Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN MELAKUKAN PEMBAGIAN BILANGAN TIGA


ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU
BILANGAN PADA SISWA KELAS III SD ISLAM SUNAN DRAJAT
KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

OLEH :
MOHAMAD SODIKIN
(837522998)

Kelompok Belajar Purwodadi


Unit Pengelola Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) MALANG

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan pembelajaran yang kerap sekali melekat pada


mata pelajaran bagi peserta didik setiap jenjangnya. Matematika tidak pernah
luput dengan proses hitung menghitung, bahkan hampir semua Standar
Kompetensi pada mata pelajaran matematikan merupakan pembelajaran
menghitung. Seperti halnya pada Standar Kompetensi Melakukan Operasi
Hitung Bilangan sampai Tiga Angka, yang merujuk pada Kompetensi Dasar
Melakukan Perkalian yang Hasilnya Tiga Angka dan Pembagian Bilangan
Tiga Angka. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tersebut
merupakan pembelajaran pada peserta didik jenjang Sekolah Dasar Kelas 3
pada kurikulum 2006. Pada KD ini, terutama pada indikator Melakukan
Pembagian Bilangan Tiga Angka peserta didik banyak mengalami kesulitan.

Dalam permasalahan yang telah muncul pada pembelajaran ini


disebabkan oleh beberapa faktor. Pada peserta didik disebabkan karena
kurangnya perhatian peserta didik ketika guru menerangkan, sehingga peserta
didik kurang memahami penjelasan guru. Faktor yang telah timbul pada
peserta didik juga menjadi pertimbangan untuk guru mencari permasalah yang
terjadi. Dalam hal ini guru juga terlibat menjadi faktor pendukung timbulnya
permasalahan. Saat guru menyampaikan materi pembelajaran, kurang
representatifnya guru dalam menggunakan media sehingga peserta didik
merasa jenuh menerima pelajaran. Faktor selanjutnya yaitu kurangnya
perhatian peserta didik karena mereka menganggap monoton terhadap
pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Guru merasa pada materi pembelajaran ini peserta didik banyak


mengalami penurunan pada hasil kinerja mereka. Mata pelajaran matematika
pada SD Islam Sunan Drajat memiliki KKM 70. Jumlah siswa pada kelas 3

2
terdapat 35 siswa. Dari 35 siswa, 15 siswa mendapat nilai di atas KKM,
selebihnya peserta didik mendapatkan nilai di bawah KKM. Prosentase dari
hasil jumlah siswa yang diperoleh yaitu: siswa yang mendapatkan nilai di atas
KKM 43%, dan siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 57%.

Melihat kondisi tersebut guru merasa pembelajaran yang telah dilakukan


perlu mengalami perbaikan. Pada permasalahan ini guru mengambil tindakan
untuk membuat sebuah media pembelajaran pada peserta didik. Media ini
digunakan untuk peserta didik agar lebih memahami bagaimana cara
menyelesaikan pembagian dengan porogapit. Media yang digunakan dalam
pembelajaran ini yaitu kartu bilangan. Dengan menggunakan kartu bilangan,
peserta didik diharapkan dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru
serta mereka merasa tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan
untuk menjelaskan pembagian. Dengan demikian diharapkan terciptanya
suasana kelas yang menyenangkan dan representatif.

Dengan perubahan yang telah dilakukan melalui pembuatan media, peserta


didik merasa lebih senang dalam menerima pembelajaran. Dampak lain yang
dirasa oleh guru yaitu mudahnya guru menyampaikan materi pembelajaran
karena mendapat perhatian penuh dari peserta didik. Terciptanya suasana yang
menyenangkan melalui media pembelajaran. Peserta didik dengan mudah
menerima materi pembelajaran. Sehingga pada permasalahan hasil pekerjaan
peserta didik, akan mengurangi angka prosentase yang berlebihan pada nilai
minimum yang diperoleh.

Berdasarkan hasil di atas, maka penelitian diangkat judul “Peningkatan


Melakukan Pembagian Bilangan Tiga Angka dengan Menggunakan Media
Pembelajaran Kartu Bilangan pada Siswa Kelas III SD Islam Sunan Drajat
Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan”. Judul tersebut diangkat untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sistem pembelajaran di kelas.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana Peningkatan Melakukan Pembagian Bilangan Tiga Angka
dengan Menggunakan Media Pembelajaran Kartu Bilangan pada Siswa
Kelas III SD Islam Sunan Drajat Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan?
b. Bagaiman motivasi belajar siswa dengan Media Pembelajaran Kartu
Bilangan pada materi pembelajaran Peningkatan Melakukan Pembagian
Bilangan Tiga Angka?

1.3 Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan perbaikan
pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemampuan melakukan pembagian bilangan tiga angka
dengan menggunakan media pembelajaran kartu bilangan pada siswa kelas
III SD Islam Sunan Drajat Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada materi pembagian bilangan
tiga angka dengan menggunakan media pembelajaran kartu bilangan pada
siswa kelas III SD Islam Sunan Drajat Kecamatan Tutur Kabupaten
Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat bagi:
a. Guru
Guru akan lebih mudah menyampaikan materi terhadap peserta didik
dengan suasana kelas yang lebih kondusif.
b. Peserta Didik
Dengan penggunaan media tersebut peserta didik akan merasa
mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga mudahnya
peserta didik menerima materi yang disampaikan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pembagian


Pembagian merupakan pembelajaran yang menggunakan teknik
menghitung. Dalam mata pelajaran matematika pembagian sering kali
terkait. Berikut merupakan beberapa konsep tentang pembagian, antara
lain:
Pembagian adalah lawan dari perkalian. Konsep pembagian adalah
pengurangan berulang oleh bilangan pembagi sampai sisanya 0.
Banyaknya bilangan pembagi merupakan hasil pembagian. Misalnya
18:2=18-2-2-2-2-2-2-2-2-2=0, jadi 18:2=9. (http://www.juraganles.com/
2016/09/pembagian-susun-porogapit-untuk-anak-kelas-3-sd.html)
Pembagian adalah konsep matematika utama yang seharusnya
dipelajari oleh anak-anak setelah mereka mempelajari operasi
penambahan, pengurangan dan perkalian. Biasanya operasi pembagian
mulai diperkenalkan pada kelas tiga di sekolah dasar hampir bersamaan
dengan pengajaran Perkalian, tepatnya adalah Perkalian diajarkan terlebih
dahulu baru kemudian Pembagian dan kemudian keduanya akan diajarkan
secara paralel. Metode mengajarkan Pembagian pada tahap awal yang
paling sesuai adalah dengan menghubungkan ke konsep Pengurangan,
yaitu dengan memandang pembagian sebagai pengurangan beruntun.
(http://www.sigmetris.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=15&Itemid=28)

Beberapa definisi pembagian matematika: Pembagian sebagai


kebalikan perkalian alamiah. Sering kali pembagian dianggap sebagai
kebalikan perkalian. Tentu saja hal ini benar dan sah. Contoh: 2.000 x 3 =
6.000 Maka 6.000 : 3 = 2.000

5
Pembagian sebagai pengurangan berulang. Konsep ini tampaknya lebih
memudahkan untuk langkah awal peserta didik dalam menghitung
pembagian. Contoh : 6.000 : 2.000 = 3 Maksudnya, 6.000 – 2.000 = 4.000
(1); 4.000 – 2.000 = 2.000 (2); 2.000 – 2.000 = 0 (3)
(https://apiqquantum.com/2009/12/27/pengertian-pembagian-matematika-
kata-kunci-paling-top/)

Pembagian adalah konsep utama dalam matematika yang


seharusnya dipelajari anak-anak di sekolah dasar setelah mereka diberi
bekal bagaimana melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan
dan perkalian. Secara hierarkhi, operasi hitung pembagian sebenarnya
diberikan setelah siswa memahami dengan baik bagaimana melakukan
operasi hitung pengurangan. materi ini mulai diperkenalkan pada siswa SD
di kelas 2 dan 3 terhadap bilangan cacah, serta di kelas 4 dan 5 terhadap
bilangan pecahan. (http://www.academia.edu/
9020852/konsep_perkalian_dan_pembagian)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
pembagian merupakan konsep hitung matematika yang dikenalkan setelah
konsep penjumlahan, pengurangan, serta perkalian yang mana pembagian
merupakan kebalikan dari perkalian dan merupakan konsep hitung
pengurangan berulang.

2.2 Media Pembelajaran


a. Pengertian Media Pembelajaran
1. Menurut Heinich (dalam Anita W, dkk, 2014: 6.3) media
merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari Bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara pesan (a source)
dengan menerima pesan (a recaiver). Heinich mencontohkan
media ini, seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed
materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa

6
dipertimbangkan sebagai, media pembelajaran jika membawa
pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media
dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran.
2. Media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm 1977).
3. Media merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebaliknya
(Briggs, 1977).
4. Media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA,
1969).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Media
Pembelajran merupakan sarana sebagai penyampaian pesan berupa
materi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Beberapa fungsi media pembelajaran menurut Anitah, dkk. (2014)
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran
yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa
media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak
berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka mencapai situasi yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
Fungsi itu mengandung makna bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran harus selalu melihat pada kompetensi dan bahan
ajar.

7
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan
demikian, tidak diperkenankan menggunakan hanya sekedar untuk
permainan atau memancing perhatian siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses
belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media
pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih
mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas
proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa
dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama
mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang
tinggi.
7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berpikir. Oleh karena itu, dapat mengurangi penyakit verbalisme.
Berdasarkan kutipan di atas fungsi media adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi belajar yang lebih efektif.
2. Sebagai pencapai tujuan yang diharapkan.
3. Sebagai alat untuk mempercepat proses belajar.
4. Memberi pemahaman kepada peserta didik dengan menunjukkan
media konkret.
c. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Menurut Heinich and Molenda (2005) (Dadang, 2009) terdapat enam


jenis dasar dari media pembelajaran yaitu:

1. Teks. Merupakan elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi


yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya
memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.

2. Media Audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih


berkesan. Membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu

8
persembahan. Jenis audio termasuk suara latar, musik, atau rekaman
suara dan lainnya.

3. Media Visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-


rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik,
kartun, poster,papan buletin dan lainnya.

4. Media Proyeksi Gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film


gelang, program TV, videokaset (CD, VCD, atau DVD).

5. Benda-bendaTiruan/miniature. Seperti benda-benda tiga dimensi


yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk
mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses
pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

6. Manusia. Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di


bidang/materi tertentu. (https://goenable.wordpress.com/

tag/jenis-jenis-media-pembelajaran/)

2.3 Media Kartu Bilangan


Briggs (1970) (dalam buku Arief Sadiman) menyebutkan bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang peserta didik untuk belajar .Dari pembahasan media
pembelajaran tersebut dalam mata pelajaran Matematika tepatnya pada
materi pembelajaran bilangan tiga angka akan lebih tepat jika
menggunakan Media Kartu Bilangan. Seperti yang telah dikemukakan
oleh Briggs (1970) Media Kartu Bilangan akan menjadi alat fisik yang
dapat menyajikan pesan kepada peserta didik. Diharapkan juga Media
Kartu Bilangan yang digunakan dapat merangsang peserta didik untuk
belajar dan tidak jenuh dalam menerima materi pembelajaran
(https://goenable.wordpress.com/tag/jenis-jenis-media-pembelajaran/).

9
Keuntungan penggunaan Media Kartu Bilangan, antara lain :
sebagai motivasi siswa untuk belajar, sebagai saran menyampaikan materi
pembelajaran, sebagai alat untuk memahamkan konsep pembagian tiga
angka terhadap siswa.
Kelemahan yang ditimbulkan yaitu: pembuatan media
pembelajaran yang memakan waktu; keterbatasan Kartu Bilangan terhadap
jumlah siswa.

2.4 Penerapan Kartu Bilangan Pembagian Tiga Angka


Langkah – langkah penerapan Kartu Bilangan Pembagian Tiga
Angkan, adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik dikenalkan konsep tentang Pembagian.
b. Peserta didik dikenalkan dengan Pembagian Tiga Angka.
c. Peserta didik dikenalkan dengan menggunakan kartu bilangan yang
telah dibuat.
d. Pada kartu bilangan terdapat 4 set angka-angka, dalam 1 set angka
terdapat angka 0 – 9.
e. 4 peserta didik maju secara bergantian untuk memilih angka.
f. Setiap peserta didik diberikan 1 set angka untuk memilih 1 angka saja
yang akan dioperasikan.
g. Setelah masig-masing dari peserta didik memilih, kemudian peserta
didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengerjaan
menggunakan kartu bilangan dengan cara bersusun (porogapit).
h. Setelah mereka memahami, masing-masing peserta didik maju untuk
menyelesaikan pembagian tiga angka dengan angka-angka yang telah
dipiih.
i. Untuk melihat pemahaman peserta didik, peserta didik diberikan
latihan soal berdasarkan cara yang telah diajarakan.

10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1 Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu


a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah PesertaDidik kelas III SDI Sunan
Drajat Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Peserta didik kelas III
tersebut berjumlah 35 siswa dengan rincian peserta didik 17 siswa laki-
laki dan 18 siswa perempuan.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Islam Sunan Drajat Kecamatan
Tutur Kabupaten Pasuruan. Lokasi sekolah tersebut beralamatkan di
Jalan KH. Wachid Hasyim No.18 Wonosari Kec. Tutur Kab. Pasuruan
67165.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Hal itu
dirinci sebagai berikut:

No Kegiatan Waktu
1. Prasiklus
2. Siklus 1
3. Siklus 2
d. Pihak yang Membantu
Dalam penelitian ini dibantu oleh Siti Rohana, S.Pd. Beliau adalah
guru kelas IV. Pihak yang membantu dalam penelitian ini berperan
sebagai observer pada pelaksanaan pembelajaran.

3.2 Desain Prosedur Penelitian Pembelajaran

11
Desain penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan pembelajaran. Menurut
Wardhani, dan Wihardit (2017) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di daladm kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sedangkan Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu
upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
(https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas).
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas yang
sedang mengalami permasalahan pada kelas yang diajarkannya dan
bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Dalam PTK dilakukan berulang melalui siklus. Setiap siklus terdiri
dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi: (a) tahapan
perencanaan, (b) tahapan pelaksanaan, (c) tahapan observasi, (d) tahapan
refleksi. Hal itu dapat dilihat pada gambar berikut:

Tahapan PTK
Sumber. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/

12
2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/

Tahapan setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Tahapan Perencanaan
Pada tahapan perencanaan disusun RPP yang berisi tindakan,
media pembelajaran, strategi pembelajaran, menentukan pihak yang
membantu (observer), menyusun rubrik pengamatan atau lembar
pengamatan.
b. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan menerapkan RPP yang telah disusun. Pada
proses pelaksanaan pembelajaran dihadiri oleh observer yang berperan
sebagai pengamat. Ketika mengamati observer membuka lembar
pengamatan.
Pelaksanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran ini sesuai
dengan RPP yang berisi tindakannya sebagai berikut:
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengingat kembali
pembagian;
2. Guru menjelaskan tentang konsep pembagian tiga angka kepada
peserta didik;
3. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang pembagian
tiga angka;
4. Peserta didik dilibatkan secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
5. Peserta didik diajak untuk memilih bilangan tiga angka dan
bilangan pembaginya;
6. Peserta didik dibagikan menjadi 4 kelompok dalam kelas;
7. Setiap kelompok mendapatkan 1 set kartu bilangan, pada kartu
bilangan terdapat 4 set angka-angka dan dalam 1 set angka terdapat
angka 0 – 9;

13
8. Perwakilan peserta didik dari setiap kelompok maju secara
bergantian untuk memilih angka, 3 peserta didik yang telah maju
menjadi bilangan yang dibagikan dan 1 peserta didik menjadi
bilangan yang membagi;
9. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru dari bilangn yang
telah dipilih oleh peserta didik dengan bantuan guru;
10. Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembagian
bilangan tiga angka dengan menggunakan teknik pembagian
bersusun (porogapit);
11. Guru mengulangi pemilihan angka melalui kelompok yang telah
dibagi dan menjelaskan kembali hingga peserta didik memahami
teknik pembagian bersusun;
12. Peserta didik difasilitasi untuk mengemukakan kesulitan yang telah
didapat dari penjelasan yang telah diberikan oleh guru;
13. Guru menjelaskan kembali mengenai hal-hal yang dirasa sulit oleh
peserta didik;
14. Guru memberikan tugas kelompok kepada peserta didik yang telah
dibagikan sebelumnya dan masing – masing kelompok saling
membantu dalam mmecahkan kesulitan yang didapati dari setiap
kelompok;
15. Perwakilan kelompok maju untuk mengerjakan tugas kelompok
yang telah meraka kerjakan;
16. Setelah selesai, peserta didik mengerjakan soal individu;
17. Guru memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut melalui
tugas individual;
18. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual;
19. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa;
20. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

14
c. Tahapan Observasi
Pada tahap ini observer mengamati proses pembelajaran. Observer
mencatat keunggulan dan kelemahan proses pelaksanaan
pembelajaran. Hasil catatan tersebut dijadikan sebagai bahan diskusi
pada kegiatan refleksi.
d. Tahapan Refleksi
Pada tahapan refleksi ini hasil catatan observer dijadikan sebagai
bahan diskusi antara observer dengan guru model. Hasil diskusi
tersebut sebagai pijakan untuk memperbaiki RPP pada siklus
berikutnya. Slain itu guru model dan observer merancang strategi
pembelajaran yang tepat untuk perbaikan pembelajaran.

3.3 Analisis Data


Data yang sudah terkumpul dianalisis untuk mengetahui ketuntasan
belajar peserta didik. Data penelitian tersebut dianalisi dengan rumus:
x=∑x
N
Keterangan :
x = nilai rata-rat
∑x = jumlah nilai
N = jumlah siswa
Rumusan tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan
pembelajaran. Sedangkan untuk mengetahui keaktifan dan motivasi
peserta didik dapat dengan kriteria penilaian berikut:
A=4
B=3

15
C=2
D=1
Kriteria penilaian tersebut untuk memudahkan menilai motivasi
belajar peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggun. 2013. Pelatihan Penggunaan Media Pembelajaran. (Online),

(https://goenable.wordpress.com/tag/jenis-jenis-media-pembelajaran/),
diakses tanggal 2 Mei 2018.

Anitah. W, Sri, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Cetakan ketujuh belas.

Tangerang:Universitas Terbuka.

Wardhani, IGAK & Kuswayah Wihardit. 2017. Penelitian Tindakan Kelas.

Cetakan keduapuluh empat. Tangerang: Universitas Terbuka.

_______. 2016. Pembagian Susun Porogapit untuk Anak Kelas 3 SD. (Online),

(http://www.juraganles.com/2016/09/pembagian-susun-porogapit-untuk-
anak-kelas-3-sd.html), diakses tanggal 2 Mei 2018.

_______. 2009. Cara Mengerjakan Operasi Pembagian. (Online),

(http://www.sigmetris.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=15&Itemid=28), diakses tanggal 2
Mei 2018.

_______. 2009. Pengertian Pembagian Matematika. (Online),

(https://apiqquantum.com/2009/12/27/pengertian-pembagian-matematika-
kata-kunci-paling-top/), diakses tanggal 2 Mei 2018.

_______. 2018. Konsep Perkalian dan Pembagian. (Online),


(http://www.academia.edu/9020852/konsep_perkalian_dan_pembagian),
diakses tanggal 2 Mei 2018.

_______. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. (Online), (https://id.wikipedia.org/

wiki/Penelitian_tindakan_kelas), diakses tanggal 16 Mei 2018.

_______. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. (Online),

17
(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-
kelas-part-ii/), diakses tanggal 16 Mei 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai