Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JURNAL REVIEW

STRATEGI PEMBELAJARAN
Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Model
Pembelajaran Langsung

Dosen Pengampu:Ricu Sidiq.S.Pd,M.P.d

DISUSUN OLEH:
NAMA:MEY ROINDA SITUMORANG
NIM:3213121010
KELAS:Reguler A-Sejarah 2021

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat dan penyertaannya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical
Journal Review ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang
mengampu matakuliah Strategi Pembelajaran ini yaitu Bapak Ricu
Sidiq,yang telah memberikan tugas ini sebagaimana mestinya untuk
memenuhi tugas mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini
tidak terlepas dari peran dan dukungan dari orangtua dan dari banyak pihak
sekalipun.Karena itu Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih se
dalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung saya.Selain
itu penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbasatan yang terdapat dalam penulisan ini sehingga saya meminta
saran kritikan ataupun sanggahan yang bersifat membangun .Akhir kata
saya ucakan terimakasih.

Medan,11 Oktober
2022

Mey Roinda
situmorang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1PENDAHULUAN
1. Latar Beelakang
2. Tujuan
3. Identitas Jurnal
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL
BAB III PEMBAHASAN
1. Analisis
2. Kelebihan dan kekurangan Jurnal
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat begitu pentingnya pembelajaran matematika maka usaha
untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar matematika sangat
diperlukan .Untuk itu pembelajaran matematika harus membentuk wawasan
siswa dalam berpikir kritis ,logis dan kreatif,sehingga mereka dapat
mengembangkan,mengkolaborasikan dengan permasalahan-permasalahan
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.Faktanya perkembangan ilmu
pengethuan dan teknologi yang menopang perkembangan budaya dan
kehidupan manusia diberbagai belahan dunia sejak masa lalu,kini dan masa
yang akan datang juga sangat di pengaruhi oleh kemajuan dibidang
matematika.Dalam pembelajaran matematika pemecahan masalah
merupakan kegiatan yang sangat penting,karena prosedur pemecahan
masalahnya dapat ditemui dalam kehidupan seharihari.Kemamuan dan
keterampilan berpikir juga diperlukan dalam menyelesaikan
matematika,supaya dapat dialihkan dalam bidang lain dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2 Tujuan
Menganalisis model pembelajaran Konstruktivisme dan pembelajaran
Langsung.
1.3 Identitas Jurnal
Judul :Perbedaan Model Pembelajaran Konstruktivisme dan
Model Pembelajaran Langsung
Pengarang :Mohammad Dadan Sundawan
Download :www.e-journal.unswagati-crb.ac.id
Volume dan No :Volume XVI,No 1
Tahun Terbit :Maret 2016
Jurnal :Logika
ISSN :1978-265
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
2.1 Model Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Russeffendi,E.T.(1991-240)” Model Pembelajaran adalah
suatu jalan,cara atau kebijakan yang ditemuh oleh Guru atau siswa
dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses
pengajaran itu umum atau khusus di Kelola.
Teori belajar konstruksivisme beranjak dari psikologi perkembangan
intelektual Piaget yang memandang belajar sebagai proses pengaturan
sendiri (Self regulation) yang dilakukan dengan seorang dalam
mengatasi konflik kognitif.Piaget dan para kontruvis (Dahar,ratu willis
1991;167) Mengemukakan bahwa dalam mengajar seharusnya
diperhatikan pengatahuan yang telah diperoleh oleh siswanya
sebelumnya.Menurut teori belajar konstruktivisme,pengetahuan fisik
dan pengetahuan logika matematika dibangun sendiri oleh anak melalui
pengalaman dimana terjadi interaksi antara
struktur,kognisi(pengetahuan) awal yang telah dimilinya dengan
informasi dari lingkungan.
Menurut Hosley (Hamzah 2001:8)teori belajar konstrukvisme yang
secara umum meliputi empat tahap teori belajar sebagai berikut:
a.Tahap Apersepsi(Mengungkapkan konsepsi awal dan
membangkitkan motivasi belajar siswa).
b.Tahap Eksplorasi
c.Tahap diskusi dan penjelasan konsep
Tahap pengembangan dan aplikasi konsep
Yager(Hamzah 2001:29) memajukan penahapan belajar dengan
Konstruktivisme lebih lengkap lagi,hal ini dapat menjadi pedoman dalam
pembelajaran secara umum dalam pembelajaran matematika sebagai
berikut:
a.Tahap pertama,siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang akan dibahas.Bila perlu guru harus
memancing tentang pertanyaan problematis tentang fenomena yang
sering di jumpai sehari-hari oleh siswa dan mengaitkan dngan
konsep yang akan dibahas.Selanjutnya siswa diberi kesempatan
untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan pemahamannya
tentang konsep tersebut.
b.Tahap Kedua,siswa diberi kesempatan pengumpulan
pengorganisasian,dan menginterpretasikan data dalam suatu kegiatan
yang telah di rancang oleh guru.Secara keseluruhan pada tahap ini
akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena yang
terjadi dalam lingkungan sekitarnya.
C.Tahap Ketiga,siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang
didasarkan pada hasil observasi siswa,ditambah dengan pengetahuan
guru.Selanjutnya siswa membangun pemahaman baru tentang
konsep yang sedang dipelajari.
d.Tahap keempat yaitu guru berusaha menciptakan iklim
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan
pemahaman konseptualnya,baik melalui kegiatan maupun melalui
pemunculan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dalam
lingkungan siswa tersebut.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
mengacu pada pembelajaran yang konstruktivisme lebih memfokuskan
kepada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman,dengan
kata lain siswa lebih dituntut untuk mengkonstruksi sendiri pengalamn
mereka.
2.2 Model Pembelajaran Langsung
Model Pembelajaran langsung dirancang secara khsusus untuk
mengembangkan minat belajar siswa tentang pengetahuan procedural dan
pengetahuan deklaratif yang tertruktur dengan baik dan dapat dipelajari
selangkah demi selangkah.Dediknas(Widaningsih,Dedeh 2005:7)
mengemukakan ciri model pembelajaran langsung sebagai berikut:
a.Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
b.Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
c.Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung
berlangsung dan berhasilnya pengajaran.
Di dalam penerapan model pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajran langsung terdapat fase-fase yang harus ditempuh adalah
sebagai berikut:
a.Menyampaikan tujuan dan mempersiakan penilaian siswa.
b.Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
c.Membimbing pelaatihan
d.Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e.Memberikan Latihan dan penerapan konsep
2.3 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran
Konstruktivisme.
Teori-teori yang mendukung pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme antara lain sebagai berikut:
a.Teori Ausubel
Teori Ausubel terkenal dengan teori bermaknanya dan pentingnya
pengulangan sebelum belajar dimulai.Ausubel membedakan antara belajar
menemukan dengan belajar menerima.Kaitan antara belajar ausubel dengan
model pembelajaran konstruktivisme adalah belajar bermakna.Belajar
bermakna yang dikemukakan ausubel sesuai dengan model pembelajaran
konstruktivisme karena siswa secara aktif mengkosntruksi sendiri
pengetahuannya dengan cara mengemukakan Kembali.
b.Teori Plaget
Kaitan antara teori belajar Piaget dengan model pembelajaran
konstruktivisme yaitu pada pembelajaran siswa secara aktif mengkonstruksi
sendiri pemahaman dengan cara interaksi dengan lingkungan melalui
proses asimilasi dan akomodasi.Begitu juga dengan teori belajar
Piaget,seorang individu dapat memberikan respon terhadap stimulasi
disebabkan karena bekerjanya skema.
c.Teori Burner
Teori belajar yang dikemukakan oleh Burner sejalan dengan model
pembelajaran konstruktivisme.Buner memandang proses pembelajaran
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,teori,aturan,atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.Begitu juga
pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivisme adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksikan
pengetahuan dengan membandingkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
2.4 Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajran Langsung
Salah satu teori yang mendukung pembelajaran langsung adalah teori
belajar bermaknanya ausubel.Teori Ausubel terkenal dengan belajar
bermaknanya dan pentingnya pengulangan belajar sebelum belajar
dimulai.Sesuai dengan pendapat ausubel diatas,cocok diterapkan dalam
menggunakan model pembelajaran langsung karena dalam pelaksanaanya
guru hanya memberikan konse-konsep dan setiap konsep diberikan guru
dengan memberikan contoh-contoh dalam penerapannya.Selain itu,dalam
model pembelajaran langsung pengaturan awal mengarahkan siswa ke
materi yang akan mereka pelajari,dan mendorong mereka untuk mengingat
Kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam
membantu menanamkan pengetahuan baru,dalam pelaksanaan pembelajaran
hal ini disebut apersesi.Apersesi dilaksanakan oleh guru pada model
pembelajaran langsung.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Review Jurnal
Jurnal ini secara umum membahas mengenai perbedaan model
pembelajaran konstruktivisme dan model pembelajaran langsung serta
teori yang mendukung kedua model pembelajaran tersebut.Dalam jurnal
ini dijelaskan bahwa model pembelajaran konstruktivisme adalah salah
satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa
dalam proses dalam proses belajar(perolehan pengetahuan) diawali
dengan terjadinya konflik kognitif.Model pembelajaran konstruktivisme
juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif jika
diterapkan dalam pembelajaran matematika.Dalam jurnal ini juga
dijelaskan mengenai model pembelajaran langsung.Model pembelajaran
langsung adalah model pembelajaran yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah .Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran
lima fase,yaitu menyamaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa,mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan ,membimbing
pelatihan,mengecek pemahaman dan memberikan umpan
balik,memberikan Latihan dan penerapan konsep.
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal
3.3.1 Kelebihan
*Bahasanya Mudah dimengerti
*Pemabahasannya sangat menarik
*Memiliki ISSN
*Memiliki kajian Teori
3.3.2 Kekurangan
*Dalam jurnal tersebut tidak dijelaskan secara langsung mengenai
perbdaan model pembelajaran konstruktivisme dan pembelajaran
langsung.
*Data yang digunakan penulis untuk mendukung gagasan teorinya
hanya berupa data sekunder (data yang bersumber dari buku sejenis
dan teori para ahli)
*Kalimat yang digunakan tidak padu atau tidak jelas
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu pandangan
tentang proses pembelajran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar
(perolehan pengetahuan) di awali dengan terjadinya konflik kognitif.Pada
akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui
pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.Model
pembelajaran konstruktivisme juga merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif jika diterakan dalam pembelajaran
matematika.Bagi guru matematika diharapkan mencoba menerakan model
pembelajaran konstruktivisme dalam materi dalam menyampaikan materi
pelajaran lainnya dengan persiapan yang lebih baik,demi tercapainya tujuan
pengajaran matematika terutama pada kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah.

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai