PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Jika penelitian tindakan kelas ini terbukti bahwa dengan menggunakan
metode observasi pembelajaran mampu meningkatkan kualitas belajar siswa pada
pelajaran IPA lebih baik terutama pada materi struktur daun daun fungsinya.
Berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori dan juga akan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam
2. Secara praktis,
a. Bagi guru :
- Dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode observasi.
- Sebagai bahan atau contoh yang dapat diaplikasikan guru di kelasnya.
- Sebagai bahan masukan bagi guru tentang metode observasi sebagai upaya
dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA pada materi struktur daun dan fungsinya.
b. Bagi Siswa :
- Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
- Siswa lebih aktif, inovatif, kreatif dan terampil dalam pembelajaran IPA
khususnya materi struktur daun fungsinya.
c. Bagi Sekolah, diharapkan sebagai masukan atau evaluasi guru
meningkatkan mutu kuwalitas pendidikan disekolah khususnya dalam
mata pelajaran IPA.
d. Bagi Peneliti, diharapkan dapat melatih dan meningkatkan pengetahuan
peneliti dalam menggunakan metode observasi dalam belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:2) berpendapat, belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek–aspek yang ada pada
individu yang belajar.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar),
fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik, (Hamalik, 2002:57).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses di mana tingkah laku diubah melalui latihan,
sehingga dari tidak tau berubah menjadi tau dan menjadi lebih baik. Perubahan
tersebut diperoleh melalui proses adaptasi dalam kepribadian manusia secara
alamiah, dan lingkungannya serta ditampakkan dengan peningkatan pengetahuan,
sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain sebagainya.
2. Tujuan Belajar
D. Metode Pengajaran.
Metode pengajaran merupakan suatu cara atau tehnik yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.
1. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos, kata ini terdiri dari
dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan thodos yang
berarti jalan ataqu cara. Jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan (Arifin, 1996). Menurut Nana Sudjana (2000), bahwa
metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa saat berlangsungnya pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas bahwa dengan kata lain metode adalah cara
yang harus digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien,
tentunya dengan pemilihan cara atau tehnik yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran harus tepat sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan.
1. Struktur Daun
2. Fungsi Daun
Perencanaan
Observasi
Perencanaan
Observasi
Dst
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Alat dan sarana pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini
antara lain: catatan guru, catatan siswa, photography dan berbagai dokumen
yang terkait dengan siswa. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya
adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat pembelajaran IPA pada materi struktur
daun dan fungsinya menggunakan metode observasi. Prosedur penelitian terdiri
dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-
siklus berikutnya. Prosedurnya dapat dilihat di bawah berikut ini:
1. Perencanaan
Perencanaan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap
ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari
bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan
yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi
disesuaikan dengan rencana. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti
menentukan titik peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
dilakukan pengamatan, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada
tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
1. Menelaah materi pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi struktur daun
dan fungsinya, serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang
telah ditetapkan.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru.
4. Menyiapkan media pembelajaran.
5. Menyiapkan alat evaluasi.
6. Menyiapkan lembar catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
1. Metode Observasi
3. Metode Tes
5. Jenis Data
Jenis data diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diwujudkan dengan hasil belajar dalam nilai ulangan mata pelajaran IPA pada
materi struktur dan fungsi daun yang diperoleh siswa. Peneliti mengambil nilai
pada akhir pembelajaran di setiap siklusnya, datanya berupa angka yang nilai
rentangannya mulai 0 sampai dengan 100. Sedangkan data kualitatif diperoleh
dari lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta catatan lapangan
dengan menerapkan metode observasi.
6. Sumber Data
Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru serta
lembar wawancara dengan guru oleh observer sedangkan sumber data siswa
diperoleh dari hasil observasi aktifitas siswa yang diperoleh selama pelaksanaan
siklus pertama sampai siklus ketiga, lembar diskusi dan lembar angket serta hasil
evaluasi. Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan,
catatan lapangan selama proses pembelajaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Observasi Siklus I
1 Membuka pelajaran 3
20 Menutup pelajaran 2
Persentase 56.25%
Kriteria Cukup
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
4
3.5
3
2.5
Skor
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator
Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4
Berikut:
Tabel 2. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Indikator Skor
Jumlah 0
Persentase 70.8%
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
4
2
Skor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator
0
ta
da
h gi as as
-ra n tin
g
u nt unt
ta e at t
i ra i ter i ter w ak
ila ila ila sis tid
N N a
N lah w
m sis
Ju lah
m
Aspek Ju
TUNTAS,
42.31%
TIDAK TUNTAS,
57.69%
f. Refleksi siklus I
c. Observasi Siklus II
Data pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 7
berikut ini.
Tabel 5 . Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Indikator Skor
1. Membuka pelajaran 4
2. Memotivasi/membangkitkan minat siswa 3
3. Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4
2
Skor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator
Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 8
berikut.
Tabel 6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Indikator Skor
Jumlah 40
Persentase 83.3%
Hasil Observasi Siswa Siklus II
4
3
Skor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator
Dari data hasil observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran diatas dapat
dikatakan bahwa metode observasi, membuat aktifitas siswa dalam pembelajaran
IPA lebih serius. Hal itu terbukti dari hasil observasi aktifitas siswa siklus II
yang mencapai persentase 83.3%. Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan
tergolong sangat baik. Walaupun taraf keberhasilan tindakan tersebut tergolong
sangat baik tetapi pencapaian nilai belum maksimal 100%, sehingga masih
diperlukan perbaikan selanjutnya di siklus III.
80
40
Nilai Pencapaian
0
i
-ra
ta
da
h
n gg ntas n tas
ta n ti u tu
i ra ter
e
ter at ak
i i w id
ila ila ila sis a t
N N
N lah w
m sis
Ju lah
m
Ju
Aspek
TIDAK TUNTAS
19.23%
TUNTAS
81.77%
f. Refleksi
1 Membuka pelajaran 4
20 Menutup pelajaran 4
Persentase 100%
Sangat
Kriteria
Baik
Hasil Observasi Guru Siklus III
4
2
Skor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator
Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar
12 berikut :
Tabel 10. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
No Indikator Skor
Jumlah 48
Persentase 100%
Hasil Observasi Siswa Siklus III
4
2
Skor
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator
Data hasil belajar siswa siklus III dapat dilihat pada tabel dan gambar
diagram dibawah ini :
Tabel 11. Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Aspek Pencapaian
1 Nilai rata-rata 87
2 Nilai terendah 76
3 Nilai tertinggi 100
4 Jumlah siswa tuntas 26
5 Jumlah siswa tidak tuntas 0
80
40
Nilai Pencapaian
0
i
-ra
ta
da
h
n gg ntas n tas
ta n ti u tu
i ra ter
e
ter at ak
i i w id
ila ila ila sis a t
N N
N lah w
m sis
Ju lah
m
Ju
Aspek
Tabel 12. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
Skor Jumlah Siswa Persentase (%) Ketuntasan Belajar
0 – 69 0 0 Belum Tuntas
70 – 100 26 100 Tuntas
Jumlah 26 100
Setelah dilakukan observasi data pada kegiatan pra siklus guru tdk
puas dengan keberhasilan siswa. Maka guru masih merencanakan pembelajaran
pada perbaikan pembelajaran siklus I untuk memperbaiki nilai yang belum
mencapai nilai ketuntasan hasil belajar siswa yang di tetapkan oleh sekolah pada
mata pelajaran IPA yaitu 70.
Selanjutnya pengamatan dan refleksi pada pra siklus diperoleh data bahwa
tingkat pemahaman siswa masih rendah dalam materi bagian-bagian daun dan
fungsinya, sehingga pada siklus I dilaksanakan strategi penerapan pembelajaran
metode observasi dengan memfokuskan pada beberapa hal antara lain: guru
fokus pada keterampilan dalam pemberian pembelajaran, keterampilan guru
dalam menggunakan pembelajaran metode observasi dalam tindakan kelas,
perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran.
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I guru menentukan metode,
model pembelajaran serta menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I,
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, menyiapkan lembar observasi dan
alat tes. Dari kegiatan tersebut maka pada siklus I terjadi perubahan peningkatan
yakni meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar tetapi
persentase ketuntasan pembelajaran masih tergolong rendah karena belum
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70% dari jumlah siswa di
dalam kelas tersebut, Dari hasil analisis ketuntasan hasil belajar pada siklus
tersebut, siswa yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 63. Pada penelitian ini
menunjukkan hasil siklus I terdapat 11 siswa (42.31%) yang telah mencapai
ketuntasan belajar sedangkan 15 orang (57.69%), dari 26 orang siswa belum
mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan Tabel 1 bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan total
pencapaian skornya sebesar 45 dengan jumlah persentase sebesar 56.26%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus I masih dalam kriteria cukup sedangkan pengamatan pada tingkah
laku siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Temuan-temuan selama pengamatan diharapkan bisa menjadi bahan
pendukung keberhasilan penelitian. Dari data hasil observasi aktifitas siswa
dalam pembelajaran (Tabel 2), dapat dikatakan bahwa metode observasi,
membuat aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA lebih serius. Hal itu terbukti
dari hasil observasi aktifitas siswa siklus I yang meningkat mencapai persentase
70,8%. Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan masih tergolong baik. Literatur
pebanding tentang kelebihan metode observasi dalam pembelajran tindakan kelas
Walaupun masih terdapat kelemahan dalam penguasan situasi kelas
sehingga pada saat siswa melakukan pengamatan di kelompoknya kebanyakan
dari aktifitas siswa itu adalah ditunjukkan dengan berbicara sendiri dengan
teman, bermain sendiri dan melamun akibatnya dalam interaksi pembelajaran
siswa masih kurang aktif dalam melakukan pengamatan berdiskusi dan
menjalin kerjasama kelompok.
Hasil dari refleksi untuk pembelajaran siklus I ini, peneliti
menyimpulkan untuk mengambil tindakan mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Adapun yang dipersiapkan dalam kegiatan siklus
II adalah sebagai berikut:
9. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
10. Menambah media asli contoh-contoh daun atau macam-macam daun untuk
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
11. Memberikan banyak waktu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum jelas.
12. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
13. Guru juga harus membimbing pengamatan dan diskusi kepada semua
kelompok, agar lebih merata di setiap kelompok.
14. Membangkitkan motivasi siswa, agar bisa lebih aktif dalam menanggapi
apersepsi, bertanya, ataupun hal-hal lain terkait dengan pembelajaran.
15. Guru perlu memberikan motivasi, untuk memberikan motivasi kepada siswa,
jadi siswa lebih bersemangat dalam belajar.
16. Memusatkan perhatian siswa, agar siswa dapat menerima pembentukan
kelompok yang ditentukan oleh guru dan anak didik lebih serius dan antusias
serta semangat dalam menerima pembelajaran.