Anda di halaman 1dari 20

PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS

MEWARNAI PADA ANAK USIA DINI

DI KLOMPOK B

Oleh

Jannah

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP HAMZAR 2022-2023)


BAB I

PENDAHULUAN

1, Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang

dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada

anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman

yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui pengalaman belajar yang

diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang

berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Salah

satu cara anak agar proses belajar mereka memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan

bermain sambil belajar. Dengan bermain dan belajar, seorang anak dapat memperoleh

kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru.Bemain dan belajar bagi mereka juga merupakan sarana

dalam mengembangkan berbagai ketrampilan sosialnya. Kegiatan bermain dan belajar akan mengembangkan

otot dan melatih gerakan motorik mereka di dalam menyalurkan energi mereka yang berlebih.

Dengan demikian seorang anak akan menemukan bahwa merancang suatu hal baru dan berbeda

dapat menimbulkan kepuasan dan pada akhirnya anak akan menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Untuk mengetahui bagaimana peran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2, Rumusan Masalah
Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

Bagaimana perkembangan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini

Bagaimana metode pengembangan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini

3, Tujuan Masalah

Adapun tujuan permasalahan dalam pembahasan ini diantaranya :

Untuk mengetahui perkembangan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini

Untuk mengetahui metode pengembangan motorik halus pada Pendidikan Anak Usia Dini

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Motorik halus

Motorik adalah terjemah dari kata “motor” yang menurut Samsudin adalah

suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain,

gerak movement adalah kombinasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.12

Namun yang harus selalu diperhatikan disini, gerak yang dimaksudkan bukan hanya gerak yang

kita lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh (tangan, kaki, tungkai) melalui alat gerak

tubuh (otot dan rangka), tetapi motorik merupakan gerak yang didalamnya melibatkan fungsi

motorik seperti otak,saraf, otot dan rangka. Al-

Qur’an menyatakan tentang hari kiamat dimana jari

-jemari manusia yang telah hancur bercampur tanah akan dikembaikan. Dalam agama muslim

manusia hendaknya mencegah dari perbuatan durhaka, dikarenakan jari jemari akan menjadi

saksi atas apa yang diperbuat pemiliknya. Allah SWT berfirman dalam Al-

qur’an surat Al

-qiamah ayat 3-4 yang berbunyi : Artinya :

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna

. (QS. Al- Qiamah ayat 3-4)

Pada keterampilan halus dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dalam kehidupan anak.

keterampilan motorik halus juga diajarkan dalam sekolah Taman Kanak-kanak, pendidik memberikan

stimulasi kepada anak guna menunjang pencapaian keterampilan motorik halus yang optimal. Individu

yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu karena

lebih cepat berkembang dibandingkan individu yang tidak banyak mendapatkan stimulasi. Salah satu aspek
perkembangan dasar pada anak usia dini yaitu aspek fisik (motorik halus dah halus). Pada

dasarnya perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik halus menurut Hurlock merupakan pengendalian koordinasi yang lebih

baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih untuk digunakan

menggenggam, melempar, menggambar, menangkap bola, menggunting. Sumantari menyatakan bahwa

motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jarijemari

dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan

yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Menurut

Trube pengembangan motorik halus melibatkan otot kecil dalam ekstremitas tubuh. Paling

sering, pengembangan motorik halus mengacu pada penggunaan sesuai dengan tahapan pengembangan

anak pada otot kecil tangan dan kaki. Gerakan motorik halus meliputi menggenggam, menggapai,

memegang, mendorong, dan mengancing. Menurut Bambang Sujiono motorik halus adalah

gerakan yang melibatkan bagian-bagian tertentu dan dilakukan oleh otot-oto kecil (halus) serta

memerlukan koordinasi yang cermat serperti, mengguting mengikuti garis, meremas,

menggenggam, menulis, menggambar, memasukan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan

mudah, menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, alat cocok, crayon,

spidol, pensil serta melipat.18 Sementara Suyanto berpendapat bahwaperkembangan motorik

halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya.Otot ini berfungsi untuk melakukan

gerakan-gerakan bagian bagian tubuh yanglebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai,

mengancingkan baju,mengikat tali sepatu, dan menggunting.19 Sedangkan menurut Suyadi

perkembangan gerak motorik halusadalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang

melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih kecil atau detail. Kelompok otot dan saraf inilah yang

nantinyamampu mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, menyobek,


menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis

simpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari

tangan dan gerak pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang

cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat

anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam.

Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang

sama.

1. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini

berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik; seperti menulis,

melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting dan sebagainya.

Adapun perkembangan motorik pada anak menurut Gesell dan Ames (1940) serta Illingworth (1983),

mengikuti delapan pola sebagai berikut:

1.Continuity (bersifat kontinu), yaitu dimulai dari sederhana ke yang lebih kompleks sejalan

dengan bertambahnya usia anak.

2.Uniform sequence(memiliki tahapan yang sama), memiliki pola tahapan yang sama untuk semua

anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan tersebutberbeda.

3.Maturity (kematangan), yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf.

4.Umum ke khusus, yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang bersifat khusus.

5.Dimulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi.


6.Bersifat chepalo-caudal direction, artinya bagian yang mendekati kepala berkembang lebih dahulu dari

bagian yang mendekati ekor.

7.Bersifat proximo-distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbuh tubuh (tulang belakang)

berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh.

8.Koordinasi bilateral menuju crosslateral, artinya bahwa koordinasi organ yang sama berkembang

lebih dulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan.

Cara-cara untuk mengembangkan keterampilan dilakukan dengan melalui pembuatan berbagai

jenis latihan motorik halus, antara lain :

1. Menggunting kertas

Kegiatan memegang dan menggerakkan gunting melatih otot-otot yang sama yang akan

digunakan untuk menulis. Anda perlu mencermati cara si kecil memegang gunting. Posisi

gunting yang benar adalah, ibu jari dan jari tengah berada di dalam lubang gunting, jari telunjuk

berada di bagian luar lubang gunting untuk menstabilkan gerak gunting. Sementara, jari keempat

dan kelima menekuk ke arah telapak tangan. Beri si kecil keleluasaan melakukan kegiatan ini.

2. Melipat kertas

Keterampilan membuat origami baru akan dikuasai sungguh-sungguh saat anak berusia enam

tahun. Tetapi latihan dapat dimulai sejak anak berusia tiga tahun. Untuk anak-anak usia

prasekolah, Anda bisa melatihnya membentuk persegi panjang atau segitiga dari selembar kertas

berbentuk bujur sangkar. Bila si kecil sudah mahir membuat lipatan sederhana, Anda bisa

melatihnya melipat bentuk amplop. Jari-

jari anak usia prasekolah masih kerap ‘terpeleset’, sehingga

lipatannya pun kerap melenceng. Jadi, jangan terlalu menuntutnya membuat lipatan yang rapi.

Latihan melipat kertas akan memperkuat otot-otot telapak dan jari tangan anak, yaitu saat anak
melipat dan menekan lipatan itu. Kekuatan bagian telapak dan jari dibutuhkan untuk memegang

dan menggerakkan pensil.

3. Memutar koin

Memegang uang logam pada posisi berdiri, kemudian memutarnya hingga menghasilkan putaran yang baik

sangat disukai anak. Anak usia kira-kira empat tahun mulai dapat melakukannya, meski kadangkala

jarinya masih terpeleset. Kegiatan ini melatih kelenturan otot kecil pada jari tangan, seperti

digunakan saat membuat huruf-huruf menggunakan pensil.

4. Menulis dan Menyambung titik-titik

Ajak anak melatih keterampilan motoriknya dengan menyambung titik-titik kecil membentuk

sebuah gambar. Keterampilan ini dibutuhkannya untuk menulis. Anak-anak usia prasekolah gemar

melakukan kegiatan ini. Tapi jangan paksa dia menyelesaikan seluruh latihannya bila mereka

mengatakan, “Udah akh, capek, pegal.” Ini karena kekuata

n otot lengan bagian atas mereka memang masih terbatas.

5. Melukis karton

Buatlah beberapa pola gambar pada karton, kemudian minta si kecil membuat gambar serupa dengan

gambar yang Anda buat. Bisa juga Anda membuat pola gambar dengan titik-titik yang besar.

Usahakan titik-titik itu arahnya bervariasi, dari samping kiri ke arah atas, dari atas ke bawah dan

dari bawah ke arah samping. Mintalah anak menyambung titik-titik itu. Kegiatan ini untuk

mengembangkan keterampilan visual-motor anak yang akan digunakannya bila ia perlu membuat

sebuah gambar besar. Misalnya, disain ruang atau taman.

6. Meronce
Untuk bisa meronce sedotan warna warni menjadi seuntai kalung, dibutuhkan kelenturan otot

pada jari tangan. Seperti pada kegiatan menjahit, kegiatan ini mengandalkan kekuatan otot ibu

jari, jari telunjuk dan jari tengah. Cara anak memegang benang untuk dimasukkan ke dalam lubang sedotan

sama dengan ketika ia memegang pensil untuk menulis.

7. Gambar temple

Menempel stiker dapat dilakukan anak sejak ia berusia satu tahun. Pada usia ini, anak cenderung

menempelkan stiker di tempat kosong. Ajak anak menempel stiker di atas sebuah pola yang berbentuk sama

dengan bentuk stiker. Kegiatan ini lebih rumit karena anak harus mengerahkan kemampuan

visual, imajinasi dan motorik halusnya. Kegiatan merekatkan gambar tempel ini melatih aspek

visual-motor dan melibatkan imajinasi yang diperlukan anak dalam kegiatan menggambar.

8. Mie lilin

Permainan ini diminati sepanjang zaman. Dari lilin aneka warna, si kecil dapat menciptakan

berbagai bentuk. Awalnya, Anda dapat menunjukkan bagaimana memperlakukan lilin itu

menjadi bentuk-bentuk yang punya makna.

“Cacing”, mungkin bentuk pertama yang dibuat anak. Setelah berhasil membuat satu “cacing”,

ia akan membuat lagi, lagi dan lagi. Dengan banyaknya “cacing” yang dibuatnya, muncul ide

baru, dan ia menyebut bentuk itu “mie”. Bentuk ini memang paling dikuasai si kecil, karena

‘hanya’ mengandalkan telapak tangan yang dibantu kekuatan

lengan untuk menekan dan menggulirkan lilin di atas meja. Begitu anak bosan dengan satu

bentuk yang dikuasainya, ia akan mencoba bentuk lain. Permainan ini menguatkan seluruh otot

tangannya, mulai dari lengan bagian atas, telapak dan jari tangan.[3] Kemampuan motorik halus

bisa dikembangkan dengan cara lain, yaitu; anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan

air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan
bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini

merupakan modal dasar untuk menulis.[4] Seperti halnya halnya pada kegiatan motorik kasar

yang dilkaukan anak usia dini, kegiatan motorik haluspun mengandung resiko kecelakaan tertent

2. Metode Pengembangan Motorik Halus

Bermain dalam masa kanak-kanak adalah kegiatan yang sangat serius dan merupakan sarana

untuk mengembangkan daya imajinasinya. Dalam hal ini, yang paling menunjang untuk itu yakni

melatih dan mengembangkan motorik halus. Karena motorik halus sangat menentukan kepekaan

dan daya kreativitas anak. Untuk mengasah motorik halus agar motorik anak dapat berkembang

dengan baik dan sempurna, perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan terpadu.

Metode berikut mudah diterapkan dengan sarana dan fasilitas yang ada di sekitar kita yang dapat

diberikan sesuai umurnya yaitu :

a). Kelompok Umur 0-3 Bulan


Menggantungkan mainan yang dapat berputar/ berbunyi dan berwarna cerah sehingga membuat

bayi tertarik dan melihat, menggapai/ menendang mainan tersebut. Letakkan/ sentuhkan sebuah mainan

kecil, berbunyi dan berwarna cerah pada tangan bayi atau punggung jari-jarinya. Ajak bayi meraba

dan merasakan berbagai bentuk permukaan seperti mainan binatang, mainan plastik, kain-kain

perca, dan lain-lain.

b). Kelompok Umur 3-6 Bulan

 Stimulasi sebelumnya tetap dilanjutkan.

 Letakkan mainan sejenis rattle lalu coba tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang

dengan kuat.

 Letakkan sebuah mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkannya ke tangan yang

lain. Lain waktu berikan mainan pada kedua tangannya.

c). Kelompok Umur 6-9 Bulan

 Mengambil benda-benda kecil, seperti remahan roti.

 Memasukkan benda ke dalam wadah.

 Bermain genderang dengan menggunakan kaleng kosong bekas dan tunjukkan cara

memukulnya.

 Membuat bunyi-bunyian dengan membenturkan 2 kubus/ balok yang tidak dapat pecah.

d). Kelompok Umur 9-12 Bulan

 Bermain dengan maian yang mengapung di air.

