Anda di halaman 1dari 31

Jurnal belajar

TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

Program : S1 keguruan
Mata kuliah : Telaah dan Pengembangan Kurikulum Biologi SMA
Dosen penanggung jawab : Dr. Safilu

Pertemuan : pertama
Hari/tanggal : Rabu/27 April 2016
Judul materi : Tugas Poko Guru
Pemateri : Dr. Safilu

TUGAS POKO GURU

Untuk menjadi seorang Guru Biologi maka perlu memiliki kemampuan melakukan
penelitian tindakan kelas yang dapat membantu mereka dalam memperbaiki kualitas pengajaran.
Kenyataan di lapangan, banyak guru biologi yang belum memahami tentang model pembelajaran
dikarenakan berbagai kendala, diantaranya kurang dipahaminya tentang prinsip dan pelaksanaan
model pembelajaran, kurangnya kolaborasi, belum adanya sosialisasi yang menyeluruh kepada
guru tentang bagaimana pembelajaran dilaksanakan. Beberapa buku yang tersedia tentang model
pembelajaran kurang memberikan bekal praktis kepada guru biologi. Sebagian besar guru biologi
juga tidak memiliki cukup kemampuan dalam menulis hasil penelitian mereka dalam karya tulis
ilmiah.
Untuk menjadi seorang guru yang profesional maka seorang guru harus mampu
menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik serta mampu menelaah kurikulum
sehingga mampu merancang bangun materi yang diajarkan. Struktur kurikulum adalah pola dan
susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kalau kita melihat dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum
merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal
lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
1. manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Terutama mengahadapi dan menyambut kedatangan masa berfikir (tuntutan
abad 21).
2. manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan memiliki skil atau keterampilan yang
dapat bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat pada umumnya.
3. warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab terhadap individu maupun
kelompok.
Sebelum memulai pembelejaran guru memiliki tugas pokok yang sangat penting yang
harus dilakukan oleh seoarang guru adalah sebagai berikut:
1. membuat ranacangan pemebelajaran.
Seorang guru Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah agar dalam
proses pembelajaran lebih terarah.
2. Menganalisis materi pembelajaran.
Langkah selanjut sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus melakukan
analisis terhadap materi yang akan diajarkan sehingga guru dapat mengenalisis materi
bahan ajar agar proses pembelajaran terarah dengan baik.
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka yang
dilaksanakan oleh guru sebagaimana jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan tatap muka
atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi pelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang
terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka. Waktu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam
struktur kurikulum sekolah. Namun Seorang guru yang profesional tidak hanya
melakukan kegiatan pembelajaran dengan tatap muka hanya menghabiskan waktu jam
pelajaran selama kurang lebih 2 setengah jam tanpa memberikan pemahaman kepada
peserta didik tentang bagaiman cara mereka mengembangkan pola pikir mereka sendiri.
4. Penilaian hasil pembelajaran.
penilaian hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran
diperoleh informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran berikutnya
serta pengambilan keputusan yang tepat. Menilai hasil pembelajaran dilaksanakan secara
terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar
dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester. Pelaksanaan
penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes. Penilaian nontes dapat berupa
pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek
fisik atau produk jasa.
5. Membimbing dan Melatih Peserta Didik.
Membimbing dan melatih peserta didik ini dibedakan menjadi tiga kategori
diantaranya membimbing atau melatih peserta didik dalam proses tatap muka,
intrakurikuler, dan ekstrakurikuler. Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari
pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan pengayaan (enrichment) pada mata
pelajaran yang diampu guru. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti
peserta didik dan kegiatan ini dilaksanakan sesua dengan jadwal yang telah ditentukan.
Seorang guru sebelum memulai proses pemebelajaran didalam kelas ada beberapa
hal pokok yang harus dilakukan oleh guru diantara adalah sebagai berikut:
1. Memahami kurikulum (seorang guru wajib memiliki kurikulum sebelum memulai
pembelajaran dikelas, kurikulum tersebut dapat diperoleh dimana saja kemudian
dipelajari)
2. Melakukan telaah terhadap kurikulum (seorang guru harus memiliki kemampuan
untuk menelaah kurikulum sehingga dari hasil telaahnya guru mampu mengetahui
materi apa yang harus diajarkan kepada peserta didik secara terstruktur serta
pengetahuan apa yang diberikan kepada peserta didik hasil dari materi atau pokok
bahasan yang telah diberikan terutama materi biologi)
3. Menguasai bidang ilmu (guru juga harus menguasai bidang ilmu yang diajarkan
kepada peserta didik misalnya biologi, karena hal ini dikwatirkan seoarang guru
tidak mampu membahas dengan tuntas tentang materi tersebut misalnya sel)
4. Memahami karakter setiap peserta didik (dalam suatu proses pembelajaran peserta
didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda mulai dari segi kognitif, sikap dan
keterampilan sehingga guru dituntut untuk memahami setiap karakteristik siswanya
sehinga dia mampu mengembangkan skil yang dimiiliki oleh peserta didik tersebut)
5. Mengembangkan instrumen dan melakukan evaluasi (dari bebrapa instrumen guru
harus mampu melihat jenis instrumen yang digunakan untuk sisiwanya sehingga
sehingga evaluasi yang dilakukan sangat menarik dan melakukan penilaian secara
komprehensif)
Salah satu tuntutan dari k13 adalah pengetahuan kognitif. Kognitif berarti merupakan
persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional
(akal).Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Menurut Jean Piaget perkembangan
kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik
dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk
struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang
dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak
kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal. ia menguraikan pengalaman fisik,
yang merupakan abstraksi dari ciri ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau
pengetahuan endogen disusun melalui proses pemikiran anak didik . Sruktur tindakan, operasi
kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis matematis.
Dari hasil teori diatas dapat kita lihat dari aspek guru misalnya : Seorang guru diharuskan
memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan
intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar,
pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya. Proses kognitif dapat dikembangkan melalui
enam cara yaitu:
1. Mengingat/pengetahuan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehention)
3. Menerapkan/mengaplikasikan (aplication)
4. menganalisa (analysis)
5. sintesa (sinthesis)
6. mencipta/evaluasi (evaluation)

catatan:
- sebaik baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.
- tugas seorang mahasiswa adalah datang kuliah dan belajar, bukan mendengarkan dosen
lalu pulang tanpa memperoleh dari hasil belajarnya.
- Seorang guru harus memiliki keterampilan merancang bangun.

