Anda di halaman 1dari 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI


PADA ANAK DIDIK KELOMPOK A TK AR-ROHMAH
DESA BATURUYUK KECAMATAN DAWUAN
KABUPATEN MAJALENGKA

NAMA :ETIN
NIM. : 835645956
EMAIL : @gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motoric halus melalui kegiatan
mewarnai pada kelompok A TK Ar-Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan Dawuan
Majalengka. Kemampuan motoric halus sangat penting untuk mendukung jenjang
pendidikan selanjutnya. Penelitian ini penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
2 siklus. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok A TK Ar-Rohmah berjumlah
12 anak dengan objek kemampuan motoric halus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Hasil observasi kemampuan motoric halus sebelum tindakan
rata-rata persentase sebesar 64,58% dengan kriteria BSH, mengalami peningkatan
sebesar 3,65% pada siklus I berada pada kriteria BSH, pada siklus II mengalami
peningkatan sebesar 11,72% menjadi BSB. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan motoric halus anak mengalami peningkatan dan mencapai indicator
keberhasilan lebih dari 75% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik. Keberhasilan
tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1) Satukelas dibagi
menjadi 2 kelompok terdiri dari 5-6 anak (2) Tiap kelompok mendapatkan 4-5 macam
pewarna yang sudah diletakkan dalam wadah (3) Guru memberikan contoh kegiatan
mewarnai yang akan dilakukan (4) Menyampaikan aturan yang telah disepakati selama
kegiatan mewarnai dan (5) Gambar yang diwarnai disesuaikan dengan tema yang
sedang berlangsung di TK.

Kata Kunci : Kemampuan motorik halus, kegiatan mewarnai.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan mewarnai gambar sebagai salah satu alternative tindakan yang
mengarah kepada pemecahan masalah, yakni pembelajaran mewarnai gambar
merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan anak, melalui mewarnai gambar,
anak dapat mencoba berbagai warna yang dikenalnya.

1
Kegiatan pembelajaran mewarnai gambar didukung dengan penggunaan
krayon yang merupakan salah satu media yang mudah digunakan oleh anak untuk
membuat coretan, mempunyai warna yang cerah, berdiameter lebih besar dari
pensil, sangat nyaman untuk dipegang (jari jemari anak tidak mudah lelah), anak
lebih mudah unutk membuat gradasi warna, sehingga memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk mencoba, menjelajahi dan menemukan kemampuan
seninya, serta melatih otot-otot kecil anak yang berada disekitar jari jemari anak
dengan suasana pembelajaran.
Kegiatan mewarnai sangat penting diberikan pada anak kelompok A atau usia
4-6 tahun untuk mengetahui perkembangan motorik halusnya dengan kemampuan
mengkoordinasikan gerakan mata dan gerakan tangan, lengan dan tubuh secara
bersamaan. Dan sangat berbahaya apabila pada usia ini ketika diberikan kegiatan
mewarnai anak mengalami kejenuhan dan kurang antusias. Maka berdasarkan
pengamatan yang sudah dilakukan, disimpulkan bahwa di Kelompok A TK Ar
Rohmah terdapat masalah ketika kegiatan pembelajaran.Masalah yang dimaksud
terletak pada kemampuan motorik halus yang berkembang kurang maksimal
karena stimulasi yang diberikan kepada anak kurang bervariasi sehingga
kemampuan anak untuk bereksplorasi menggunakan jari-jemari serta pergelangan
tangan juga kurang. Maka mengingat pentingnya hal diatas, penulis berupaya
melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan pokok bahasan
“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Mewarnai Gambar
Pada Anak Didik kelompok A TK Ar Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan
Dawuan Kabupaten Majalengka”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan diataspenulis mengidentifikasi masalah
penelitian : “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Mewarnai Gambar Pada Anak Didik Kelompok A TK Ar Rohmah Desa
Baturuyuk Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka”, adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan motorik halus anak perkembangannya belum maksimal.
2. Strategi pembelajaran yang kurang bervariasi ketika kegiatan
pembelajaran berdampak pada tujuan stimulasi yang diberikan kepada
anak.

2
3. Alternatif kegiatan mewarnai di Taman Kanak-kanak belum bervariasi.
4. Anak usia 4-5 tahun belum mampu mengkoordinasikan gerakan mata
dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kegiatan mewarnai dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak di kelompok A TK Ar Rohmah?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan mewarnai yaitu dengan memperbaiki pembelajaran di kelompok
A TK Ar Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan Dawuan.
Penelitian yang dilakukan pada Kelompok A TK Ar Rohmah bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus karena selama ini guru masih kesulitan
untuk mengembangkan keterampilan motorik halus, yaitu anak didik masih suka
malas malasan dalam kegiatan menggambar dan juga mewarnai. Yang ini
tentunya anak didik masih sangat membutuhkan stimulasi untuk mengembangkan
keterampilan motorik halusnya. Peneliti akan memberikan inovasi kegiatan
mewarnai dengan metoda alat mewarnai yang berbeda. Melalui inovasi tersebut
diharapkan dapat menarik antusiasme anak ketika melakukan kegiatan mewarnai,
sehingga kemampuan motorik halusnya dapat berkembang maksimal.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Kegiatan mewarnai gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
bagi anak dan sehingga anak telah siap untuk memasuki jenjang sekolah
selanjutnya melalui stimulasi kemampuan motorik halus yang telah diberikan.
2. Menambah metode mengajar guru menjadi lebih bervariasi sehingga anak
tidak akan merasa cepat bosan.
3. Bagi lembaga pendidikan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatkan
kualitas.

3
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Motorik Halus
1. Kemampuan Motorik Halus
Menurut pendapat Susanto (2011: 164) motorik halus merupakan gerakan
halus yang melibatkan otot-otot kecil saja yang memerlukan koordinasi yang tepat
namun tidak memerlukan energi yang besar. Menurut pendapat Suyanto (2005:
50) perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan
fungsinya, otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian
tubuh yang lebih spesifik.
2. Prinsip Pengembangan Motorik Halus
Menurut pendapat (Sumantri, 2005: 147-148) prinsip-prinsip pengembangan
motorik halus tersebut yaitu:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak.
b. Belajar sambil bermain.
c. Kreatif dan inovatif.
d. Lingkungan kondusif.
e. Tema.
f. Mengembangkan keterampilan hidup.
g. Menggunakan kegiatan terpadu.
h. Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak.
3. Tujuan Pengembangan Motorik Halus
Sujiono (2008: 2.12) mengemukakan bahwa tujuan pengembangan motorik
halus adalah:
a. Dengan kegiatan menggambar dan mewarnai agar anak dapat berlatih
menggerakkan pergelangan tangan.
b. Anak belajar ketepatan koordinasi mata dan tangan serta menggerakkan
pergelangan tangan agar lentur.
c. Anak belajar berimajinasi dan berkreasi
4. Fungsi Pengembangan Motorik Halus
Menurut Sumantri (2010: 146) bahwa fungsi mengembangkan motorik halus
anak adalah untuk mendukung perkembangan aspek lain yaitu bahasa, kognitif

4
dan sosial emosional karena satu aspek dengan aspekperkembangan lain saling
mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan.
Pengembangan aspek motorik halus perlu dioptimalkan untuk kematangan
otot-otot kecil pada jari-jemari, pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan
yang berguna untuk kemampuan menulis anak. Dapat mempengaruhi aspek
kognitif karena ketika anak melakukan kegiatan seperti menggambar, mewarnai
atau melukis secara otomatis kemampuan berfikir anak akan muncul.
B. Mewarnai
1. Pengertian Mewarnai
Menurut pendapat Sumanto (2005: 65) bahwa kreativitas yang dapat
dikembangkan pada kegiatan mewarnai bagi anak TK adalah adanya kebebasan
untuk memilih dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya
sesuai keinginan anak.
Mewarnai pada anak usia dini bertujuan untuk melatih keterampilan, kerapian
serta kesabaran (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi, 2011: 728). Keterampilan
diperoleh dari kemampuan anak untuk mengolah tangan yang dilakukan secara
berulang-ulang sehingga semakin lama anak bisa mengendalikan serta
mengarahkan sesuai yang dikehendaki. Kerapian dilihat dari bagaimana anak
memberi warna pada tempat-tempat yang telah ditentukan semakin lama anak
akan semakin terampil untuk menggoreskan media pewarnanya karena sudah
terbiasa. Kesabaran diperoleh melalui kegiatan memilih dan menentukan
komposisi yang tepat sesuai pendapatnya, seberapa banyak warna yang digunakan
untuk menentukan komposisi warnanya.
2. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Mewarnai
Adapun beberapa kelebihan dari kegiatan mewarnai adalah:
a. Mengembangkan keterampilan motorik anak khususnya motorik halus dan
beberapa aspek perkembangan lain seperti kognitif dan sosial emosional
b. Mengekspresikan perasaan anak dan melatih anak untuk belajar
berkonsentrasi
c. Melatih anak untuk persipan menulis di jenjang pendidikan selanjutnya
Sedangkan kekurangan dalam kegiatan mewarnai adalah sebagai berikut:

5
a. Menjadikan anak kurang aktif karena mewarnai merupakan kegiatan yang
membutuhkan konsentrasi
b. Interaksi yang terjadi antara guru dan anak ataupun satu anak ke anak yang
lain kurang karena terlalu fokus pada gambar yang diwarnai
c. Apabila terlalu sering dilakukan dapat menjadikan anak bosan
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN
A. Informasi Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
a. Nama TK : TK AR_ROHMAH
b. Alamat : Jln. Pajajaran RT 03/RW 03 Desa Baturuyuk Kecamatan
Dawuan
c. Kelompok : A
d. Tema : Binatang
e. Waktu : 08.00-10.00 WIB
Karakteristik Anak Kelompok A TK Ar-Rohmah Desa Baturuyuk Kec.
Dawuan Kab. Majalengka adalah sebagai berikut :
Jenis Kelamin Umur Latar
No Nama anak
L P Tahun Belakang
1. Aulia P 4,5 Pendiam
2. Fitri P 4,5 Pendiam
3. Ghania P 5 Pendiam
4. Kayla p 4.5 Aktif
5. Ibrahim L 5 Aktif
6. M. Ibrahim L 4,5 Pendiam
7. Nadia P 5 Aktif
8. Nisa wulandari P 5 Aktif
9. Padil Somantri L 5 Aktif
10. Padlan L 5 Aktif
11. Reihan L 5 Cengeng
12. Revand L 5 Pendiam

6
Adapun tema yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran inidijelaskan
sebagai berikut :
a. Siklus 1 tema : Binatang yang hidup di air
b. Siklus 2 tema : Binatang yang hidup di air

2. Waktu pelaksanaan :
a. Siklus I : 23 september s.d 27 September 2019
b. Siklus II : 30 September s.d 04 Oktober 2019
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus
Penjelasan masing-masing langkah untuk setiap siklus, dipaparkan pada
bagian berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus I peneliti merencanakan tindakan/alternatif perbaikan dalam
bentuk skenario perbaikan RKH (Rencana Kegiatan Harian).
RKH I : Tindakan yang akan dilakukan adalah Mewarnai gambar ikan
mas dengan menggunakan krayon
RKH II : Tindakan yang akan dilakukan adalah Mewarnai ikan lele
dengan menggunakan krayon dan pensil warna
RKH III : Tindakan yang akan dilakukan adalah mewarnai gambar ikan
betok dengan menggunakan krayon dan pensil warna
RKH IV : Tindakan yang akan dilakukan adalah mewarnai ikan koki
dengan menggunakan krayon dan pensil warna
RKH V : Tindakan yang akan dilakukan adalah Mewarnai gambar ikan
yang paling besar yang ada pada lembr kerja dengan
menggunakan krayon dan pensil warna.
b. Tahap Pelaksanaan
Penilai 1 : adalah kepala TK yang bernama : Tuti Sugiarti S.Pd.I kepala
TK Pancawati Desa Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten
Majalengka.