 Menyusun balok/ kotak.

 Menggambar dengan menggunakan krayon/ pensil berwarna.

 Bermain dengan menggunakan peralatan memasak, tentunya yang aman dan berbahan plastik

khusus buat si kecil.


e). Kelompok Umur 1 Tahun ke atas (Balita)

 Diajarkan untuk menggambar sesuatu, missal manusia

 Diarahkan untuk membuka kancing baju sendiri

 Bermain menyusun puzzle sederhana

 Mencuci tangan sendiri

 Bermain membentuk sesuatu dari plastisin

 Belajar membaca dan menulis.

e). Kelompok Umur 1 Tahun ke atas (Balita)

 Diajarkan untuk menggambar sesuatu, missal manusia

 Diarahkan untuk membuka kancing baju sendiri

 Bermain menyusun puzzle sederhan

 Mencuci tangan sendiri

 Bermain membentuk sesuatu dari plastisin

 Belajar membaca dan menulis

Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak

kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-

akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun
motorik halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik

yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi, yang memungkinkan anak akan berlaku liar dan

nakal serta tidak terarah, seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan

semacam stimulasi seperti yang telah dipaparkan di atas dengan berbagai kesempatan dan

pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-

peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu di

dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar

dan motorik halus. Sehingga si kecil dapat melalui tahapan-tahapan perkembangannya dengan

baik dan terarah. Stimulasi yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik

anak adalah sebagai berikut :

 Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.

 Keterampilan berolahraga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olahraga.

 Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.

 Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban

 Gerakan-gerakan ibadah shalat.

Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu

dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut :


1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan

senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,

melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan

pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat

ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang

perkembangan rasa percaya diri.

3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada

usia pra sekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,

menggambar, melukis, dan baris-berbaris.

4. Melalui perkembangan motorik, yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul

dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat

bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang

fringer (terpinggirkan).

5. Melalui perkembangan motorik, sangat penting bagi perkembangan self-concept atau

kepribadian anak.

Untuk keberhasilan dalam kegiatan pengembangan motorik peran pendidik perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


a) Pendidik dianjurkan mengenakan pakaian yang sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sikap

perwujudan dan pakaian merupakan salah satu syarat menanamkan kewibawaan

pendidik.

b) Fasilitas dan alat-alat pengembangan keterampilan mororik ; dalam arti luas, fasilitas

pengembangan keterampilan motorik adalah kelengkapan yang harus dipenuhi

sekolah untuk melaksanakan kegiatan pengembangan keterampilan motorik.

c) Susunan pengaturan dan tempat pendidik. Agar poses pengembangan keterampilan motorik

dapat berjalan dengan lancar dan tertib, perlu diperhatikan susunan anak dan tempat

pendidik, diantaranya; Susunan barisan anak tidak menghadap sinar matahari, dan

juga ke arah yang mudah menarik perhatiannya misalnya ke arah jalan raya, tempat

keramaian. Susunan barisan mudah diawasi, seperti barisan tidak terlalu panjang.

Berdiri di tempat yang dapat melihat semua anak dan anak-anak dapat melihat guru.

Ketika memberikan contoh suatu gerakan, tidak membelakangi anak. Hal yang

diperlihatkan harus jelas kelihatan dari tempat berdiri anak. Perubahan susunan

barisan lain harus dapat berjalan dengan cepat karena anak usia dini belum mampu

mengatur sendiri maka dalam kegiatan di luar kelas diperlukan adanya guru bantu lain. Dalam

penyusunan dan pengaturan tempat anak juga perlu diperhatikan jumlah anak, jumlah

alat yang tersedia, macam kegiatan, keadaan halaman (luas atau sempit).

d) Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan adalah : 1. Persiapan mental, menguasai

bahan kegiatan pengembangan yang akan dilaksanakan, 2. Persiapan kegiatan tertulis: segala

persiapan yang akan dikembangkan kepada anak-anak telah disusun secara tertulis.
Kegiatan pengembangan yang akan dilaksanakan direncanakan dan diperhitungkan dengan

cermat. Ini berbentuk program satuan kegiatan harian, 3. Persiapan lapangan dan alat-

alat: halaman yang akan dipakai harus diatur dan dipersiapakan secukupnya. Untuk

persiapan lapangan, perlengkapan dan alat-alat disiapakan dibantu oleh guru bantu.

e) Teknik penyajian Dalam memberikan penyajian kegiatan pengembangan

ketermapilan motorik, pendidik bukan berdiri di muka kelas, tetapi beridiri di antara

anak-anak. Karena dengan demikian maka kontak atau interaksi guru dengan anak-anak

menjadi kekhususan tersendiri.

f) Nada Suara Nada suara guru merupakan alat kontak dengan anak. Suasana kegiatan

pengembangan akan sangat dipengaruhi oleh nada guru. Kepandaian berbicara harus

dapat menjelaskan apa yang dimaksudkan, dan dapat pula memberikan perintah yang tepat. hal ini

berbeda dari sekolah satu dengan yang lain dan kelas ke kelas berikutnya. Adapun

syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: Nada suara harus memberi dorongan dan

semangat, Ramah (Bukan berarti suatu sikap yang tidak pasti. Tidak pernah

menghardik), Nada suara harus jelas, Bebicara tidak keras, Berbicara singkat dan

jelas, Nada suara harus sesuai dengan ruang pembicaraan atau luas ruangan.

g) Koreksi Koreksi atau perbaikan dapat dilakukan dengan dua cara; (1) koreksi

serentak (klasikal) koreksi serentak dilakukan bila sebagian besar anak-anak

membuat kesalahan, maka anak-anak dikumpulkan, selanjutnya guru menjelaskan

kesalahan yang banyak dilakukan dan mengadakan perbaikan. Ini disebut koreksi
tidak lansung. (2) koreksi perorangan. Koreksi perorangan dilakukan bila hanya satu dua

anak melakukan keslahan dan guru lansung melakukan koreksi secara perorangan

terhadap anak-anak yang masih membuat kesalahan itu.

h) Keamanan dan keselamatan Selama kegiatan pengembangan keterampilan motorik

berlansung, keamanan dan keselamatan anak-anak harus benar-benar terjamin, untuk

itu beberapa hal yang mesti dilakukan :

 Sebelum kegiatan pengembangan keteramilan motorik khsususnya motorik kasar

dimulai, lapangan atau halaman bermain terlebih dahulu diperiksa kalau-kalau ada

hal yang dapat menimbulkan bahaya bagi anak-anak, seperti halaman tidak rat,

berlubang, banyak batu menonjol, licin dll.

 Alat-alat bantu pengembangan yang dipakai diperiksa dengan teliti jangan sampai

apabila dipergunakan dapat menimbulkan kecelakaan karena rusaknya alat-alat.

BAB III

PENUTUP

3. Kesimpulan

Motorik adalah terjemah dari kata “motor” yang menurut Samsudin adalah
suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain,

gerak movement adalah kombinasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik. Namun yang

harus selalu diperhatikan disini, gerak yang dimaksudkan bukan hanya gerak yang kita lihat

sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh (tangan, kaki, tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot

dan rangka), tetapi motorik merupakan gerak yang didalamnya melibatkan fungsi motorik seperti

otak,saraf, otot dan rangka. Menurut Gallahue

“ motor “

adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. motorik halus adalah

gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi

oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari

tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Perkembangan

fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.

karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi,

kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi ototo tubuh yang satu dengan yang lain.

4. Saran

Dari hasil penyusunan makalah diatas serta pembahasan yang telah penulis jabarkan,

menunjukan bahwasanya Mengembangkan motorik halus anak usia dini sangat penting.
Mengingat betapa pentingnya motorik halus anak dikembangkan sejak dini sebagai bekal untuk

anak perembangan selanjutnya, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut

 Guru hendaknya dapat mengondisikan kelas dan mendapat perhatian anak didalam saat

pembelajaran berlangsung.

 Alat permainan edukattif yang digunakan untuk menjelaskan hendaknya menggunakan

berbagai media agar anak antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak

merasa bosan.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur,Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2009), hlm. 24.

Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,(Yogyakarta: Hikayat

Publishing, 2005), hlm. 50-51.

Iva Nur Laila,Panduan Lengkap Mengajar Paud , (Yogyakarta: Pinus Book

Publisher, 2010), hlm. 52.

Sumantri,Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas,

Dirjen Dikti, 2013

Yus Anita, Model Pendidikkan Anak Usia Dini, Medan: Kencana Prenada Media

Group, 2013

Anda mungkin juga menyukai