Anda di halaman 1dari 24

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT


BAGI SISWA KELAS IV SDN SINARJATI III

KOMARUDIN
NIM. 836500929
E. Mail : acengkomarudin@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya prestasi hasil belajar siswa kelas
IV SDN Sinarjati III dalam materi penjumlahan bilangan bulat. Berdasarkan
identifikasi peneliti, bahwa hal ini disebabkan faktor media pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika termasuk penjumlahan
bilangan bulat. Peneliti meyakini bahwa dengan menggunakan media
pembelajaran garis bilangan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rumusan
masalah penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam
penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media garis
bilangan bagi siswa kelas IV SD Negeri Sinarjati III?”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk (1) mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika,
khususnya pada materi pokok penjumlahan bilangan bulat; (2) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bilangan bulat melalui media
pembelajaran garis bilangan di kelas IV SD Negeri Sinarjati III. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran garis bilangan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sinarjati III pada materi
penjumlahan bilangan bulat. Hal ini terlihat bahwa dari hasil evaluasi pada siklus I
terdapat 10 siswa (62,50%) yang telah mencapai target KKM, dan pada hasil
evaluasi siklus II terdapat 15 (93,75%) siswa yang telah mencapai nilai KKM.
Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas
IV SDN Sinarjati III dengan diterapkannya media pembelajaran garis bilangan.
Kata kunci : matematika, penjumlahan bilangan bulat, media garis bilangan.

I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah


Salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru di
dalam kelas adalah menggunakan media pembelajaran, sebab kegiatan belajar
mengajar pada hakekatnya adalah komunikasi, dalam proses komunikasi ini guru
berperan sebagai komunikator yang akan menyampaikan pesan kepada siswa,agar

1
2

pesan itu dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka diperlukan satu alat yaitu
media pembelajaran.
Pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan harus dimiliki
oleh seorang guru. Dr. Oemar hamalik (1988), mengemukakan bahwa media
pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap penting untuk
mengadakan perbaikan proses pembelajaran melalui penggunaan media garis
bilangan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat
positif dan negatif pada mata pelajaran matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri
Sinarjati III.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, didapatkan bahwa hasil
prestasi belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Sinarjati III pada materi
penjumlahan bilangan bulat masih rendah, hanya 44 % yang telah memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hal ini dikarenakan siswa masih sulit dalam
memahami materi pelajaran.
Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah yang mendorong penulis untuk
mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk penelitian
dengan judul “Upaya meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan media garis bilangan bagi siswa kelas IV SD Negeri
Sinarjati III “.
1. Identifikasi masalah
Sebagaimana yang digambarkan pada latar belakang masalah di mana

pemahaman tentang materi penjumlahan bilangan bulat masih rendah, hanya


44% yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 7 orang
dari 16 siswa yang memperoleh nilai di atas 75. Berdasarkan hasil refleksi,
diskusi dan observasi dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Motivasi/minat siswa terhadap pembelajaran rendah


b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang optimal
3

c. Belum seluruh siswa mampu menyelesaikan soal-soal latihan dengan benar


d . Tingkat pemahaman siswa terhadap materi sangat rendah

2. Analisis masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan dengan teman


sejawat atas arahan dan bimbingan supervisor, dari masalah pembelajaran
matematika dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa kurang memahami
materi penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif adalah:

a. Penjelasan materi terlalu cepat


b. Tidak menggunakan medi yang bervariasi
c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berusaha merumuskan
permasalahan tersebut, yaitu: “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam
penguasaan konsep penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media garis
bilangan bagi siswa kelas IV SD Negeri Sinarjati III? “.
Dari fokus perbaikan pembelajaran tersebut dijabarkan dalam penulisan
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan media garis bilangan ?
2. Bagaimana penggunaan media garis bilangan pada pembelajaran penjumlahan
bilangan bulat?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis menentukan tujuan


perbaikan sebagaimana penulis paparkan di bawah ini :

1. Untuk menggambarkan hasil belajar penjumlahan bilangan bulat dengan


menggunakan media garis bilangan.
2. Untuk menggambarkan penggunaan media garis bilangan pada pembelajaran
penjumlahan bilangan bulat.
4

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tindakan perbaikan ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain :
1. Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga dapat dicapai hasil
belajar yang lebih baik dari sebelumnya dengan perubahan nilai yang
signifikan.
b. Dapat memberikan kesan bahwa belajar Matematika itu mudah, menarik
dan menyenangkan.
2. Bagi guru
Dapat mengembangkan wawasan keilmuan serta meningkatkan
keterampilan dan inovasi guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang lebih baik
dari sebelumnya.
3. Bagi Sekolah
Dapat menambah wahana pembelajaran lebih bervariatif sehingga mampu
memjaukan proses pendidikan di masamendatang.