Pertemuan : ke Dua
Hari/tanggal : Rabu/ 04 Mei 2016
Judul materi : Telaah Proses Kognitif
Pemateri : Dr. Safilu

PROSES KOGNITIF
Kognitif merupakan salah satu aspek utama dan faktor penting dari perkembangan
peserta didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, dan sangat menentukan
keberhasilan dan tujuan mereka di sekolah. Sebagai seorang calon guru (biologi) sebagai tenaga
pendidik yang bertanggunng jawab melaksanakan interaksi edukasional di dalam kelas, perlu
memahami hal yang berkaitan dengan proses dan perkembangan kognitif. Karena dengan bekal
tersebut dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan kognitif peserta didik. Kognitif adalah penjelasan tentang semua aktivitas mental
yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan.
Sebagai calon guru hendaknya memiliki kompetensi kognitif. Kompetensi kognitif ini
atau ranah cipta pada diri seorang guru merupakan kompetensi utama yang wajib dimiliki oleh
setiap calon guru dan guru profesional karena ia mengandung bermacam-macam pengetahuan
baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural. Kompetensi kognitif seorang guru maupun
calon guru adalah sebgai berikut:
1. Penguasaan materi secara komprehensif serta wawasan dan bahan pengajaran terutama pada
bidang-bidang yang menjadi tugasnya.
2. Penguasaan strategi (mencakup pendekatan, metode, dan teknik, termasuk kemampuan
evaluasi). 3) Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
3. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pada umumnya guna keperluan
pengembangan kependidikan.
Dalam kompetensi kognitif guru, dituntut memiliki seperangkat kemampuan yang
beraneka ragam, karena guru adalah jabatan profesi, maka harus mempunyai kemampuan standar
yang mendukung dan mempermudah dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar.
Sebagai guru maupun calon guru yang memiliki jabatan sebagai profesi memerlukan persyaratan
khusus antara lain:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang
mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Dalam rana tingkatan kognitif dikenal enam tipr rana kognitif antara laian:
1. Tipe mengingat (remembering)
Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah seperti rumus, batasan, definisi,
istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota dll perlu
diingat diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman
konsep-konsep lainnya. Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpannya
dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat
singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat
rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya. menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua
bidang ilmu, baik matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya
dalam biologi mengingat fakta apa dari metamorfosis yang terjadi sehingga ia mampu
menjawab pertanyaan mengenai metamorfosis.
2. Tipe pemahaman (comprehention)
Tipe kognitif yang lebih tinggi dari pada mengingat adalah pemahaman. Misalnya
menjelaskan susunan kelimat dengan bahasa sendiri, memberi contoh lain dari yang
telah dicontohkan, menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi
Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,
tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat
memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
3. Tipe pengaplikasian (aplication)
Aplikasi adalah penggunaan dalam rana kognitif untuk memhami abstraksi pada
situasi atau rana kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,
teori, rumus, hukum, prinsip, generalisasi dan pedoman atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Aplikasi yang berulangkali
dilakukan pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan ingatan atau
keterampilan. Misalnya pada metamorfosisi kita dapat melihat rana aplikasi seperti kita
dapat menjelaskan pada hewan apa proses metamorfosis terjadi.
4. Tipe menganalisis (analysis)
menganalisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan suatu
kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar
sebelumnya yaitu mengingat, memahami dan aplikasi. Dengan kemampuan analisis
diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat
memilah atau memecahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal
prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila kecakapan analisis
telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara
kreatif. Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan analisis yaitu menguraikan,
membuat diagram, membeda-bedakan, mengidentifikasi, menggambarkan,
menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan memperinci. Misalnya
dalam metamorfosis kita dapat melihat seperti mengapa proses metamorfosis dapat
terjadi serta bagaimana proses terjadinya.
Untuk membuat item tes kecakapan analisis memerlukan pengenalan berbagai
kecakapan yang termasuk klsifikasi analisis yaitu:
1) Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas
2) Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada
berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.
3) Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola materi yang
dihadapinya.
4) Dapat meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan materi yang
dihadapinya.
5. Tipe sintesis (sinthesis)
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh
merupakan proses rana sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan ingatan, berpikir
pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir
konvergen yang satu tingkat lebih rendah daipada berpikir devergen. Dalam berpikir
konvergen, pemecahan masalah atau jawabannya akan mudah diketahui berdasarkan
yang sudah dikenalnya. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir
divergen pemecahan masalah atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan
unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar.
Kalau analisis memecah integritas menjadi bagian-bagian, sebaliknya sintesis adalah
menyatukan unsur-unsur menjadi suatu integritas yang mempunyai arti. Berpikir sintesis
merupakan sarana untuk dapat mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang yang kreatif
sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi dengan cara
berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, siswa dimungkinkan untuk menemukan
hubungan kausal, urutan tertentu, astraksi dari suatu fenomena. Pertanyaan sintesis
menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Kata kerja operasional
pada jenjang kemampuan sintesis yaitu menggabungkan, menyusun, mencipta,
merancang, menjelaskan, membangkitkan, merencanakan, menghubungkan, menyusun
kembali, merevisi, menulis kembali, menyimpulkan, menceritakan, menulis,
mengorganisasikan kembali, membuat modifikasi. Misalnya pada materi metamorfosis
seperti apa yang terjadi pada proses metamorfosis.
kecakapan sintesis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yaitu:
1) Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau
problem yang diketengahkan.
2) Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, hasil observasi menjadi
terarah, proporsional, hipotesis, skema, dan model.
3) Kemampuan menemukan hubungan yang unik.
6. Tipe mencipta/evaluasi
Setelah menguasai kelima rana pengetahuan diatas maka tahapan terakhir adalah
peserta didik mampu menciptakan ide atau gagasan yang baru. Kata kerja operasional
pada jenjang kemampuan mencipta yaitu menilai, membandingkan, menyimpulkan,
mempertentangkan, mengkritik, memerikan, membeda-bedakan, menjelaskan,
mempertimbangkan kebenaran, menginterpretasikan, menghubungkan, menyimpulkan,
dan menyokong. Misalnya dalam metamorfosis kita dapat mengetahui bagaiman cara
mempercepat terjadinya proses metamorfosis.
kecakapan evaluasi seseorang dapat dikategorikan yaitu:
1) Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam mengambil
suatu keputusan.
2) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya dengan karya lain
yang relevan.
3) Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan,
juga keajegan logika dan organisasinya. Dengan kecakapan ini diharapkan seseorang
mampu mengenal bagian-bagian serta keterpaduannya.
4) Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan sejumlah
kriteria yang eksplisit.
Pengetahuan kognitif merupakn pengetahuan yang dibangun berdasarkan hal-hal berikut:
1. Faktual (fakta atau data yang diperoleh ketika seseorang memiliki dasar proses kognitif
yang dimulai dari proses mengingat dan komprehensif)
2. Konseptual (pengetahuan konseptual ini dibangun berdasarkan fakta yang kita lihat,
bukan mengarang suatu konsep yang tidak jelas asalnya dari man)
3. Prosedural (pengetahuan ini merupakan langkah-langkah untuk menyususn suatu
pengetahuan berdasarkan fakta yang dilihat dan prosedural)
4. Metakognisi (tingkatan ini merupakan tingkatan paling tinggi dalam pengetahuan
kognitif. mengetahui apa yang diketahui, mengethui tentang yang tidak diketahui,
berpikir tentang berfikir, berfikir untuk berfikir kembali).
Langkah-langkah dalam metode ilmiah:
1. Fakta/data
2. Merumuskan masalah
3. Mengumpulkan data
4. Melakukan eksperimen
5. Membuat simpulan
6. Melaporkan hasil studi

Catatan:
- Seorang guru memiliki tugas membelajarkan bukan mengajar peserta didik.
- Ilmu sains bukan merupakan ilmu intuisi tetapi ilmu yang berdasarkan fakta-fakta.
- Jika kita mempelajari ilmu sains secara mendalam maka kita akan semakin sadar siapa
pencipta kita. Dan hendaklah selalu bersyukur dan berserah diri (TIDAK PANTAS
BAGIKU MEMASUKI SURGAMU TAPI AKU TIDAK SANGGUP MENAHAN
SIKSA NERAKAMU)
Pertemuan : ke Tiga
Hari/tanggal : Rabu/09 Mei 2016
Judul materi :Tugas Guru Dalam Telaah Proses Kognitif
Pemateri : Dr. Safilu

TELAAH PROSES KOGNITIF

Perkembangan kognitif peserta didik merupakansuatu hal yang penting diketahui oleh
tenaga pendidik sehingga pembelajaran yang disuguhkan penuh dengan kebermaknaan. Hal ini
mempengaruhi cara pendekatan dan proses pendidikan yang diberikan. Khusus pada awal tahun
ajaran baru, tenaga pendidik bertanggung jawab mengenal dan mendidik anak-anak tersebut
sesuia perkembangan kognitifnya. Semakin banyak tenaga pendidik mempelajari perkembangan
peserta didik, semakin banyak dipahamitentang cara yang tepat untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik. Perkembangan anak terutama pada masa kanak-kanak adalah fase yang penting
dalam kehidupan manusia.Masa kanak-kanak dipandang sebagai masa yang unik dan penuh
warna dan merupakan landasan penting untuk masa dewasa nantinya. Pada periode ini anak-anak
mulai belajar menguasai keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru. Masa kanak-kanak
dihargaisebagai masa pertumbuhan dan perubahan yang penting. Pada masa inidihabiskan
banyak sumber daya untuk mengasuh dan mendidik mereka dalam rangka proses
perkembangannya.
Salah satu Proses perkembangan anak dapat dilihat dari perkembangan kognitif. Jika hal
ini terabaikan oleh tenaga pendidik maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tidak akan
memberikan makna dalam perkembangan peserta didik. Peserta didik bisa saja akan mengalami
kejenuhan dan tidak mendapatkan pengalaman yang bermakna atas proses pembelajaran yang
diikutinya. Untuk itu, mengetahui perkembangan anak dari segi kognitif, sangatlah penting
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping itu, akan memberikan
kemudahan kepada tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
dilaksanakan.Hal tersebut akan terasa saat tenaga pendidik mampu menerapkan dalam
pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik yang dibelajarkan.
Kognitif merupakan salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :
1. Pengetahuan/mengingat (knowledge)
2. pemahaman (comprehention)
3. penerapan (aplication), analisa (analysis)
4. sintesa (sinthesis)
5. evaluasi (evaluation).
Taksonomi tersebut direpresentasikan oleh Anderson dan krathwohl dalam dua dimensi
yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1)
mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mencipta.
Perubahan terjadi pada C5 dan C6, yakni C5 menjadi evaluate atau mengevaluasi dan C6
menjadi create atau menciptakan
Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-
sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan akan didik
untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda
dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah. Ada persepsi umum
yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat.
Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan
menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau
setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka
lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh
tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar.
Dalam proses pembelajaran, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-
masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang
maupun sesudah pelajaran berlangsung. Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-
tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi. Dalam
hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki
kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling
efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing terutama pada
rana kognitif.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya,
tetapi dalam konteks kegiatan proses pembelajaran mempunyai tugas yang sama. Maka tugas
mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarily and
always the stimulation of learner dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil
penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun
mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-
macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.

Implemetasi Perkembangan Kognitif Dalam Pembelajaran


Dengan mengetahui perkembangan kognitif peserta didik, maka dalam pembelajaran
dapat diterapkan hal-hal sebagai berikut:
1. pesrta didik akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
2. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
3. Di dalam kelas, peserta didik hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
4. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental peserta didik tidak sekedar pada
produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan peserta didik sehingga sampai pada jawaban tersebut.
5. Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat menarik minat dan
mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu, pengalaman baru yang dipelajari
anak harus sesuai dengan pengetahuan yang telah dimiliki anak.
6. Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak
seperti orang dewasa dalam pemikirannya
Pertemuan : ke Empat
Hari/tanggal : Rabu/11 Mei 2016
Judul materi : Pengetahuan Kognitif
Pemateri : Dr. Safilu

PENGETAHUAN KOGNITIF

Pertemuan : ke Lima
Hari/tanggal : Rabu/ 01 Juni 2016
Judul materi : pengembangan skil dan soft skil baagi calon guru
Pemateri : Dr. Safilu
SKIL DAN SOFT SKIL

Dalam proses pembelajaran hal perlu diperhatikan terhadap keberhasilan pencapaian


peserta didik adalah proses kognitif, apektif, dan psikomotorik. Utuk itu guru harus lebih pandai
dan cerdas dalam melakukan proses pembelajaran terhadap seorang peserta didik minimal guru
mampu mengetahui cara cara pem belajaran serta mampu menguasai materi yang akan diajarkan
(biologi). Dalam pembelajaran selain terdapat pengetahuan dan proses kognitif juda dikenal skill.
Skil ini merupakan kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik,
fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat
dibuktikan. Skill apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang kuat untuk
mempelajari ilmu tersebut. Skil dalam proses pembelajaran dapat dibedakan atas dua bagian
yaitu soft skil dan hard skil.
Skil tidak sama dengan pengetahuan (knowledge ) namun terkadang Skill dan knowledge
disama-artikan. Memperoleh dan menggunakan skill dan knowledge-pun berbeda. Dalam
kehidupan sehari-hari, saya mengamati bahwa semakin banyak orang dengan pola pikir
MENGGAMPANGKAN SESUATU yang mereka lihat padahal mereka sama sekali tidak
memahami lebih dalam dari pola pikir mereka tersebut. Mungkin mereka merasa sudah tahu
banyak? Tetapi sesungguhnya orang yang menggampangkan sesuatu adalah tanda malas
berpikir dan melakukan. Hubungannya dengan skill dan knowledge adalah, jika seseorang
menggampangkan sesuatu, akan sangat sulit memperoleh skill dan juga cenderung mengabaikan
knowledge.

1. Soft skill
Jika kita melihat dari asal katanya maka Soft skill merupakan kemampuan khusus,
diantaranya meliputi interaksi sosial( social interaction), ketrampilan teknis dan managerial.
Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki tiap tiap peserta didik setelah
melalui proses pembelajaran. Untuk mendiseminasikan soft skill pada para peserta didik ,
faktor yang sangat berpengaruh adalah dimulai dari guru. mendukung pelaksanaan pelatihan
bagi para guru supaya mengerti lebih jauh tentang soft skil karean guru harus bisa jadi living
example. Hal ini dapat kita lihat dari kemampuan peserta didik yang ada sekarang ini banyak
yang belum mengerti dan mengetahui tentang bagaimana soft skill tersebut. Guru juga harus
bisa melatih peserta didik supaya asertif, supaya berani mengemukakan ide. Fenomena siswa
menyontek juga jangan dianggap biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill.
Soft skill yang diberikan kepada para peserta didik dapat diintegrasikan dengan materi
pembelajaran. materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada para siswa, tidak lain adalah
penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen. Untuk mengembangkan
soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan para guru
danpeserta didik sehingga dapat mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan.

Tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini
yang kita kenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan pada kemampuan intrapersonal dan interpersonal. Kedua kemampuan
tersebut dapat dimiliki oleh seseorang melalui proses pembelajaran maupun proses
pembiaasan. kemampuan intrapersonal mencakup beberapa aspek, yaitu:

1) Kesadaran diri (self awareness), yang didalamnya meliputi: kepercayaan diri,


kemampuan untuk melakukan penilaian dirinya, pembawaan, serta kemampuan
mengendalikan emosional.
2) Kemampuan diri (self skill), yang didalamnya meliputi: upaya peningkatan diri,
kontrol diri, dapat dipercaya, dapat mengelola waktu dan kekuatan, proaktif, dan
konsisten.
3) Aspek kesadaran sosial (social awareness), yang meliputi kemampuan kesadaran
politik, pengembangan aspek-aspek yang lain, berorientasi untuk melayani, dan
empati.
4) Aspek kemampuan sosial (social skill), yang meliputi kemampuan memimpin,
mempunyai pengaruh, dapat berkomunikasi, mampu mengelola konflik, kooperatif
dengan siapapun, dapat bekerja sama dengan tim, dan bersinergi.

Soft skill dalam pembelajaran


Soft skill sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yang
berbeda-beda. Atribut tersebut dapat berubah jika yang bersangkutan mau mengubahnya.
Atribut ini juga dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang. Bagaimana mengubah atau
mengembangkannya? Tidak lain tidak bukan, harus diasah dan dipraktekkan oleh setiap
individu yang belajar atau ingin mengembangkannya. Salah satu ajang yang cukup baik
untuk mengembangkan soft skill adalah melalui pembelajaran dengan segala aktivitasnya.
Oleh karena itu dalam proses ini faktor yang sangat berperan penting adalah guru. Banyak
teknik yang dapat dikembangkan oleh guru dalam pengembangan soft skill terhadap peserta
didik. Salah satu cara untuk mengembangkan soft skill dalam pembelajaran melakukan
teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan behavioral interview.
Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya memiliki hard skill namun
juga didukung oleh soft skill yang baik.

2. Hard skill
Kalau kita melihat Proses pembelajaran di perguruan tinggi maka proses yang terjadi
lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa
yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian
dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa
yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai
kemampuan hard skill. hard skill tercermmin dengan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya (biologi) dan
lebih lebih beriorentasi pada pengembangkan intelligence quotient (IQ). Penguasaan
kemampuan yang bersifat teknis akademis (hard skills) akan semakin lengkap apabila
memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal (soft skills). Dengan menguasai soft
skill, maka proses pembelajaran akan berlangsung sebab tahapan pembelajaran adalah dari
sesuatu yang konkrit mengarah kepada yang abstrak.

Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang


untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana hard
skill yang dia miliki. Tidak mungkin seorang guru mampu merancang bangun suatu materi
pembelajaran kalau dia tidak mengetahui bagaimana caranya. ataupun tidak mungkin
seseorang guru memperbaiki sesuatu materi yang salah jika dia tidak tahu apa yang dia
perbaiki.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan aspek aspek yang harus
dilihat sebagai indikator keberhasilan pendidikan nasional, di antaranya aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Namun, selama ini sistem pendidikan nasional masih berorientasi pada
pengembangan intelligence quotient (IQ). Dalam implementasinya kurikulum pembelajaran di
berbagai lembaga pendidikan masih berorientasi pada perolehan nilai hasil ujian. Tidak
mengherankan jika hanya ujian nasional (UN) yang sering dijadikan acuan dalam keberhasilan
belajar siswa. Padahal ini merupakan hal yang sangat keliru karena peserta didik tidak hanya
perlu mengembangkan pada sisi IQ walaupun hal itu sangat krusial namun ada beberapa
kemampuan lai yang dapat dikembangkan sehingga peserta didik tersebut tidak mengalami
kecenderungan untuk bermasa bodoh.
Hardskill dan softskill harus dimiliki oleh setiap guru karena sangat berperan penting dalam
sebuah proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas. Jika seseorang guru mahir
dalam hardskill sekaligus pandai dalam softskillnya maka guru tersebut menjadi seseorang yang
memiliki kemampuan dalam menciptakan generasi yang bermutu dengan karya yang luar biasa..
Dengan softskill yang dimiliki oleh seorang guru maka diharapkan guru tersebut telah mahir di
hardskill bisa mengimplementasikan softskillnya, yaitu bisa bekerja sama dalam sebuah tim.
Untuk itu mahasiswa yang nantinya tercantum sebagai calon guru perlu mempersiapkan
dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk persiapan pembelajaran
diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk memulai proses pembelajaran didalam kelas.
Karenakita semua sekarang berada di penghujung abad 20 dan akan memasuki abad 21 (abad
berfikir) sehingga diharafkan kita mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi asean (MEA).
Percuma seorang guru jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk maka akan banyak
menciptakan hal yang buruk pula. Hal ini bisa dilihat pada pada keadaan pendidikan kita
sekarang ini begiti banyaknya penyimpangan baik guru terlebih peserta didik.
Soft skill dan hard skill sangat penting diaplikasikan dalam pendidikan, karena pendidikan
merupakan bagian integral dari proses penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas,
tangguh, dan terampil. Melalui pendidikan, akan diperoleh calon tenaga kerja yang berkualitas,
produktif, dan mampu bersaing. Untuk itu, peserta didik sebagai produk pendidikan dituntut
memiliki soft skill dan hard skil. Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi
Lulusan juga menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan antara sikap, pengetahuan dan
keterampilan untuk membangun soft skill dan hard skill peserta didik. Pengembangan soft skill
dan hard skill di sekolah bukan hal yang mudah, banyak permasalahan yang muncul, baik dari
faktor guru, peserta didik, sarana dan prasarana, perencanaan dan aplikasinya dalam
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan baik dari
standar kompetensi lulusan maupun tujuan pendidikan dalam jangka panjang.

Catatn:
- Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau
ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa
dengan seorang mujahid di jalan Allah SWT. (HR. Ahmad)
- Apa gunannya mampu meyakinkan orang lain jika yang di yakinkan adalah sesuatu yang
keliruan (taqlik)
- lebih baik merdeka dibawah terik matahari dari pada menjadi budak di ruangan ber
AC

Pertemuan : Ke Enam
Hari/tanggal :Rabu/ 08 juni 2016
Judul materi : konsep dasar sel (diskusi)
Pemateri : Usman

SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel disusun oleh
molekul-molekul utama kehidupan yaitu karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Struktur
sel merupakan bagian-bagian sel yang terdiri atas membran sel, sitoplasma, dan organel-organel
sel.

