsi masing-masing yang akan diselaraskan. Proses belajar tersebut
sesuai dengan teori belajar sosial yang menjadikan diskusi dan kegiatan memutuskan hal
secara bersama sebagai wahana untuk melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis tidak
hanya ketika belajar sendiri (analisis terhadap paradigmanya sendiri), namun juga berfikir
kritis dalam keadaan berkelompok (analisis paradigma dirinya sendiri terhadap
paradigma orang lain dan sebaliknya). Pada kegiatan penulisan laporan hasil temuan
(dalam bentuk kerangka laporan hasil temuan atupun konversinya dalam bentuk
Powerpoint) peserta didik akan “menyesuaikan” data yang telah diolah oleh seluruh
anggota kelompoknya dalam bentuk laporan. Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk menanyakan kesesuaian penulisan laporan.
Sehingga timbul interaksi berupa pemberian stimulus oleh guru dan siswa akan
memberikan responnya. Oleh karena itu pada bagian ini peserta didik belajar sesuai
dengan teori behavioristik.
7.4 Peran Guru dalam Pembelajaran
Peran guru dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis riset adalah sebagai
pembimbing dan juga evaluator. Sehingga yang perlu dilakukan oleh guru dalam menjalankan
perannya adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan topik-topik riset


2) Menyiapkan program dan perangkat pembelajaran beserta kerangka proposal dan
laporan hasil temuan riset
3) Menyampaikan topik riset beserta kerangka proposal dan laporan hasil temuannya
4) Membagi kelompok dengan komposisi ideal
5) Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan riset
6) Menyiapkan instrumen penilaian pembelajaran
7) Menilai proses dan hasil belajar peserta didik
7.5 Peran Siswa dalam Pembelajaran
Peran peserta didik dalam pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis riset adalah
memilih topik, melaksnakan, dan melaporkan hasil temuan dari riset yang dilakukan. Sehingga
yang perlu dilakukan oleh peserta didik untuk memenuhi perannya dalam pembelajaran perlu
dilakukan beberapa hal sebagai berikut.

1) Menyimak orientasi yang diberikan oleh guru


2) Mencermati topik-topik yang diberikan
3) Berdiskusi dengan kelompok untuk menentukan tema riset
4) Menyusun proposal riset
5) Melaksanakan riset sesuai dengan proposal yang diajukan
6) Melaporkan hasil proyek, baik secara tertulis maupun lisan
7) Mempresentasikan hasil proyek
7.6 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis riset adalah
penilaian otentik. Terdapat dua jenis hal yang akan dinilai selama pembelajaran berlangsung
yaitu proses dan produk. Penilaian proses akan dilakukan mulai dari awal kegiatan oleh peserta
didik seperti mendengarkan orientasi guru sampai pelaporan temuan hasil riset. Penilaian ini
meliputi penilaian sikap spiritual, sosial, dan saintifik peserta didik serta partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran, seperti bertanya merespons pertanyaan, menyampaikan gagasan. Selain itu
terdapat penilaian antar teman agar tingkat kontribusi masing-masing anggota menjadi
maksimal. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap laporan hasil temuan riset baik dalam
bentuk laporan tertulis ataupun presentasi. Laporan tertulis akan dinilai berdasarkan instrumen
penilaian laporan hasil temuan riset, sedangkan penilaian presentasi dilakukan berdasarkan
instrumen penilaian presentasi dan tentunya diambil secara berkelompok.

7.7 Contoh Desain Pembelajaran


Penerapan strategi pembelajaran berbasis riset memerlukan sarana dan prasarana yang
cukup agar riset berjalan dengan lancar. Karena berbeda dengan strategi pembelajaran lain,
analisis dan kajian yang dilakukan dalam pembelajaran ini harus lebih mendalam dan tentunya
lebih kompleks pelaksanaannya. Oleh karena itu guru harus mampu mengkonversi skala riset
yang terlalu kompleks untuk dilaksanakan oleh peserta didik menjadi riset dengan skala yang
cocok berdasarkan sarana dan prasarana yang ada tanpa menghilangkan esensi dari riset itu
sendiri. Tema riset yang dikembangkan dalam contoh pembelajaran ini adalah pengaruh tingkat
keasaman. Contoh yang dapat dijadikan sebagai salah satu topik pembelajaran adalah
“Perbandingan tingkat keasaman air irigasi sawah dalam berbagai kondisi (dekat sungai, dekat
laut, dan tidak dekat dengan keduanya) terhadap kesuburan tanaman padi”. Dalam
implementasinya tentu banyak indikator atau variabel yang digunakan untuk menurunkan
konsep topik riset tersebut.

Berikut adalah contoh program pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran


berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan proyek di bawah tema pengaruh tingkat
keasaman.

Identitas Mata Pelajaran


a. Nama mata pelajaran Kimia
b. Topik/Subtopik Pengaruh tingkat Keasaman Terhadap Kesuburan Tanaman
c. Kelas/Semester XI/II
d. Alokasi waktu 4 jam pertemuan
Tujuan Pembelajaran
a. Ranah Sikap 1) Peserta didik mampu mendemonstrasikan sikap spritual,
sosial, dan ilmiah dalam pembelajaran melalui kegiatan
berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menghormati
guru dan teman sejawat, dan menjaga ketertiban dan
kebersihan kelas.
b. Ranah pengetahuan 2) Peserta didik mampu menggunakan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif tentang
pengaruh tingkat keasaman suatu bagian lingkungan
terhadap bagian lainnya
c. Ranah keterampilan 3) Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan
berpikir, berbicara, dan berbuat dalam proses
pembelajaran melalui pelaksanaan, analisis temuan, dan
pelaporan hasil temuan sebuah riset
Metode Pembelajaran
a. Pendekatan Saintifik
b. Metode Informasi, diskusi, presentasi, tanya jawab
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Riset
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan Guru mengorganisasikan budaya kelas: berdoa,
menyampaikan salam, meminta peserta didik
menyampaikan pengalaman positif, menyampaian materi
pelajaran, yaitu materi sifat asam dan basa serta sedikit
penjelasan mengenai kimia lingkungan yang berkaitan
dengan materi utama yaitu asam dan basa.
Kegiatan Inti 1) Guru memberikan orientasi pembelajaran terkait dengan
tujuan pembelajaran, topik utama pembelajaran,
pengenalan riset, topik-topik riset,
2) Guru menyampaikan pembagian kelompok riset dan
menginstruksikan untuk memilih topik riset.
3) Guru menyampaikan sistematika dan teknis penulisan
proposal riset sesuai dengan LKPD (Lampiran 2).
4) Guru membimbing dalam penyusunan proposal riset
peserta didik.
5) Guru membimbing peserta didik dalam pelaksanaan
riset.
6) Guru membimbing peserta didik dalam menyusun
laporan hasil temuan.
7) Guru meminta peserta didik mengumpulkan laporah
hasil proyek dan mempresentasikannya untuk dilakukan
penilaian sesuai pedoman penilaian (Lampiran 3 dan 4)
Penutup Guru menyampaikan rinngkasan kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan, menekankan kegunaan dari kegiatan
tersebut, dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
pada pembelajaran selanjutnya serta melakukan penilaian
proses dan produk pembelajaran berdasarkan rubrik
penelilaian yang disiapkan (Lampiran 4 dan 5)

Lampiran 1. Bahan Ajar


Pengaruh Tingkat Keasaman Terhadap Kesuburan Tanaman
Tenah merupakan komponen penting dalam menghasilkan tanaman yang subur. Karena
di dalam tanahlah unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman disimpan dan juga awal dari
distrbusi menuju jaringan-jaringan pada tumbuhan. Oleh karena itu tanaman yang subur dapat
dijadikan sebagai indikator bahwa tanahnya juga subur. Terdapat beberapa faktor yang
mepengaruhi kesuburan tanah, salah satunya adalah pH tanah.

Pengertian umum dari pH adalah derajat keasaman suatu larutan. Lebih rinci lagi
penjelasan mengenai pH adalah bahwa ia dituliskan dalam bentuk angka yang besar atau
kecilnya angka tersebut mengindikasikan kekuatan keasamannya. Angka tersebut didapatkan
dari fungsi negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan, dengan rumus : pH = - log [H +].
pH tanah akan meningkat jika konsentrasi [H +] di dalam larutan dalam tanah meningkat, dan
sebaliknya. Dinamika konsentrasi ion H + di dalam larutan dalam tanah dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti mineral penyusunnya, hujan, bahan organik, dan juga tekstur tanah.
Sehingga jika diteliti akan terdapat beberapa garis hubungan antara pH tanah, kesuburan tanah,
kesuburan tanman, kondisi curah hujan, serta pengaruh-pengaruh pergerakan konsentrasi tanah
lainya.

Dalam pembelajaran ini akan dipelajari penerapan konsep pH dalam kehidupan sehari-
hari dengan mengambil ranah kimia asam basa lingkungan dan pertanian melalui riset terkait
dengan pengaruh tingkat keasaman terhadap kesuburan tanaman. Dikarenakan kebutuhan kondisi
pH tanah setiap jenis tanaman berbeda, maka variabel tanaman bisa diganti sesuai dengan
kebutuhan kelas dan banyaknya kelompok. Peserta didik, secara berkelompok diharapkan untuk
memilih variabel tanaman, mencari data pendukung, melaksanakan investigasi dan analisis
mendalam terhadap variabel yang akan dimasukkan kedalam judul topik.

Kegiatan riset beranggotakan 4-5 orang selama 2 minggu mulai dari orientasi,
penyusunan proposal, pelaksanaan riset dan juga pelaporan hasil temuan riset. Secara bertahap
pada minggu pertama akan dilaksanakan kegiatan berupa oriemtasi pembelajaran, pemilihan
topik, dan penyusunan proposal riset. Sedangkan minggu kedua akan dilaksanakan kegiatan
berupa pelaksanaan riset dan peloaporan hasil temuan riset. Kegiatan pelaksanaan riset juga
diperbolehkan diluar jam pembelajaran jika memungkinkan kondisi antara peserta didik dan
guru.

Lampiran 2. LKPD
Format Proposal Riset
Komponen Proposal Deskripsi
Halaman Cover Berisikan uraian tentang judul proyek., identitas pengusul,
identitas sekolah, tahun pelaksanaan
BAB I Pendahuluan Berisikan latar belakang dan rumusan masalah
BAB II Tinjauan Berisikan tentang tinjauan pustaka dan uraian materi
Pustaka
BAB III Metode Berisikan uraian tentang alat-alat dan bahan-bahan yang
Penelitian digunakan serta langkah prosedural penelitian
Daftar Pustaka Berisi keterangan sumber yang dipakai
Lampiran 1. Biaya Berisikan uraian tentang biaya yang digunakan dalam proyek.

Format Laporan Hasil Temuan


Komponen Proposal Deskripsi
Halaman Cover Berisikan uraian tentang judul proyek., identitas pengusul,
identitas sekolah, tahun pelaksanaan
BAB I Pendahuluan Berisikan latar belakang dan rumusan masalah
BAB II Tinjauan Berisikan tentang tinjauan pustaka dan uraian materi
Pustaka
BAB III Metode Berisikan uraian tentang alat-alat dan bahan-bahan yang
Penelitian digunakan serta langkah prosedural penelitian
BAB IV Hasil dan Berisikan uraian tentang hasil riset dan pembahasan hasil serta
Pembahasan kendala riset.
BAB V Penutup Berisikan uraian tentang penutup (kesimpulan dan saran)
Daftar Pustaka Berisi keterangan sumber yang dipakai
Lampiran 1. Biaya Berisikan uraian tentang biaya yang digunakan dalam riset.
Lampiran 2. Gambar Berisikan tentang gambar kegiatan riset

Lampiran 3. Instrumen Penilaian Proses


Instrumen Penilaian Partisipasi Peserta Didik dalam Pembelajaran
Nama atau Nomor Bentuk partisipasi1) Jumlah (diisi tanda Nilai3)
Peserta Didik bintang)2)
1)
Bentuk partisipasi: bertanya (T) dan menjawab (J),
2)
Diisi tanda bintang (*) maksimal empat (****)
3)
Nilai: Tidak pernah = 60; Sekali = 70; Dua kali = 80; Tiga kali = 90; Lebih dari tiga kali = 100

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Produk


Rubrik Penilaian Proposal Riset
Komponen Indikator Skor
 Kejelasan Judul 1 2 3 4
Halaman  Kejelasan Pelaksana 1 2 3 4
 Kejelasan Isntitusi 1 2 3 4
 Kejelasan latar belakang 1 2 3 4
BAB I Pendahuluan  Kejelasan hipotesis 1 2 3 4
 Kejelasan manfaat 1 2 3 4
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
BAB II Tinjauan
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
Pustaka
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
 Kelelasan alat 1 2 3 4
BAB III Metode
 Kejelasan bahan 1 2 3 4
Penelitian
 Kejelasan prosedur 1 2 3 4
 Kejelasan Daftar Pustaka 1 2 3 4
Lian-lain
 Kejelasan Biaya 1 2 3 4
Nilai =(Total skor/56) x 100
Rubrik Penilaian Laporan Hasil Riset
Komponen Indikator Skor
 Kejelasan Judul 1 2 3 4
Halaman  Kejelasan Pelaksana 1 2 3 4
 Kejelasan Isntitusi 1 2 3 4
 Kejelasan latar belakang 1 2 3 4
BAB I Pendahuluan  Kejelasan hipotesis 1 2 3 4
 Kejelasan manfaat 1 2 3 4
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
BAB II Tinjauan
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
Pustaka
 Kejelasan materi I 1 2 3 4
 Kelelasan alat 1 2 3 4
BAB III Metode
 Kejelasan bahan 1 2 3 4
Penelitian
 Kejelasan prosedur 1 2 3 4
BAB IV Hasil dan  Kejelasan Hasil 1 2 3 4
Pembahasan  Kejelasan Pembahasan 1 2 3 4
BAB V Penutup  Kejelasan Kesimpulan 1 2 3 4
 Kejelasan Saran 1 2 3 4
 Kejelasan Daftar Pustaka 1 2 3 4
Lian-lain
 Kejelasan Biaya 1 2 3 4
Nilai =(Total skor/72) x 100

Rubrik Penilaian Presentasi Hasil Riset


Komponen Indikator Skor
 Kejelasan Membuka
1 2 3 4
Pembukaan Presentasi
 Kejelasan Sosialisasi Judul 1 2 3 4
 Kejelasan Penyampaian
Pendahuluan dan Metode 1 2 3 4
Penelitian
Isi  Kejelasan Penyampaian
1 2 3 4
Hasil dan Pembahasan
 Kejelasan Penyampaian
1 2 3 4
Kesimpulan dan Saran
 Kejelasan Menyampaikan
1 2 3 4
kesimpulan
 Kejelasan Menjawab
Penutup 1 2 3 4
Pertanyaan
 Kejelasan Menutup
1 2 3 4
Presentasi
Nilai =(Total skor/32) x 100
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Teman
No. Pernyataan Skala
1. Teman saya menyampaikan pendapat 1 2 3 4
2. Teman saya menerima keputusan bersama 1 2 3 4
3. Teman saya bertutur kata lugas, tidak berbelit-belit, dan
1 2 3 4
sopan
4. Teman saya berkontribusi dalam penyusunan proposal 1 2 3 4
riset
5. Teman saya berkontribusi dalam pengerjaan riset 1 2 3 4
6. Teman saya aktif dalam presentasi kelompok 1 2 3 4
Nilai =(Total skor/24) x 100

Anda mungkin juga menyukai