Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS


ANAK KELOMPOK B MELALUI KEGATAN KOLASE
DI RA JABAL HIKMAH SUWANGI TIMUR
SAKRA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

OLEH

NAMA : NURHIDAYATI
KELAS : RA 2

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
(UIN SUKA)

2019
A. Latar Belakang Masalah
Masa lima Tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut masa
keemasan (golden age) karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak
sedang berkembang pesat. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan
pesat adalah kemampuan fisik motoriknya. Proses kemampuan motorik anak berhubungan
dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang
dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan
erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia TK Sujiono,
(2007:1.12).
Aktivitas anak merupakan kunci pokok dari suatu kegiatan belajar anak.Intraksi anak
terhadap suatu benda atau suatu pebuatan yang dilakukan anak merupakan suatu kegiatan
yang dapat direkayasa sedemikian rupa,sehingga menjadi kegiatan belajar.
Sujiono (2007:1.12), menyatakan bahwa perkembangan motorik adalah proses
seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Perkembangan motorik
pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Seperti berjalan, melompat dan lain-lain. Motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan sebagian anggota tubuh tertentu. Kegiatan kolase merupakan
termasuk salah satu kegiatan anak untuk merangsang gerakan motorik halusnya.Aktivitas
anak merupakan kunci pokok dari suatu kegitan belajar anak.Intraksi anak terhadap suatu
benda atau suatu perbuatan yang dilakukan anak merupakan suatu yang di rekayasa
sedemikian rupa,sehingga menjadi suatu kegiatan belajar.
Sujiono (2007:1.4) semakin baik gerakan motorik halusnya, membuat anak dapat
berkreasi, seperti menempel kertas, menyatukan dua lembar kertas, menganyam kertas, tapi
tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama.
Sehingga peran guru sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak sehingga anak
benar-benar dapat berkembang secara optimal.Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan
pengembangan di kelas ditemukan adanya masalah rendahnya kemampuan anak dalam
melatih motorik halus, ini di tandai dengan beberapa kondisi berikut.Pertama Setiap melatih
kemampuan motorik halus anak hanya 5%-14% dari keseluruhan anak, biasanya dari
kelompok B. Ketika dalam melatih kemampuan motorik halus adanya anak yang
mengerjakan tugasnya hanya setengah tidak mau melanjutkan anak lebih senang bermain
bebas dari pada menyelesaikan tugas yang diberikan guru.Ketiga kurangnya stimulasi yang
diberikan guru dalam kegiatan pengembangan.Oleh karena itu,dalam penelitian ini akan
diangkat suatu judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Kolase Di kelompok B Raudatul Atfal (RA) Jabal Hikmah Mekarsari Suwangi
Timur Sakra.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Anak kurang minat/tertarik pada saat kegiatan menganyam.
b. Pada saat kegiatan anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam motorik
halusnya.
2. Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti dapat menganalisis masalah
penelitian tindakan ini adalah sebagaiberikut:
a. Kurangnya alat peraga
b. Medianya kurang bervariasi
c. Kurangnya motivasi guru
d. Kurangnya pengelolaan dalam kelas kurang maksimal
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Untuk meningkatkan keterampilan menganyam tersebut maka guru dapat
melakukan tindakan dengan cara menggunakan metode kolase dengan
menggunakan berbagai media,media yang digunakan adalah bermacam-macam
seperti kertas marmer,biji-bijian,daun kering,kulit telur,dll.
B. Rumusan Masalah
Bagaimakah meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B melalui
kegiatan kolase di RA Jabal Jabal Hikmah Mekarsari Suwangi Timur?
,
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak kelompok B melalui kegiatan kolase di RA Jabal Jabal Hikmah Mekarsari
Suwangi Timur?

,
D. Manfaat
1. Guru: Dapat mengetahui perkembangan motorik halus anak didiknya dan lebih
kreatif untuk menciptakan media yang dapat membantu kreatifitas anak untuk
berkembang secara optimal,dan menambah pengetahuan dalam perbaikan
kegiatan pengembangan.
2. Anak: agar dapat meningkatkan kreatifitasnya melalui kegiatan yang lebih
bermakna seperti kolase,dan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis
dalam menggunakan media dari benda-benda kongkrit.
3. Orang tua: agar dapat menambah wawasan tentang stimulasi yang tepat dan
menyediakan media yang bervariasi untuk merangsang minat belajar anak dengan
memamfaatkan bahan-bahan yang ada sekitarnya.
4. Sekolah: Dapat menjadi masukan dan refrensi dalam rangka meningkatkan
pelayanan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
E.Kajian pustaka
Penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan kolase ini sudah banyak dilakukan oleh orang lain.Diantara hasil
penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh S.Amsoh dan E Madiarti dalam penelitiannya yang berjudul
”meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dengan
media bervariasi”menemukan kurangnya keterampilan anak dalam menggunakan
tangan kanan dan melakukan koordinasi mata dan tangan.,anak kurang
konsentrsi,kemampuan motorik halus anak berkembang kurang optimal.Temuan ini
tentu mempunyai relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan penili ti,terutama
dalam aspek motorik halus anak.Namun yang membedakan dengan penelitian ini
adalah ada beberapa media yang dipakai berbeda.
Dari beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas,jelaslah bahwa
penelitian yang akan dilaksanakan berbeda dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya.Jika ada kemiripan,bukan berarti sama persis,tetapi hanya saja saya
jadikan refrensi atau sebagai contoh dalam penelitian ini.
F.Kajian Teori
1. Pengertian Motorik Halus
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh.Mengembangkan kemampuan motorik sangat
diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.Semakin
baik gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi,seperti menggunting
kertas dengan pensil dengan guntingan yang lurus,menggambar gambar yang
sederhana dan mewarnai,menggunkan klip untuk menyatukan dua lembar
kertas,menjahit,menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan
pensil.Buku Balita dan Perkembangannya (2001).
Perkembangan motorik menurut Sumantri (2005:48),perkembangan motorik
memberikan perubahan pada kemampuan gerak yang saling berkaitan. Morison
dalamHarun (2009: 109) memberikan pengertian bahwa gerak akan memberikan
konstribusi terhadap perkembangan intelektual dan keterampilan anak dimasa
kehidupan selanjutnya.Martini Jumaris (2006:7) mengemukakan bahwa
perkembangan motorik halus anak usia Taman Kanak-Kanak ditekankan pada
koordinasi gerakan gerakan motorik halus,dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jar jemari tangan.
Menurut Slamet Suyanto (2005:49) perkembangan fisik motorik meliputi
perkembangan badan,otot kasar (gross muscle) dan otot halus (fine muscle)
atau sering disebut motorik kasar dan motorik halus.Sedangkan menurut pendapat
Yudha Saputra dan Rudiyanto (2005:118) motorik halus adalah kemampuan anak
beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti
menulis,meremas,menggambar,menggenggam,menyusun balok dan memasukkan
kelereng.
Dari beberapa pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa pengertian motorik
halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang
melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi gerakan mata dan tangan untuk melakukan
gerakan yang rumit,melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk
dengan menggunakan berbagai media,mengekspresikan diri dengan berkarya seni
menggunakan berbagai media,mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot
halus,menempel gambar dengan tepat.
2. Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 tahun
Menurut Smantri (2005:99-100) dalam belajar keterampilan motorik anak—anak
memerlukan pengalamn keterampilan yaitu gerak lokomotor,nonlokomotor,dan
manipulatif.
Menurut penney Upton (2012:63-64), perkembangan keterampilan motorik halus
anak antara lain meliputi:
 Keterampilan motorik halus anak melibatkan otot kecil yang memungkinkan
fungsi-fungsi seperti menggenggam dan memanipulasi objek-objek.
 Keterampilan melibatkan kekuatan, pengendalian motorik halus dan kecekatan.
 Secara bertahap diperoleh keahlian yang lebih tinggi dalam memanipulasi objek.
 Merupakan perkembangan penting dalam hal kecekatan,menulis,menggunakan
gunting,alat pemotong,membalik halaman buku,dan sebagainya.
Menurut Bradekamp dan Copple (1997 191-192) perkembangan motorik halus
anak usia lima tahun sebagai berikut:
1. Memukul dengan kepala palu,menggunakan gunting dan obeng tanpa bantuan.
2. Mengembangkan kerangka balok tiga dimensi.
3. Suka melepas benda-benda dan merangkainya kembali.
4. Memiliki pemahaman dasar tentang kanan dan kiri.
5. Menyalin berbagai bentuk,mengkombinasi dua bentuk geometri atau lebih.
6. Menggambar orang,mencetak huruf secara kasar,mencetak nama pertama.
7. Membuka resleting mantelmemasang kancing depan dengan baik,mengikat sepatu
dengan bantuan,berpakaian dengan cepat.
Menurut Caplan dan caplan (1983 195) perkembanga motorik halus anak usia
6 tahun yaitu:
1. Ketangkasan terbentuk dengan baik.
2. Mampu membedakan tangan kanan dan kiri sendiri.
3. Memegang pensil,sikat,atau crayon seperti pegangan orang dewasa.
4. Menggambar rumah memiliki pintu,jendela,dan atap.
5. Dapat menyalin lingkaran,silang dan persegi empat.
6. Dapat menyalin huruf-huruf besar.
7. Dapat memasang benang jarum besar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpilkan beberapa keterampilan yang
dapat masukkan dalam keterampilan motorik halus sebagai indikator pencapaian
perkembangan yaitu
meremas,membentuk,mencetak,merobek,menggunting,memegang.
3.Prinsip-prinsip Keterampilan Motorik
Ada lma perinsip utama perkembangan motorik menurut BEF.Montolalu (2005
dalam ika Budi Maryam) yaitu:
a. Kematangan
b. Urutan
c. Motivasi.
d. Pengalaman
e. Praktek
4.Tujuan Pengembangan Motorik Halus
Hurlock (1997:156-157) menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa
yang ideal untuk mempelajari keterampilan motorik,alasannya:
a. Tubuh anak lebih lentur dibandingkan tubuh remaja.
b. Anak lebih cepat belajar.
c. Anak lebih berani waktu kecil dibandingkan ketika sudah besar.
d. Anak-anak suka melakukan kegiatan berulang-ulang.
e. Anak-anak belum memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang banyak.
Sumantri (2005:146) tujuannya adalah:
a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak kedua tangan.
b. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari.
c. Mampu mengkoordinasi indera mata dengan aktivitas tangan.
d. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
5.Tinjauan tentang kolase
1.Pengertian Kolase
Kolase (collage) sebuah cabang dari seni rupa yang meliputi kegiatan
menempel potongan-potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah
desain atau rancangan tertentu.Semua kegiatan adalah perakitan beraneka bahan dasar
menjadi karya seni.(kolaseipsa.blogspot.com)
2.Manfaat kolase.
Kolase memiliki fungsi yang penting bagi anak menurut Yoki
Mirantiyo(2014:5),Kolase kaya akan pendidikan komplit bagi perkembangan otak
anak diantaranya bermain dan berkreasi,belajar bentuk-bentuk geometris dan
warna.Selain melatih kemampuan motorik halus anak,kolase juga dapat membantu
kemampuan berbahasa,melatih kepekaan estetis,dan sosial emosional.
Menurut Pamadhi (2012:7.5), kolase berguna untuk melatih anak agar mampu
menggunakan alat, dan melatih keterampilan menempel objek gambar. Kegiatan
kolase dapat dilakukan dengan cara mengisi objek gambar yang dengan jarak kira-
kira1 mm sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada kelebihan kertas putih.
3.Bahan untuk kolase
a. Bahan alam misal: daun kering,biji-bijian,dll.
b. Bahan bekas misal: majalah bekas,koran bekas,bungkus permen,dll.
4.Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Kolase
Pada pelaksanaan kegiatan kolase di RA, pendidik harus benar-benar
memperhatikan anak pada saat kolase agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan
bagi dirinya maupun anak-anak yang lain serta tidak menjadikan rusaknya gambar
yang anak isi. Gambar yang diisi harus sudah mempunyai batas yang jelas yaitu
garis yang membatasi gambar. Hal ini dimaksudkan agar gambar yang sebenarnya
tidak rusak oleh tempelan pada saat menempel. Pamadhi(2012: 7.20)
Agar kegiatan menempel di RA berhasil dan efektif, maka berikut ini
merupakan langkah-langkah yang seharusnya diperhatikan oleh pendidik dalam
kegiatan kolase, antara lain:
1. Guru menyediakan lem sesuai dengan jumlah anak.
2. Guru menyediakan gambar pola sesuai dengan jumlah anak.
3. Guru menjelaskan pada anak cara menggunakan lem yang benar.
4. Guru menjelaskan kepada anak cara menempel bahan-bahan dengan baik
dan benar.
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan anak dalam kegiatan kolase.
6. Guru memperbaiki beberapa anak yang kurang mampu cara menggunakan
lem yang baik dan benar.
7. Guru mempragakan cara mengisi kolase yang baik dan benar.
8. Anak mempraktikkan cara mengisi kolase seperti yang di pragakan guru.
9. Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pemblajaran yang telah
dilaksanakan.
10. Guru memberikan penilaian hasil pekerjaan anak
G. Hipotesis
Berdasarkan hipotesis di atas,maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah kegiatan kolase dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak
kelompok B di RA Jabal Hikmah.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas(PTK).Pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan sendiri namun berkolaborasi dengan guru
kelompok B RA Jabal Hikmah secara berpartisipasi dan bersama-sama dalam
merencanakan,pelaksanaan,mengobservasi, dan merefleksi tindakan yang telah
dilakukan.Penelitian senantiasa terlibat dalam perencanaan,kemudian peneliti
memantau tindakan yang dilakukan,mengumpulkan data,menganalisis data serta
melaporkan hasil penelitian dengan dibantu oleh kolaboratif.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak kelompok B
RA Jabal Hikmah yang berjumlah 15 orang terdiri dari 10 laki 5 perempuan dengan
rentang usia 5-6 tahun.
3.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Jabal Hikmah Mekar Sari Jalan Raya
Pandan Dure Palung Sakra pada bulan januari-februaru yaitu semester genap tahun
pelajaran 2016-2017.
4.Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk membahas
tema/subtema Binatang/Ciri Binatang melalui kegiatan kolase
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada kegiatan kolase.
3) Membuat lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini adalah pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang telah
disusun yaitu melaksanakan scenario pembelajaran sesuai RKH dan diamati
pelaksanaannya oleh obser/pengamat.
c. Pengamatan Observasi
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah mengobservasi kegiatan
yang dilaksanakan kemudian melakukan evaluasi.tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar
pengamatan/observasi yang telah dibuat bersama teman sejawat atau
kolaborator.Pengamatan dilakukan guna mengetahui secara langsung
kemampuan motorik halus anak pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi tindakan
Pada tahap ini, pengamat dan pendidik melakukan analisis data hasil
observasi melalui diskusi tentang kelebihan dan kelemahan yang ditemukan
selama pelaksanaan tindakan. Hasil analisis ini kemudian dijadikan acuan
untuk melakukan tindakan perbaikan selanjutnya.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian,maka peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data yang relevan
dengan penelitian tindakan kelas yaitu Observasi.
Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap sikap dan perilaku
anak dalam proses kegiatan pembelajaran.Dalam penelitian ini observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dengan
memberi tanda check list pada kolom skor yang sesuai.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi berupa
instrumen untuk mencatat kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
kolase yang mengacu pada permendikbud No.146 Tahun 2014.Berikut pedoman
observasi dengan kisi-kisi instrumen.

variabel Sub variabel indikator


Kemampuan motorik halus Terampilmenggunakan tangan Anak mampu
kanan dan kiri dalam berbagai menggunakan jari-jemari
aktiitas tangan kanan dan kiri
dalam aktiasi kolase
member lem pada pola
gambar
Anak terampil
menggunakan jari-jemari
tangan kanan dan kiri
dalam aktiitas kolase
menusun bahan kolase
pada pola gambar
Anak terampil
menggunakan jari-jemari
tangan kanan dan kiri
dalam aktiitas kolase
menusun bahan kolase
pada pola gambar

7. Tekhnik Analisis Data


Tahap analisis data memegang peranan penting dalam penelitian tindakan
kelas,sebagai landasan untuk melakukan refleksi atau perbaikan.Data yang
dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berupa data kualitatif,yaitu data
yang merujuk pada kualitas objek penelitian.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ii ditandai dengan adanya perubahan ke
arah perbaikan,baik yang terkait dengan suasana kegiatan pembelajaran maupun
hasil karya anak.Hal ini dapat terlihat dengan terjadinya peningkatan terhadap
kemampuan motorik halus pada anak kelompok B RA Jabal Hikmah melalui
kegiatan kolase dengan berbagai media.Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila
jumlah anak yang mencapai kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) adalah 12
anak.80% dari jumlah anak dalam kelals (15 anak).
1. Kesesuaian kriteria (%) : 0-20=Kurang sekali
2. Kesesuaian kriteria (%) : 21-40=Kurang
3. Kesesuaian kriteria (%) : 41-60=Cukup
4. Kesesuaian kriteria (%) : 61-80=Baik
5. Kesesuaian kriteria (%) : 0-20=Sangat baik
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2007). “Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik-Motorik di Taman


Kanak-kanak”. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-anak dan Sekolah Dasar.

Depdiknas.( 2009) .Peraturan Menteri Pendidikan nasional No. 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak
dan Sekolah Dasar.

Poerwadarminta, W.J.S.( 1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pamadhi, Hajar. 2012. Menteri Pokok Seni keterampilan Anak. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Masitoh, dkk. (2004) strategi pembelajaran TK .Buku Materi pokok.Jakarta:Penerbit
Universitas Terbuka.
Kolaseipsa.blogspot.com (2015)

Anda mungkin juga menyukai