Struktur sel

1. membran sel
Merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau media keluar-
masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel bersifat semipermeabel dan
selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-zat tertentu.
2. Sitoplasma
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang terdapat diantara Membran plasma dan
nukleus. Tersusun atas sitosol yang bersifat koloid dan organel-organel sel. Ukuran
koloid 0,001 0,1 mikron, dengan adanya koloid memungkinkan sitoplasma berada
dalam dua fase yaitu fase gel (setengah padat) dan fase sol (encer).
3. Organel sel
- Retikulum Endoplasma (RE) Merupakan kantung-kantung pipih dan tabung dua
lapis membran yang meluas dan menutupi sebagian besar sitoplasma dan
berhubungan dengan membran inti. Terbagi atas Retikulum Endoplasma Halus
(REH) dan Retikulum Endoplasma Kasar (REK).
- Ribosom
Merupakan butiran kecil nukleoprotein yang tersebar di dalam sitoplasma. Fungsi :
untuk melangsungkan sintetis protein
- Badan Golgi
Merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran besar hingga ukuran
kecil dan terikat pada membran. Fungsi : untuk memproses protein dan molekul lain
yang akan dibawa keluar sel atau ke membran sel dan membentuk lisoso.
- Mitokondria
Merupakan organel bermembran rangkap, tersusun atas membran luar, membran
dalam yang berlekuk-lekuk (krista) dan matriks mitokondria. Fungsi : tempat
respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel
- Lisosom
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis)
yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel.
- Sentrosom (Sentriol) Berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel
(Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua
sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang
terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Fungsi : berperan
dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang spindel
inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel yang berlawanan.
- Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, dan kaku. Fungsi : melindungi dan memberi bentuk sel
dan berperan dalam pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
- Peroksisom (Badan Mikro) Merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase,
organel ini banyak ditemui pada sel hati. Fungsi : menguraikan peroksida (H2O2)
yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi air dan oksigen.

Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas bahwa seoarang guru untuk dapat
menjadi guru yang profesional yang memiliki kualitas yang baik tidak hanya melihat sesingkat
materi yang telah dipaparkan diatas. Apalagi untuk mengajarkanya pada tingkat sekolah
menengah atas (SMA). Seorang guru harus meiliki kemampuan khusus untuk mengembangkan
materi ajarrnya. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagia berikut:

1. Guru harus mampu merancang bangun materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
2. Guru harus mampu melakukan telaah terhadap materi bahan ajar (biologi).
3. Guru harus mampu megenal dan menguasai materi bahan ajar sebelum
mengajarkannya kepada peserta didik.
4. Guru mampu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian peserta
didik.

Pertanyaan ynang muncul:

1. Mengapa sel dikatan sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup sedangkan masih ada
virus yang berukuran lebih kecil? (Ali Muhamad Akbar)
Jawab
Sebuah sel tidak dapat disamakan dengan virus, walaupun virus memiliki ukuran yang
sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan kasat mata tetapi tubuh virus tersusun atas
beberapa sel didalam tubuh virus terdapat sel. (Okto Asriatno)
2. Jika kita lihat materi tentang sel manakh yang termasuk dalam fakta?
3. Mengapa mitokonria dapat disebut sebagai organel?
Pertemuan : Ke Tujuh
Hari/tanggal :Rabu/ 15 Juni 2016
Judul materi : Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Melalui Proses Berfikir Kritis
Pemateri : Dr. Safilu

BERFIKIR KRITIS

Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan untuk membuat
keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari
yang perlu dikritisi. Begitu pula dalam dunia pendidikan berfikir kritis sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai permasalhan yang dihadapi. Banyak permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik yang tidak mampu mereka selesaikan atau pecahkan, disinilah peran guru untuk
megembangkan pola fikir para peserta didik agar mereka mampu memiliki kemampuan untuk
berfikir kritis.
Pada hakikatnya manusia dianugerahi dikaruniai berbagai potensi terutama
kemampuan berpikir. Dalam hal berpikir, maka manusia juga memiliki potensi untuk berpikir
kritis. Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
khususnya pendidikan biologi, maka pengembangan kemampuan berpikir kritis sangat
berperan. Oleh karena itu berpikir kritis perlu diajarkan baik secara khusus dan independen
maupun secara terintegrasi dalam setiap disiplin ilmu atau lintas kurikulum demi
meningkatkan efektivitas belajar (khususnya biologi yang berorientasi pada peningkatan
keterampilan kognitif). Berfikir seraya dengan daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-
hubungan antara pengetahuan, merupakan proses yang dialektis yang berarti bahwa selama
berpikir, pikiran dalam keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan .
Kompetensi berpikir kritis dan kreatif di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat
penting dalam era persaingan global, karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala
aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, tergolong kompetensi
tingkat tinggi (high order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi
dasar (basic skills) dalam pembelajaran.
Berfikir kritis adalah pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam,
mensintesis, dan menarik kesimpulan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan secara
terarah, reflektif, dan efaluatif. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti, memecahkan masalah, dan melakukan penelitian
ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan berpendapat dengan cara terorganisir. Berpikir kritis
merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan orang
lain. Berpikir kritis menghasilkan daftar ketrampilan-ketrampilan berpikir yang dipandang
sebagai landasan untuk berpikir kritis.
Cara berpikir seorang peserta didik berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tidak
ada cara berpikir yang persis sama. Inilah yang sering disebut sebagai perbedaan persepsi atau
sudut pandang. Cara yang bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan mereka agar
merekamampu mengingat atau memecahkan suatu masalah adalah dengan cara melakukan
berfikir kritis yang dimulai dengan latihan secara rutin setiap hari dan dibantu dengan peran
seoarang guru. Berpikir kritis akan membantu peserta didik semakin baik dalam memecahkan
masalah atau mengambil keputusan. Berpikir kritis adalah proses berpikir dimana informasi
menjadi keputusan atau kesimpulan. Hal ini memang tidak mudah dilakukan bagi seoarng
peserta didim yang masih tahapan belajar, maka dari itu perlu adanya latihan dan membiasakan
diri setiap hari secara rutin dan berkelanjutan.
Mengajar berpikir kritis di sekolah merupakan suatu upaya dalam rangka menjembatani
kesenjangan antara masalah-masalah yang diajarkan di sekolah dengan masalah-masalah di
lapangan (dunia nyata). Sehingga perlu mengambil pengalaman kelas dari mengajar berpikir
kritis yang relevan dengan kehidupanpes`erta didik. Implikasinya adalah bahwa guru harus
merancang dan melaksanakan suatu koneksi antara apa yang diajarkan di sekolah dan apa yang
diharapkan peserta didik di luar kelas. Sebagai pembelajar, guru perlu menciptakan dan
meningkatkan berpikir kritis, sehingga bermakna intelektual bagi siswa menyongsong era
globalisasi yang penuh tantangan dan iklim kehidupan yang sangat kompetitif.
Setelah peserta didik mengenal proses tahapan berpikir kritis selanjutnya peserta didik
harus menguasai ketrampilan untuk berpikir kritis, keterampilan tersebut beruapa:
1. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur
ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam
keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara
menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan
terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar peserta didik mengindentifikasi langkah-
langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan.
Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya:
menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan,
memerinci,
2. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan
keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan
bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis
menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi
bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit
di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas
terkontrol pagi para peserta didik.
3. Keterampilan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian
baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga
setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan,
sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar peserta
didik mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang
lingkup baru.
4. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai
pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain. keterampilan ini menuntut
pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar
sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu
sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan
sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk
menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
5. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu
dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan evaluasi menghendaki pembaca agar
memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu.

Salah satu komponen berpikir kritis yang perlu dikembangkan adalah ketrampilan
intelektual. Ketrampilan intelektual merupakan seperangkat ketrampilan yang mengatur proses
yang terjadi dalam benak seorang siswa. Berbagai jenis ketrampilan dapat dimasukkan sebagai
ketrampilan intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada pogram pengajaran.
Ketrampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan baik sebagai kompetensi yang ingin
dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam menentukan proses pengajaran. Bloom
mengelompokkan ketrampilan intelektual dari ketrampilan yang sederhana sampai yang
kompleks antara lain pengetahuan/pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom
merupakan ketrampilan pada tingkat yang lebih tinggi (Higher Order Thinking). Masing-masing
komponen tersebut merupakan kompetensi yang perlu disusun dan disepakati oleh para guru
tentang perilaku apa saja yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya pada tiap-tiap
komponen di tiap-tiap tingkat sepanjang program pendidikan.
kurangnya pemahaman pengajar tentang berpikir kritis menyebabkan adanya
kecenderungan untuk tidak mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada
siswa. Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving, meskipun
kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari kemampuan berpikir kritis. Strategi
pengajaran berpikir kritis pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara memberikan penilaian
menggunakan pertanyaan yang memerlukan ketrampilan berpikir pada level yang lebih tinggi
dan belajar ilmu dasar menggunakan kasus yang ada pada lingkungan pada pokok bahasan
materi ajar (biologi). Setelah pertemuan pendahuluan, peserta didik diberikan kasus serta
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab beserta alasan sebagai penugasan. Jawaban
didiskusikan pada pertemuan berikutnya untuk meluruskan adanya kesalahan konsep dan
memperjelas materi yang belum dipahami oleh peserta didik. Hasilnya menunjukkan bahwa
peserta didik pada program tersebut menunjukkan prestasi yang lebih baik dalam mengerjakan
soal-soal ingatan maupun soal yang menuntut jawaban yang memerlukan telaah yang lebih
dalam. Peserta didik juga termotivasi untuk belajar.
Pertemuan : Ke Delapan
Hari/tanggal : Rabu/ 22 Juni 2016.
Judul materi : Berfikir Kreatif (Pengambilan Keputusan)
Pemateri : Dr. Safilu