II. MEDIA GARIS BILANGAN PADA PENJUMLAHAN BILANGAN


BULAT

A. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Terdapat berbagai jenis media belajar, di antaranya; (1) Media Visual:
garfik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, (2) Media Audial: radio,
tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya, (3) Projected still media:
slide, projector, dan sejenisnya, (4) Projected motion media: film, televisi,video
(VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa media pengajaran garis
diproyeksikan yaitu media grafik. Grafik seperti tabel, grafik, dan chart
(bagan) yang menyajikan gambaran / kecendrungan data atau antara
5

hubungan perangkat gambar atau angka-angka. 


Garis bilangan adalah garis yang diberi titik-titik dengan jarak yang sama.
Titik-titik itu dikorespondensikan satu-satu dengan bilangan-bilangan. Bilangan-
bilangannya diurutkan dari kiri ke kanan sehingga diperoleh urutan yang semakin
ke kanan semakin besar, seperti contoh di bawah ini.
Menurut Arsyad (2007) bahwa “Penggunaan grafik media garis bilangan
untuk menggambarkan intisari dari keseluruhan materi sebelum menyajikan unit
demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam mengorganisasikan
informasi (Arsyad, 2007 : 92).”

B. Materi Pembelajaran
1. Hakikat Matematika
Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma
yang menegaskan struktur abstrak yang menggunakan logika simbolik dan
notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
Berdasarkan pernyataan dari para ahli matematika dapat diakatakan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu uang berhubungan dengan
penelaahan bentu-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di
antara hal-hal itu. Untuk memahami struktur serta hubungan-hubungannya
diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam
matematika. Hal ini, berarti belajar matematika adalah belajar konsep dan
struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sering dipelajari, serta mencari
hubungan di antara konsep dan struktur tersebut.
Tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika bukan disebabkan
oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri tetapi disebabkan oleh sulit dan
kompleksnya fenomena yang solusinya diusahakan dicari atau didekati oleh
perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang
matematika tersebut.
Sebaliknya berbagai fenomena fisik yang mudah diamati, misalnya
jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tidak memerlukan jenis atau cabang
matematika yang canggih. Kemampuan aritmatika sudah cukup untuk mencari
solusi (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang cukup tinggi.
6

2. Proses Pembelajaran Matematika


Pada dasarnya tujuan belajar matematika yang sesuai dengan hakikat
matematika merupakan sasaran utama. Sedangkan peranan teori-teori belajar
merupakan pemahaman strategi terhadap pemahaman matematika. Dengan
demikian, diharapkan bahwa matematika dapat dipahami secara wajar sesuai
dengan kemampuan siswa, jadi perlu kita sadari bahwa akhir dari belajar
matematika adalah pemahaman terhadap konse-konsep matematika yang relatif
abstrak. Sedagkan strategi teori-teori tentang pengalaman lingkungan dan
manipulasi benda kongkrit hanyalah sekadar jembatan dalam memahami
konsep-konsep matematika tersebut yang pada akhirnya siswa harus belajar
sesuai dengan hakikat matematika.
Proses pembelajaran ini dapat saja tidak langsung bertatap muka antara
guru yang mengajar dengan siswa yang belajar, misalnya melalui buku, media
elektronik, ataupun dengan modul.
Dalam hal mengajar matematika, guru harus menguasai matematika yang
akan diajarkannya. Namun penguasaan terhadap bahan saja tidak cukup, siswa
harus berpartisipasi aktif dengan kemampuan yang relatif berbeda-beda. Guru
matematika hendaknya berpedoman kepada bagaimana mengajar matematika
itu sesuai dengan kemampuan berfikir siswanya. Belajar mengajar dapat
dipandang sebagai suatu proses yang komprehensif, yang harus diarahkan
untuk kepentingan siswa.
Dalam pembahasan matematika, terdapat satu topik yang paling
mendasar, yaitu bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak
mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, -7, -34, 0, dan lainnya. Bilangan
bulat terdiri atas bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif . Bilangan
bulat postif yaitu bilangan yang nilainya lebih besar atau sama dengan 0 (nol).
Sedangkan bilangan bulat negatif yaitu bilangan yang nilainya lebih kecil dari
pada 0 (nol).

3. Penjumlahan Menggunakan Garis Bilangan


Kita dapat menjumlahkan bilangan bulat dengan bantuan garis bilangan
7

dengan membuat diagram panah yang menyertakan bilangan tersebut. Untuk


lebih memahami  mari kita mengenal bilangan bulat dengan diagram panah. 
Bilangan Bulat dapat ditunjukkan dengan diagram panah pada garis
bilangan yang mempunyai panjang dan arah. Panjang diagram panah
menunjukkan banyak satuan dan arahnya menunjukkan positif atau negatif.
Jika diagram panah menuju kearah kanan maka menunjukkan bilangan bulat
positif dan jika diagram panah menuju ke arah kiri maka menunjukkan
bilangan bulat negatif.
Setelah kita memahamani dan mengenal diagram panah. Mari kita
menjumlahkan bilangan bulat dengan diagram panah yang akan kita mulai dari
bilangan nol.
Arah panah dari 0 ke -3 menunjukkan bilangan (-3) karena negatif
maka kearah kiri, kemudian dari angka -3 ke 1 menunjukkan bilangan 4.
karena positif maka kearah kanan. Jadi -3 +4 = 1

4. Penjumlahan Tanpa Menggunakan Garis bilangan


Penjumlahan bilangan tanpa menggunakan garis bilangan dilakukan jika
bilangan-bilangan tersebut besar misalnya bilangan 20 keatas karena tidak
memungkin kita lakukan dengan menggunakan garis bilangan. Karena untuk
menjumlahkan bilangan-bilangan yang lebih besar akan sulit untuk
menggambar garis bilangan yang terlalu panjang. Untuk menyelesaikan
penjumlahan tersebut dilakukan dengan menggunakan cara seperti perhitungan
biasa, yaitu dengan menggunakan pola rumus sebagai berikut :
a. Positif + positif = positif;
b. Positif + negatif = positif, jika bilangan yang dikurangkan lebih besar dari
bilangan yang mengurangkan;
c. Positif + negatif = negatif, jika bilangan yang dikurangkan lebih kecil dari
bilangan yang mengurangkan, dan
d. Negatif + negatif = negatif

C. Evaluasi Materi Pembelajaran


8

1. Pengertian Evaluasi

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, penulis menyimpulkan bahwa


evaluasi adalah proses kegiatan yang berkenaan dengan mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan tentang bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang
sesuai dengan yang telah direncanakan. Perancanaan pada hakikatnya adalah
keputusan atas sejumlah alternatif (pilhan) mengenai sasaran dan cara-cara
yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang
dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya,
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman dan penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat
maka peneliti melakukan evaluasi berupa tes awal, tes proses, dan tes akhir
Untuk menilai tes proses, peneliti menggunakan format pengamatan

aktivitas siswa dengan kriteria keaktifan melakukan percobaan latihan soal dan

ketepatan hasil dengan rentang nilai masing-masing 70 - 90 dan 60 - 90.


Evaluasi akhir materi pembelajaran pada operasi penjumlahan bilangan
bulat meliputi soal-soal penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif,
penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif, dan penjumlahan bilangan
bulat negatif dengan negatif, baik tanpa menggunakan garis bilangan maupun
dengan garis bilangan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat
khususnya penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif dengan
menggunakan garis bilangan.
Sebelum melakukan evaluasi pembelajaran terlebih dahulu peneliti
membuat kisi-kisi soal penjumlahan bilangan bulat, dengan deskripsi sebagai
berikut :
1. Kompetensi Dasar
a. Menjumlahkan bilangan bulat
9

2. Indikator
a. Menjumlahkan dua bilangan positif
b. Menjumlahkan bilangan positif dengan bilangan negatif
c. Menjumlahkan dua bilangan negatif
3. Jumlah butir soal ada 5 soal dengan bentuk essai, untuk poin a dan b, 2 soal
dan poin c 1 soal.
Di dalam menentukan skor nilai dari evaluasi akhir, peneliti berpedoman
pada pedoman penskoran yaitu untuk setiap butir soal :
a. Jika jawaban benar, tapi gambar salah diberi skor 10
b. Jika jawaban dan gambar benar diberi skor 20
c. ( Skor maksimal 20 )
d. Jumlah skor = 100
e. Nilai akhir = Jumlah perolehan skor x 100
                        Jumlah skor maksimal

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Sinarjati III
tahun ajaran 2017-2018 yang berjumlah 16 orang, yang terdiri dari 11 orang laki-
laki dan 5 orang perempuan. Latar belakang keadaan ekonomi orang tua siswa
terdiri dari 60 % petani, sedangkan sisanya 40 % pegawai swasta, pedagang,
buruh dan Pegawai Negeri Sipil serta latar belakang pendidikan mayoritas SD,
SLTP, dan SLTA, sedangkan Sarjana hanya sebagian kecil. Jarak dari rumah
siswa ke sekolah tidak terlalu jauh yaitu kurang dari 200 meter dan mereka
kebanyakan pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sinarjati
III Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa penulis merupakan tenaga pengajar di SD
10

Negeri Sinarjati III, sehingga penulis lebih mengetahui dan memahami tentang
keadaan sekolah, karakteristik siswa, dan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan deengan 2 siklus, siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 14 Maret 2018 dengan fokus penelitian yaitu untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Kemudian dilanjutkan ke siklus II pada hari Rabu, tanggal 21
Maret 2018 dengan fokus penelitian yaitu Membedakan antara penjumlahan
bilangan positif dengan negatif dan bilangan negatif dengan negatif

4. Pihak Yang Membantu


Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh kepala sekolah SD
Negeri Sinarjati III yaitu ibu Hj. Lastri Sulastri, S.Pd, rekan guru, Supervisor 1
yaitu Bapak Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd, dan dua orang Penilai yang berasal
dari SD Negeri Baturuyuk II, Penilai 1 yaitu ibu Jubaedah, S.Pd.SD. dan Penilai 2
yaitu ibu Eem haemi, S.Pd.SD.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Terdiri dari Siklus I dan siklus II. Pada bagian ini penulis akan
mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, mulai dari tahap perencanaan, pengamatan/pengumpulan
data/instrumen, dan refleksi.

Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan materi pokok Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat.
a. Masalah yang akan diselesaikan
1) Siswa belum menguasai materi pembelajaran
2) Siswa belum faham betul tentang penjumlahan bilangan bulat terutama
bilangan bulat positif dengan negatif
b. Analisis Masalah
1) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pembelajaran
11

2) Guru belum menggunakan media yang tepat dalam operasi hitung


penjumlahan bilangan bulat.
e. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan
bulat positif dan negatif.

2. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan pembalajaran siklus I, penulis menggunakan media
yang kongkrit yang di dalamnya penulis menggunakan gambar garis bilangan.
Karena dengan media garis bilangan ini siswa akan lebih mudah memahami
penjumlahan bilangan bulat, terutama bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif. Penelitian Tindakan kelas pada siklus I ini dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Maret 2018.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan tersebut adalah :
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang operasi penjumlahan
bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan
c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang operasi penjumlahan bilangan
bulat dengan menggunakan media garis bilangan
d. Guru memanggil siswa ke depan untuk mengerjakan penjumlahan bilangan
bulat
e. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian diberi tugas mendiskusikan
materi yang ada pada LKS
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok
lain menanggapinya
g. Siswa dengan bimbingan guru menyamakan persepsi materi yang baru
dipelajarinya.

3. Pengamatan / Pengumpulan Data


a. Pengamatan / Observasi
12

Pengamatan/Observasi dilakukan oleh supervisor 2 ketika guru sedang


melaksanakan proses pembelajaran, hasilnya sebagai berikut :
1) Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan materi pembelajaran,
siswa pasif, tidak memahami penjelasan guru
2) Siswa bingung, tidak berani, dan takut bertanya
3) Siswa kurang konsentrasi pada saat menerima penjelasan guru, tentang
materi pembelajaran sehingga pada saat dilakukan tanya jawab siswa tidak
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
4) Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran ini dibuktikan
dengan siswa tidak berani tampil
5) Penggunaan media pembelajaran kurang relevan dengan materi
pembelajaran sehingga persepsi siswa pun tidak terarah

b. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dari berbagai
instrumen yang digunakan meliputi; observasi, wawancara, dan tes hasil
belajar. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu data kualitatif (observasi dan wawancara) dan data kuantitatif (tes hasil
belajar). Data tersebut kemudian diolah serta diberi kode-kode tertentu
berdasarkan jenis dan sumbernya.

c. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Lembar Observasi
Untuk mengamatai seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat
pembelajaran matematika tentang operasi penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan media garis bilangan

2) Angket
Angket diberikan dengan maksud agar dapat mengetahui dan
mengungkapkn serta mencari data tentang sikap serta respon siswa
13

terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis


bilangan.
3) Lembar Tes
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran dalam penelitian ini digunakan 2 macam tes tertulis, yaitu :
1. Tes Awal ( Pre tes )
Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
2. Tes Akhir ( Pos Tes )
Tes akhir digunakan untuk mengetahui kemampuan/hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan.

d. Refleksi
Dari hasil koordinasi dengan supervisor 2, dalam kegiatan refleksi ini
penulis memiliki kekurangan yaitu dalam penyampaian materi terlalu cepat dan
belum menggunakan media yang relevan sehingga siswa kurang memahami
materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Maka tindakan yang akan
dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mempergunakan waktu sebaik mungkin
supaya guru dapat menyampaikan materi dengan tenang dan tidak tergesa-gesa,
serta dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
media yang relevan.

Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan materi pokok Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat
khususnya bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
a. Masalah yang akan diselesaikan
1) Siswa merasa kesulitan dalam menjumlahkan bilangan bulat dengan
menggunakan media garis bilangan.
2) Siswa kurang berani dalam menggunakan media garis bilangan untuk
Menjumlahkan bilangan bulat.
b. Analisis Masalah
14

1) Guru hanya menggunakan satu media pembelajaran


2) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendemonstrasikan media pembelajaran
c. Tujuan Perbaikan
1) Siswa dapat menggunakan media garis bilangan dalam menjumlahkan
bilangan bulat
2) Untuk merangsang minat belajar siswa

2. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan pembalajaran siklus II, penulis menggunakan media
yang kongkrit yang di dalamnya penulis menggunakan gambar garis bilangan.
Karena dengan media garis bilangan ini siswa akan lebih mudah memahami
penjumlahan bilangan bulat, terutama bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif. Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2018.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan tersebut adalah :
a. Guru menunjukkan bentuk garis bilangan
b. Siswa menyimak penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan bulat
dengan mengguanakan garis bilangan
c. Siswa meniru cara menggunakan garis bilangan untuk menjumlahkan
bilangan bulat
d. Guru memanggil siswa untuk mengerjakan penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan garis bilangan
e. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian diberi tugas mendiskusikan
materi yang ada pada LKS
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan
kelompok lain menanggapinya
g. Siswa dengan bimbingan guru menyamakan persepsi materi yang baru
dipelajarinya.
3. Pengamatan / Pengumpulan Data
a. Pengamatan / Observasi
Pengamatan/Observasi dilakukan oleh supervisor 2 ketika guru sedang
15

melaksanakan proses pembelajaran, hasilnya sebagai berikut :


1) Guru kurang memberikan kepada siswa untuk mengerjakan media di
depan kelas
2) Siswa bingung, tidak berani, dan takut bertanya
3) Siswa kurang konsentrasi pada saat menerima penjelasan guru, tentang
materi pembelajaran sehingga pada saat dilakukan tanya jawab siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
4) Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran ini dibuktikan
dengan siswa tidak berani tampil

b. Teknik Pengumpulan Data


Pada tahap teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dari berbagai
instrumen yang digunakan meliputi ; observasi, wawancara, dan tes hasil
belajar. Data ynag diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu data kualitatif (observasi dan wawancara) dan data kuantitatif (tes hasil
belajar). Data tersebut kemudian diolah serta diberi kode-kode tertentu
berdasarkan jenis dan sumbernya.

c. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Lembar Observasi
Untuk mengamatai seluruh aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat
pembelajaran matematika tentang operasi penjumlahan bilangan bulat
dengan menggunakan media garis bilangan.
2) Angket
Angket diberikan dengan maksud agar dapat mengetahui dan
mengungkapkn serta mencari data tentang sikap serta respon siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis
bilangan.
3) Lembar Tes
Untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran dalam penelitian ini digunakan 2 macam tes tertulis, yaitu :
16

a) Tes Awal ( Pre tes )


Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa
b) Tes Akhir ( Pos Tes )
Tes akhir digunakan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan.

2. Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini peneliti memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya saat mengikuti pembelajaran. Peneliti juga
memberikankesempatan kepada supervisor 2, untuk memberikan masukan
tentang kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dan dianalisis berupa data kualitatif, yang dilakukan
dengan menggunakan instrumen wawancara dan observasi atau pengamatan.
1. Mendeskripsikan Data
a. Tindakan Guru
1) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan sebuah pertanyaan
tentang penjumlahan bilangan bulat
2) Menyampaikan materi dengan memberikan contoh menggunakan garis
garis bilangan tentang penjumlahan bilangan bulat
3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil untuk mengerjakan Lembar
Kerja Siswa ( LKS )
4) Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dalam LKS
5) Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
6) Membahas soal diskusi dan menyimpulkan hasilnya
b. Aktivitas Siswa
1) Menyimak penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan bulat
2) Siswa secara berkelompok berdiskusi tentang penjumlahan bilangan
bulat
3) Dengan bimbingan guru siswa mengajukan pertanyaan tentang
penyelesaian soal-soal penjumlahan bilangan bulat yang belum dipahami
17

4) Bersama dengan guru menyimpulkan hasil diskusi


c. Hasil Belajar, Prestasi, Kompetensi, Kemampuan
1) Hasil belajar siswa dalam penjumlahan bilangan bulat dengan
menggunakan media garis bilangan sudah tampak adanya pemahaman
yang signifikan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa yang
mampu mengerjakan soal-soal latihan pada LKS.
2) Dilihat dari hasil diskusi siswa dalam berkelompok untuk mengerjakan
soal-soal latihan, menunjukkan bahwa adanya progres yang signifikan
yang dibuktikan dengan adanya beberapa siswa yang mendapat nilai
tinggi yaitu antar 80 - 90.
3) Dengan adanya gambaran tentang hasil belajar dan prestasi siswa setelah
dilakukan pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan media garis
bilangan dan dengan metode diskusi, sudah terlihat adanya peningkatan
kompetensi atau kemampuan siswa dalam memahami materi
penjumlahan bilangan bulat, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa
yang mampu menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.
2. Mengolah data dengan membuat rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, dan
€ tuntas.
3. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan bagan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian penulis dalam proses pembelajaran dilihat
dari segi pemahaman terhadap materi pelajaran, sikap dan keterampilan siswa di
dalam pembelajaran selama dua siklus dengan topik penjumlahan bilangan bulat
adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Proses Pembelajaran


Siklus I
Kegiatan pembelajaran dan hasil temuan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Tindakan Guru
18

1) Guru mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran dengan berdo’a dan


mengabsen
2) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan
tentang penjumlahan bilangan bulat
3) Memotivasi siswa agar belajar lebih baik
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5) Menyampaikan materi dengan memberikan contoh dan menggunakan
media garis bilangan tentang penjumlahan bilangan bulat
6) Guru menyuruh beberapa siswa untuk mengerjakan contoh soal di papan
tulis untuk menguji pemahaman siswa
7) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil untuk mengerjakan soal
-soal pada Lembar Kerja Siswa ( LKS )
8) Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal-soal dalam LKS
9) Mengarahkan dan membimbing siswa dalam diskusi kelompok
10) Membahas soal-soal diskus dan menyimpulkan hasil diskusinya
bersama dengan siswa
b. Aktivitas Siswa
1) Menyimak penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan bulat
2) Siswa secara berkelompok mengerjakan soal-soal latihan
3) Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan hasil diskusi

Siklus II
Kegiatan pembelajaran dan hasil temuan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Tindakan Guru
1) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang
membedakan penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif, positif
dengan negatif dan negatif dengan negatif
2) Guru memotivasi agar belajar lebih baik
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru menyampaikan materi tentang perbedaan penjumlahan bilangan
bulat positif dengan positif, positif dengan negatif dan negatif dengan
negatif
19

5) Guru menyuruh salah seorang siswa untuk menyelesaikan soal dengan


menggunakakn garis bilangan
6) Guru membagi siswa dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar
Kerja Siswa ( LKS )
7) Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal di dalam LKS
8) Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok
9) Membahas soal diskusi dan menyimpulkannya bersama siswa
b. Aktivitas Siswa
1) Menyimak penjelasan guru tentang perbedaan penjumlahan bilangan
bulat positif dengan positif, positif dengan negatif, dan negatif dengan
negatif
2) Siswa mencoba mengerjakan contoh soal dengan menggunakan garis
bilangan di papan tulis
3) Siswa secara berkelompok berdiskusi tentang perbedaan penjumlahan
bulat tersebut
4) Bersama dengan siswa, guru menyimpulkan hasil diskusi
2. Gambaran Hasil Belajar Siswa
Siklus I
Berdasarkan data hasil evaluasi dari siklus I, maka dari 16 siswa hanya 3
orang siswa (18,75%) yang mendapat nilai tertinggi dengan nilai 100, dan
terdapat 1 orang siswa (6,25%) yang mendapat nilai terendah dengan nilai 50.
Berikut deskripsi hasil evaluasi mata pelajaran Matematika, dengan topik
bahasan Penjumlahan Bilangan Bulat Kelas IV Semester 2 pada hari Rabu
tanggal 14 Maret 2018 pada Tabel 2.

Siklus II
Berdasarkan data hasil evaluasi dari siklus II, maka dari 16 siswa
terdapat 7 orang siswa (43,75%) yang mendapat nilai tertinggi dengan nilai
100, dan terdapat 1 orang siswa (6,25%) yang mendapat nilai terendah dengan
nilai 70. Berikut deskripsi hasil evaluasi mata pelajaran Matematika, dengan
topik bahasan Penjumlahan Bilangan Bulat Kelas IV Semester 2 pada hari
Rabu tanggal 21 Maret 2018 pada Tabel 3.
20

Berdasarkan data di atas terlihat jelas adanya perubahan peningkatan


penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dinyatakan dengan nilai dan
prosentase perolehan nilai dari siklus I ke siklus II.
Dari analisis data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat dikatakan berhasil sebab
prosentase ketuntasan belajar siswa di kelas IV SD Negeri Sinarjati III pada
siklus II telah mencapai 93,75%. Karena suatu kelas dapat dikatakan berhasil
jika ketuntasan belajar mencapai minimal 66 % dari jumlah siswa dalam kelas
tersebut.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pembahasan Proses Pembelajaran
Berdasarkan temuan hasil refleksi dari supervisor, pembelajaran yang
dilakukan sudah menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya aktifitas belajar siswa yang berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa. Terlihat dari hasil perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
matematika siklus I, terdapat 10 orang siswa memperoleh nilai di atas 75 atau
62,50% dan pada siklus II, ada 15 orang siswa atau 93,75% yang memperoleh
nilai di atas 75.
Hasil perbaikan yang terjadi di dalam pembelajaran matematika adalah guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan atau mengerjakan
sendiri latihan soal menggunakan media garis bilangan. Dengan demikian siswa
dapat lebih mudah dan menarik dalam menyelesaikan latihan soal pada
penjumlahan bilangan bulat, karena melalui media tersebut siswa dapat lebih
nyata berfikirnya dibandingkan dengan tidak menggunakan media garis bilangan
yang hanya dapat berfikir secara abstrak membayangkan hitungan bilangan
semata. Dikarenakan adanya keterbatasan waktu yang tersedia, maka guru belum
dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa khususnya bagi siswa yang
tingkat penguasaannya rendah, mereka memerlukan bimbingan di luar jam
pelajaran.
Selama proses perbaikan pembelajaran dilakukan, ada temuan yang
menarik untuk dibahas, temuan tersebut adalah tentang proses pembelajaran dari
21

tiap siklus. Hasil temuan dari setiap siklus sangat erat hubungannya dengan
permasalahan yang telah didefinisikan. Sebagian siswa masih beranggapan bahwa
mata pelajaran matematika dianggap menakutkan dan merupakan pelajaran yang
sulit. Oleh karena itu, siswa kurang bersemangat ketika harus menghadapi
pelajaran matematika. Berdasarkan hal tersebut, penulis berupaya untuk
memberikan motivasi belajar kepada siswa dalam setiap siklus perbaikan
pembelajaran.
a) Pembahasan pada siklus I
Pada siklus I tindakan perbaikan dimunculkan dengan memberikan
penjelasan materi pelajaran disertai penggunaan media yang relevan,
pemberian contoh-contoh yang sesuai dengan pembelajaran, hasil
pembelajaran meningkat.
Sejalan dengan teori Gestalt, pembelajaran lebih menekankan kepada
belajar melalui pengalaman, oleh karena itu pengajaran lebih diarahkan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu misalnya;
banyak melakukan latihan-latihan dalam menyelesaikan penjumlahan bilangan
bulat, baik bilangan positif dengan positif, positif dengan negatif, maupun
bilangan negatif dengan negatif. Dalam penjelasan materi disajikan
sesederhana mungkin supaya dapat dipahami oleh siswa, yang dapat
menimbulkan dorongan bagi siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa dan
lembar evaluasi selalu diberi nilai/umpan balik supaya siswa tetap bersemangat
dalam mengerjakan tugas-tugas.
Upaya yang telah dilakukan ini, terbukti dengan meningkatnya tingkat
penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat
sebesar 62,50 %.
b) Pembahasan pada siklus II
Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam menjumlahkan
bilangan bulat, guru memberikan tindakan dengan menunjukkan cara
menggambar garis bilangan dan disertai cara menyelesaikan penjumlahan
bilangan bulat dengan media garis bilangan tersebut, agar dapat secara kongkrit
menunjang dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
22

Sesuai dengan perkembangan berfikir siswa, siswa kelas IV SD Sinarjati


III berada dalam tahap operasional kongkrit, di mana kemampuan berfikir
abstrak, masih terlihat oleh objek-objek yang kongkrit. Jadi dengan bantuan
media dapat lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, cara mengajar guru yang menarik dapat mendorong
siswa untuk berfikir dan berperan aktif yang akan mempengaruhi motivasi
siswa secara positif. Dengan demikian siswa mulai lebih tertarik untuk
menggunakan media seperti garis bilangan dalam menyelesaikan latihan-
latihan ataupun evlauasi.
Pencapaian tingkat kepuasan siswa terhadap materi pelajaran pada siklus II
lebih baik lagi yaitu mencapai 93,75% atau mencapai 100%.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut; jumlah siswa yang
tuntas adalah sebanyak 10 orang (62,50%). Rata-rata kelas 79, nilai
tertinggi 100, dan nilai terendah 50
2. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut; jumlah siswa yang
tuntas adalah sebanyak 15 orang (93,75%). Rata-rata kelas 86, nilai
tertinggi 100, dan nilai terendah 70.
3. Media garis bilangan pada pembelajaran penjumlahan bilangan bulat
digunakan dengan cara (a) membuat gambar garis bilangan di papan tulis
kemudian menjelaskannya dengan ceramah, (b) demonstrasi siswa/siswi di
depan kelas untuk menguji pemahaman mereka tentang penjumlahan
bilangan bulat dengan bimbingan guru, (c) membagikan dan menunjukkan
gambar garis bilangan yang sudah tersedia di selembar kertas kepada siswa
secara berkelompok dan membimbingnya dalam pengerjaan contoh soal
atau metode demonstrasi.
23

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang harus
dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya ;
1. Guru hendaknya dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan
metode dan media pembelajaran yang bervariatif dan tepat sesuai dengan
materi pembelajaran sehingga pemahaman siswa tehadap materi akan
sesuai dengan yang diharapkan dan terbukti hasil belajar siswapun
meningkat. Selain itu terbukti dengan menggunakan metode dan media
pembelajaran yang sesuai menunjukkkan hasil yang cukup baik dalam
proses pembelajaran.
2. Guru hendaknya memantau kegiatan siswa dalam kelompok belajarnya dan
memberikan arahan agar siswa termotivasi untuk selalu mengutamakan
kerjasama keloompok dalam memecahkan kesulitan belajar, sehingga siswa
akan terbiasa belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan
demikian kemampuan dalam memahami materi pelajaran akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basir,  Evaluasi Pendidikan.  Surabaya: Universitas Airlangga, 1998), 4.


Gatot Muhsetyo, dkk (2017). Pembelajaran Matematika SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
http://www.rumusmatematikadasar.com/2014
John dan Rising (1972) Modul Pendidikan Matematika I (2008:1. 39)
Masriyah dan Rahayu, Endah Budi. (2007). Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Terbuka.
Oemar hamalik. (1986). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina
Ruseffendi, E. T.  1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk
Guru dan SPG, Bandung : Tarsito
Suherman, Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA.
UPI.
24

Suherman, Erman. 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Jakarta Dirjen


Dikdasmen Depdikbud.
Wardani, I.G.AK., dkk (2017). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.AK., dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas Jakarta. Universitas
Terbuka.
W, Sri Anitah, dkk (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai