PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
halus seperti memegang mainan, menulis, menyobek kertas, bermain piano dan
lain sebagainya. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak dirumah yang
anatara susunan syaraf, otot, otak dan spiral cord. Motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak
oleh organ otak sehingga lewat bermain, terjadi stimulasi pertumbuhan otot-
ototnya ketika anak melakukan melompat, melempar atau berlari. Selain itu juga
Secara umum keterampilan motoric anak dapat dilihat dan dibandingkan dengan
melalui berbagai kegiatan, serta tema dan pola yang dipilih dalam kegiatan
menggambar dan mewarnai atau menggunting dan menempel maka guru dapat
anak, seperti kertas, gunting, pensil warna atau buku-buku untuk pola yang akan
digunting anak, jumlah peralatan dan bahan diharapkan sesuai dengan jumlah
anak sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri. Metode yang dipergunakan
adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motoric yang perlu
di kembangkan anak seperti untuk kegiatan motoric halus anak dapat diberikan
berupa kegiatan bermain dan bernyanyi yang dilakukan hamper setiap harinya.
Oleh sebab itu perkembangan motoric halus anak tidak mengalami peningkatan
sarana untuk meningkatkan motoric halus anak. Anak-anak yang mampu untuk
menganyam anak dapat dilihat melalui kemampuan melipat serta hasil lipatan
yang diperoleh atau dihasilkan. Masalah penelitian ini dibatasi pada menganyam
Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Kertas Bentuk Tikar pada Anak di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
melalui kegiatan menganyam kertas bentuk tikar pada anak 3-4 tahun di TK
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi anak
2. Bagi Guru
3. Bagi TK
pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sebagai bekal untuk tugas
TINJAUAN PUSTAKA
misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dll. Menurut Sujiono (2009:12.5)
“ada beberapa gerakan yang dapat di masukkan dalam gerakan motoric halus,
tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan
bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Sara motoric halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinyu secara rutin. Seperti bermain puzzle,
3. Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa Hukum Masa Peka tiap-tiap fungsi jiwa
de Vries (Belanda) memperkenalkan masa peka ini dalam biologi. Prof. Hugo
meneliti seekor lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa peka.
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri
keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Apabila saat sang
dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3-5 tahun adalah masa yang baik sekali
lain:
a. Faktor Genetik
e. Rangsangan
f. Perlindungan
anak.
g. Prematur
h. Kelainan
Individu yang mengalami kelainan baik fisik maupun psikis,
perkembangannya.
i. Kebudayaan
a. Faktor Intern
b. Faktor eksternal
diantaranya:
perekmbangan motoric.
- Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan
cepat pada pasca lahiran ketimbang kondisi pra lahiran yang tidak
menyenangkan.
anak.
motoric anak.
lepas dari sifat dasar genetic serta keadaan pasca lahir yang berhubungan
dengan pola perilaku yang diberikan kepada anak serta faktor internal dan
eksternal yang ada disekeliling anak dan pemberian gizi yang cukup.
5. Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus
sebagai berikut:
(2007:13)
media.
perkembangannya.
kegiatan.
tangan dan optimal kearah yang lebih baik. Dengan anak mampu
lebih baik.
B. Menganyam
1. Pengertian Menganyam
menghasilkan aneka benda atau barang pakai dan benda seni yang dilakukan
kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya
teknikk menjalinkan lungsi dan pakan. Lungsi yaitu bagian anyaman yang
(horizontal) yang akan disusupkan pada lungsi dan arahnya berlawanan atau
melintang terhadap lungsi. Tanpa lungsi dan pakan maka anyaman tidak akan
ketekunan, kesabaran dan keindahan sehingga tercipta suatu karya seni yang
indah.
menghasilkan karnya anyaman. Untuk itu diperlukan teknik, bahan dan alat
dalam menganyam.
usia dini adalah teknik dasar sederhana yaitu anyaman sasag. Anyaman sasag
dikenal sebagai teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan
langkah satu-satu artinya angkat satu dan ditinggal satu (dengan rumus A1,
T1, A1, T1, …, dan seterusnya) kemudian diatasnya T1, A1, T1, A1, …, dan
Pemilihan bahan yang aman dan menarik bagi anak juga berpengaruh
untuk anak TK, apalagi jjika menggunakan kertas yang berwarna akan lebih
pembelajaran di TK, semua bahan sudah siap pakai sehingga anak-anak tidak
dapat digunakan sebagai alat untuk melatih logika anak, belajar matematika
dewasa. Untuk anak usia dini bahan menganyam yang dipilih berdasarkan
karakteristik sebagai berikut: tidak mudah robek, tidak berserat dan tidak
menganyam bagi anak usia dini banyak menggunakan kertas atau gabus karet
dan bahan lain yang tidak membahayakan anak. Untuk anak yang lebih kecil
kertas yang digunakan harus lebih tebal namun tetap lentur dan masih tetap
dapat di anyam.
anyaman tunggal dan ganda. Anak diminta untuk menyusun kertas selang
seling, mengangkat kertas yang harus diangkat dan kertas yang tidak harus
cukup, namun jika ingin dengan berbagi warna lebih disarankan. Tujuannya
selain lebih menarik, anak juga dapat belajar untuk konsentrasi dengan
kertas buffalo, kertas origami atau kertas lain yang berwarna dan agak tebal.
Kertas origami dapat digunakan untuk anak yang lebih besar karena lebih
tipis. Untuk bahan anyaman yang bisa sering digunakan lebih dari sekali
Iratan lungsi dan pakan untuk anak-anak sebaiknya tidak terlalu panjang
dan tidak terlalu tipis. Anak belum mampu memegang benda yang terlalu
tipis, minimal lebar iratan 1 cm. Untuk memasukkan iratan pakan pada iratan
lungsi pada anak-anak tidak dituntut untuk benar-benar mengikuti pola. Anak
mampu memasukkan iratan pada salah satu lusi merupakan kemampuan dan
kegiatan menganyam.
4. Manfaat Menganyam
masyarakat Indonesia.
mengendap.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
a. Penelitian yang mengikutsertakan secara aktif para guru dan anak dalam
berbagi tindakan.
B. Subjek Penelitian
menurut Kemmis dan Taggart menyusuk PTK yang berbeda secara sistematis
dilaksanakan yaitu:
warna.
sebelumnya.
Kegiatan Harian).
b. Pelaksanaan Tindakan
membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar anak aktif
di dalam ruang kelas, namun juga kegiatan di luar yaitu seperti orentasi yang
c. Pengamatan
upaya perbaikan pada setiap siklus berikutnya. Proses ini akan berlangsung
dua siklus.
e. Tahapan Siklus
1. Siklus Satu
anak.
bentuk tikar.
yang diberikan oleh guru. Apabila hasil pada siklus kedua belum
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai
berikut:
1. SMK (Satuan Kegiatan dan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan
penilaian.
guru untuk mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari metode yang
atau lembar evaluasi yang merupakan hasil komunikasi guru dan anak setiap
yang dapat aktif dan merespon dalam metode keterampilan menganyam kertas
sehingga perkembangan motoric halus anak dapat tercapai selama kurang lebih
30 menit.
penelitian membuat catatan khusus pencapaian anak setiap siklus, hal ini sesuai
dengan satuan kegiatan mingguan (SKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
pembelajaran itu minimal mencapai 70% - 80% yang berarti (berkembang sesuai
harapan) dari jumlah anak yang ada dikelas yang dirumuskan dalam tiap
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II,
menganyam tikar dari kertas. Kegiatan yang diamati adalah dari awal sampai
akhir kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan ini diawali dengan guru mengatur anak berbaris dengan bernyanyi
kemudian satu persatu memasuki ruangan kelas. Pada kegiatan inti guru
dilakukan. Pada kegiatan ini terlihat sebagian besar anak belum bisa
menganyam dengan baik sebanyak sepuluh anak. Hal tersebut dapat diamati
saat menganyam masih belum rapih serta banyak kertas yang rusak karena
anak dengan aspek kecermatan dan kecepatan dapat dilihat dari table
dibawah ini.
masih rendah. Hal ini terlihat dari anak yang masih belum bisa
karena beberapa anak belum bisa mencapai skor yang diharapkan dalam
baik sebesar 80%. Keadaan ini menjadi suatu landasan peneliti melakukan
1. Perencanaan (Plan)
oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Pada penyusunan RKH
2. Pelaksanaan (Act)
1) Kegiatan Awal
dengan rapi, guru menyiapkan tempat duduk dan meja anak agar
guru menunjuk anak untuk memimpin doa dan salam dari guru.
2) Kegiatan Inti
3) Kegiatan Akhir
kepada anak apa saja kegiatan yang sudah dilakukan, dan kegiatan
mengucapkan salam.
pertemuan II.
1) Kegiatan Awal
dengan rapi, guru menyiapkan tempat duduk dan meja anak agar
guru menujuk anak untuk memimpin doa dan salam dari guru.
2) Kegiatan Inti
sudah jadi kepada anak dan menanyakan bentuk apakah ini, sebagian
besar anak menjawab dengan benar dan sebagian lagi masih bingung.
anyaman bentuk kalung, anak yang tidak bisa dibimbing oleh guru.
Kegiatan ini banyak anak yang belum bisa menganyam dengan rapi.
3) Kegiatan Akhir
Setelah anak duduk di bangkunya masing-masing, guru
apa saja kegiatan yang sudah dilakukan, dan kegiatan apa yang paling
Anak keluar kelas dengan rapi dan mencium tangan guru serta
mengucapkan salam.
pertemuan III.
1) Kegiatan Awal
tempat duduk agar anak nyaman duduk karena tempat duduk sempit
menganyam dari kertas. Pada hari itu guru tidak menjelaskan cara
Pada kegiatan hari itu ada salah satu anak yang tidak masuk
3) Kegiatan Akhir
anak untuk duduk dengan rapi dan nyaman. Guru bertanya kepada
anak apa saja kegiatan yang sudah dilakukan, dan kegiatan apa yang
anak dan apabila anak menjawab dengan benar maka pulang terlebih
dulu. Anak keluar kelas dengan rapi dan mencium tangan guru serta
mengucapkan salam.
3. Observasi (Observe)
tulis dan menggunakan LKA yang monoton. Pada awal pembelajaran anak
cenderung kesulitan untuk menganyam kertas dan ada anak yang masih
sobek dan perlu bimbingan dari guru. Selain itu guru memberikan motivasi
pertama, kedua dan ketiga. Anak bersemangat dan mengatakan hore saat
pada pra tindakan ke Siklus I. Pada Siklus I jumlah anak dengan kategori
sangat baik berjumlah 7 atau sebesar 46,66% anak, 7 anak dengan kategori
baik atau sebesar 46,66% dan 1 anak dengan kategori cukup atau sebesar
6,6%.
1. Perencanaan (Plan)
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Tema
oleh penelitian yang berkolaborasi dengan guru kelas. Pada penyusunan RKH
pembelajaran berupa kamera untuk mengambil foto atau gambar pada saat
2. Pelaksanaan (Act)
pada hari itu yaitu sebanyak 15 anak. Berikut ini deskripsi langkah-
1) Kegiatan Awal
kegiatan menganyam.
2) Kegiatan Inti
3) Kegiatan Akhir
hadir pada hari itu dan 5 anak tidak hadir. Berikut ini deskripsi
pertemuan II.
1) Kegiatan Awal
Kegiatan dimulai dengan membagi anak menjadi dua
kegiatan menganyam.
2) Kegiatan Inti
3) Kegiatan Akhir
1) Kegiatan Awal
pada anak sekarang hari apa, tanggal berapa, bulan apa dan
apersepsi menganyam.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan selanjutnya yaitu menganyam bentuk gelang,
berakhir.
3) Kegiatan Akhir
3. Observasi (Observe)
kegiatan dengan lebih jelas agar anak tidak kebingungan dalam menganyam.
kriteria sangat baik dan 1 anak dengan kategori baik. Hasil observasi
atau 93,33% memperoleh kriteria sangat baik. Telah terjadi peningkatan pada
siklus ini. Selain itu anak dalam aspek kecepatan, anak menjadi lebih cepat
93,33%.
4. Refleksi (Reflect)
dan Siklus II. Pada Siklus II anak-anak dapat mengikuti kegiatan dengan
baik. Pada setiap kali pertemuan anak diberi penjelasan sehingga anak tidak
tidak sama dengan bentuk anyaman pertama. Hal ini berdampak juga pada
antara Siklus I dan Siklus II adalah 16,66%. Oleh karena itu upaya
kecermatan pada pratindakan sebesar 73,33% dengan kriteria cukup hal ini
sebesar 97,78% atau meningkat 24,45% dengan kriteria sangat baik. Pada
Siklus II sebesar 100% atau meningkat 2,22% dengan kriteria sangat baik.
Aspek kecepatan pada pratindakan sebesar 44,44% hal ini terjadi karena
sebelum jam pembelajaran berakhir tetapi masih ada sebagian anak yang
yang mengalami peningkatkan sebesar 35,55%, hal ini karena pada siklus II
dari 2 siklus setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Langkah-langkah setiap
yang menggunakan kertas, kegiatan ini akan melatih koordinasi mata dan jari
tangan. Selain itu, menganyam dapat melatih kreatifitas anak, menganyam juga
saja yang diinginkan. Kertas dengan sifatnya yang mudah dibentuk, lunak dan
elastis dapat digunakan untuk barang-barang kerajinan. Selain itu kertas tidak
beracun, bisa diwarnai, bentuk yang dihasilkan bisa tahan lama dan bisa didaur
ulang kembali tanpa melalui proses pembakaran tetapi hanya melalui proses
kertas yang disesuaikan dengan tema pada hari itu sehingga tujuan pembelajaran
keterampilan motoric halus anak dalam hal kegiatan menganyam, masih rendah.
Hanya beberapa anak saja yang memenuhi kriteria kecepatan dan kecermatan.
Terdapat 3 anak atau 20% dari 15 yang memenuhi kriteria sangat baik hal
tersebut diperoleh karena anak dapat menganyam membentuk (kalung dan tikar),
3 anak atau 20% dari 15 anak memenuhi kriteria baik, 7 anak atau 46,67% dari
15 anak memenuhi kriteria cukup dan 2 anak 13,33% dari 15 anak memperoleh
kriteria kurang, hal ini diperoleh karena anak belum dapat menyelesaikan
monoton, belum digunakan media dari bahan kertas untuk kegiatan menganyam.
Penelitian ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh peneliti dan guru
kelas. Pada setiap akhir tindakan ada diskusi terkait dengan hasil pengamatan
tindakan pada Siklus I meningkat yaitu sebanyak 3 anak atau 20,00% dari 15
anak mendapat kriteria sangat baik, dan mengalami peningkatan pada kriteria
baik sebanyak 8 anak atau 53,33% dari 15 anak dan 4 anak atau 26,67% dari 15
anak mendapat kriteria cukup. Refleksi pada Siklus I untuk diperbaiki di Siklus II
kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari kegiatan tersebut, kemandirian dan
perasan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas Sekolah. Guru
usahanya.
anak atau 80,00% dari 15 anak memperoleh kriteria sangat baik dan 3 anak atau
keterampilan motoric halus tiap anak dapat dilihat pada table di bawah ini.
keterampilan motoric halus. Bahkan ada yang mencapai kriteria sangat baik
(100,00%).
BAB V
A. Kesimpulan
pada pratindakan sebesar 73,33% dengan kriteria cukup. Hal ini dikarenakan
sebagian anak masih belum bisa menganyam. Pada siklus I sebesar 97,78% atau
meningkat 24,45% dengan kriteria sangat baik. Pada siklus II sebesar 100,00%
Aspek kecepatan pada pratindakan sebesar 44,44% hal ini terjadi karena
peningkatan sebesar 35,55%, hal ini karena pada siklus ini anak sudah terbiasa
peningkatan.
B. Saran
maka dalam usaha untuk meningkatkan motoric halus anak usia dini dengan
menggunakan kertas melalui kegiatan menganyam adanya saran-saran sebagai
berikut:
berbagai bentuk sesuai tema agar anak tidak bosan dan antusias.
3. Bagi guru dana tau calon guru yang ingin melanjutkan penelitian ini,