BERFIKIR KREATIF

Sering kita mendengar fenomena yang terjadi dikalangan para peserta didik. Mereka
pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian
tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa
mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini,
bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar yang tidak kita inginkan. Mengenai
nilai dan ujian, harus diakui bahwa siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan. Sebagian dari
mereka mungkin mendapat nilai yang tinggi dan dianggap siswa yang sukses. Meskipun belum
ada hasil penelitian yang kongkret, bahwa seandainya para siswa tersebut ditanya-setelah ujian
selesai-apakah mereka masih ingat materi yang telah mereka pelajari, maka tidak heran kalau
mereka sudah lupa apa yang telah mereka pelajari.
Proses pembelajaran sebagaimana digambarkan di atas banyak kita temukan di sekolah-
sekolah. Proses pembelajaran baru dilaknasakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada
tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan belum mampu menumbuhkan
kebiasaan berpikir kreatif yakni suatu yang paling esensi dari dimensi belajar. Sebagian besar
guru belum merancang pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpiki. Dalam tataran
ini siswa yang sedang belajar bersifat pasif, menerima apa saja yang diberikan guru, tanpa
diberikan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan yang dibutuhkan dan diminatinya.
Siswa sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna di dunia karena diberi otak,
dibelenggu oleh guru. Siswa yang jelas-jelas dikaruniai otak seharusnya diberdayagunakan,
difasilitasi, dimotivasi, dan diberi kesempatan, untuk berpikir, bernalar, berkolaborasi, untuk
mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan minat dan kebutuhannya serta diberi kebebasan
untuk belajar.
Sebenarnya para guru telah menyadari bahwa pembelajaran berpikir agar anak menjadi
cerdas, kritis, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
mereka sehari-hari adalah penting. Kesadaran ini juga telah mendasari pengembangan kurikulum
kita yang kini lebih lebih mengedepankan pembelajaran konstekstual. Akan tetapi sebagian benar
guru belum berbuat, belum merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis
proses belajar.
proses pembelajaran guru hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuannnya sendiri dalam dengan mendayagunakan otaknya
untuk berpikir. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara membelajarkan, mendesain
informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan siswa. Caranya dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan
dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka
sendiri untuk belajar.
Perlu disadari bahwa selama ini pendidikan formal hanya menekankan perkembangan
yang terbatas pada ranah kognitif saja. Sedangkan perkembangan pada ranah afektif (sikap dan
perasaan) kurang diperhatikan. Terbukti pada pengajaran di sekolah, jarang sekali ada kegiatan
yang menuntut pemikiran divergen atau berpikir kreatif sehingga siswa tidak terangsang untuk
berpikir, bersikap, dan berperilaku kreatif. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran diperlukan
cara yang mendorong siswa untuk memahami masalah, meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam menyusun rencana penyelesaian dan melibatkan siswa secara aktif dalam
menemukan sendiri penyelesaian masalah, serta mendorong pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya
menaikkan skor kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan
kebaruan penyelesaian masalah. Siswa dikatakan memahami masalah bila menunjukkan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan, siswa memiliki kefasihan dalam menyelesaikan
masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan jawaban bermacam-macam yang benar secara
logika. Siswa memiliki fleksibilitas dalam meyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal
dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan dalam
menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya
atau yang umum diketahui siswa.
Masalah utama dalam pendidikan biologi di sekolah adalah rendahnya prestasi siswa.
Kreativitas seseorang berpengaruh dalam prestasi belajar biologi di sekolah, karena siswa yang
kreativitasnya tinggi juga menonjol prestasi belajarnya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
bagi siswa yang kreatif, biologi memiliki kesan yang berbeda. biologi dapat dijadikan tantangan
dan ajang untuk berkreasi. Dapat pula diartikan bahwa kreativitas menentukan pencapaian
kemampuan belajar biologi secara optimal, dan mampu meraih prestasi yang tinggi dalam belajar
biologi. Prestasi yang tinggi dalam belajar adalah keinginan setiap orang. Hal ini menunjukkan
bahwa kreativitas berperan terhadap prestasi belajar biologi di sekolah.
Membuat sesuatu yang baru dan berbeda memerlukan suatu kreativitas yang sangat
tinggi serta kerja keras. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menyusun ide-ide yang baru
dan menerawang suatu imajinasi sehingga dapat menemukan sesuatu yang baru tanpa terduga.
Suatu kreativitas bisa timbul oleh faktor internt (dorongan atau kemauan yang kuat dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan berbagai macam kegiatan yang terencana), faktor
ekstern ( motivasi dari lingkungan sekitar kehidupan sehari-hari).
Berpikir kreatif adalah kegiatan yang terkait dengan perhatian kita terhadap fakta yang
ada, menghidupkan imajinasi, berusaha mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru,
membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tak terduga.
Berpikir kreatif akan mempermudah siswa untuk menyerap dan menyimpan informasi yang
didapat melalui proses belajar. Berpikir kreatif juga dapat mendorong siswa untuk dapat
memahami masalah dengan cepat dan bisa menimbulkan gagasan-gagasan yang bersifat solitif
dengan metode yang tepat. Berpikir kreatif sangatlah penting dalam belajar biologi. Berpikir
kreatif melibatkan aktivitas mental seperti :
1. Melihat fakta yang ada
2. Mengajukan pertanyaan
3. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tak lazim dengan pikiran terbuka
4. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda
5. Menghubungkan berbagai hal dengan bebas.
6. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi
Kreativitas dalam berpikir seorang siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan biologi
dapat juga dilihat dari berbagai indikator, yaitu :

1. Siswa memberikan respons yang positif dan berusaha mencari solusi terhadap suatu
permasalahan dan pertanyaan

2. Suka mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain serta cepat tanggap
terhadap suatu persoalan

3. Bersifat kritis dan berpikir logis

4. Tidak monoton dan mampu memahami berbagai macam referensi

5. Sistematis dalam penyelesaian soal

Peranan Guru Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa

Setiap pesrta didik memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Setiap siswa
baru yang memasuki proses belajar, dalam benak mereka selalu diiringi dengan rasa ingin tahu.
Guru pada tahap ini diharapkan untuk merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan
dengan learning skills acquired, misalnya dengan jalan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya (questioning), menyelidik (inquiry), mencari (searching), menerapkan (manipulating)
dan menguji coba (experimenting). Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini
jarang ditemui karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah hal yang
abstrak. Rasa ingin tahu siswa harus dijaga dengan cara memberikan kesempatan bagi mereka
untuk melihat dari dekat, memegangnya serta mengalaminya. Guru diharapkan mampu
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendemontsrasikan perilaku yang kreatif. Beberapa
hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas siswa antara lain :

1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa


2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan
cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Padatataran ini, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

Kreativitas Dan Inovasi Guru Dalam Pembelajaran


Kreativitas dan inovasi guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas,
yaitu produk kreativitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil
kreativitas dan hasil inovasi dalam bentuk media pembelajaran.
1. Kreativitas dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas,
mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang
dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal
manajemen kelas, kreativitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk: Membantu
siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif serta Membantu siswa di
kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif.
2. Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran
Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di
kelas. Fungsi Media Belajar:
1) membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan
2) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
3) Mengurangi terjadinya mis understanding
4) Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan.
Dalam hal media belajar, kreativitas guru dalam media belajar diarahkan untuk:
Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar dan Membantu siswa
mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata

Catatan:

- Guru yang tidak memiliki kreatifitas maka guru tersebut tidak akan melahirkan sebuah
kemandirian dalam dirinya oleh karena itu seoarng guru memiliki pola pikir yang kreatif
agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai