Contoh :
(a) Pewawancara : “Apakah anda memiliki pengalaman kerja?”
Terwawancara : “Tidak, saya baru kali ini melamar pekerjaan.”
(b) Alferd Binet, psikolog yang mengembangkan tes IQ mendukung temuan grafologi
dan menegaskan bahwa ciri-ciri karakter tertentu tercermin dalam tulisan tangan
(Soemantoro, 2009:6)
Contoh (a) merupakan wacana lisan sedangkan contoh (b) wav]cana tulis. Keduanya
menunjukkan situasi komunikasi dalam konteks sosial. Kedua wacana tersebut
tergolong wacana yang baik karena memperlihatkan adanya keutuhan yang
mengandung konsep, ide, gagasan didalamnya.
B. Elemen-elemen wacana.
Elemen-elemen wacana adalah elemen atau unsur-unsur pembentuk wacana.
Elemen-elemen wacana tertata secara sistematis dan hierarkis. Jika diibaratkan sesosok
tubuh, wacana terdiri atas kepala dan badan kepala wacana adalah judul pada wacana
tersebut, sedangkan badannya disebut tubuh wacana yang terdiri atas paragraf-paragraf.
Berkaitan dengan elemen-elemen sebuah wacana terkandung elemen inti dan
elemen non inti. Elemen inti adalah elemen utama atau elemen penting. Elemen inti berisi
informasi pokok atau informasi inti dalam wacana. Elemen non inti adalah elemen yang
berada pada kedudukan bukan inti. Informasi dalam elemen bukan inti merupakan
informasi tambahan.
Kegiatan Belajar 2 :
Kohesi, Koherensi, dan Jenis-jenis Wacana Bahasa Indonesia.
A. Kohesi dan Koherensi
Wacana yang baik adalah wacana yang utuh dan padu. Istilah lain dari keutuhan
dan kepaduan sebuah wacana (paragraf) adalah kohesif dan koherensi. Wacana yang
kohesif diperoleh dengan bantuan alat pembangun wacana atau pemarkah kohesi.
Wacana yang koheren atau padu dapat dirasakan karena adanya kesatuan makna. Ide
pokok dan ide penjelas dalam wacana saling terkait dan saling mendukung.
B. Jenis-jenis Wacana Bahasa Indonesia.
Wacana dibedakan atas jenis-jenisnya berdasarkan sudut pandang dari mana wacana itu
dilihat. Yuwono (2006:93) menjelaksan, wacana dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa
segi yakni berdasarkan saluran komunikasi, fungsi bahasa, mitra tutur, peserta tutur, dan
berdasarkan pemaparan.
Berdasarkan saluran komunikasi yang digunakan, wacana dibedakan menjadi
wacana lisan dan wacana tulis. Contoh wacana dialog, wawancara, ceramah, pidato,
diskusi. Berdasarkan fungsi bahasa wacana diklasifikasi menjadi wacana ekspresi, fatis,
informasional, estetis, dan direktif. Bentuk wacana ini misalnya pidato,orasi, dan cerita
atau dongeng. Berdasarkan sudut pandang mitra tutur wacana dibedakan menjadi wacana
interaksional dan transaksional. Berdasarkan jumlaj mitra tutur wacana dibedakan atas
wacana monolog, dialog, dan polilog. Berdasarkan cara memaparkan (pemaparan)
wacana dibedakan atas wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.