7.1 Pengertian
Strategi pembelajaran adalah suatu pengaturan pembelajaran, penyajian dan pengendalian
seluruh kegiatan pembelajaran disertai dengan penunjang berupa sumber belajar ysng digunsksn
olrh guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien (Darmayah, 2010).
Sedangkan riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan informasi atau
data secara sistematis untuk menambah pemahaman peneliti terhadap suatu fenomena tertentu
yang menarik perhatian peneliti. Sehingga dalam penerapan strateginya, riset yang dilakukan
untuk pembelajaran kimia dapat berupa riset kualitatif, kuantitatif, atau pengembangan, seperti
eksplorasi lingkungan, identifikasi bahan kimia, pengembangan produk kimia.
Kegiatan utama pembelajaran berbasis riset adalah pemberian topik-topik riset,
penyusunan proposal riset, pelaksanaan riset, dan pelaporan temuan hasil projek. Riset kualitatif
dapat berupa riset perbandingan kualitas keasaman suatu ekosistem tertentu seperti tanah, air,
atau pada bahan-bahan yang dipakai dikehidupan sehari-hari. Riset kimia kuantitatif dapat
berupa identifikasi penentuan kadar senyawa kimia tertentu pada berbagai produk yang telah
dikenal. Riset kimia pengembangan dapat berupa riset kimia etnochemistry, eksplorasi
lingkungan, dan pengembangan produk kimia.
Kegiatan riset akan dilaksanakana secara berkelompok dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar melalui interaksi-interaksi dengan teman sebayanya dan meningkatkan kemampuan
bersosialisasi. Selain kerja secara berkelompok, peserta didik juga akan difasilitasi dengan
kegiatan belajar mandiri berupa penjelasan dan arahan awal dari guru, konsultasi progres
pembuatan laporan, dan presentasi hasil projek.
Strategi pembelajaran riset sangat bagus untuk menumbuhkan jiwa peneliti pada peserta
didik yang mana sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di tingkat perguruan tinggi. Strategi ini
mengasah peserta didik untuk berfikir secara sistematis, analisis, dan kritis terhadap fenomena
dalam suatu materi. Sehingga jika peserta didik sudah dikenalkan dengan perencanaan dan
pelaksanaan riset sejak awal, maka hal tersebut akan memudahkan peserta didik dalam
menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
7.2 Langkah-langkah Pembelajaran
Secara umum, strategi pembelajaran berbasis riset terdapat empat langkah utama yang
meliputi: 1) pemberian topik-topik riset, 2) penyusunan proposal riset, 3) pelaksanaan riset, dan
4) pelaporan temuan hasil projek.
1. Mendengarkan informasi
Pada tahap awal sebelum pembentukan kelompok, peserta didik akan mendengarkan
orientasi pembelajaran dari guru berupa tujuan pembelajaran, topik utama pembelajaran,
pengenalan riset, topik-topik riset. Selama pembelajaran berlangsung setiap kali guru
memberikan informasi (dalam teori pendidikan disebut stimulus), guru akan
mempersilahkan peserta didik untuk bertanya (berupa respons) lalu feedback akan
diberikan oleh guru untuk mengendalikan alur berfikir peserta didik agar sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Kegiatan ini berlangsung berulang-ulang hingga peserta didik
memahami apa yang disampaikan guru. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
ini merupakan kegiatan belajar berdasarkan teori behavioristik. Selain kegiatan
mendengarkan, proses belajar yang dialami oleh peserta didik secara bersamaan adalah
penalaran informasi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan memperhatikan contoh-
contoh riset dan juga topik-topik yang tersedia, peserta didik akan mengkontruksi
pemahamannya (pre-knowledge) dengan informasi-informasi baru sehingga dapat
memiliki persepsi sendiri pemilihan topik riset. Hal ini sesuai dengan tahapan kognitif
yang disampaikan oleh Piaget yaitu pada tahap Operasional Formal, yang mana peserta
didik dapat bernalar secara deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas.
2. Pemilihan topik-topik riset
Kagiatan pemilihan topik dilaksanakan secara berkelompok. Setelah diberikan orientasi
mengenai topik-topik riset, guru membagi kelompok kepada peserta didik. Ketika sudah
terbentuk kelompok maka guru akan memberikan waktu berdiskusi agar seluruh anggota
kelompok memiliki pemahaman yang sama untuk memilih topik riset tertentu. Pada tahap
sebelumnya peserta didik sudah memiliki persepsi masing-masing terhadap topik-topik
riset. Tentunya juga sudah memilih topik secara individu. Namun karena topik riset harus
ditentukan secara berkelompok, maka peserta didik akan saling menyampaikan
gagasannya dan paradigmanya mengenai topik-topik tersebut kepada sesama anggota
kelompok. Diskusi, penyampaian pendapat, menerima pendapat, dan rekonstruksi
pemahaman secara bersama merupakan kegiatan belajar yang utama pada tahap ini.
Sehingga kegiatan-kegiatan belajar tersebut merupakan wahana yang tersedia untuk
meningkatkan rasa tanggungjawab dan kepemimpinan maisng-masing individu dalam
kelompok. Kegiatan belajar pada tahap ini sesuai dengan teori belajar sosial yang mana
pembelajaran yang dilaksanakan akan membentuk kepribadian peserta didik bergantung
pada ekologinya (teman satu kelompok dan guru).
3. Penyusunan Proposal Riset
Pada tahap penyusunan proposal riset terdapat aspek belajar yang terlaksana yaitu
perumusan masalah dan hipotesis yang akan dijadikan dasar riset oleh peserta didik.
Berdasarkan teori belajar kognitif oleh Piaget, perumusan hipotesis dan proses berfikir
abstrak merupakan ciri pokok perkembangan tahap operasional formal. Porposal riset
adalah bagian penting dalam riset atau penelitian yang akan dilaksanakan. Sehingga riset
yang akan dilakukan secara berkelompok mewajibkan seluruh anggota kelompok
memahami isi proposal riset agar pelaksanaan riset menjadi lebih mudah dan sepaham.
Untuk memahami proposal riset, penyusunan dilakukan secara bertahap dan terjadi
pertukaran informasi antar peserta didik, sehingga dalam proses penyusunan juga
terdapat pembelajaran berdasarkan teroi belajar sosial.
4. Pelaksanaan Riset
Kegiatan belajar utama pada pelaksanaan riset adalah mengumpulkan data, memvalidasi
data, mengorganisir data, dan tentunya pelaksanaan penelitian. Guru akan bertindak
sebagai pembimbing dalam kegiatanpenelitian atau riset yang akan dilaksanakan oleh
siswa. Proses pembimbingan menerapkan komunikasi dua arah antara guru dengan
peserta didik. Jika ditinjau lebih dalam pada tahap pengumpulan data dan
pengorganisiran data terjadi proses berfikir yang melatih siswa dalam memilih dan
memilah data atau informasi yang akan digunakan untuk menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan pada hipotesis. Proses kognitif terjadi pada tahap ini disertai dengan
konfirmasi antar anggota yang sesuai dengan teori belajar kognitif sosial. Sedangkan
pada tahap validasi data atau informasi, seluruh anggota kelompok secara berulang akan
memberikan respon kepada guru atas apa yang telah ia temukan, selanjutnya guru akan
memberikan feedback dan juga stimulus berupa arahan. Sehingga pada tahap pelaksanaan
riset ini terjadi proses belajar berdasarkan teori belajar behavioristik. Pada tahap ini
peserta didik juga dilatih untuk belajar dengan teliti dan efisien.
5. Pelaporan Hasil Temuan
Pada proses yang terakhir dalam penerapan pembelajaran berbasis riset, terdapat
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Diawali dengan
pengumpulan semua data serta pengolahannya, lalu penulisan dalam bentuk laporan hasil
temuan. Pada pengumpulan dan pengolahan data, semua anggota individu berkontribusi
untuk memilih dan memilah urutan data dengan tepat dari data yang terkumpul. Tentunya
pada tahap ini terjadi diskusi antar anggota kelompok yang berlangsung berdasarkan
pemahaman dan persepsi masing-masing yang akan diselaraskan. Proses belajar tersebut
sesuai dengan teori belajar sosial yang menjadikan diskusi dan kegiatan memutuskan hal
secara bersama sebagai wahana untuk melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis tidak
hanya ketika belajar sendiri (analisis terhadap paradigmanya sendiri), namun juga berfikir
kritis dalam keadaan berkelompok (analisis paradigma dirinya sendiri terhadap
paradigma orang lain dan sebaliknya). Pada kegiatan penulisan laporan hasil temuan
(dalam bentuk kerangka laporan hasil temuan atupun konversinya dalam bentuk
Powerpoint) peserta didik akan “menyesuaikan” data yang telah diolah oleh seluruh
anggota kelompoknya dalam bentuk laporan. Pada tahap ini guru memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk menanyakan kesesuaian penulisan laporan.
Sehingga timbul interaksi berupa pemberian stimulus oleh guru dan siswa akan
memberikan responnya. Oleh karena itu pada bagian ini peserta didik belajar sesuai
dengan teori behavioristik.
7.4 Peran Guru dalam Pembelajaran
Peran guru dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis riset adalah sebagai
pembimbing dan juga evaluator. Sehingga yang perlu dilakukan oleh guru dalam menjalankan
perannya adalah sebagai berikut.
Pengertian umum dari pH adalah derajat keasaman suatu larutan. Lebih rinci lagi
penjelasan mengenai pH adalah bahwa ia dituliskan dalam bentuk angka yang besar atau
kecilnya angka tersebut mengindikasikan kekuatan keasamannya. Angka tersebut didapatkan
dari fungsi negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan, dengan rumus : pH = - log [H +].
pH tanah akan meningkat jika konsentrasi [H +] di dalam larutan dalam tanah meningkat, dan
sebaliknya. Dinamika konsentrasi ion H + di dalam larutan dalam tanah dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti mineral penyusunnya, hujan, bahan organik, dan juga tekstur tanah.
Sehingga jika diteliti akan terdapat beberapa garis hubungan antara pH tanah, kesuburan tanah,
kesuburan tanman, kondisi curah hujan, serta pengaruh-pengaruh pergerakan konsentrasi tanah
lainya.
Dalam pembelajaran ini akan dipelajari penerapan konsep pH dalam kehidupan sehari-
hari dengan mengambil ranah kimia asam basa lingkungan dan pertanian melalui riset terkait
dengan pengaruh tingkat keasaman terhadap kesuburan tanaman. Dikarenakan kebutuhan kondisi
pH tanah setiap jenis tanaman berbeda, maka variabel tanaman bisa diganti sesuai dengan
kebutuhan kelas dan banyaknya kelompok. Peserta didik, secara berkelompok diharapkan untuk
memilih variabel tanaman, mencari data pendukung, melaksanakan investigasi dan analisis
mendalam terhadap variabel yang akan dimasukkan kedalam judul topik.
Kegiatan riset beranggotakan 4-5 orang selama 2 minggu mulai dari orientasi,
penyusunan proposal, pelaksanaan riset dan juga pelaporan hasil temuan riset. Secara bertahap
pada minggu pertama akan dilaksanakan kegiatan berupa oriemtasi pembelajaran, pemilihan
topik, dan penyusunan proposal riset. Sedangkan minggu kedua akan dilaksanakan kegiatan
berupa pelaksanaan riset dan peloaporan hasil temuan riset. Kegiatan pelaksanaan riset juga
diperbolehkan diluar jam pembelajaran jika memungkinkan kondisi antara peserta didik dan
guru.
Lampiran 2. LKPD
Format Proposal Riset
Komponen Proposal Deskripsi
Halaman Cover Berisikan uraian tentang judul proyek., identitas pengusul,
identitas sekolah, tahun pelaksanaan
BAB I Pendahuluan Berisikan latar belakang dan rumusan masalah
BAB II Tinjauan Berisikan tentang tinjauan pustaka dan uraian materi
Pustaka
BAB III Metode Berisikan uraian tentang alat-alat dan bahan-bahan yang
Penelitian digunakan serta langkah prosedural penelitian
Daftar Pustaka Berisi keterangan sumber yang dipakai
Lampiran 1. Biaya Berisikan uraian tentang biaya yang digunakan dalam proyek.