Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3 MATERI PEMBELAJARAN IPS DI SD

Nama : Neni Dwi Indawati

Nim : 837524794

1. Pembelajaran kontekstual akan berhasil apabila sasaran utamanya adalah mencari


makna dengan menghubungkan pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian
peserta didik. Hal ini akan terjadi apabila para pembelajar memahami tiga prinsip
pokok, yaitu : kesaling bergantungan (interdependence), deferensiasi
(defferentiation), dan pengaturan diri (self-regulation). Uraikan ketiga prinsip
pokok Pembelajaran kontekstual tersebut!
Jawab :
 Prinsip saling ketergantungan, menurut hasil kajian para ilmuan segala yang ada
di dunia ini adalah saling berhubungan dan tergantung. Begitu pula dala
pendidikan dan pembelajaran, sekolah merupakan suatu sistem kehidupan, yang
terkait dalam kehidupan di rumah, di tempat kerja, di masyarakat. Dalam
kehidupan di sekolah siswa saling berhubungan dan tergantung pada guru, kepala
sekolah, tata usaha, orang tua siswa, dan narasumber yang ada di sekitarnya.
 Prinsip diferensiasi, yang menunjukkan kepada sifat alam yang secara terus
menerus menimbulkan perbedaan, keseragaman, keunikan. Diferensiasi bukan
hanya menunjukkan perubahan dan kemajuan tanpa batas, akan tetapi juga
kesatuan-kesatuan yang berbeda tersebut berhubungan, saling tergantung dalam
keterpaduan yang bersifat simbiosis atau saling menguntungkan. Apabila para
pendidik memiliki keyakinan yang sama dengan para ilmuan modern bahwa
prinsip diferensiasi yang dinamis ini bukan hanya berlaku dan berpengaruh pada
alam semesta, tetapi juga pada sistem pendidikan. Para pendidik juga dituntut
untuk mendidik, mengajar, melatih, membimbing, sejalan dengan prinsip
diferensiasi dan harmoni alam semesta ini.
 Prinsip pengaturan diri, setiap individu atau kesatuan dalam alam semesta ini
mempunyai potensi yang melekat, yaitu kesadaran sebagai kesatuan utuh yang
berbeda dari yang lain. Tiap hal mempunyai organisasi diri, keteraturan diri,
kesadaran diri, pemeliharaan diri sendiri, suatu energi atau kekuatan hidup, ang
memungkinkan mempertahankan dirinya secara khas, berbeda dengan yang
lainnya. Prinsip organisasi diri, menuntut para pendidik dan para pengajar di
sekolah agar mendorong tiap siswanya untuk memahami dan menerapkan semua
potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin.
2. Ada tiga hal yang perlu dipahami terkait konsep pembelajaran CTL. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua,
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan. Menguraikan ketiga konsep
pembelajaran CTL dimaksud!
Jawab :
 Pertama, Pembelajaran Kontekstual atau CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan
pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks
pembelajaran kontekstual atau CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya
menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran.
 Kedua, Pembelajaran Kontekstual (CTL) mendorong agar siswa dapat
menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam
erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
 Ketiga, Pembelajaran Kontekstual (CTL) mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa
dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaiman materi
pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Materi
pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian
dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
3. Ilmu, dan Teknologi dan masyarakat setiap saat mengalami perubahan, hal ini
seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus-menerus
meningkat, mulai dari penemuan yang sederhana sampai dengan teknologi yang
super mutakhir. Namun demikian, perkembangan ilmu dan teknologi sering tidak
dibarengi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang mengkhususkan adanya
teknologi ramah lingkungan agar tidak memberikan dampak negatif yang
merugikan masyarakat. Terkait hal tersebut, berikan contoh teknologi ramah
lingkungan dan jelaskan dampak penggunaan teknologi tersebut!
Jawab :
Kincir Angin
Siapa yang tidak tahu kincir angin? Tentu sebagian dari kalian sering melihat di berbagai
kesempatan terutama yang sudah pernah ke Belanda tentunya banyak melihat kincir
angin di negara tersebut. Banyaknya kincir angin di Belanda juga bukan tanpa sebab,
bukan juga hanya sekedar hiasan kincir angin ini adalah sebuah teknologi yang sudah
banyak digunakan di negara maju.
Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
Energi angin ini juga digunakan untuk menggerakan kincir tersebut yang kemudian
menghasilkan jenis energi lainnya seperti energi listrik yang dapat digunakan untuk
berbagai macam keperluan.
Sistem kincir angin inilah merupakan sumber energi yang ramah lingkungan yang tidak
menyebabkan polusi udara. Tentunya hal ini berbeda dengan energi listrik yang
dihasilkan oleh bahan bakar non terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi
atmosfer.
4. Penggunaan pendekatan interdisipliner dalam pembelajaran IPS (yang
terwujudkan oleh correlated dan intergrated) ideal dilakukan karena adanya
keterkaitan antara ilmu sosial yang satu dengan yang lainnya. Namun demikian,
bukan berarti hal itu tidak mendapatkan hambatan dalam pelaksanaannya. Pada
umumnya hambatan tersebut terkait dengan: 1) Kurikulum; 2)
Paradigma/pandangan Umum; dan 3) Input (guru). Terkait dengan hal tersebut,
sebutkan dan tafsirkan hambatan pengunaan pendekatan interdisipliner dalam
pembelajaran IPS di tempat saudara bekerja!
Jawab :
a. Hambatan pada fasilitas
Faktor fasilitas merupakan salah satu penghambat dalam pembelajaran. Faktor
tersebut meliputi:
a. Jumlah Peserta Didik dalam Kelas
Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak sulit untuk dikelola. Jumlah peserta didik
dalam suatu kelas mencapai rata-rata 50 orang peserta didik, hal tersebut dapat
menyebabkan hambatan dalam pembelajaran.
b. Besar Ruangan Kelas
Ruang kelas yang kecil dibanding dengan jumlah peserta didik dan kebutuhan peserta
didik untuk bergerak dalam kelas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
munculnya hambatan dalam pembelajaran.
c. Ketersediaan Alat
Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik
yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah dalam pembelajaran (Rohani,
2010: 183-184).
b. Hambatan pada kurikulum
Pendekatan interdisipliner ini memandang bahwa kurikulum tidak bisa hanya dibatasi
pada adanya mata pelajaran yang keberadaannya berdiri secara terpisah satu dengan
yang lainnya. Berbagai gejala sosial dan permasalahan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, ternyata tidak mungkin ditinjau dan didekati dari satu segi saja. Setiapa
gejala sosial akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu, kurikulum tidak bisa disusun berdasarkan mata pelajaran terpisah,
melainkan merupakan perpaduan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri
yang sama. Pendekatan interdisipliner dikatagorikan pada tiga jenis pendekatan:
1) Pendekatan struktural
2) Pendekatan fungsional
3) Pendekatan daerah
c. Hambatan pada peserta didik
Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu
masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai
bagian dari suatu kesatuan masyarakat di samping juga harus tahu akan kewajibannya
dan keharusan menghormati hak-hak orang lain.
Peserta didik harus sadar bahwa menggangu teman yang sedang belajar berarti tidak
melaksanakan kewajiban sebagai anggota suatu masyarakat kelas dan tidak
menghormati hak peserta didik lain untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-
besarnya dari kegiatan pembelajaran.
Kekurangsadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai
anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat merupakan faktor utama
penyebab hambatan dalam pembelajaran (Rohani, 2015: 182-183).
d. Hambatan guru
Guru yang mengalami kesulitan dalam memperlajari berbagai bidang studi, khusunya
pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran IPS, guru dituntut menggunakan media yang
tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Namun pada kenyataannya, guru
kurang memanfaatkan media yang ada di lingkungan sekolah dan guru juga
mengalami permasalahan dengan waktu yang telah ditentukan dalam proses
pembelajaran IPS.
Rohani (2010: 181) mengatakan bahwa guru merupakan faktor penghambat dalam
melaksanakan penciptaan suasana yang menguntungkan dalam proses pembelajaran.
Faktor penghambat yang datang dari guru juga berupa hal-hal seperti berikut:
a. Tipe kepemimpinan guru.
b. Format belajar mengajar yang monoton.
c. Kepribadian guru.
d. Pengetahuan guru.
e. Pemahaman guru tentang peserta didik.
5. Pembelajaran yang interaktif adalah proses belajar mengajar yang tidak
didominasi guru, melainkan dicirikan dengan ikut terlibatnya siswa secara aktif di
dalamnya. Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS di SD,
guru dituntut memiliki kemampuan memberikan stimulus melalui pertanyaan serta
merespons setiap pertanyaan atau jawaban siswa. Keterampilan bertanya
merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh setiap
guru, dengan demikian diharapkan ia dapat mengoptimalkan peranannya di kelas.
Terkait dengan hal tersebut, uraikan ragam keterampilan bertanya yang harus
dimiliki oleh guru beserta contohnya dalam pembelajaran IPS!
Jawab :
a. Kemahiran dalam memilih stimulus yang dapat menimbulkan reaksi siswa.
Saat pertanyaan belum diberikan ada baiknya guru memberikan sebuah pemanasan
atau stimulasi yang berhubungan dengan pertanyaan.
Stimulasi ini bisa berupa informasi yang sesuai dengan kapabilitas siswa dalam
mencerna sebuah pertanyaan.
b. Kemahiran mengkalrifikasi pesan yang penting memalui pertanyaan.
Bila jawaban yang dilontarkan siswa belum memenuhi kriteria, maka guru bisa
melakukan penyelidikan ulang dengan cara meminta siswa untuk melontarkan
jawaban dengan cara yang berbeda.
 Memahami Jawaban dari Siswa lain, Ini dilakukan agar jawaban yang dilontarkan
siswa bisa dikonfirmasi oleh siswa lain. Sehingga akan terjadi kesepakatan
jawaban.
 Jawaban yang lebih cocok, Bila jawaban yang dilontarkan siswa tidak memenuhi
syarat. Maka guru bisa menstimulasi dengan memberikan informasi dan
mengajukan pertanyaan lanjutan.
 Menanyakan Contoh, Bila siswa melontarkan jawaban yang kurang memuaskan,
guru bisa memanfaatkan dengan menanyakan contoh dari jawaban yang
dilontarkan. Contoh bisa berupa gambaran dan penjelasan singkat.
 Jawaban yang lebih luas, saat sisa melontarkan jawaban yang sangat sederhana,
guru bisa melakukan tindakan berupa pertanyaan lanjutan agar jawaban bisa lebih
luas dan mendalam.
c. Kemahiran menangkap aksi dan reaksi siswa.
d. Kemahiran menguji materi pembelajaran agar terjadi dialog transaksional dalam
proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai