Pembedaan/differentiation, artinya konsep baru muncul dari konsep lebih umum yang
sudah ada/
Perluasan konsepsi/class extention, yaitu konsep lama yang mengalami
pengembangan menjadi konsep baru.
Konseptualisasi ulang/reconceptualization (restrukturisasi), yaitu terjadi perubahan
signifikan dalam bentuk dan hubungan antar konsep.
Pemilihan konsepsi baru pada diri seseorang dipengaruhi oleh struktur kognitif dan
ekologi konsepsi yang dimiliki oleh orang tersebut seperti:
o Anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya.
o Gagasan baru harus dapat dimengerti (inteligible)
o Konsepsi yang baru harus masuk akan (plausible)
o Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful).
C. Model-model Pembelajaran untuk Perubahan Konsepsi
Pandangan konstruktivisme dalam meningkatkan pembelajaran IPA berpendapat
bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuannya sendiri dan memperoleh
banyak pengetahuan di luar sekolah. Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam
konstruktivisme (Tasker, 1992:30), yaitu sebagai berikut.
1. Peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna.
2. Pentingnya membuat kaitan antargagasan oleh siswa dalam mengonstruksi
pengetahuan.
3. Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.
Beberapa model pembelajaran yang dilandasi konstruktivisme yaitu model siklus
belajar (Learning cycle model), model pembelajaran generative (generative learning
model), model pembelajaran interaktif (interactive learning modeo), model CLIS
(Children learning is science), dan model strategi pembelajaran kooperatif atau CLS
(Cooperative learning strategies). Model pembelajaran konstruktivisme melalui tiga tahap
yaitu fase eksplorasi, klarifikasi dan aplikasi.
KB 2: Model Pembelajaran
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat dimengerti siswa dan
memungkinkan terjadi interaksi social.
A. Model Pembelajaran Interaktif
Model ini sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Dirancang agar
siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri.
Langkah-langkah model pembelajaran interaktif:
1. Persiapan: guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang
melatarbelakanginya.
2. Kegiatan penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas.
3. Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
topic yang dibahas.
4. Penyelidikan: guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi, selama 2-3 hari,
dalam selang 3-4 hari.
5. Refleksi: melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan
memisahkan hal-hal yang perlu diperbaiki
Sayangnya karena dipolakan terstruktur seperti itu, ternyata model ini menjadi rutin dan
kehilangan tujuannya yang esensi. Sekali siswa merasa perlu berpikir tentang suatu objek
atau gejala alam yang sedang dipelajari. Jadi penting melakukannya dengan serius, tidak
sebagai sesuatu yang rutin.