7
Penilai II : adalah teman sejawat/guru TK yang bernama : Siti Khodijah,
S.Pd.I, guru TK Budi asih 2 Desa Genteng Kecamatan
Dawuan Kabupaten Majalengka.
Dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan berperan sebagai penilai
dalam penyelenggaraan PKP yang ditujukan kepada Kepala UPBJJ Bandung dan
ditandatangani oleh Kepala TK Ar-Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan Dawuan
Kabupaten Majalengka.
c. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media kartu lambang bilangan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan di kelompok
A Tk Ar-Rohmah pada siklus I hampir 65 % anak sudah berhasil. Adapun yang
belum berhasil adalah :
1) Dalam penggunaan alat mewarnai dalam meningkatkan imajinasi anak
2) Anak belum mampu mewarnai dengan baik
Berdasarkan hasil belajar anak di siklus I dari jumlah anak 12 orang, yang
sudah mampu mewarnai sebanyak 5 orang yang sudah berkembang sesuai
harapan. Yang mulai berkembang dalam mewarnai gambar sebanyak 3 orang dan
yang belum berkembang dalam mewarnai gambar sebanyak 4 orang.
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dan
pengembangan, peneliti melakukan refleksi diri yaitu dengan menilai apa saja
yang telah peneliti lakukan dalam kegiatan perbaikan itu. Apakah masih ada
kekurangan atau kelebihan atau masih perlu ada perbaikan lagi untuk hari
berikutnya.
Inilah hasil refleksi peneliti dari skenario perbaikan 1 sampai dengan skenario
perbaikan V.
1) Kelebihan dan kekurangan tindakan perbaikan pengembangan setelah
melaksanakan :
a) Skenario perbaikan RPPH I (Siklus 1)
Kekuatan : Dengan penggunaan media bola bola angka membuat
anak antusias mengikutinya. Sehingga anak
memusatkan perhatian pada kegiatan pembelajaran.

8
Kelemahan : Anak masih merasa kesulitan/ bingung dengan
membilang dengan urutan 1-10.
b) Skenario perbaikan RPPH II
Kekuatan : kegiatan membilang dengan menunjuk benda
membuat anak antusias mengikutinya dan melakukan
kegiatan dengan penuh semangat.
Kelemahan : Masih ada anak yang belum memahami penyusunan
angka 1-10.
c) Skenario perbaikan RPPH III
Kekuatan : Perhatian anak terfokus pada bola bola angka yang
akan di urutkan dari 1-10.
Kelemahan : penggunaan waktu yang sudah dirancang melebihi
waktu yang telah ditentukan.
d) Skenario perbaikan RPPH IV
Kekuatan : Anak begitu antusias dalam memindahkan bola sesuai
perintah guru
Kelemahan : Pada kegiatan menebalkan angka penggunaan waktu
terlalu cepat sehingga banyak waktu yang tersisa.
e) Skenario perbaikan RPPH V
Kekuatan : Peneliti menyampaikan cara mengambil angka secara
acak berdasarkan perintah guru.
Kelemahan : Ketika anak diberi tugas untuk mengambil angka
secara acak berdasarkan perintah guru.
2) Dalam merancang dan mendahulukan suatu tindakan perbaikan kegiatan
pembelajaran terdapat kekuatan dan kelemahan diri.
Setelah peneliti melakukan tindakan perbaikan dalam kegiatan
pengembangan dalam rancangan satu siklus, peneliti akan menyimpulkan
bahwa :
Kekuatan diri : dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi semua
harus saling berkaitan, sehingga dalam kegiatan
perbaikan pengembangan akan dapat berhasil dengan
optimal, peneliti merasakan dengan adanya media dan

9
alat peraga yang menarik yang sesuai dengan usia dan
tahap perkembangan anak. kegiatan belajar mengajar
akan berhasil dengan optimal jika anak terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar, karena keterlibatan anak
dalam kegiatan belajar di dukung dengan kreatifitas
anak sangat menunjang keberhasilan guru.
Kelemahan diri : kelemahan peneliti dalam siklus ini kurang kreatif
menggunakan media bola bola angka dan penggunaan
teknik pembelajaran kurang tepat dan kurang sesuai
dengan materi pembelajaran, juga dalam pengkondisian
kelas serta alokasi waktu melebihi yang telah
ditentukan.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tindakan yang akan dilaksanakan /alternatif perbaikan dalam rancangan satu
siklus pada siklus 2, peneliti merencanakan tindakan atau alternatif perbaikan
dalam bentuk skenario perbaikan RKH (Rencana Kegiatan Harian).
RKH I : kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan pada RKH I
adalah difokuskan pada kemampuan anak dalam kegiatan
mewarnai gambar kura-kura.
RKH II : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan pada RKH II
adalah kemampuan anak dalam kegiatan mewarnai gambar
udang.
RKH III : Kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan pada RKH III
adalah kemampuan anak dalam kegiatan mewarnai gambar
pemandangan di laut.
RKH IV : Kegiatan perencanaan tindakan perbaikan yang akan
dilaksanakan pada RKH IV adalah kemampuan anak dalam
kegiatan mewarnai gambar gurita.
RKH V : Kegiatan perencanaan tindakan perbaikan yang akan
dilaksanakan pada RKH V adalah kemampuan anak dalam
kegiatan dan mewarnai gambar ikan hiu.

10
b. Tahap pelaksanaan
Menentukan penilai 1 dan 2
Penilai 1 : adalah kepala TK yang bernama : Tuti Sugiarti.S.Pd.I kepala
TK Pancawati Desa Balida Kecamatan Dawuan Kabupaten
Majalengka.
Penilai II : adalah teman sejawat/guru TK yang bernama :
Siti Khodijah,S.Pd.I, guru TK Budi asih II Desa Genteng
Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.
Dengan menggunakan surat pernyataan kesediaan berperan sebagai penilai
dalam penyelenggaraan PKP yang ditujukan kepada Kepala UPBJJ Bandung dan
ditandatangani oleh Kepala TK Ar-Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan Dawuan
Kabupaten Majalengka.
c. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen
Berdasarkan hasil observasi penggunaan media kartu lambang bilangan untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan di kelompok
A Tk Ar-Rohmah pada siklus II hampir 100 % anak sudah berhasil.
Berdasarkan hasil belajar anak di siklus II dari jumlah anak 12 orang, yang
sudah berkembang sesuai harapan dalam mewarnai gambar di kelompok A Tk Ar-
Rohmah sebanyak 8 orang. Yang mulai berkembang dalam mewarnai gambar
sebanyak 3 orang dan yang belum berkembang dalam mewarnai gambar sebanyak
1 orang.
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dan
pengembangan, peneliti melakukan refleksi diri yaitu dengan menilai apa saja
yang telah peneliti lakukan dalam kegiatan perbaikan itu. Apakah masih ada
kekurangan atau kelebihan atau masih perlu ada perbaikan lagi untuk hari
berikutnya.
Inilah hasil refleksi peneliti dari skenario perbaikan 1 sampai dengan skenario
perbaikan V.
1) Kelebihan dan kekurangan tindakan perbaikan pengembangan setelah
melaksanakan :
a) Skenario perbaikan RKH I (siklus 2)

11
Kekuatan : Menguasai materi yang di laksanakan dan terbiasa
melakukan kegiatan pembelajaran sehari-hari di TK.
Kelemahan : Anak merasa kesulitan dengan alat mewarnai cat air.
b) Skenario perbaikan RKH II
Kekuatan : Dalam kegiatan mewarnai anak suka dengan gambar yang
di sajikan.
Kelemahan : Penjelasan cara /teknik mewarnai kurang jelas.
c) Skenario perbaikan RKH III
Kekuatan : Kegiatan yang di lakukan di jelaskan dan diarahkan sebaik
mungkin..
Kelemahan : Dalam kegiatan ini kuranggnya memberikan motivasi dan
semangat pada siswa.
d) Skenario perbaikan RKH IV
Kekuatan : Anak berantusias dalam melaksanakan kegiatan mewarnai.
Kelemahan : kelemahan peneliti belum dapat mengoptimalkan dalam
pembibingan anak satu persatu..
e) Skenario perbaikan RKH V
Kekuatan : Melaksanakan kegiatan sesuai RKH
Kelemahan : tidak ada.
2) Kekuatan atau kelemahan diri (dalam merencanakan dan melakukan suatu
tindakan perbaikan kegiatan pengembangan). Setelah peneliti melakukan
kegiatan merencanakan dan melaksanakan suatu tindakan perbaikan kegiatan
pengembangan dalam rancangan satu siklus pada siklus 2, peneliti melakukan
refleksi diri bahwa penelitimempunyai :
kekuatan diri : Dalam kegiatan perbaikan pengembangan di siklus 2
ini, peneliti merasakan kekuatan peneliti dalam
kegiatan mewarnai yang sudah di rancang peneliti.
Selain itu dalam memberikan penilaian dan perhatian
ke semua anak secara objektif sehingga proses kegiatan
belajar mengajar akan berhasil, dalam perbaikan yang
dilakukan, media yang di gunakan pertama kali dilihat
oleh anak, sehingga anak penasaran dan termotivasi

12
karena hal yang baru merupakan hal yang saling
berkaitan dengan keberhasilan anak.
Kelemahan diri : Dalam pengorganisasian kelas dan penggunaan waktu
yang telah dialokasikan kurang tepat,karena ada anak
yang bercanda, merebut mainan, menangis,tidak sabar
menunggu giliran, hal ini sangat menggangu proses
pembelajaran, sehingga menuntut profesionalitas kita
sebagai pendidik,apakah mampu atau tidak dalam
mengantisipasinya dan semua itu kembali pada
kepribadian pendidik masing-masing.
HASILPENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Hasil Perbaikan
1. Deskripsi Siklus I
Berikut ini merupakan data kemampuan motorik halus melalui kegiatan
mewarnai menggunakan krayon yang dilaksanakan di kelompok A Ar Rohmah
Desa Baturuyuk :
a. Anak yang bisa memegang alat mewarnai menggunakan dua jari telunjuk
dan ibu jari dengan posisi jari berada di tengah-tengah serta cara
memegang yang sudah terampil, bisa menggerakkan pergelangan tangan
ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah serta secara memutar dan bisa
mewarnai dengan tidak keluar garis, penuh serta rapi dengan keterangan
mulai berkembang sehingga masih perlu ditingkatkan agar mencapai
berkembang sangat baik.
b. Anak yang mencapai kriteria bisa memegang alat mewarnai menggunakan
ibu jari dan dua jari telunjuk serta posisi memegang berada di tengah-
tengah, bisa menggerakkan pergelangan tangan ke kanan dan ke kiri serta
ke atas dan ke bawah dan bisa mewarnai dengan tidak keluar garis serta
penuh, berada pada kemampuan mulai berkembang
c. Anak yang mencapai kriteria bisa memegang alat mewarnai menggunakan
ibu jari dan dua jari telunjuk dengan posisi memegang terlalu ke atas atau
terlalu ke bawah, bisa menggerakkan pergelangan tangan ke kanak dan ke
kiri atau ke atas dan ke bawah dan mewarnai gambar dengan tidak keluar

13
garis atau dengan penuh, dengan keterangan mulai berkembang perlu
ditingkatkan agar mencapai kemampuan berkembang sangat baik.
d. Anak yang mencapai kriteria memegang alat mewarnai menggunakan ibu
jari dan satu jari telunjuk, menggerakkan pergelangan tangan dengan
mengetuk-ngetuk pada bidang gambar dan mewarnai dengan keluar garis
serta tidak penuh tidak ada dikarenakan kegiatan mewarnai menggunakan
media yang berbeda.sudah cukup familiar dengan anak walaupun beberapa
anak mengalami kesulitan tetap bisa mengikuti.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik
halus anak keompok A Ar Rohmah Desa Baturuyuk melalui kegiatan mewarnai
rata-rata persentase yang diperoleh anak sebesar 68,23% yang masih berada pada
kriteria berkembang sesuai harapan dan belum mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga perlu adanya evaluasi pada
pelaksanaan siklus I agar ketika pelaksanaan siklus selanjutnya dapat berkembang
maksimal menjadi berkembang sangat baik dan mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan.
Data yang diperoleh melalui pengamatan dijadikan sebagai pedoman oleh
peneliti dan guru untuk menentukan refleksi pada permasalahan yang muncul
sehingga dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahantersebut.
Pemberian solusi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak kelompok A melalui kegiatan mewarnai serta merencanakan tindakan
yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
2. Deskripsi Siklus II
Penelitian tindakan siklus II pertemuan pertama dengan indikator memegang
alat mewarnai anak-anak lebih terampil dan lebih antusias daripada sebelumnya
karena alat yang digunakan untuk mewarnai adalah krayon.Pada pertemuan kedua
dengan indikator menggerakkan pergelangan tangan disediakannya pewarna baru
yang sebelumnya 4 macam menjadi 5 macam pewarna dapat menambah
antusiasme anak.Pertemuan ketiga yang indikatornya mewarnai dengan rapi
kemampuan yang ditunjukkan oleh anak juga mengalami peningkatan dengan
variasi percampuran warna yang ditunjukkan pada anak-anak menambah
semangat anak untuk menghasilkan hasil yang terbaik.

14
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti kemampuan motorik halus
anak mengalami peningkatan setelah pelaksanaan kegiatan mewarnai gambar
dilakukan menggunakan krayon dan pewarna makanan karena kegiatan mewarnai
jarang dilakukan di Ar Rohmah Desa Baturuyuk sehingga menimbulkan
antusiasme yang tinggi dari anak dan stimulasi yang diberikan kepada anak dapat
dilakukan secara maksimal karena stimulasi motorik halus yang diberikan
menggunakan beberapa variasi.
Kegiatan mewarnai sangat tepat untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus anak kelompok Akarena melalui kegiatan mewarnai anak belajar tentang
kemampuan awal menulis yaitu dari kemampuan memegang alat mewarnai,
menggerakkan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang sangat
berguna untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, menerapkan
kegiatan mewarnai pada kelompok A sangat tepat.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pamadhi (2011: 7.4) bahwa anak-anak
sangat suka memberi warna melalui berbagai media baik sangat menggambar atau
meletakkan warna saat mengisi bidang-bidang gambar yang harus diberi pewarna.
Ketika anak-anak senang atau suka melakukan kegiatan maka tujuan pemberian
stimulasi dapat maksimal tercapai.
Kegiatan mewarnai yang dilaksanakan pada siklus I, hasilnya masih banyak
anak yang mengalami kesulitan serta mengalamipenurunan persentase dari pra
tindakan. Kegiatan mewarnai pada siklus II hasilnya kemampuan motorik halus
anak dalam memegang alat mewarnai, menggerakkan pergelangan tangan dan
mewarnai secara rapi dapat berkembang sangat baik dan sesuai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan mewarnai telah dilaksanakan di kelompok A Ar
Rohmah Desa Baturuyuk selama 2 siklus menunjukkan adanya peningkatan serta
keberhasilan.

15
Indikator keberhasilan yang tercapai serta peningkatan persentase yang terjadi
dari sebelum tindakan ke siklus I dan dilanjutkan pada siklus II dikarenakan
kegiatan mewarnai dilakukan selama 6 kali pertemuan dimulai dari kegiatan
mewarnai yang mudah ke sulit.Selain itu, kegiatan mewarnai dilaksanakan secara
berulang-ulang untuk mencapai hasil yang maksimal dan disesuaikan dengan
perkembangan anak.Hal tersebut sesuai pendapat Dirjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menegah (2007: 11) yang menyatakan bahwa pengembangan motorik
halus dilakukan secara bertahap serta berulang-ulang sesuai kemampuan anak.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa kegiatan mewarnai dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak kelompok A Ar Rohmah Desa Baturuyuk Kecamatan dawuan
kabupaten Majalengka.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan

16
persentase dari sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I
dan siklus II.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran
motorik halus melalui kegiatan mewarnai yang dilakukan ketika pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelompok A Ar Rohmah Desa
Baturuyuk.Yaitu :
1) Satu kelas dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5-6 anak
2) Tiap kelompok mendapatkan 4-5 macam pewarna yang sudah diletakkan
pada wadah
3) Guru memberikan contoh kegiatan mewarnai yang akan dilakukan
4) Menyampaikan aturan yang telah disepakati selama kegiatan mewarnai
dilakukan dan
5) Gambar yang diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung
di TK.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlu diperhatikan bahwa pembelajaran motorik halus untuk anak kelompok
A dengan usia 4-6 tahun harus fokus pada materi mewarnai dengan 1 media
saja, apabila anak tertarik boleh menambahkan media yang lain.
2. Kegiatan mewarnai menggunakan pewarna makanan dan cotton bud dapat
menjadi alternatif kegiatan pembelajaran untuk menstimulasi kemampuan
motorik halus anak agar dapat berkembang maksimal dan referensi serta
motivasi untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan
untuk anak.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di TKAr Rohmah Desa
Baturuyuk dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang terjadi di
lembaga sekolah dan menjadi acuan untuk lembaga sekolah agar menjadi
lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anita Yus. (2005). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bambang Sujiono. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang


Pengembangan Fisik Motorik di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hajar Pamadhi. (2011). Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. Penerjemah: Meitasari

Lolita Indraswari. (2012). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia


Dini Melalaui Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-Kanak Pembina Agama.
Jurnal Pesona PAUD (Vol.1.No.1). Hlm.2.

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.

Marliza. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui


Permainan Melukis Dengan Kuas Taman Kanak-Kanak Pasaman Barat.
Jurnal Pesona PAUD (Vol.1.No.1). Hlm.1.

18

Anda mungkin juga menyukai