TUGAS 3
Materi dan Pembelajaran IPS SD
PDGK4405
3. lmu, dan Teknologi dan masyarakat setiap saat mengalami perubahan, hal ini seiring
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang terus-menerus meningkat,
mulai dari penemuan yang sederhana sampai dengan teknologi yang super mutakhir.
Namun demikian, perkembangan ilmu dan teknologi sering tidak dibarengi dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang mengkhususkan adanya teknologi ramah
2
TUGAS 3
Materi dan Pembelajaran IPS SD
PDGK4405
Nama
No. Penggunaan dan Manfaat
Teknologi
Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber
energi pengganti bahan bakar fosil. Energi angin ini
juga digunakan untuk menggerakan kincir tersebut
yang kemudian menghasilkan jenis energi lainnya
seperti energi listrik yang dapat digunakan untuk
1 Kincir Angin berbagai macam keperluan. Sistem kincir angin inilah
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan
yang tidak menyebabkan polusi udara. Tentunya hal
ini berbeda dengan energi listrik yang dihasilkan oleh
bahan bakar non terbarukan yang memberikan
dampak butuh bagi atmosfer.
Kotoran merupakan sebab adanya karbondioksida
dan metana pada kotoranlah yang dimanfaatkan
sebagai bahan bakar kendaraan maupun listrik. Selain
2 Biogas
hemat biaya, bahan bakar biogas ini lebih ramah
lingkungan dan menjadi solusi cerdas dalam
pengelolaan limbah.
Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin
menipis membuat banyak inovasi baru bermunculan.
3 Mobil Listrik Karenanya, inovasi seperti mobil listrik yang lebih
ramah lingkungan ini bisa menjadi salah satu
solusinya
Sudah banyak bangunan yang memiliki taman yang
luas di atap rumahnya, adanya taman ini adalah untuk
menyerap panas yang mungkin bisa langsung
berdampak panas pada rumah tersebut selain itu
4 Rooftop Garden
dengan adanya tanaman juga dapat mengurangi CO2.
Ditambah lagi adanya tumbuhan di atap rumah ini
membuat rumah jadi terlihat lebih indah dan menarik.
(guru).Kurikulum IPS yang ada saat ini hanya sebatas pengorganisasian kompetensi dan
materi serta praktek mengajar. Kurikulum belum menyediakan pendahuluan yang meliputi
hakikat, tujuan dan tinjauan akademik dari pendidikan IPS yang seharusnya guru IPS
ketahui. Selain 57Edunomic| Volume 4 No. 1 Tahun 2016itu seharusnya terdapat guideline
untuk guru dalam mengajarkan IPS secara interdisipiliner, sehingga guru memiliki acuan
dalam mengajar.Hambatan lainnya adalah adanya pandangan umum yang mengatakan
bahwa IPS adalah sebutan untuk rumpun-rumpun ilmu sosial yang ada di sekolah, yang
terdiri dari ilmu ekonomi, sosiologi, georgrafi dan sejarah. Dengan begitu pembelajaran
IPS dilakukan terpisah-pisah seolah-olah ilmu sosial tersebut tidak saling terkait.Hambatan
lainnya adalah input, yaitu guru. Latar belakang pendidikan guru IPS menjadi hambatan
dalam melakukan pendekatan interdisipliner karena sebagian besar guru IPS di SMP
berlatar belakang sarjana pendidikan yang monodisiplin. Sehingga pandangan dan ego
monodisiplin itu seringkali muncul. Sebenarnya hal itu tidak masalah ketiga guru-guru IPS
berusaha untuk memahami dan belajar hakikat dari pendidikan IPS. Kondisi ini diperkuat
dengan dukungan pandangan umum tentang pendidikan IPS dan juga kurikulum IPS yang
masih belum menunjukan pembelajaran IPS yang interdisipliner. Hal itu menjadi hambatan
karen guru-guru IPS sangat tunduk pada kurikulum yang pada akhirnya tidak melakukan
improvisasi dalam pelaksanaan pembelajaran (Al-Muchtar, 2014).Hambatan-hambatan
yang ada pada pendekatan interdisipliner dapat diatasi. Pada kurikulum IPS sebaiknya
dibuat panduan kurikulum yang lengkap dengan memperkenalkan: hakikat, tujuan,
pendekatan dan organisasi materi yang ada dalam pendidikan IPS. Lalu dilengkapi dengan
guidelinebagaimana mempraktekan pendekatan interdisipliner dalam pendidikan IPS.
Dengan kelengkapan kurikulum seperti itu, guru IPS, orang tua siswa dan siswa itu
sendiri akan memiliki dasar acuan untuk pembelajaran IPS. Perubahan mindset guru juga
diperlukan, guru harus merubah paradigma berpikirnya, bahwa pendidikan IPS itu
merupakan satu kesatuan,terintegrasi dan terkoneksi dengan ilmu sosial yang saling
memiliki keterkaitan. Pola pikir dan motivasi untuk melakukan inovasi juga perlu
dilakukan oleh guru, sehingga walaupun berasal dari pendidikan monodisiplin, guru IPS
mau belajar dan mempraktekan interdisipliner dalam proses pembelajaran IPS.
5. Pembelajaran yang interaktif adalah proses belajar mengajar yang tidak didominasi
guru, melainkan dicirikan dengan ikut terlibatnya siswa secara aktif di dalamnya.
Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran IPS di SD, guru dituntut
memiliki kemampuan memberikan stimulus melalui pertanyaan serta merespons
setiap pertanyaan atau jawaban siswa. Keterampilan bertanya merupakan salah satu
keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh setiap guru, dengan demikian
diharapkan ia dapat mengoptimalkan peranannya di kelas. Terkait dengan hal
tersebut, uraikan ragam keterampilan bertanya yang harus dimiliki oleh guru
beserta contohnya dalam pembelajaran IPS!
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua
kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan
jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan:
b. Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan
dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan
pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.
Contoh pertanyaan :
Kita telah mengetahui bahwa transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari
daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya, daerah
padat seperti apa yang dimaksudkan dalam pengertian transmigrasi tersebut?
c. Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit.
Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan
pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang
sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu
didalami.
Contoh pertanyaan :
Sebutkan nama-nama kota besar yang ada di pulau jawa? (pertanyaan sempit),
Menurut pendapat anda apa ciri-ciri dari kota besar? (pertanyaan luas)
d. Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks,
tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu
memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran.
Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua
melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan
seterusnya.
Contoh :
Bertanya kepada beberapa orang siswa dengan pertanyaan yang sama.
e. Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti memberikan giliran untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi
guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru
melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari
kejaran guru.
Contoh :
Memberikan pertanyaan yang berbeda kepada beberapa siswa yang sudah
ditandai.
Coba kalian pikirkan, apa saja dampak dari ledakan penduduk? (menunggu 5-10
detik, kemudian menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab)
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa,
ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai
siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan
siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan.
Contoh :
Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain
yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun
siswa menemukan jawabannya.
Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan
pertanyaan yang diajukan.
c. Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih
kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
Klarifikasi
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru
dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau
pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali
dengan kalimat lain.
Contoh pertanyaan:
– Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?
Meminta contoh
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau
ilustrasi atas jawaban yang diajukannya.
Contoh pertanyaan :
Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu?