Anda di halaman 1dari 7

BIOETIK DAN PROFESIONALISME KEBIDANAN

(Resume Sejarah Bioetika Bidang Kesehatan)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah
Bioetik Profesionalisme Bidan Program Studi Magister Ilmu
Kebidanan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin

Oleh : Elva Febri Ashari


NIM : P102202027

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
1. Pengertian Bioetika
Bioetika berasal dari bahasa yunani terdiri dari 2 kata yaitu “Bios”
artinya hidup dan Ethos artinya adat istiadat atau moral. Yang secara
harfiah berarti etika hidup. Dalam arti luas bioetika adalah penerapan
etika dalam ilmu-ilmu yang biologis, obat, pemeliharaan kesehatan, dan
bidang-bidang terkait.
2. Sejarah Bioetika
Bioetika dicetus sejak tahun tujuh puluhan. Pemahaman bioetika
menjadi kewajiban para ilmuan dalam bidang penelitian untuk
mengembangkan teknologi modern terutama yang bergerak dibidang
ilmu hayati. Orang yang pertama kali menciptakan istilah “Bioetich”
adalah Van Resselear Potter seorang peneliti biologi dibidang kanker
dan profesor di Universitas Winsconsin. Awal tahun 1971 ia
menerbitkan bukunya Bioetichs “Bright To The Future”. Tahun
sebelumnya ia sudah menulis sebuah artikel yang menyebut istilah
yang sama Bioetichs The Science Of Survival. Kemudian Potter
mengakui bahwa istilah ini muncul secara alami dalam benaknya. Ia
mengatakan bahwa bioetik sebagai suatu ilmu baru yang
menggabungkan pengetahuan ilmu hayati dengan pengetahuan
tentang sistem-sistem nilai manusiawi dari etika. Dengan demikian, dua
kebudayaan ilmiah yang senantiasa terpisah dapat memperkuat dan
memperdaya satu sama lain. sebagai tujuan akhir bidang baru ini ialah
melihat not only to enrich individual lives but to prolong the survival of
the human species in an acceptable form of society (bukan saja
memperkaya kehidupan individual, tetapi memperpanjang bertahan
hidupnya spesies manusia dalam bentuk yang dapat diterima oleh
manusia).
Tidak lama kemudia Andre Hellegers dan rekan-rekannya yang mulai
memakai juga kata Bioetichs. Hellegers adalah seorang ahli kebidanan,
fisiologi fetus dan demografi yang berasal dari belanda dan bekerja di
Universitas Georgetown, Washington D.C. Hellegers berfikir bahwa ia
sendiri bersama rekannya menciptakan istilah itu untuk pertama kali

2
dan memang mungkin terjadi demikian, tak tergantung dari Potter.
Namun lebih probabel adalah Hellegers membaca kata itu dalam artikel
atau buku Potter, lalu melupakan asal usul itu dan secara spontan
memberi isu baru kepada istilah ini. Yang pastinya Hellegers memakai
istrilah “Bioetika” ia mengatakan bahwa bioetika sebagai kerja sama
antara ilmu-ilmu hayati, ilmu sosial, dan etika dalam memikirkan
masalah-masalah masyarakat dan moral yang timbul dalam
perkembangan ilmu-ilmu biomedis.
3. Perkembangan Bioetika di Bidang Kesehatan
1) Penelitian dokter Nazi (1940-1945)
Eksperimen dokter Nazi dijuluki sebagai “Angel Of Death”, Josef
Mengele dari Auschwitz Nazi di Polandia melakukan eksperimen
pada manusia (dilakukan pada tawanan tanpa melakan obat bius),
penemuan “bagian tubuh, dan otak manusia dari kekejaman
eksperimen tersebut dan ditemukan dalam sebuah botol”, sedangkan
tulang belulang dibuang ditempat sampah. Pada eksperimen Nazi
memeriksa ketahanan manusia dalam air suhu 0 oC (Sangat tidak
manusiawi dan merugikan subjek).
2) Nuremberg Code (1946)
Mengatakan bahwa aturan-aturan tentang penelitian pada
manusia harus diberikan informed concent dari subjek penelitian.
3) Declaration Of Geneva (1948)
Mengatakan bahwa seorang dokter harus mengutamakan
kesehatan penderita.
4) Donasi Ginjal – 1 (1954)
5) Declaration Helsinki I (World Medical Association 1964)
Dalam melakukan penelitian terdaat rangkaian aturan penelitian
klinis, kebijaksanaan diserahkan kepada peneliti sendiri, tidak ada
pengawasan oleh pihak lain (peneliti menentukan sendiri apakah
penelitiannya menyimpang atau tidak dari norma etik), dan tugas
pertama dokter adalah menjaga kesehatan penderita
6) Transplantasi Jantung – 1 (1967)

3
7) Deklarasi Helsinki II (Tokyo, World Health Assembly ke-20, 1975)
Mengharuskan protokol penelitian pada manusia harus ditinjau
dan diteliti dulu oleh panitia untuk pertimbangan, tuntunan, dan
komentar, harus ada kelayakan etik, hasil penelitia tidak boleh
dipublikasikan tanpa adanya ethical clearence.
8) Bayi tabung – 1 (1978)

Sebagai salah satu disiplin ilmu, bioetika belum genap berusia


setengah abad. Kurang lebih satu dekade sebelum kelahiran bioetika di
Amerika Serikat, dunia pelayanan kesehatan mengalami kemajuan
pesat. Berbagai teknologi kesehatan mulai diperkenalkan, sementara
praktik transplantasi organ, terutama transplantasi hati mulai
dipraktikkan di rumah sakit-rumah sakit. Pertambahan jumlah penduduk
yang pesat ikut menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan,
sementara penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan dengan
melibatkan manusia sebagai subjek penelitian tidak jarang
menimbulkan masalah sosial dan etis yang harus dipecahkan.

Perkembangan ini segera memicu gairah luar biasa di bidang etika


terapan, terutama kajian masalah-masalah etis dalam pelayanan
kesehatan. Setahun setelah komisi etik kepresidenan itu terbentuk,
berdirilah sebuah pusat kajian nirlaba dan nonpartisan bernama The
Hasting. Center di Washington DC, yang mengkhususkan diri dalam
penelitian dan pengembangan bioetika. Sementara itu, lembaga
dengan misi dan tujuan yang kurang lebih sama bernama The Kennedy
Institute of Bioethics pun didirikan tahun 1971 di Georgetown
University, Washington DC. Setahun sebelumnya, Van Rensselaer
menerbitkan sebuah artikel berjudul Bioethics, the Science of Survival,
dan diikuti oleh penerbitan bukunya berjudul Bioethics: Bridge to the
Future (1971). Buku lain yang juga menandai kelahiran bioetika adalah
karangan Paul Ramsey berjudul Patient as Person, sebuah materi
kuliah tahun 1969 yang terbit sebagai buku setahun kemudian. Tentu
saja karya Dan Callahan berjudul Bioethics as a Discipline yang terbit

4
tahun 1973 tidak boleh lupa disebut, karena dari judul buku inilah untuk
pertama kalinya kata ”bioetika” masuk sebagai entry dalam katalog
Perpusatakaan Nasional Kongres.

Itulah perkembangan dan gairah yang menandai kelahiran bioetika,


terutama di Amerika Serikat. Di mana peran agama (Katolik) bagi
kelahiran bioetika? Apakah betul bioetika dilahirkan dari rahim agama
Katolik yang di kemudian hari coba disangkalnya? Catatan Albert R.
Jonsen3 sangat membantu penelusuran kita menemukan jawaban atas
pertanyaan ini.

Di sekitar tahun 1970-an yang menjadi tahun kelahiran bioetika


tersebut, sebenarnya keterlibatan dua imam Jesuit (salah satunya
kemudian meninggalkan imamat) dalam membidani kelahiran bioetika
di Amerika Serikat — dari tradisi religius — pantas disebut. Tepatnya
tahun 1973 Albert R. Jonsen, waktu itu masih sebagai imam Jesuit
dengan tradisi teologi moral Katolik yang sangat kuat diangkat sebagai
Associate Professor Bioetika di School of Medicine, University of
California, San Francisco (UCSF). Jonsen memaknakan kiprahnya
dalam pengajaran etika praktis di dunia kedokteran sebagai memasuki
wilayah yang baru sama sekali, yang menuntut dia menanggalkan
segala pemahaman dan cara pandangnya sendiri supaya bisa
memahami dunia baru tersebut dari dalam, sebelum mengembangkan
pemikiran-pemikiran etisnya sendiri.

Imam Jesuit lainnya yang juga berjasa bagi kelahiran bioetika di


Amerika Serikat adalah Richard McCormick (1923-2000), seorang
profesor teologi moral di Seminari Jesuit dan editor jurnal Theological
Studies. Ketika di tahun 1970-an masalah percobaan dalam penelitian
menggunakan manusia sebagai objek dan perawatan pasien terminal
menjadi perdebatan publik, McCormick sering dimintai pendapatnya,
tidak hanya mewakili suara dan pandangan moral Gereja Katolik, tetapi
juga pemikir dari tradisi keagamaan yang ada di AS. Tahun 1974 Dr.
Andre Hellegers, seorang alumni sekolah Jesuit dan pendiri the

5
Kennedy Institute for Bioethics membawa McCormick ke Georgetown
University, dan di kampus inilah pemikir yang bertahan sebagai imam
Jesuit sampai akhir hayatnya ini menjadi seorang bioetikawan
profesional (Yeremias, 2018)

6
DAFTAR PUSTAKA

Yeremias, J. (2018). Bioetik dalam Bingkai Sejarah dan Metodologi.

Anda mungkin juga menyukai