Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SIKLUS BELAJAR

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


Dosen Pengampu : Ratna soraya, S.Pd, M.Hum

Disusun Oleh :
Kelompok V
Dara Novita 71200514002
Tri Resti Andini 71200514005
Agustin Mandayani 71200514017

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Islam Sumatera Utara
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 4 November 2021

Kelompok V
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I:PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siklus Eksplorasi dan Perluasan
2.2 Langkah-Langkah Siklus Eksplorasi dan Perluasan
2.3 Implementasi dari Siklus Eksplorasi dan Perluasan
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Siklus Eksplorasi dan Perluasan

BAB III : PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 saran

DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Siklus Belajar (Learning cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model
Pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (student centered). Learning Cycle merupakan
rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran
dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. pembelajaran yang menggunakan Model
pembelajaran Learning Cycle juga berpusat pada guru berperan sebagai fasilitator. Fokus
pembelajaran tidak sekedar ditekankan mengenai pemahaman konsep saja tetapi lebih dari
perolehan konsep, perluasan sampai pada mengaplikasikan konsep tersebut dalam konteks
yang nyata.
Model Learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Sience
Kurikulum improvement Study (SCIS). Siklus belajar merupakan salah satu model
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu :
 Eksplorasi (exploration)
 Pengenalan konsep (concept introduction)
 Penerapan konsep (concept application)
Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus
tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap (Lorsbach, 2002) yang terdiri tahap :
 pembangkitan minat (engagement),
 eksplorasi (exploration),
 penjelasan (explanation),
 perluasan (elaboration/extention), dan
 evaluasi (evaluation).
Siklus pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan yang ampuh untuk melaksanakan
pembelajaran yang aktif dan efektif dalam menyajikan pembelajaran dengan cara berfikir dan
berperilaku yang konsisten dengan cara siswa belajar. Dalam penerapan model Learning
Cycle 5E kegiatan pembelajaran fleksibel tetapi urutan fase belajarnya bersifat tetap. Dalam
pelaksaannya urutan setiap fase harus tetap dan tidak bisa diubah karena apabila diubah
model yang dimaksud bukan Learning Cycle 5E (siklus belajar).
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah
Pengertian dari Siklus Belajar
Langkah-Langkah dari Siklus Belajar
Implementasi dari Siklus Siklus Belajar
Kekurangan dan Kelebihan dari Siklus Belajar

Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
Untuk mengetahui pengertian dari Siklus Siklus Belajar
Untuk mengetahui langkah-langkah dari Siklus Belajar
Untuk mengetahui cara pengimplementasian Siklus Belajar
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Siklus Siklus Belajar
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dari Siklus Belajar
Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered). Pengembangan model ini pertama kali dilakukan
oleh Science Curriculum Improvement Study (SCIS) pada tahun 1970-1974. siklus belajar
(learning cycle) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan teori
pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis.
Menurut Lawson (1989) dalam Bybee (1996:205) siklus belajar sains  adalah satu cara
berpikir dan bertindak yang cocok untuk siswa belajar. Penggunaan siklus belajar (learning
cycle) memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan pengetahuan sebelumnya
dan kesempatan untuk menyanggah, mendebat gagasan-gagasan mereka, proses ini
menghasilkan ketidak seimbangan kognitif, sehingga  mengembangkan tingkat penalaran
yang lebih tinggi, dan merupakan suatu pendekatan yang baik untuk pembelajaran sains.
Menurut Renner dan Marek  dalam Martin (1994:202-203)  bahwa dari riset yang
mereka lakukan tentang penggunaan  model siklus belajar (learning cycle)  pada
pembelajaran ternyata hasilnya dapat meningkatkan prestasi  anak-anak dan meningkatkan
pengembangan keterampilan prosesnya. Mereka juga mengakui bahwa siklus belajar
(learning cycle) dapat meningkatkan intelektual anak. Bagaimanapun juga mereka
menyimpulkan bahwa model siklus belajar (learning cycle) adalah suatu cara untuk
membantu anak-anak menerapkan matematika, keterampilan ilmu kemasyarakatan,
menginterpretasikan grafik, tabel, dan poster serta asimilasi data untuk memecahkan masalah,
dan menentukan maksud atau arti kalimat. 
Para peneliti mengungkapkan bahwa siklus belajar (learning cycle) adalah suatu cara
alami untuk belajar dan memenuhi tujuan pendidikan uang utama: membantu anak-anak
belajar bagaimana cara berpikir.

Langkah-langkah Siklus Belajar


Langkah – langkah siklus pembelaaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembangkitan minat (engagement)
Pada fase ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dengan
keinginan (curiocity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-
hari (yang sesuai dengan topik yang bahasan). Dengan demikian, siswa akan
memberikan respon/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan
pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan.
Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada atau tidaknya kesalahan konsep pada
siswa. Dalam hal ini guru harus membangun keterkaitan antara pengalam keseharian
siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.
b. Fase Eksplorasi (Exploration)
Pada tahap eksplorasi, peserta didik harus diberi kesempatan untuk bekerja sama
dengan teman-temannya tanpa arahan langsung dari guru. Fase ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menguji hipotesis atau prediksi mereka, mendiskusikan
dengan teman sekelompoknya dan menetapkan keputusan, berinteraksi dengan
lingkungan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum, menganalisis artikel,
mendiskusikan fenomena alam, mengamati fenomena alam atau perilaku sosial, dan
lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur
mentalnya yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah
pada berkembangnya pola pikir yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan
bagaimana . Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan
indikator kesiapan siswa untuk menempuh tahap berikutnya.
c. Fase penjelasan (Explanation)
Kegiatan belajar pada fase penjelasan ini bertujuan untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru
mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep yang dipahaminya dengan kata-
katanya sendiri, menunjukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk
melengkapi penjelasannya. Pada kegiatan ini sangat penting adanya diskusi antar
anggota kelompok untuk mengkritisi penjelasan konsep dari siswa yang satu dengan
yang lainnya. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan
konsep yang dibahas dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar
diskusi.
d. Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar pada fase ini mengarahkan siswa untuk menerapkan konsep yang
telah dipahami dan ketrampilan yang dimiliki pada situasi baru. Guru dapat
mengarahkan siswa untuk memperoleh penjelasan alternafif dengan menggunakan
data atau fakta yang mereka eksplorasi dalam situasi baru. Dengan demikian, siswa
akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan konsep yang baru
dipelajarinya dalam situasi baru
e. Fase Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa
dalam menerapkan konsep baru. Hasil evaluasi ini akan dapat dijadikan guru sebagai
bahan evaluasi tentang proses penggunaan metode LC 5E yang sedang diterapkan
apakah sudah berjalan dengan baik, cukup baik, atau masih kurang. Pada fase ini,
dilakukan evaluasi terhadap efektivitas fase-fase sebelumnya. Fase evaluasi ini
berhubungan dengan penilaian kelas yang dilakukan guru meliputi penilaian proses
dan evaluasi penggunaan konsep yang diperoleh siswa

Implementasi Siklus Belajar


Implementasi LC dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yang mengelola
berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari perencanaan (terutama pengembangan
perangkat pembelajaran), pelaksanaan (terutama pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan
dan proses pembimbingan) sampai evaluasi. Efektifitas implementasi LC biasanya diukur
melalui observasi proses dan pemberian tes. Jika ternyata hasil dan kualitas pembelajaran
tersebut ternyata belum memuaskan, maka dapat dilakukan siklus berikutnya yang
pelaksanaannya harus lebih baik dibanding siklus sebelumnya dengan cara mengantisipasi
kelemahan-kelemahan siklus sebelumnya, sampai hasilnya memuaskan.

Langkah langkah belajar melalui model pembelajaran learning cycle “5E” yaitu:
a. Kegiatan awal
Fase 1: Engagement (Mengembangkan Minat)
1) Apersepsi dan motivasi
2) Membacakan tujuan pembelajaran
Aktifitas guru:
a. Guru memberikan motivasi dengan memberikan contoh logika matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c) Guru mengeksplorasi pengetahuan
awal mereka dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi logika.
Aktivitas siswa:
a. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait kehidupan sehari-hari.
b. Siswa mencatat dan mendengarkan tujuan pembelajaran.
c. Siswa mengeksplorasi pengetahuan awal dengan kehidupan seharihari yang
berkaitan dengan materi.
b. Kegiatan inti
Fase 2: Eksplorasi
a. Membentuk kelompok yang heterogen
b. Memberikan teks pelajaran atau berupa sumber buku
c. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang heterogen dan melakukan
kegiatan demontrasi logika melalui perwakilan kelompok.
Aktivitas guru:
a. Guru membentuk kelompok kecil, memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok kecil secara mandiri.
b. Guru memberikan materi atau bahan ajar yang menjadi pokok bahasan, berupa
LAS.
Aktivitas siswa:
a. Membentuk kelompok kecil dan berusaha untuk bekerjasama dalam kelompok
kecil secara mandiri.
b. Siswa mengerjakan LAS yang diberikan guru dan memecahkan masalah yang
diberikan dengan jalan diskusi.
Fase 3 : Explanation (penjelasan)
a. Kegiatan diskusi kelompok
Aktivitas guru:
a. mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat siswa sendiri.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasansiswa, mendengar secara kritis penjelasan
antar sisiwa. Memandu diskusi.
Aktivitas siswa:
a. siswa menjelaskan konsep dengan kalimat siswa sendiri, siswa menunjukkan bukti
dan klarifikasi, siswa menjelaskan secara kritis.
Fase 4: Elaborasi (penerapan)
a. Penjelasan konsep dari kegiatan demonstrasi
Aktivitas guru : Mengarahkan siswa untuk menemukan dan menerapkan konsep
dalam pemecahan masalah dengan bantuan LAS.
Aktivitas siswa : Siswa mampu menemukan dan menerapkan kosep dalam
pemecahan masalah dengan bantuan LAS. Siswa memeberikan contoh yang berkaitan
dengan materi.
c. Kegiatan penutup
Fase 5: Evaluation (evaluasi)
Kegiatan guru : guru memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran, serta
memberikan tes pada akhir siklus.
Kegiatan siswa : Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
siswa mengerjakan tugas sebagai hasil belajar yang hendak dicapai.

Kelebihan dan Kekurangan Siklus Belajar


Beberapa kelebihannya adalah sebagai berikut:
a. meningkatkan motivasi belajar siswa karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran artinya mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi
lebih efektif dan menambah rasa keingintahuan siswa
b. membantu mengembangkan sikap ilmiah pelajar artinya melatih siswa belajar melakukan
konsep melalui kegiatan eksperimen
c. pembelajaran lebih bermakna artinya guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan
pembelajaran yang saling mengisi satu sama lain
d. memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir mencari menemukan dan
menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah mereka pelajari

Adapun kekurangan model pembelajaran ini adalah:


a. efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-
langkah pembelajaran
b. menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran
c. memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
d. memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran

Dapat disimpulkan bahwa kekurangan model pembelajaran learning cycle tipe 5E adalah
jika guru kurang menguasai langkah-langkah pembelajaran maka efektivitas pembelajaran
rendah, guru dituntut untuk bersungguh-sungguh dan kreatif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran dalam pembelajaran ini memerlukan pengelolaan kelas yang baik dan terencana
dan memerlukan waktu yang cukup banyak dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran ini
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar.
Learning cycle patut di kedepankan, karena sesuai dengan teori belajar Piaget, teori belajar
yang berbasis konstruktivisme.
b. Learning Cycle 5E merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga siswa berperan aktif untuk dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
c. Pembelajaran Learning Cycle terdiri dari lima tahap yang terdiri atas tahap
engagement,exploration,explanation,elaboration, dan evaluation.
Saran
Sebagai calon guru, sebaiknya memahami mengenai berbagai model pembelajaran
sehingga diharapkan guru dapat memilih model yang tepat untuk digunakan ketika
melangsungkan proses pembelajaran. Pada dasarnya tidak ada model yang paling baik untuk
proses belajar melainkan yang ada adalah kecocokan penggunaan pendekatan dan metode
tertentu untuk keberhasilan proses belajar.
Penulis juga berharap makalah ini dapat dijadikan referensi dalam memahami dan
memilih model yang tepat untuk proses pembelajaran, walaupun penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
penulis harapkan demi penyusunan karya tulis selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R, Willis.1996. Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga.
Fajaroh, F., Dasna, I.W. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Zat Aditif Dalam Bahan
Makanan Pada Siswa Kelas I Smu Negeri 1 Tumpang – Malang. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Vol 11 (2), hal 112-122.
Nuhoglu,H dan Yalcin, N.2006. The Effectiveness of The Learning Cycle Model to Increase
Students Achievements in the Physics Laboratory. Journal of Turkish Science
Education. Vol 2:3, pp:28-30.
Renner, J.W., Abraham M.R.,Birnie, H.H. 1988. The Necessity of Each Phase of The
Learning Cycle ini Teaching High School Physics. J. of Research in Science
Teaching. Vol 25 (1), hal 39-58
Widhy, Purwanti H. 2012. “Learning Cycle sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran
Sains yang Bermakna”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. (Online).
(http://google.co.id/ejournal.unesa.ac.id/article/10811/37/article.doc. di akses pada
13 Oktober 2021).

Anda mungkin juga menyukai