Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MODUL 2

DASAR-DASAR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

1. Kegiatan Belajar 1
Dasar-dasar Fonologi Bahasa Indonesia
Fonologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa.
Fonologi dibagi dua yakni fonetik dan fonemik. Fonetik membahas bagaimana bunyi-
bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap manusia, sedangkan fonemik membahas tentang
bunyi-bunyi ujaran yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Fonem resmi dalam bahasa Indonesia ada 32 buah, yang terdiri atas6 buah fonem
vocal, 3 buah fonem diktong dan 23 buah fonem konsonan. Semua fonem tersebut
dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang dimulai dari adanya udara keluar ketika
manusia bernafas menyentuh pita suara yang ada pada batang tenggorokan kemudia
diteruskan kerongga mulut/rongga hidung. Ada tiga komponen yang terlibat dalam
menghasilkan bunyi bahasa yakni;
1. Udara dari paru-paru
2. Bagian alat ucap yang dapat digerakkan/digeser (articulator)
3. Bagian alat ucap yang tidak dapat digerakkan seperti rahang atas, langit-langit
(titik artikulasi).
2. Kegiatan belajar 2
Dasar-Dasar Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas bentuk-bentuk kata. Satuan bahasa
yang menjadi unsure pembentuk kata disebut morfem. Satuan yang menjadi unsure
pembentuk kata yang telah mengandung makna disebut gramatis, sedangkan yang
belum mengandung makna disebut non gramatis. Selanjutnya morfem ada dua
macam, yakni morfem bebas dan morfem terikat.
Perubahan morfem dasar (dapat dikatakan kata dasar) menjadi kata jadian (kata
turunan), mengakibatkan perubahan bentuk, juga perubahan makna, selanjutnya
mengakibatkan perubahan jenis kata.
Morfem terikat dapat dibedakan menjadi dua, yakni morfem terikat morfologis
dan morfem terikat sintaksis. Morfem terikat morfologis (imbuhan) dalam bahasa
Indonesia berfungsi sebagai Penentu jenis kata dan penentu jenis makna. Sedangkan
makna kata dalam kalimat (makna struktural) dapat dipengaruhi oleh hubungan antara
kata yang menjadi unsur kalimat tersebut.
Morfem terikat morfologis, ada yang bervariasi atau mengalami perubahan bentuk
jika melekat pada kata tertentu, seperti; me-, be-, ter, gejala ini disebut alomorf.
Morfem terikat morfologis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam; morfem
imbuhan, morfem ulang, dan morfem majemuk.

RANGKUMAN MODUL 3
DASAR-DASAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA
1. Kegiatan Belajar 1
Frase dalam Bahasa Indonesia
Frase adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
mengandung unsur prediksi. Dibawah unsure frase masih ada unsure satuan bahasa,
yaitu morfem.
Ciri-ciri frase ada empat :
1. Terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi.
2. Bersifat nonpredikatif
3. Mengandung kesatuan makna
4. Susunan katanya berpola tetap (tidak dapat dipisahkan, disisipkan, dibalik)

Frase dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu berdasarkan jenis kata,


kedudukan, dan makna. Berdasarkan jenis kata, frase terdiri atas frase verbal, frase
adverbial, frase adjectival, frase nominal, frase numerial, dan frase preposisional.
Berdasarkan kedudukan, frase dibedakan atas farse setara dan frase bertingkat.
Berdasarkan makna, frase dibedakan atas frase lugas dan frase ideomatik.

2. Kegiatan Belajar 2
Klausa dan Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam bahasa Indonesia dibagi dua bagian. Bagian pertama merupakan
bagian yang diterangkan, dan bagian kedua merupakan unsure menerangkan. Unsur
kalimat yang diterangkan itu dapat berupa farse kerja, frase sifat, atau frase benda.
Dengan demikian untaian (susunan) kalimat bahasa Indonesia dapat berpola
sebagai berikut
1. KB + K. Benda > Dia guru
2. KB + K. Kerja > Dia mengajar
3. KB + K. sifat > Bulunya indah
4. KB + K. Bilangan > Anaknya dua orang
5. KB + K. Keterangan > Rumahnya di Puncak
6. KB + K. Kerja + K. Benda > Tono menendang bola (predikat transitif)
7. KB + K. Kerja + K. Benda > Tono bermain bola (predikat intransitif)

Selanjutnya, fungsi kata/ kelompok kata dalam kalimat, ada 4 sebagai berikut.

1. Kata yang berfungsi sebagai pokok kalimat disebut subjek


2. Kata yang berfungsi sebagai sebutan disebut predikat
3. Kata yang berfungsi sebagai objek disebut objek penyerta disebut pelengkap
4. Kata yang berfungsi sebagai keterangan disebut keterangan

Jenis kalimat dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Berdasarkan jumlah klausa dikelompokkan menjadi kalimat tunggal dan kalimat


majemuk
2. Berdasarkan isi kalimat dibedakan atas kalimat berita dan, kalimat Tanya, kalimat
perintah dan kalimat seru.
3. Berdasarkan kelengkapan unsure dibedakan atas kalimat pelengkap (kalimat
mayor), kalimat tak lengkap (kalimat minor)
4. Berdasarkan susunan subjek dibedakan kalimat biasa dan kalimat inverse.

Anda mungkin juga menyukai