Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia


berupa pengetahuan, dan konsep yang terorganisasi tentang lingkungan alam
sekitar, yang diperoleh dari proses ilmiah. Salah satu tantangan mendasar dalam
pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah mencari strategi proses pembelajaran
yang memungkinkan bagi peningkatan mutu pendidikan IPA. Pendidikan ilmu
pengetahuan alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
mambantu siswa untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2004:5). Lebih lanjut berdasarkan
peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 bahwa, ilmu
pengetahuan alam merupakan standar minimum yang secara nasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di
setiap satuan pendidikan.
Ilmu pengetahuan alam adalah cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan
dengan bantuan teori-teori, aturan-aturan, hukum-hukum dan hipotesis-hipotesis.
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode
Ilmiah sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Setiap guru harus paham akan
alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Selama ini metode
pembelajaran yang kurang inovatif yang dimaksud seperti metode tanya jawab,
ceramah, dan pemberian tugas-tugas sekolah serta pembelajaran yang berlangsung
tidak melibatkan siswa siswi sehingga dalam belajar siswa banyak yang kurang
memahami materi pelajaran.
Banyak metode-metode pembelajaran bagi siswa di sekolah salah satunya
ialah Metode observasi. Metode observasi merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang menggunakan pendekatan media asli. Dengan metode
observasi siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya
tentang fenomena alam. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung
kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk
data yang obyektif yang kemudian dapat dianalisa sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan siswa serta sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa.
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya ialah: Menyajikan
media obyek secara nyata tanpa manipulasi, siswa akan merasa senang dan
tertantang, mudah pelaksanaannya dan siswa akan memiliki motivasi dalam
belajar.
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang dibawakan gurunya.
Berdasarkan kondisi seperti itulah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul meningkatkan hasil belajar IPA pada materi struktur daun dan
fungsinya menggunakan metode observasi pada siswa kelas IV SD Negeri 22
Mandonga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pada


penelitian ini adalah “bagaimana penerapan metode observasi pada materi
struktur daun dan fungsinya di kelas IV siswa SDN 22 Mandonga.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatnya hasil


belajar siswa dengan menggunakan metode observasi pada materi struktur daun
dan fungsinya di kelas IV siswa SDN 22 Mandonga.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Jika penelitian tindakan kelas ini terbukti bahwa dengan menggunakan
metode observasi pembelajaran mampu meningkatkan kualitas belajar siswa pada
pelajaran IPA lebih baik terutama pada materi struktur daun daun fungsinya.
Berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori dan juga akan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam
2. Secara praktis,
a. Bagi guru :
- Dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan metode observasi.
- Sebagai bahan atau contoh yang dapat diaplikasikan guru di kelasnya.
- Sebagai bahan masukan bagi guru tentang metode observasi sebagai upaya
dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran IPA pada materi struktur daun dan fungsinya.
b. Bagi Siswa :
- Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
- Siswa lebih aktif, inovatif, kreatif dan terampil dalam pembelajaran IPA
khususnya materi struktur daun fungsinya.
c. Bagi Sekolah, diharapkan sebagai masukan atau evaluasi guru
meningkatkan mutu kuwalitas pendidikan disekolah khususnya dalam
mata pelajaran IPA.
d. Bagi Peneliti, diharapkan dapat melatih dan meningkatkan pengetahuan
peneliti dalam menggunakan metode observasi dalam belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:2) berpendapat, belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek–aspek yang ada pada
individu yang belajar.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar),
fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik, (Hamalik, 2002:57).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses di mana tingkah laku diubah melalui latihan,
sehingga dari tidak tau berubah menjadi tau dan menjadi lebih baik. Perubahan
tersebut diperoleh melalui proses adaptasi dalam kepribadian manusia secara
alamiah, dan lingkungannya serta ditampakkan dengan peningkatan pengetahuan,
sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain sebagainya.

2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah


laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui
belajar diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan ilmu pengetahuan. Dalam
proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada beberapa hal yang
menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom
dalam Nana Sudjana, (2010: 22-23), yaitu: a) Ranah kognitif, berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah
afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang meliputi
penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Ranah
psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan
kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni gerakan refleks,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dengan demikian tujuan belajar adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan menanamkan sikap mental. Dengan mencapai
tujuan belajar maka akan diperoleh hasil dari belajar itu sendiri, khususnya dalam
pelajaran ilmu pengetahuan alam

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Abdurrahman (Jihad dan Haris, 2008: 14) hasil belajar


adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurut A.J. Romizowski (Jihad dan Haris, 2008: 14) hasil belajar
merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
Masukan dari sistem tersebut berupa berbagai macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari
sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. “Hasil belajar akan dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam
berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi” (Tabrani Rusyan,
1989;8).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan pembelajaran di lingkungan sekolah atau tempat belajar serta
mengalami interaksi proses pembelajaran melalui evaluasi belajar ilmu
pengetahuan alam yang dilakukan berupa tes-tes yang telah dijadwalkan dengan
baik. Dengan pengalaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, maka
akan terjadi perubahan kualitas yang diperoleh siswa tidak hanya berupa ilmu
pengetahuan, tetapi juga berupa sikap perilaku keterampilan serta kecakapan
khususnya dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.

2. Ciri-ciri Hasil Belajar

Ciri-ciri hasil belajar adalah adanya perubahan pengetahuan dan tingkah


laku dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami proses belajar
itu akan berubah pengetahuannya serta tingkah lakunya. Tetapi tidak semua
perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Pengalaman yang diperoleh siswa
dalam proses pembelajaran, akan membuat perubahan, baik perubahan pada aspek
kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan
Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, (2010:
22-23), yaitu: a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil
belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam
aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan
perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan klasifikasi cici-ciri hasil belajar di atas maka tugas guru
dalam pendidikan disekolah, belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus
dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu
sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan
siswa secara aktif selain mengajar juga mendidik dan melatih siswa agar menjadi
siswa yang cerdas, bersikap baik dan memiliki keterampilan-keterampilan yang
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil


belajar siswa antara lain:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor jasmaniah meliputi:
1) Faktor kesehatan
2) Faktor cacat tubuh
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
2) Bakat
3) Motif
4) Kematangan.
c) Faktor kelelahan
1) Faktor kelelahan jasmani
2) Faktor kelelehan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa) terdiri dari tiga faktor, yakni:
a) Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik.
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran
7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran
9) Keadaan gedung
10) Metode belajar
11) Tugas rumah
c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat
2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat

Setiap proses pembelajaran guru harus memahami dan mengerti kondisi


dan keadaan siswanya, baik keadaan fisik, faktor internal, external, maupun
lingkungan atau kehidupan siswa agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa


fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Carin dan Sund (1993) dalam Puskur-
Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen.
Dari penjelasan di atas pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa atau peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajarannya guru dapat menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitarnya.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi,


(Trianto, 2010: 138) adalah sebagai berikut:
a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
c) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi.
d) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar menurut Hidayat
(2001 : IV) dapat di uaraikan sebagai berikut: (1) siswa memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (2)
Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan
tentang alam sekitar; (3) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna
untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
(4) mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah
dasar, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai
dan menghagai Tuhan Yang Masa Esa

D. Metode Pengajaran.

Metode pengajaran merupakan suatu cara atau tehnik yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.

1. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos, kata ini terdiri dari
dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan thodos yang
berarti jalan ataqu cara. Jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan (Arifin, 1996). Menurut Nana Sudjana (2000), bahwa
metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa saat berlangsungnya pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas bahwa dengan kata lain metode adalah cara
yang harus digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien,
tentunya dengan pemilihan cara atau tehnik yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran harus tepat sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan.

2. Jenis-Jenis metode Pengajaran

Menurut A. Tabrani Rusyan ( 1993 : 63-117) menyatakan bahwa “Jenis-


jenis Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi
lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi, eksperimen,
disceoveri, dan penggunaan buku-buku pelajar”.
Berdasarkan uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan
digunakan satu macam metode yaitu metode observasi secara lebih mantap karena
metode tersebut sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam tentang struktur daun dan fungsinya. Guru sedapat mungkin
menyediakan media asli seperti berbagai macam bentuk daun agar siswa dapat
melihat dan mengamati secara langsung serta menganalisa sesuai kemampuan
perkembangan siswa. Disamping itu dalam pengajaran ilmu pengetahuan alam
tentang struktur daun dan fungsinya, selain berceramah untuk mengimpormasikan
konsep, perlu diadakan tanya jawab setelah mengamati obyek, agar siswa
memiliki pemahaman yang baik.
3. Pengertian Metode Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti


melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Lebih lanjut Purnomo
(2008), mengatakan bahwa metode observasi ialah pengamatan langsung
menggunakan alat indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau
objek. Observasi juga merupakan basis sains yang dilakukan dengan
menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan.
Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa metode
observasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan
pendekatan media asli. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung
kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk
data yang obyektif yang kemudian dapat dianalisa. Dalam observasi siswa dapat
mengamati secara langsung apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran
berlangsung. Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi, siswa akan
merasa senang dan tertantang

4. Penggunaan Metode Observasi

Penggunaan metode observasi bertujuan untuk :


a. Melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang terjadi dalam
lingkungannya.
b. Melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai
moral yang diperoleh di kelas.
c. Memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.
Metode observasi merupakan cara belajar mengajar yang dipandang
mudah dalam proses belajar mengajar karena pada metode observasi ini akan
melatih siswa untuk peka atau gejala yang terjadi dilingkungannya, selain itu juga
dapat melatih siswa kritis dalam mengambil keputusan yang tepat dan akan
memotivasi.
Berdasarkan penggunaan metode observasi di atas dengan kata lain
bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,
menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep materi yang telah
disampaikan oleh guru Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat melatih
kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang dilihatnya atau yang
diamati.

5. Langkah-langkah Metode Observasi

Langkah-langkah metode observasi yaitu 1). Melakukan pengamatan, 2).


Mengumpulkan data (inventarisasi data), 3). Analisis, interpretasi, dan evaluasi
data 4). Penarikan kesimpulan 5). Penyusunan laporan (Purnomo, 2008)

E. Struktur dan Fungsi Daun

1. Struktur Daun

Menurut Wahyono dan Nurachmandani, (2008: 35) bagian daun lengkap


terdiri atas tangkai daun, tulang daun, helai daun dan pelepah daun. Contoh daun
yang memiliki daun lengkap yaitu bambu dan pohon pisang. Sementara itu, ada
daun yang tidak lengkap. Contohnya daun mangga yang hanya terdiri atas tangkai
dan helaian daun saja.
Bentuk tulang daun antara lain menyirip, melengkung, menjari dan sejajar.
Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang daun
melengkung berbentuk garis-garis lengkung. Tulang daun menjari berbentuk
seperti susunan jari-jari tangan. Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis
lurus yang sejajar (Haryanto, 2007: 42). Sedangkan susunan daun dibedakan
menjadi dua yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun
yang pada tangkai daunnya terdapat satu helaian daun sedangkan daun majemuk
adalah tangkainya bercabang- cabang dan pada satu tangkai ini terdapat lebih dari
satu helaian daun.
Gambar 1. Jenis-jenis Bentuk Tulang Daun

2. Fungsi Daun

Daun mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai tempat pembuatan


makanan (fotosintesis), sebagai tempat untuk bernapas. Saat bernapas, O2 dan
CO2 keluar masuk melalui mulut daun (stomata) dan sebagai tempat
berlangsungnya proses penguapan. (Hastuti dan Omegawati, 2010: 39). Lebih
lanjut menurut Wahyono dan Nurachmadani (2008: 37) bahwa melalui proses
fotosintesis, zat hara dan air yang berasal dari tanah diolah dengan bantuan
klorofil dan cahaya matahari yang menghasilkan karbohidrat atau gula dan
oksigen. Daun juga berfungsi transpirasi atau terlepasnya air ke udara melalui
penguapan sehingga terkendalinya jumlah air dalam tanaman. Permukaan daun
terdapat pori-pori kecil yang disebut stomata atau mulut daun. Udara masuk ke
tumbuhan melalui stomata atau mulut daun. Kelebihan air dikeluarkan melalui
mulut daun dalam bentuk uap air.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini di Sekolah SD Negeri 22 Mandonga.tahun


pelajaran 2014/2015 Materi pelajarannya adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam pada materi struktur daun dan fungsinya. Penelitian siklus I pada tanggal 11
Mei 2015, Siklus II pada tanggal 12 Mei dan siklus III dilaksanakan pada tanggal
15 Mei 2015

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Rancangan penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian tindakan


kelas menggunakan model spiral atau siklus yang terdiri dari empat kegiatan
utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemantauan atau observasi dan
refleksi. Lebih lanjut menurut Arikunto (2009:16), bahwa tujuan dari penggunaan
siklus tersebut apabila dalam pelaksanaan tindakan ditemukan adanya
kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan perbaikan masih dapat
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Berikut ini gambar spiral atau siklusnya.

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Observasi

Dst
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Alat dan sarana pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini
antara lain: catatan guru, catatan siswa, photography dan berbagai dokumen
yang terkait dengan siswa. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya
adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat pembelajaran IPA pada materi struktur
daun dan fungsinya menggunakan metode observasi. Prosedur penelitian terdiri
dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-
siklus berikutnya. Prosedurnya dapat dilihat di bawah berikut ini:

1. Perencanaan

Perencanaan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap
ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari
bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan
yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi
disesuaikan dengan rencana. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti
menentukan titik peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
dilakukan pengamatan, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada
tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
1. Menelaah materi pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi struktur daun
dan fungsinya, serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang
telah ditetapkan.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru.
4. Menyiapkan media pembelajaran.
5. Menyiapkan alat evaluasi.
6. Menyiapkan lembar catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan


yang telah direncanakan secara matang. Penelitian ini dilaksanakan dengan
melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan
pembelajaran melalui metode observasi dengan media asli, karena materi
pembelajarannya adalah struktur daun dan fungsinya maka menggunakan media
asli beberapa contoh bentuk-bentuk daun sebagai bahan pengamatan. Penelitian
ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan
dengan waktu pertemuan 2x35 menit. Materi pada siklus I yaitu tentang bagian-
bagian daun dan fungsinya, siklus II tentang macam-macam bentuk tulang daun
dan susunan daun dan pada siklus III tentang hubungan fungsi daun pada
tumbuhan.

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti


melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Lebih lanjut Purnomo
(2008), mengatakan bahwa metode observasi ialah pengamatan langsung
menggunakan alat indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau
objek. Observasi juga merupakan basis sains yang dilakukan dengan
menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan.
Proses observasi terhadap tindakan dilaksanakan dengan melakukan
observasi dan pemantauan sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi lebih lanjut
pada pelaksanaan tindakan. Peneliti menggunakan lembar wawancara, lembar
penilaian keterarnpilan guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, dokumen
serta lembar soal dalam pengumpulan data-data di lapangan. Kegiatan observasi
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas
siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi struktur daun dan fungsinya menggunakan metode observasi dengan media
asli pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan analisis data tes hasil belajar siswa.


