Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DINDA PUTTY HANURA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 837536165

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4405/Materi dan Pembelajaran SD

Kode/Nama UPBJJ : 74/MALANG

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Perkembangan pemikiran pendidikan IPS yang tertuang dalam kurikulum sampai dengan tahun
1990-an, pendidikan IPS di Indonesia disajikan dalam dua tradisi, yaitu:

 Pendidikan IPS dalam bentuk Kurikulim

 Penerapan Ilmu IPS dalam kehdiupan Sehari-Hari.

Mengajarkan IPS dalam bentuk kurikulum, disini para pengajar akan mengajarkan IPS kepada siswa-
siswanya berdasarkan konsep-konsep yang tersedia dalam ilmu IPS. Konsep-konsep yang ada di IPS
dapat disampaikan oleh para guru kepada siswa menjadi satu konsep, hal ini dilakukan agar para
siswa dapat mencerna ilmu IPS yang diberikan oleh Guru

Penerapan ilmu IPS dalam Kehidupan sehari-hari, Pada saat guru telah mengajarkan IPS kepada
siswa berdasarkan ilmu atau konsep yang tersedia, agar para siswa dapa dengan mudah
mencernanya. Para murid yang telah menerima ilmu IPS dari gurunya dapat menerapkan konsep
tersebut dalam kehidupan sosial, hal ini diharpakan agar para siswa dapat berbaur dan bergabung
dalam masyarakat.

2. Jika dilihat dari Visi misi dan strateginya, Barr, dkk. (1978:1917) Social Studies telah dan dapat
dikembangkan dalam tiga tradisi, yaitu:

a) Social Studies Taught as citizenship Transmission


Merujuk pada suatu modus pembelajaran sosial yang bertujuan untuk mengembangkan warga
negara yang baik sesuai dengan norma yang telah diterima secara baku dalam negaranya.
b) Social Studies Taught social Science
Merupakan modus pembelajaran sosial yang juga mengembangkan karakter warga negara yang
baik yang ditandai oleh penguasaan tradisi yang menitik beratkan pada warga Negara yang
dapat mengatasi masalah-masalah sosial dan personal dengan menggunakan visi dan cara
ilmuan sosial.
c) Social Studies Taught as Reflective Inquiry
Merupakan modus pembelajaran sosial yang menekankan pada hal yang sama yakni
pengembangan warga negara yang baik dengan kriteria yang berbeda yaitu dilihat dari
kemampunnya dalam mengambil keputusan.
3. Kurikulum 1975 adalah kurikulum pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan proses
dan prosedur yang didasarkan pada teori pengembangan kurikulum. Meskipun demikian kurikulum
1975 masih dikembangkan berdasarkan pemikiran orientasi filosofis pendidikan keilmuan yang
dominan dan tidak berorientasi kepada pembangunan, walaupun demikian tidaklah berarti
kurikulum 1975 telah melepaskan diri dari npengaruh politik . (S. Hamid Hasan : 2006) dimana
situasi pemerintahan saat itu awal pemerintahan Orde Baru. Pada tahun 1972 – 1973 sudah pernah
dilakukan uji coba pertama konsep IPS masuk dipersekolahan Indonesia diterapkan pada kurikulum
Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Kemudian secara resmi dalam
kurikulum 1975 program pendidikan tentang masalah sosial dipandang tidak cukup diajarkan
melalui pelajaran sejarah dan geografi saja, sehingga dilakukan reduksi mata pelajaran mulai tingkat
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas saat itu dimasukan mata pelajaran ilmu sosial
serumpun atau sejenis digabung ke dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu pemberlakuan istilah
IPS (social studies) dalam kurikulum 1975 dapat dikatakan sebagai kelahiran IPS secara resmi di
Indonesia. Upaya memasukan materi ilmu-ilmu sosial dan humaniora ke dalam kurikulum sekolah di
Indonesia disajikan mata pelajaran dan bidang studi atau jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
secara resmi pada kurikulum 1975. Kurikulum tahun 1975 merupakan perwujudan dari perubahan
sosial pada pelaksanaan UUD 1945 secara mnurni dan konsekuen, bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Konsep
Pendidikan IPS yang menginspirasi kurikulum 1975 yang menampilkan 4 (empat) profil, pertama;
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menggantikan Kewarganegaraan sebagai bentuk pendidikan IPS
khusus; Kedua, Pendidikan IPS terpadu untuk SD; Ketiga, Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP
yang menempatkan IPS sebagai konsep Payung sejarah, geografi dan ekonomi koperasi;
dan keempat , Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi dan
geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG, dan IPS (ekonomi dan sejarah) untuk
SMEA / SMK.

Konsep pendidikan IPS dalam pelaksanaan kurikulum 1984 yang secara konseptual merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 1975, khususnya dalam aktualisasi materi, masuknya konsep P-4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sebagai materi pokok PMP (Pendidikan Moral
Pancasila). Pada kurikulum 1984, PPkn merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti
semua siswa di SD, SMP dan SMU. Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam (1) Pendidikan
IPS terpadu di SD kelas I s.d. VI; (2) Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup geografi,
sejarah, dan ekonomi koperasi; (3) Pendidikan IPS terpisah di SMU yang meliputi Sejarah Nasional
dan Sejarah Umum di kelas I dan II; Ekonomi dan Geografi di kelas I dan II; Sejarah Budaya di kelas III
program IPS.

4. a) Karena di Indonesia belum ada lembaga profesional bidang pendidika IPS setua dan sekuat
pengaruh NCSS ( National Council for the Social Studies ). Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia
adalah HISPIPSI (Himpunan Sarjana Pendidiksn IPS Indonesia).
b) Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ilmu pendidikan IPS masih tergantung
pada pemikiran atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan
kurikulum melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud
( Puskur ).

5.

a) Geografi

Pemerintah harus bisa memilih dan memilah lahan yang berpotensi sebagai lahan pertanian dan
industri, sehingga sudah terpetakan lahan yang mana yang akan digunakan sebagai pertanian dan
yang mana sebagai industri.

b) Ekonomi

Industri dan pertanian harus berjalan dengan seimbang tanpa mengurangi salah satu. Dikarenakan
tanpa adanya industri perekonomian negara tidak akan berkembang, tetapi tanpa menghilangkan
lahan yang berpotensi sebagai pertanian.

c) Sosiologi

Masyarakat di daerah yang berpotensi dalam pertanian harus tetap mengembangkan usaha
pertanian, dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang semakin
meningkat, sehingga antara industri dan pertanian berjalan dengan seimbang.

Anda mungkin juga menyukai