Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa


pengetahuan, dan konsep yang terorganisasi tentang lingkungan alam sekitar, yang
diperoleh dari proses ilmiah. Salah satu tantangan mendasar dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam adalah mencari strategi proses pembelajaran yang
memungkinkan bagi peningkatan mutu pendidikan IPA. Pendidikan ilmu
pengetahuan alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
mambantu siswa untuk memperoleh pemahaman, pengetahuan yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2004:5). Lebih lanjut berdasarkan
peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 bahwa, ilmu
pengetahuan alam merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai
oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap
satuan pendidikan.
Ilmu pengetahuan alam adalah cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan
dengan bantuan teori-teori, aturan-aturan, hukum-hukum dan hipotesis-hipotesis. IPA
adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek, menggunakan metode Ilmiah
sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Setiap guru harus paham akan alasan
mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Selama ini metode pembelajaran
yang kurang inovatif yang dimaksud seperti metode tanya jawab, ceramah, dan
pemberian tugas-tugas sekolah serta pembelajaran yang berlangsung tidak melibatkan
siswa siswi sehingga dalam belajar siswa banyak yang kurang memahami materi
pelajaran.
Banyak metode-metode pembelajaran bagi siswa di sekolah salah satunya
ialah Metode observasi. Metode observasi merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang menggunakan pendekatan media asli. Dengan metode observasi
siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingintahuannya tentang
fenomena alam. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada
obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang
obyektif yang kemudian dapat dianalisa sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan siswa serta sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa. Metode
observasi memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya ialah: Menyajikan media
obyek secara nyata tanpa manipulasi, siswa akan merasa senang dan tertantang,
mudah pelaksanaannya dan siswa akan memiliki motivasi dalam belajar.
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi siswa menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa
dengan materi pembelajaran yang dibawakan gurunya. Berdasarkan kondisi seperti
itulah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul meningkatkan
hasil belajar IPA pada materi struktur daun dan fungsinya menggunakan metode
observasi pada siswa kelas IV SD ……

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pada


penelitian ini adalah “bagaimana penerapan metode observasi pada materi struktur
daun dan fungsinya di kelas IV siswa SD……

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatnya hasil


belajar siswa dengan menggunakan metode observasi pada materi struktur daun
dan fungsinya di kelas IV siswa SD……
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Jika penelitian tindakan kelas ini terbukti bahwa dengan menggunakan
metode observasi pembelajaran mampu meningkatkan kualitas belajar siswa
pada pelajaran IPA lebih baik terutama pada materi struktur daun daun
fungsinya. Berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori dan juga
akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam
2. Secara praktis,
a. Bagi guru :
- Dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas dalam proses
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode observasi.
- Sebagai bahan atau contoh yang dapat diaplikasikan guru di kelasnya.
- Sebagai bahan masukan bagi guru tentang metode observasi sebagai
upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPA pada materi struktur daun dan fungsinya.
b. Bagi Siswa :
- Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
- Siswa lebih aktif, inovatif, kreatif dan terampil dalam pembelajaran IPA
khususnya materi struktur daun fungsinya.
c. Bagi Sekolah, diharapkan sebagai masukan atau evaluasi guru
meningkatkan mutu kuwalitas pendidikan disekolah khususnya dalam
mata pelajaran IPA.
d. Bagi Peneliti, diharapkan dapat melatih dan meningkatkan pengetahuan
peneliti dalam menggunakan metode observasi dalam belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:2) berpendapat, belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek–aspek yang ada pada individu yang
belajar.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar),
fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
siswa berubah ke arah yang lebih baik, (Hamalik, 2002:57).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
belajar adalah proses di mana tingkah laku diubah melalui latihan, sehingga dari tidak
tau berubah menjadi tau dan menjadi lebih baik. Perubahan tersebut diperoleh melalui
proses adaptasi dalam kepribadian manusia secara alamiah, dan lingkungannya serta
ditampakkan dengan peningkatan pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dan lain-lain sebagainya.

2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku
dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar
diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan ilmu pengetahuan. Dalam proses
belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada beberapa hal yang menjadi
tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom dalam Nana
Sudjana, (2010: 22-23), yaitu: a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil
belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam
aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dengan demikian tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan menanamkan sikap mental. Dengan mencapai tujuan belajar
maka akan diperoleh hasil dari belajar itu sendiri, khususnya dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Abdurrahman (Jihad dan Haris, 2008: 14) hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut A.J.
Romizowski (Jihad dan Haris, 2008: 14) hasil belajar merupakan keluaran
(output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem
tersebut berupa berbagai macam informasi sedangkan keluarannya adalah
perbuatan atau kinerja (performance).
Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari sesuai
dengan tujuan dan maksud belajar. “Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi” (Tabrani Rusyan, 1989;8).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan pembelajaran di lingkungan sekolah atau tempat belajar serta mengalami
interaksi proses pembelajaran melalui evaluasi belajar ilmu pengetahuan alam yang
dilakukan berupa tes-tes yang telah dijadwalkan dengan baik. Dengan pengalaman
yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi perubahan
kualitas yang diperoleh siswa tidak hanya berupa ilmu pengetahuan, tetapi juga
berupa sikap perilaku keterampilan serta kecakapan khususnya dalam mata pelajaran
ilmu pengetahuan alam.

2. Ciri-ciri Hasil Belajar

Ciri-ciri hasil belajar adalah adanya perubahan pengetahuan dan tingkah laku
dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah mengalami proses belajar itu akan
berubah pengetahuannya serta tingkah lakunya. Tetapi tidak semua perubahan
tingkah laku adalah hasil belajar. Pengalaman yang diperoleh siswa dalam proses
pembelajaran, akan membuat perubahan, baik perubahan pada aspek kognitif, aspek
afektif maupun aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan Klasifikasi hasil belajar
menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, (2010: 22-23), yaitu: a) Ranah
kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang
meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Ranah
psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan
kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan
gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan klasifikasi cici-ciri hasil belajar di atas maka tugas guru dalam
pendidikan disekolah, belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus
dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila proses belajar dalam suatu
sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa
secara aktif selain mengajar juga mendidik dan melatih siswa agar menjadi siswa
yang cerdas, bersikap baik dan memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-harinya.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil


belajar siswa antara lain:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) meliputi tiga faktor, yakni:
a) Faktor jasmaniah meliputi:
1) Faktor kesehatan
2) Faktor cacat tubuh
b) Faktor psikologis
1) Intelegensi
2) Bakat
3) Motif
4) Kematangan.
c) Faktor kelelahan
1) Faktor kelelahan jasmani
2) Faktor kelelehan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa) terdiri dari tiga faktor, yakni:
a) Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik.
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran
7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran
9) Keadaan gedung
10) Metode belajar
11) Tugas rumah
c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat
2) Mass media
3) Teman bergaul
4) Bentuk kehidupan masyarakat

Setiap proses pembelajaran guru harus memahami dan mengerti kondisi dan
keadaan siswanya, baik keadaan fisik, faktor internal, external, maupun lingkungan
atau kehidupan siswa agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

C. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa


fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Carin dan Sund (1993) dalam Puskur-
Depdiknas (2006) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen.
Dari penjelasan di atas pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa atau peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam proses pembelajarannya guru dapat menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah, sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitarnya.

2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, (Trianto,


2010: 138) adalah sebagai berikut:
a) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
c) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.
d) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar menurut Hidayat
(2001 : IV) dapat di uaraikan sebagai berikut: (1) siswa memiliki pemahaman tentang
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (2) Memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam
sekitar; (3) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
(4) mengenal dan dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah dasar,
merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghagai
Tuhan Yang Masa Esa
D. Metode Pengajaran.

Metode pengajaran merupakan suatu cara atau tehnik yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga dapat mempermudah
pencapaian tujuan pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan oleh guru.

1. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos, kata ini terdiri dari
dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan thodos yang berarti
jalan ataqu cara. Jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan (Arifin, 1996). Menurut Nana Sudjana (2000), bahwa metode adalah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat
berlangsungnya pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas bahwa dengan kata lain metode adalah cara yang
harus digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, tentunya
dengan pemilihan cara atau tehnik yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan
materi pelajaran harus tepat sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan
pengajaran serta mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.

2. Jenis-Jenis metode Pengajaran

Menurut A. Tabrani Rusyan ( 1993 : 63-117) menyatakan bahwa “Jenis-jenis


Metode Pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dokumentasi,
metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi lapangan, proyek
pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi, eksperimen, disceoveri, dan
penggunaan buku-buku pelajar”.
Berdasarkan uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai dengan materi
yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan satu macam
metode yaitu metode observasi secara lebih mantap karena metode tersebut sesuai
dengan pokok bahasan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang struktur
daun dan fungsinya. Guru sedapat mungkin menyediakan media asli seperti berbagai
macam bentuk daun agar siswa dapat melihat dan mengamati secara langsung serta
menganalisa sesuai kemampuan perkembangan siswa. Disamping itu dalam
pengajaran ilmu pengetahuan alam tentang struktur daun dan fungsinya, selain
berceramah untuk mengimpormasikan konsep, perlu diadakan tanya jawab setelah
mengamati obyek, agar siswa memiliki pemahaman yang baik.

3. Pengertian Metode Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti


melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Lebih lanjut Purnomo (2008),
mengatakan bahwa metode observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat
indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga
merupakan basis sains yang dilakukan dengan menggunakan panca indera atau
instrument sebagai alat bantu penginderaan.
Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa metode
observasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan
media asli. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek
yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang
obyektif yang kemudian dapat dianalisa. Dalam observasi siswa dapat mengamati
secara langsung apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi, siswa akan merasa senang
dan tertantang
4. Penggunaan Metode Observasi

Penggunaan metode observasi bertujuan untuk :


a. Melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang terjadi dalam
lingkungannya.
b. Melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai-nilai
moral yang diperoleh di kelas.
c. Memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan
yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan.
Metode observasi merupakan cara belajar mengajar yang dipandang mudah
dalam proses belajar mengajar karena pada metode observasi ini akan melatih siswa
untuk peka atau gejala yang terjadi dilingkungannya, selain itu juga dapat melatih
siswa kritis dalam mengambil keputusan yang tepat dan akan memotivasi.
Berdasarkan penggunaan metode observasi di atas dengan kata lain bertujuan
untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari
kesalahan dalam memahami konsep-konsep materi yang telah disampaikan oleh guru
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa
sesuatu yang sedang dilihatnya atau yang diamati.

E. Struktur dan Fungsi Daun

1. Struktur Daun

Menurut Wahyono dan Nurachmandani, (2008: 35) bagian daun lengkap


terdiri atas tangkai daun, tulang daun, helai daun dan pelepah daun. Contoh daun
yang memiliki daun lengkap yaitu bambu dan pohon pisang. Sementara itu, ada daun
yang tidak lengkap. Contohnya daun mangga yang hanya terdiri atas tangkai dan
helaian daun.
Bentuk tulang daun antara lain menyirip, melengkung, menjari dan sejajar.
Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang daun
melengkung berbentuk garis-garis lengkung. Tulang daun menjari berbentuk seperti
susunan jari-jari tangan. Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis lurus yang
sejajar (Haryanto, 2007: 42). Sedangkan susunan daun dibedakan menjadi dua yaitu
daun tunggal dan daun majemuk.

Gambar 1. Jenis-jenis Bentuk Tulang Daun

2. Fungsi Daun

Daun mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai tempat pembuatan makanan


(fotosintesis), sebagai tempat untuk bernapas. Saat bernapas, O2 dan CO2 keluar
masuk melalui mulut daun (stomata) dan sebagai tempat berlangsungnya proses
penguapan. (Hastuti dan Omegawati, 2010: 39). Lebih lanjut menurut Wahyono dan
Nurachmadani (2008: 37) melalui proses fotosintesis, zat hara dan air yang berasal
dari tanah diolah dengan bantuan klorofil dan cahaya matahari yang menghasilkan
karbohidrat atau gula dan oksigen. Daun juga berfungsi transpirasi atau terlepasnya
air ke udara melalui penguapan sehingga terkendalinya jumlah air dalam tanaman.
Permukaan daun terdapat pori-pori kecil yang disebut stomata atau mulut daun.
Udara masuk ke tumbuhan melalui stomata atau mulut daun. Kelebihan air
dikeluarkan melalui mulut daun dalam bentuk uap air.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri…….tahun pelajaran……


Materi pelajarannya adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pada materi
struktur daun dan fungsinya.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian tindakan


kelas menggunakan model spiral atau siklus yang terdiri dari empat kegiatan utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemantauan atau observasi dan refleksi.
Lebih lanjut menurut Arikunto (2009:16), bahwa tujuan dari penggunaan siklus
tersebut apabila dalam pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka
perencanaan dan pelaksanaan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus
berikutnya. Berikut ini gambar spiral atau siklusnya.

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Observasi

Dst
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan
berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Prosedurnya dapat dilihat di bawah
berikut ini :

1. Perencanaan

Perencanaan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini
segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan
ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan
digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan
rencana. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dilakukan pengamatan, kemudian
membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada tahap perencanaan peneliti membuat
perencanaan sebagai berikut:
1. Menelaah materi pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi struktur daun dan
fungsinya, serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah
ditetapkan.
3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
keterampilan guru.
4. Menyiapkan media pembelajaran.
5. Menyiapkan alat evaluasi.
6. Menyiapkan lembar catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan yang
telah direncanakan secara matang. Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran melalui
metode observasi dengan media asli, karena materi pembelajarannya adalah struktur
daun dan fungsinya maka menggunakan media asli beberapa contoh bentuk-bentuk
daun sebagai bahan pengamatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap
siklus terdiri dari satu kali pertemuan dengan waktu pertemuan 2x35 menit. Materi
pada siklus I yaitu tentang ……. siklus II tentang …….. dan pada siklus III tentang
………..

3. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan


pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Lebih lanjut Purnomo (2008), mengatakan
bahwa metode observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau
alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga merupakan
basis sains yang dilakukan dengan menggunakan panca indera atau instrument
sebagai alat bantu penginderaan.
Proses observasi terhadap tindakan dilaksanakan dengan melakukan observasi
dan pemantauan sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi lebih lanjut pada
pelaksanaan tindakan. Peneliti menggunakan lembar wawancara, lembar penilaian
keterarnpilan guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, dokumen serta lembar soal
dalam pengumpulan data-data di lapangan. Kegiatan observasi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati aktivitas siswa, keterampilan
guru, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi Pembentukan
Tanah Karena Pelapukan menggunakan metode demonstrasi dengan media
pembelajaran.

4. Refleksi

Menurut Arikunto (2009:133) refleksi adalah kegiatan mengulas secara


kritis (retlective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru.
Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, keterampilan guru serta
menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja pada siklus pertama. Selain itu,
peneliti juga mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul
dalam pelaksanaan siklus perlama.Selanjutnya, peneliti bersama tim kolaborasi
membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar dalam nilai ulangan pada
mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa. Nilai diambil pada akhir pembelajaran di
setiap siklus. Data ini berupa angka yang rentangannya mulai 0 sampai dengan100.
b. Data Kualitatif
Diperoleh dari lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa serta
catatan lapangan dengan menerapkan metode Demonstrasi.
2. Sumber Data
a. Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru serta
lembar wawancara dengan guru oleh observer.
b. Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi aktifitas siswa yang
diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga, lembar
angket, lembar diskusi dan hasil evaluasi.
c. Data Dokumen
Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan,
catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan metode obervasi, studi dokumentasi, tes dan catatan lapangan.
1. Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan
yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Observasi dalam penelitian ini digunakan
untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode Demonstrasi selama pelaksanaan tindakan dalam
penelitian berlangsung.
2. Metode Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meminta data yang telah ada
sebelumnya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahuai
kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil pekerjaan, hasil evaluasi, proses dan
produk kegiatan belajar mengajar siswa dalam mata pelajaran IPA sebelum dilakukan
penelitian.

3. Metode Tes
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih dan ditanggapi, atau tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek
tertentu dari peserta tes (Poerwanti, 2008:4.3). Tes dalam penelitian ini digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran yang meliputi keterampilan
siswa dalam pembelajaran IPA.

4. Metode Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi pada


saat pembelajaran IPA dengan metode Demonstrasi. Catatan lapangan tersebut
bertujuan untuk membantu peneliti apabila menemui kesulitan dalam proses
pembelajaran, untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran secara lebih detail yang
tidak berupa data yang telah dipersiapkan instrumen pengamatannya dan sebagai
bahan guru untuk melakukan refleksi.

Anda mungkin juga menyukai