Refleksi dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil refleksi
kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap perencanaan pada siklus
berikutnya. Hasil tes siswa digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan
apakah kegiatan yang dilakukan berhasil atau belum berhasil. Kegiatan refleksi ini
dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan. Selain itu, peneliti juga mengkaji
kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
siklus pertama. Selanjutnya, peneliti bersama tim kolaborasi membuat
perencanaan tindak lanjut untuk siklus-siklus berikutnya. Hal ini sesuai
pernyataan Arikunto (2009:133) bahwa refleksi adalah kegiatan mengulas
secara kritis (retlective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas,
dan guru. Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa,
keterampilan guru serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja pada
siklus pertama.

C. Teknik Analisis Data

Penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan


metode obervasi, studi dokumentasi, tes dan catatan lapangan.

1. Metode Observasi

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa


dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
observasi selama pelaksanaan tindakan dalam penelitian berlangsung. Lebih lanjut
Riduwan, (2004:104), bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data,
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
\
2. Metode Studi Dokumentasi

Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data


yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku lain sebagainya. Pengumpulan
data dengan meminta data yang telah ada sebelumnya. Metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahuai kemampuan siswa yang
diperoleh dari hasil pekerjaan, hasil evaluasi, proses dan produk kegiatan
belajar mengajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi struktur daun dan
fungsinya sebelum dilakukan penelitian.

3. Metode Tes

Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab,


pernyataan-pernyataan, tugas-tugas yang harus dipilih, ditanggapi, dan dilakukan
oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta
tes (Poerwanti, 2008:4.3). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pembelajaran yang meliputi keterampilan siswa dalam
pembelajaran IPA pada materi struktur daun dan fungsinya. Tes ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar pada mata pelajaran
IPA struktur daun dan fungsinya setelah mendapat perlakuan yaitu pengajaran
dengan menggunakan metode observasi

4. Metode Catatan Lapangan

Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran IPA pada


materi struktur daun dan fungsinya dengan metode observasi akan di catat.
Kemudian catatan lapangan tersebut berguna untuk membantu peneliti apabila
menemui kesulitan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga
peneliti dapat lebih mudah mendeskripsikan kegiatan pembelajaran selanjutnya
secara lebih detail yang tidak berupa data yang telah dipersiapkan instrumen
pengamatannya dan sebagai bahan guru untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi
kemudian juga digunakan sebagai dasar untuk tahap perencanaan pada siklus
berikutnya.

5. Jenis Data

Jenis data diperoleh data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
diwujudkan dengan hasil belajar dalam nilai ulangan mata pelajaran IPA pada
materi struktur dan fungsi daun yang diperoleh siswa. Peneliti mengambil nilai
pada akhir pembelajaran di setiap siklusnya, datanya berupa angka yang nilai
rentangannya mulai 0 sampai dengan 100. Sedangkan data kualitatif diperoleh
dari lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta catatan lapangan
dengan menerapkan metode observasi.

6. Sumber Data

Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru serta
lembar wawancara dengan guru oleh observer sedangkan sumber data siswa
diperoleh dari hasil observasi aktifitas siswa yang diperoleh selama pelaksanaan
siklus pertama sampai siklus ketiga, lembar diskusi dan lembar angket serta hasil
evaluasi. Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan,
catatan lapangan selama proses pembelajaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sebelum peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, II dan III


terlebih dahulu peneliti melakukan observasi melalui pembelajaran pra siklus
dengan model menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab
sebagai dasar informasi peneliti. Dimana nilai rata-rata siswa masih kurang baik.
Pencapaian belajar anak didik masih di bawah kriteria ketuntasan minimal. Dari
pembelajaran semacam itu peneliti melakukan penelititan tindakan kelas
melalui perbaikan pembelajaran siklus I, II dan III pada materi struktur daun dan
fungsinya pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode observasi.
Hasil tes siklus I, II dan siklus III, berupa hasil pengamatan observasi serta
dokumentasi foto pada saat berlangsungnya pembelajaran melalui metode
observasi yang disajikan dalam bentuk deskripsi dan data kualitatif berikut:

1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan Siklus I

Perencanaan tindakan dalam siklus I adalah sebagai berikut:


1. Menganalisis kompetensi dasar dan mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan materi bagian-bagian daun dan fungsinya.
2. Menyusun RPP dengan kompetensi dasar atau bagian-bagian daun dan
fungsinya.
3. Penggunaan metode observasi dalam perbaikan pembelajaran.
4. Mempersiapkan sumber belajar berupa daun-daun tumbuhan dan media
pembelajaran, alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar soal dan lembar
diskusi, lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas
siswa.
5. Mempersiapkan pembagian kelompok pengamatan siswa dan menyusun alat
evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam akhir pelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan kegiatan ini dibantu Supervisor II dan teman sejawat


yang bertindak sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Tahap pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan peneliti pada hari Senin tanggal 11
Mei 2015, di SD Negeri 22 Mandonga.
Guru datang lebih awal sebelum pembelajaran dimulai untuk menyiapkan
semua bahan dan materi untuk pembelajaran. Setelah siswa kelas IV masuk kelas
dan menempati tempat duduknya masing-masing. Kemudian guru membuka
pelajaran dengan menyampaikan tujuan, topik dan maksud pembelajaran serta
memberikan motivasi kepada siswa secara lisan dan singkat agar siswa semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran. Peneliti menjelaskan materi pelajaran
struktur dan fungsi daun dengan menggunakan contoh daun-daun tumbuhan asli
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Waktu pelaksanaan pembelajaran siklus I
selama 2x40 menit. Materi yang dibahas dalam pembelajaran siklus I yaitu
bagian-bagian daun dan fungsinya.
Guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Pembelajaran kali ini kita akan belajar tentang bagian-bagian daun
pada tumbuhan, diharapkan kalian nanti dapat menjelaskan tentang bagian-bagian
daun dan fungsinya, bagian daun lengkap dan daun tidak lengkap beserta
contohnya masing-masing. Nanti diakhir pembelajaran akan mengerjakan soal
evaluasi. Kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok setiap kelompok
dibagikan daun-daun tumbuhan sebagai bahan pembelajaran. Selanjutnya
diberikan LKS yang telah disusun kepada setiap kelompok untuk diamati
didiskusikan secara bersama-sama. guru membimbing pengamatan dan diskusi
siswa, Dengan bimbingan guru, siswa mulai melakukan pengamatan secara
langsung dan mendiskusikan topik dengan teman sekelompoknya. Siswa
menganalisis materi yang berkaitan dengan bagian-bagian daun dengan
menggunakan berbagai sumber serta mengingat apa yang ada dalam pengamatan
yang diberikan guru. Setelah itu guru memanggil setiap perwakilan kelompok
secara bergiliran untuk menyajikan hasil pengamatannya di depan kelas dan guru
membimgbimg serta memberikan umpan balik. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru menanyakan
berbagai materi agar siswa mampu menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Selanjutnya pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa sama-sama
menyimpulkan pelajaran. Di akhir pertemuan siklus I peneliti memberi tes hasil
belajar sebagai evaluasi terhadap siswa. Setelah pembelajaran selesai guru
berpesan kepada siswa untuk lebih rajin dan giat lagi belajar.

c. Observasi Siklus I

Pelaksanaan tahap observasi dilakukan peneliti dibantu teman sejawat


dan supervisor sebagai pengamat. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan
siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil evaluasi dalam pelajaran
IPA pada materi bagian-bagian daun dan fungsinya yang telah diajarkan.
Beberapa hasil pengamatan pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar
sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Data pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 3
berikut ini:
Tabel 1 . Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I.
No Indikator Skor

1 Membuka pelajaran 3

2 Memotivasi/membangkitkan minat siswa 2

3 Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2

4 Menggali pengetahuan prasyarat 2

5 Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan 2

6 Menjelaskan materi pelajaran 2

Memulai dari masalah-masalah realistik atau masalah dalam 2


7
kehidupan sehari-hari

8 Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2


Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah realistik pada 3
9
LKS dengan cara dan gaya bahasanya sendiri

10 Memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut 2

Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan 2


11
pendapatnya dan ide-idenya

Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam 2


12
aktivitas belajarnya

13 Memberi kesempatan bertanya kepada siswa 2

Merespon keluhan-keluhan siswa pada saat berlangsung 2


14
pembelajaran

15 Memantau aktifitas siswa selama pembelajaran 2

16 Memberi penilaian pada hasil pekerjaan siswa 3

17 Menyimpulkan materi pembelajaran 2

18 Memberikan himbauan-himbuan dan saran kepada anak 3

19 Memberikan tindak lanjut 2

20 Menutup pelajaran 2

Jumlah Total Perolehan Skor 0

Persentase 56.25%

Kriteria Cukup
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
4
3.5
3
2.5
Skor

2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Indikator

Gambar 3. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I

Berdasarkan Tabel 1 di atas bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan


total pencapaian skornya sebesar 45 dengan jumlah persentase sebesar 56.26%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus I masih dalam kriteria cukup. Dalam proses pembelajaran di kelas
guru telah melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari anak didik, menyampaikan tujuan dan rencana pembelajaran. namun
dalam hal pengkondisian kelas, guru belum bisa mengkondisikan anak didik
dengan baik, masih ada sebagian siswa yang ramai saat pembelajaran dimulai,
apalagi pada saat pembentukan kelompok siswa masih banyak yang bermain.
Pengamatan guru juga melibatkan siswa untuk melakukan pengamatan
bagian-bagian daun, namun guru masih kurang dalam hal memberikan contoh-
contoh daun, mengenai materi siswa yang sedang dibahas karena contoh-contoh
tersebut akan di observasi dan diamati secara langsung. keterampilan guru dalam
menutup pelajaran ditunjukan dalam membuat kesimpulan, memberikan soal
evaluasi tertulis dan memberikan tindakan selanjutnya.
d. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 4
Berikut:
Tabel 2. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No Indikator Skor

1 Kesiapan menerima pelajaran 3

Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan


2 2
pembelajaran yang hendak dicapai

3 Mampu menjawab pertanyaan prasyarat yang diberikan guru 2

4 Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran 2

5 Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 3

6 Terjadi interaksi positif antar siswa setelah pembagian kelompok 2

Terjadi interaksi positif antar siswa dengan media pembelajaran


7 3
yang digunakan oleh guru

8 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok 2

Siswa termotivasi menyelesaikan setiap masalah realistik dalam


9 4
LKS dengan tenang dan tidak merasa tertekan

10 Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 3

11 Menerima himbauan dan saran yang diberikan 4

12 Menerima tugas tindak lanjut dengan senang 4

Jumlah 0

Persentase 70.8%
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
4

2
Skor

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator

Gambar 4. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pengamatan pada tingkah laku siswa dilakukan oleh guru sebagai


peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan selama
pengamatan diharapkan bisa menjadi bahan pendukung keberhasilan
penelitian. Dari data hasil observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran diatas
dapat dikatakan bahwa metode observasi, membuat aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPA serius. Hal itu terbukti dari hasil observasi aktifitas siswa
siklus I yang mencapai persentase 70,8%. Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan
masih tergolong baik. Kebanyakan dari aktifitas siswa itu adalah ditunjukkan
dengan berbicara sendiri dengan teman, bermain sendiri dan melamun
akibatnya dalam interaksi pembelajaran siswa masih kurang aktif dalam
melakukan pengamatan berdiskusi dan menjalin kerjasama kelompok.

e. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

Hasil yang berupa analisis hasil tes formatif dapat diperbandingkan


hasil belajar yang dicapai pada siklus I mengalami peningkatan dibanding
pra siklus. Nilai rata-rata kelas pada pembelajaran siklus I adalah 63 Hasil
tes pembelajaran IPA pada materi bagian-bagian daun dan fungsinya
menggunakan metode observasi pada siklus I, dapat dilihat pada tabel dan
gambar diagram sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Aspek Pencapaian
1 Nilai rata-rata 63
2 Nilai terendah 24
3 Nilai tertinggi 80
4 Jumlah siswa tuntas 11
5 Jumlah siswa tidak tuntas 15

Hasil Belajar Siswa Siklus I


80
40
Nilai Pencapaian

0
ta
da
h gi as as
-ra n tin
g
u nt unt
ta e at t
i ra i ter i ter w ak
ila ila ila sis tid
N N a
N lah w
m sis
Ju lah
m
Aspek Ju

Gambar 5. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I

Tabel 4. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I


Skor Jumlah Siswa Persentase (%) Ketuntasan Belajar
0 – 69 15 57.69 Belum Tuntas
70 – 100 11 42.31 Tuntas
Jumlah 26 100
Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

TUNTAS,
42.31%

TIDAK TUNTAS,
57.69%

Gambar 6. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan Tabel 4 di atas bahwa hasil evaluasi siklus I diperoleh


persentase ketuntasan pembelajaran masih tergolong rendah karena belum
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70% dari jumlah siswa di
dalam kelas tersebut, Dari hasil analisis ketuntasan hasil belajar pada siklus
tersebut, siswa yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 63 Pada Tabel 4 tersebut
menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus I, siswa yang memperoleh nilai
rentang 0–69 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 57.69%, sedangkan
siswa yang memperoleh nilai rentang 70–100 sebanyak 11 orang dengan nilai
persentase sebesar 42.31% Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar siswa
siklus I maka hasil ini belum tercapai, sehingga penelitian ini harus dilanjutkan
pada siklus II untuk melakukan perbaikan.

f. Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil observasi peneliti, maka refleksi yang telah dilakukan


oleh peneliti dibantu oleh supervisor dua dan teman sejawat, serta masukkan kritik
dan saran tentang pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui
format lembar pengamatan observasi. Refleksi ini dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
Keterampilan guru dalam pembelajaran secara keseluruhan sudah masuk dalam
kriteria cukup, namun masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki.
Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:
1. Guru belum bisa maksimal dalam mengkondisikan kelas siswa, sehingga
kondisi kelas belum sepenuhnya baik.
2. Kurang maksimalnya guru dalam membimbing keseluruhan kelompok siswa
dalam melakukan pengamatan dan diskusi karena banyak siswa yang belum
serius dan bermain.
3. Dalam kegiatan diskusi juga masih banyak siswa yang tidak ikut
menyimpulkan hasil diskusi.
4. Siswa kurang aktif dalam bertanya, walaupun siswa belum jelas terhadap
materi yang telah dipelajari ataupun hal-hal lain dalam proses pembelajaran
5. Masih ada beberapa siswa yang selalu bermain dalam kelas pada proses
pembelajaran dimulai.
Hasil dari refleksi untuk pembelajaran siklus I ini, peneliti
menyimpulkan untuk mengambil tindakan mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Adapun yang dipersiapkan dalam kegiatan siklus
II adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
2. Menambah media asli contoh-contoh daun atau macam-macam daun untuk
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Memberikan banyak waktu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum jelas.
4. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
5. Guru juga harus membimbing pengamatan dan diskusi kepada semua
kelompok, agar lebih merata di setiap kelompok.
6. Membangkitkan motivasi siswa, agar bisa lebih aktif dalam menanggapi
apersepsi, bertanya, ataupun hal-hal lain terkait dengan pembelajaran.
7. Guru perlu memberikan motivasi, untuk memberikan motivasi kepada siswa,
jadi siswa lebih bersemangat dalam belajar.
8. Memusatkan perhatian siswa, agar siswa dapat menerima pembentukan
kelompok yang ditentukan oleh guru dan anak didik lebih serius dan antusias
serta semangat dalam menerima pembelajaran.
2. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran,


berikut perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II antara lain:
1. Menganalisis kompetensi dasar dan mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan materi macam-macam bentuk tulang daun dan susunan
daun.
2. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan kompetensi dasar atau
macam-macam bentuk tulang daun dan susunan daun.
3. Penggunaan metode observasi dalam perbaikan pembelajaran.
4. Menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam penyampaian
materi berupa daun-daun tumbuhan dan media pembelajaran, alat evaluasi
berupa tes tertulis dan lembar soal dan lembar diskusi, lembar observasi untuk
mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa.
5. Mempersiapkan pembagian kelompok pengamatan siswa dan menyusun alat
evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam akhir pelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal


12 Mei 2015. Materi yang dibahas pada adalah tentang macam-macam bentuk
tulang daun dan susunan daun. Adapun langkah langkah yang dilakukan peneliti
pada pelaksanaan tindakan yaitu peneliti datang lebih awal sebelum pembelajaran
dimulai untuk menyiapkan semua bahan dan materi untuk pembelajaran. Setelah
siswa kelas IV masuk kelas dan menempati tempat duduknya masing-masing.
Kemudian guru membuka pelajaran dengan menyampaikan tujuan, topik dan
maksud pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa secara lisan dan
singkat agar siswa semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, menjelaskan materi
perbaikan pembelajaran menggunakan menggunakan metode observasi,
mengajak siswa menjadi observer untuk mengamati dan mendiskusikan beberapa
macam bentuk daun tumbuhan asli yang telah dipersiapkan. Peneliti memberikan
kesempatan pada siswa untuk bertanya dan membagi siswa dalam 6 kelompok,
kemudian membimbing semua kelompok supaya dapat mengirimkan wakilnya
untuk naik ke depan kelas untuk melaporkan hasil pengamatannya dan diskusi
kelompoknya.
Peneliti membagi LKS pada siswa dengan memberikan penjelasan
petunjuk kerjanya serta mengamati dan membimbing siswa dalam mengerjakan
LKS. Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. Setelah itu
peneliti mengadakan evaluasi pada siswa kemudian bersama-sama anak didik
mengoreksi evaluasi dan memberikan perbaikan dan pengayaan. Selanjutnya pada
akhir pembelajaran peneliti dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran. Di
akhir pertemuan siklus II peneliti memberi tes hasil belajar sebagai evaluasi
terhadap siswa. Setelah pembelajaran selesai guru memberi motivasi kepada siswa
untuk lebih rajin dan giat lagi belajar dan mengucapkan salam untuk mengakhiri
pembelajaran.

c. Observasi Siklus II

Pelaksanaan tahap observasi dilakukan peneliti dibantu teman sejawat


dan supervisor sebagai pengamat. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan
siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil evaluasi dalam pelajaran
IPA pada materi macam-macam bentuk tulang daun dan susunan. Beberapa hasil
pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Data pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 7
berikut ini.
Tabel 5 . Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Indikator Skor
1. Membuka pelajaran 4
2. Memotivasi/membangkitkan minat siswa 3
3. Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4

4. Menggali pengetahuan prasyarat 3

5. Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan 3

6. Menjelaskan materi pelajaran 4

Memulai dari masalah-masalah realistik atau masalah dalam 3


7.
kehidupan sehari-hari
8. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 2
Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah realistik pada 4
9.
LKS dengan cara dan gaya bahasanya sendiri
10. Memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut 4
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan 3
11.
pendapatnya dan ide-idenya
Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam 3
12.
aktivitas belajarnya
13. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa 3
Merespon keluhan-keluhan siswa pada saat berlangsung 2
14.
pembelajaran
15. Memantau aktifitas siswa selama pembelajaran 3
16. Memberi penilaian pada hasil pekerjaan siswa 3
17. Menyimpulkan materi pembelajaran 4
18. Memberikan himbauan-himbuan dan saran kepada anak 3
19. Memberikan tindak lanjut 3
20. Menutup pelajaran 4
Jumlah Total Perolehan Skor 65
Persentase 81.25%
Sangat
Kriteria
Baik
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II
4

2
Skor

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator

Gambar 7. Diagram Hasil Observasi keterampilan Guru siklus II

Berdasarkan Tabel 5 di atas bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan


total pencapaian skornya sebesar 65 dengan jumlah persentase sebesar 81.25%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus II tergolong sangat baik. Dalam proses pembelajaran di kelas guru
telah melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
anak didik, menyampaikan tujuan dan rencana pembelajaran. namun dalam hal
membagi siswa dalam beberapa kelompok dan merespon keluhan-keluhan siswa
pada saat pembelajaran dimana beberapa siswa yang saling menganggu pada saat
pembagian kelompok, guru masih kurang maksimal.

d. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 8
berikut.
Tabel 6. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Indikator Skor

1. Kesiapan menerima pelajaran 3

Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan


2. 4
pembelajaran yang hendak dicapai

3. Mampu menjawab pertanyaan prasyarat yang diberikan guru 3

4. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran 4

5. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 3

6. Terjadi interaksi positif antar siswa setelah pembagian kelompok 3

Terjadi interaksi positif antar siswa dengan media pembelajaran


7. 4
yang digunakan oleh guru

8. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok 3

Siswa termotivasi menyelesaikan setiap masalah realistik dalam


9. 4
LKS dengan tenang dan tidak merasa tertekan

10. Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 3

11. Menerima himbauan dan saran yang diberikan 4

12. Menerima tugas tindak lanjut dengan senang 3

Jumlah 40

Persentase 83.3%
Hasil Observasi Siswa Siklus II
4

3
Skor

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator

Gambar 8. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Dari data hasil observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran diatas dapat
dikatakan bahwa metode observasi, membuat aktifitas siswa dalam pembelajaran
IPA lebih serius. Hal itu terbukti dari hasil observasi aktifitas siswa siklus II
yang mencapai persentase 83.3%. Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan
tergolong sangat baik. Walaupun taraf keberhasilan tindakan tersebut tergolong
sangat baik tetapi pencapaian nilai belum maksimal 100%, sehingga masih
diperlukan perbaikan selanjutnya di siklus III.

e. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil tes pembelajaran IPA pada materi macam-macam bentuk tulang


daun dan susunan daun pada tumbuhan melalui metode observasi pada siklus II,
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Aspek Pencapaian
1 Nilai rata-rata 74
2 Nilai terendah 52
3 Nilai tertinggi 88
4 Jumlah siswa tuntas 21
5 Jumlah siswa tidak tuntas 5

Hasil Belajar Siswa Siklus II

80
40
Nilai Pencapaian

0
i
-ra
ta
da
h
n gg ntas n tas
ta n ti u tu
i ra ter
e
ter at ak
i i w id
ila ila ila sis a t
N N
N lah w
m sis
Ju lah
m
Ju
Aspek

Gambar 9. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 8. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II


Skor Jumlah Siswa Persentase (%) Ketuntasan Belajar
0 – 69 5 19.23 Belum Tuntas
70 – 100 21 80.77 Tuntas
Jumlah 26 100
Persentase Hasil Belajar Siklus II

TIDAK TUNTAS
19.23%

TUNTAS
81.77%

Gambar 10. Diagram Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan Tabel 8 dan Gambar 10 di atas bahwa hasil evaluasi siklus II


bahwa presentase ketuntasan kelas sebesar 80.77% persentase ketuntasan
pembelajaran tergolong baik karena sudah memenuhi KKM yang ditetapkan oleh
sekolah yakni 70% dari jumlah siswa di dalam kelas tersebut, Dari hasil analisis
ketuntasan hasil belajar pada siklus tersebut, siswa yang memperoleh nilai rata-
rata sebesar 74. Dari 26 orang siswa di dalam kelas 5 orang diantaranya nilainya
masih rendah sehingga belajarnya belum tuntas. Berdasarkan hasil analisis
ketuntasan belajar siswa siklus II maka hasil ini sudah berhasil, namun peneliti
belum puas dengan hasil tersebut, sehingga peneliti melanjutkan pada siklus III
untuk melakukan perbaikan pembelajaran agar mendapatkan nilai lebih baik.

f. Refleksi

Setelah melakukan seluruh proses perbaikan pembelajaran siklus II guru


melakukan refleksi untuk mengetahui dan menilai kinerjanya sehingga dapat
menentukan tindakan selanjutnya terhadap penilaian. Keterampilan guru dalam
pembelajaran siklus II secara keseluruhan sudah masuk dalam kriteria sangat baik,
namun masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan-
kekurangan tersebut yaitu:
1. Kurang maksimalnya guru dalam membimbing keseluruhan kelompok siswa
dalam melakukan pengamatan
2. Masih ada 1, 2 orang siswa yang selalu bermain dalam kelas pada proses
pembelajaran dimulai sehingga menganggu konsentrasi belajar siswa lainnya.
Hasil dari refleksi untuk pembelajaran siklus II ini, peneliti
menyimpulkan untuk mengambil tindakan mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus III untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Adapun
yang dipersiapkan dalam kegiatan siklus III adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
2. Menambah media belajar.
3. Memberikan banyak waktu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum jelas.
4. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
5. Lebih fokus membimbing pengamatan dan diskusi kepada semua kelompok,
agar lebih merata di setiap kelompok.
6. Lebih membangkitkan motivasi siswa, agar bisa lebih aktif dalam menanggapi
apersepsi, bertanya, ataupun hal-hal lain terkait dengan pembelajaran.
7. Memusatkan perhatian siswa, agar siswa dapat menerima pembentukan
kelompok yang ditentukan oleh guru dan anak didik lebih serius dan antusias
serta semangat dalam menerima pembelajaran.

3. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus III

a. Tahap Perencanaan Siklus III

Pada tahap perencanaan siklus III, peneliti mengkaji dan memperbaiki


permasalahan yang muncul pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan dalam
perencanaan ini yaitu :
1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran baru sesuai dengan
permasalahan yang muncul pada siklus II.
2. Mempersiapkan pembagian kelompok pengamatan siswa dan memberikan
pengarahan kepada siswa untuk lebih teliti dalam melakukan pengamatan.
3. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
4. Mempersiapkan sumber belajar berupa daun-daun tumbuhan yang berada di
lingkungan sekolah dan media pembelajaran, alat evaluasi berupa tes tertulis
dan lembar soal dan lembar diskusi, lembar observasi untuk mengamati
keterampilan guru dan aktifitas siswa.
5. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
akhir pelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Pelaksanaan kegiatan ini dibantu Supervisor II dan teman sejawat


yang bertindak sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Tahap pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus III dilakukan peneliti pada hari Jumat tanggal
15 Mei 2015, di SD Negeri 22 Mandonga.
Guru datang lebih awal sebelum pembelajaran dimulai untuk menyiapkan
semua bahan dan materi untuk pembelajaran. Setelah siswa kelas IV masuk kelas
dan menempati tempat duduknya masing-masing. Kemudian guru membuka
pelajaran dengan menyampaikan tujuan, topik dan maksud pembelajaran serta
memberikan motivasi kepada siswa secara lisan dan singkat agar siswa semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti menjelaskan materi pelajaran struktur dan fungsi daun dengan
menggunakan contoh daun-daun tumbuhan asli yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Waktu pelaksanaan pembelajaran siklus III selama 2x40 menit.
Materi yang dibahas dalam pembelajaran siklus III yaitu bagian-bagian daun dan
fungsinya.
Kegiatan yang dilakukan pada siklus III antara lain adalah peneliti
bertindak sengai guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Pembelajaran kali ini kita akan belajar tentang
hubungan fungsi daun pada tumbuhan. Kemudian siswa dibagi dalam 6
kelompok, setiap kelompok dibagikan daun-daun tumbuhan yang berada di
lingkungan sekolah sebagai bahan pembelajaran. Membimbing siswa dalam
kelompok untuk mengamati struktur dan fungsi daun yang diperoleh dari
lingkungan sekolah kemudian membimbing siswa membuat kesimpulan serta
memberikan umpan balik, selanjutnya diberikan LKS yang telah disusun kepada
setiap kelompok untuk diamati didiskusikan secara bersama-sama. guru
membimbing pengamatan dan diskusi siswa, Dengan bimbingan guru, siswa
mulai melakukan pengamatan secara langsung dan mendiskusikan topik dengan
teman sekelompoknya. Siswa menganalisis materi menggunakan berbagai sumber
serta mengingat apa yang ada dalam pengamatan yang diberikan guru. Setelah itu
guru memanggil setiap perwakilan kelompok secara bergiliran untuk menyajikan
hasil pengamatannya di depan kelas dan guru membimgbimg serta memberikan
umpan balik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami. Guru menanyakan berbagai materi agar siswa
mampu menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya pada akhir
pembelajaran peneliti dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran.
Menyusun hasil tes dan membandingkan dengan hasil yang diperoleh pada
siklus kedua. Di akhir pertemuan siklus III peneliti memberi tes hasil belajar
sebagai evaluasi terhadap siswa. Setelah pembelajaran selesai guru berpesan
kepada siswa untuk lebih rajin dan giat lagi belajar.

c. Observasi Siklus III

Pelaksanaan tahap observasi dilakukan peneliti dibantu teman sejawat


dan supervisor sebagai pengamat. Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan
siswa selama proses pembelajaran dan menilai hasil evaluasi dalam pelajaran
IPA pada materi hubungan fungsi daun pada tumbuhan yang telah diajarkan.
Beberapa hasil pengamatan pada siklus III dapat dilihat pada tabel dan gambar
sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III
Data pengamatan aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 11
berikut ini:
Tabel 9 . Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III.
No Indikator Skor

1 Membuka pelajaran 4

2 Memotivasi/membangkitkan minat siswa 4

3 Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4

4 Menggali pengetahuan prasyarat 4

5 Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran yang akan digunakan 4

6 Menjelaskan materi pelajaran 4

Memulai dari masalah-masalah realistik atau masalah dalam


7 4
kehidupan sehari-hari
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok 4
8
Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah realistik pada
9 4
LKS dengan cara dan gaya bahasanya sendiri
10 Memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut 4

Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan


11 4
pendapatnya dan ide-idenya
Mengidentifikasi dan memotivasi siswa yang kurang aktif dalam
12 4
aktivitas belajarnya
13 Memberi kesempatan bertanya kepada siswa 4

Merespon keluhan-keluhan siswa pada saat berlangsung


14 4
pembelajaran
15 Memantau aktifitas siswa selama pembelajaran 4

16 Memberi penilaian pada hasil pekerjaan siswa 4

17 Menyimpulkan materi pembelajaran 4

18 Memberikan himbauan-himbuan dan saran kepada anak 4

19 Memberikan tindak lanjut 4

20 Menutup pelajaran 4

Jumlah Total Perolehan Skor 80

Persentase 100%

Sangat
Kriteria
Baik
Hasil Observasi Guru Siklus III
4

2
Skor

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator

Gambar 11. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III


Berdasarkan Tabel 9 di atas bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan
total pencapaian skornya sebesar 80 dengan jumlah persentase sebesar 100%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus III tergolong sangat baik. Dalam proses pembelajaran di kelas guru
telah melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
anak didik, menyampaikan tujuan, rencana pembelajaran, serta lebih
mengoptimalkan penyampaian, tehnik keterampilan guru dalam penyampaian
materi pembelajaran, serta tehnik metode observasi dalam belajar.

d. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Data pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar
12 berikut :
Tabel 10. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
No Indikator Skor

1 Kesiapan menerima pelajaran 4

Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan


2 4
pembelajaran yang hendak dicapai

3 Mampu menjawab pertanyaan prasyarat yang diberikan guru 4

4 Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran 4

5 Aktif bertanya saat proses penjelasan materi 4

6 Terjadi interaksi positif antar siswa setelah pembagian kelompok 4

Terjadi interaksi positif antar siswa dengan media pembelajaran


7 4
yang digunakan oleh guru

8 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok 4

Siswa termotivasi menyelesaikan setiap masalah realistik dalam


9 4
LKS dengan tenang dan tidak merasa tertekan

10 Bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran 4

11 Menerima himbauan dan saran yang diberikan 4

12 Menerima tugas tindak lanjut dengan senang 4

Jumlah 48

Persentase 100%
Hasil Observasi Siswa Siklus III
4

2
Skor

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Indikator

Gambar 12. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Pengamatan pada tingkah laku siswa dilakukan oleh guru sebagai


peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan selama
pengamatan diharapkan bisa menjadi bahan pendukung keberhasilan
penelitian. Dari data hasil observasi aktifitas siswa dalam pembelajaran diatas
dapat dikatakan bahwa metode observasi, membuat aktifitas siswa dalam
pembelajaran IPA meningkat. Hal itu terbukti dari hasil observasi aktifitas
siswa siklus III yang mencapai persentase 100%. Berdasarkan taraf keberhasilan
tindakan tergolong sangat baik. Berdasarkan tabel data observasi siswa pada
siklus III tersebut maka persentase hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar adalah 100%, Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung 100% aktivitas siswa sudah
berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.

e. Data Hasil Belajar Siswa Siklus III

Data hasil belajar siswa siklus III dapat dilihat pada tabel dan gambar
diagram dibawah ini :
Tabel 11. Hasil Belajar Siswa Siklus III

No Aspek Pencapaian
1 Nilai rata-rata 87
2 Nilai terendah 76
3 Nilai tertinggi 100
4 Jumlah siswa tuntas 26
5 Jumlah siswa tidak tuntas 0

Hasil Belajar Siswa Siklus III

80
40
Nilai Pencapaian

0
i
-ra
ta
da
h
n gg ntas n tas
ta n ti u tu
i ra ter
e
ter at ak
i i w id
ila ila ila sis a t
N N
N lah w
m sis
Ju lah
m
Ju
Aspek

Gambar 13. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus III

Tabel 12. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
Skor Jumlah Siswa Persentase (%) Ketuntasan Belajar
0 – 69 0 0 Belum Tuntas
70 – 100 26 100 Tuntas
Jumlah 26 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus III, siswa yang


siswa yang memperoleh nilai rentang 70–100 sebanyak 26 orang dengan nilai
persentase sebesar 100% Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar siswa
siklus III maka hasil ini sudah berhasil, sehingga penelitian ini berhenti sampai
pada siklus III
f. Refleksi siklus III

Berdasarkan hasil observasi peneliti, maka refleksi yang telah dilakukan


oleh peneliti dibantu oleh supervisor dua dan teman sejawat, serta masukkan kritik
dan saran tentang pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui
format lembar pengamatan observasi. Refleksi ini dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada
siklus III ternyata hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan
pesat, dimana hasil belajar 26 siswa mencapai kriteria ketuntasan belajar yaitu
tuntas. sehingga peneliti menetapkan penelitian tindakan kelas berhenti pada
siklus III.

3. Rekapitulasi Data Penelitan

Rekapitulasi data-data penelitian dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar


15 berikut :
Tabel 13. Rekapitulasi Persentase Data Penelitian
N Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
o Sumber Data (%) (%) (%) (%)
Hasil Observasi
1 Aktifitas Guru 0 56.25 81.25 100
Hasil Observasi
2 Aktifitas Siswa 0 70.83 83.33 100

3 Hasil Belajar Siswa 0 42.31 80.77 100


Rekapitulasi Data Penelitian
100
90
80
70 Hasil Observasi Aktifitas
Guru
60
Nilai (%)

Hasil Observasi Aktifitas


50 Siswa
40 Hasil Belajar Siswa
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 15. Diagram Rekapitulasi Data Persentase Penelitian

Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat adanya peningkatan


keterampilan guru, aktifitas guru, dan hasil belajar siswa dari setiapnya yaitu
siklus I sampai siklus III. Hal ini di karenakan setelah melakukan seluruh proses
perbaikan pembelajaran setiap siklus guru melakukan refleksi untuk
mengetahui dan menilai kinerjanya sehingga dapat menentukan tindakan
selanjutnya terhadap penilaian.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Setelah dilakukan observasi data pada kegiatan pra siklus guru tdk
puas dengan keberhasilan siswa. Maka guru masih merencanakan pembelajaran
pada perbaikan pembelajaran siklus I untuk memperbaiki nilai yang belum
mencapai nilai ketuntasan hasil belajar siswa yang di tetapkan oleh sekolah pada
mata pelajaran IPA yaitu 70.
Selanjutnya pengamatan dan refleksi pada pra siklus diperoleh data bahwa
tingkat pemahaman siswa masih rendah dalam materi bagian-bagian daun dan
fungsinya, sehingga pada siklus I dilaksanakan strategi penerapan pembelajaran
metode observasi dengan memfokuskan pada beberapa hal antara lain: guru
fokus pada keterampilan dalam pemberian pembelajaran, keterampilan guru
dalam menggunakan pembelajaran metode observasi dalam tindakan kelas,
perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa setelah menerima pembelajaran.
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I guru menentukan metode,
model pembelajaran serta menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus I,
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, menyiapkan lembar observasi dan
alat tes. Dari kegiatan tersebut maka pada siklus I terjadi perubahan peningkatan
yakni meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar tetapi
persentase ketuntasan pembelajaran masih tergolong rendah karena belum
memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70% dari jumlah siswa di
dalam kelas tersebut, Dari hasil analisis ketuntasan hasil belajar pada siklus
tersebut, siswa yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 63. Pada penelitian ini
menunjukkan hasil siklus I terdapat 11 siswa (42.31%) yang telah mencapai
ketuntasan belajar sedangkan 15 orang (57.69%), dari 26 orang siswa belum
mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan Tabel 1 bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan total
pencapaian skornya sebesar 45 dengan jumlah persentase sebesar 56.26%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus I masih dalam kriteria cukup sedangkan pengamatan pada tingkah
laku siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pembelajaran
berlangsung. Temuan-temuan selama pengamatan diharapkan bisa menjadi bahan
pendukung keberhasilan penelitian. Dari data hasil observasi aktifitas siswa
dalam pembelajaran (Tabel 2), dapat dikatakan bahwa metode observasi,
membuat aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA lebih serius. Hal itu terbukti
dari hasil observasi aktifitas siswa siklus I yang meningkat mencapai persentase
70,8%. Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan masih tergolong baik. Literatur
pebanding tentang kelebihan metode observasi dalam pembelajran tindakan kelas
Walaupun masih terdapat kelemahan dalam penguasan situasi kelas
sehingga pada saat siswa melakukan pengamatan di kelompoknya kebanyakan
dari aktifitas siswa itu adalah ditunjukkan dengan berbicara sendiri dengan
teman, bermain sendiri dan melamun akibatnya dalam interaksi pembelajaran
siswa masih kurang aktif dalam melakukan pengamatan berdiskusi dan
menjalin kerjasama kelompok.
Hasil dari refleksi untuk pembelajaran siklus I ini, peneliti
menyimpulkan untuk mengambil tindakan mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Adapun yang dipersiapkan dalam kegiatan siklus
II adalah sebagai berikut:
9. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
10. Menambah media asli contoh-contoh daun atau macam-macam daun untuk
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
11. Memberikan banyak waktu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum jelas.
12. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
13. Guru juga harus membimbing pengamatan dan diskusi kepada semua
kelompok, agar lebih merata di setiap kelompok.
14. Membangkitkan motivasi siswa, agar bisa lebih aktif dalam menanggapi
apersepsi, bertanya, ataupun hal-hal lain terkait dengan pembelajaran.
15. Guru perlu memberikan motivasi, untuk memberikan motivasi kepada siswa,
jadi siswa lebih bersemangat dalam belajar.
16. Memusatkan perhatian siswa, agar siswa dapat menerima pembentukan
kelompok yang ditentukan oleh guru dan anak didik lebih serius dan antusias
serta semangat dalam menerima pembelajaran.

2. Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Pada kegiatan siklus II dilakukan upaya-upaya perbaikan terhadap


kelemahan pada siklus I yakni dengan memvariasikan alat dan beberapa bahan
contoh daun-daun tumbuhan asli yang sebagian terdapat dilingkungan sekolah,
sehingga siswa pada umumnya terpusat pada kegiatan pengamatan dan
pembelajaran yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh guru. Disamping itu
memberikan motivasi dan bimbingan tekhnis konsep pembelajaran dengan
metode observasi lebih ditingkatkan. Dalam pelaksanaan kegiatan Siklus II telah
terjadi peningkatan yang menunjukkan tercapainya indikator kinerja yang telah
ditetapkan yakni sesuai analisis terdapat 21 siswa (80.77%) yang telah mencapai
ketuntasan belajar dari 26 siswa di dalam kelas. Jadi jumlah siswa yang belum
tuntas hasil belajarnya adalah 5 orang (19.23%). Literatur pembanding tentang
pemberian motivasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Berdasarkan Tabel 5 bahwa ada 20 indikator aktivitas guru dengan total
pencapaian skornya sebesar 65 dengan jumlah persentase sebesar 81.25%.
mengacu pada tabel deskriptif keterampilan guru, maka kualitas keterampilan
guru siklus II tergolong sangat baik. Dalam proses pembelajaran di kelas guru
telah melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
anak didik, menyampaikan tujuan dan rencana pembelajaran. namun dalam hal
membagi siswa dalam beberapa kelompok dan merespon keluhan-keluhan siswa
pada saat pembelajaran dimana beberapa siswa yang saling menganggu pada saat
pembagian kelompok, guru masih kurang maksimal. Sedangkan hasil observasi
aktifitas siswa siklus II yang mencapai persentase 83.3%. Berdasarkan taraf
keberhasilan tindakan tergolong sangat baik. Walaupun taraf keberhasilan
tindakan tersebut tergolong sangat baik tetapi pencapaian nilai belum maksimal
100%, sehingga masih diperlukan perbaikan selanjutnya di siklus III.
Persentase ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini tergolong baik
karena sudah memenuhi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yakni 70% dari
jumlah siswa di dalam kelas tersebut, Dari hasil analisis ketuntasan hasil belajar
pada siklus tersebut, siswa yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 74. Dari 26
orang siswa di dalam kelas 5 orang diantaranya nilainya masih rendah sehingga
belajarnya belum tuntas. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar siswa siklus
II maka hasil ini sudah berhasil, namun peneliti belum puas dengan hasil tersebut,
sehingga peneliti melanjutkan pada siklus III untuk melakukan perbaikan
pembelajaran agar mendapatkan nilai lebih baik lagi.
Keterampilan guru dalam pembelajaran siklus II secara keseluruhan sudah
masuk dalam kriteria sangat baik, namun masih ada beberapa kekurangan yang
harus diperbaiki. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:
3. Kurang maksimalnya guru dalam membimbing keseluruhan kelompok siswa
dalam melakukan pengamatan
4. Masih ada 1, 2 orang siswa yang selalu bermain dalam kelas pada proses
pembelajaran dimulai sehingga menganggu konsentrasi belajar siswa lainnya.
Hasil dari refleksi untuk pembelajaran siklus II ini, peneliti
menyimpulkan untuk mengambil tindakan mengadakan perbaikan
pembelajaran pada siklus III untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Adapun
yang dipersiapkan dalam kegiatan siklus III adalah sebagai berikut:
8. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA
9. Menambah media belajar.
10. Memberikan banyak waktu kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum jelas.
11. Mengfokuskan dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemberian materi
pembelajaran
12. Lebih fokus membimbing pengamatan dan diskusi kepada semua kelompok,
agar lebih merata di setiap kelompok.
13. Lebih membangkitkan motivasi siswa, agar bisa lebih aktif dalam menanggapi
apersepsi, bertanya, ataupun hal-hal lain terkait dengan pembelajaran.
14. Memusatkan perhatian siswa, agar siswa dapat menerima pembentukan
kelompok yang ditentukan oleh guru dan anak didik lebih serius dan antusias
serta semangat dalam menerima pembelajaran.
3. Perbaikan Pembelajaran Siklus III

Selanjutnya pada kegiatan siklus III dilakukan upaya-upaya perbaikan


terhadap kelemahan pada siklus II yakni dengan memvariasikan alat dan beberapa
bahan contoh daun-daun tumbuhan asli yang terdapat dilingkungan sekolah,
sehingga siswa pada umumnya terpusat pada kegiatan pengamatan dan
pembelajaran yang telah disampaikan dan dijelaskan oleh guru. Disamping itu
memberikan motivasi dan bimbingan tekhnis konsep pembelajaran dengan
metode observasi lebih ditingkatkan lagi, keterampilan guru dalam menjelaskan
materi pelajaran juga lebih di maksimalkan sehingga siswa dalam menerima
pelajaran lebih maksimal. Dari kegiatan tersebut maka pada siklus III terjadi
perubahan peningkatan yang diharapkan dimana semua anak didik memperoleh
nilai yang baik dan tuntas dengan persentase ketuntasan hasil belajar sebesar
100%. Dari hasil analisis ketuntasan hasil belajar pada siklus tersebut, siswa yang
memperoleh nilai rata-rata sebesar 87.

Anda mungkin juga menyukai