Anda di halaman 1dari 9

BERMAIN LOMPAT TALI DAN

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI

Nunung Uswatun Hasanah¹) M. Thoha B.S Jaya¹) Maman Surahman¹)


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

Email: nunung.uswatunhasanah@yahoo.co.id
No Hp: 081279619679

Abstract : Jumping The Rope Activity With Children Locomotor Development.


The problem in this research was children locomotor development aged 5-6 years old in
TK Nurul Iman Tanggamus still low. The purpose of the research was to find out the
correlation between jumping the rope activity with children locomotor development. The
research was used correlational method. Sample were 14 children. Sampling technique
was used proportionate stratified random sampling technique. Data were collected by
observation and documentation. The instrument was used observation sheet in the form
of rating scale. Data was analize by using test table analysis and spearman rank data
correlation test. The results showed that there was a signifikan correlation between
jumping the rope activity with children locomotor development aged 5-6 years old in TK
Nurul Iman Tanggamus by 0,85.

Keywords : early childhood, locomotor development, jumping the rope,

Abstrak : Bermain Lompat Tali Dan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini.
Masalah dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di
TK Nurul Iman Tanggamus yang masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
hubungan aktivitas bermain lompat tali dengan perkembangan motorik kasar anak usia
dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan
sampel sebanyak 14 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Proportionate
Stratified Random Sampling. Data yang diambil melalui teknik observasi dan
dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi berupa rubrik penilaian
jenis rating scale. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji analisis tabel dan uji
korelasi data Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat
antara aktivitas bermain lompat tali dengan perkembangan motorik kasar anak usia 5-6
tahun di TK Nurul Iman Tanggamus sebesar 0,85.

Kata Kunci : anak usia dini, bermain lompat tali, perkembangan motorik kasar

1
PENDAHULUAN Perkembangan motorik kasar merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak
yang melibatkan otot-otot besar yang ada
Bermain merupakan kegiatan yang pada tubuh yang menghassilkan
dilakukan anak sepanjang hari dan dapat
gerakan-gerakan. Bukan hanya otot saja
menimbulkan kesenangan pada diri anak
yang bekerja dalam menghasiilkan
itu sendiri, dengan bermain anak dapat
gerakan ini, namun ada juga syaraf dan
mengenal posisi anak itu sendiri berada,
otak. gerakan tersebut terjadi karena
serta dengan bermain perkembangan adanya korrdinasi antara otot, syaraf
anak akan berkembang secara optimal. dan otak sehingga mengahasilkan
Piaget dalam Sujiyono (2012:144)
gerakan yang sempurna. Bambang
mengatakan bahwa “bermain adalah
(2008:1.11`) menyatakan bahwa motorik
suatu kegiatan yang dilakukan berrulang-
kasar kemampuan yang membutuhkan
ulang dan menimbulkan kesenangan/ koordinasi sebagian besar bagian tubuh
kepuasan bagi diri seseorang”. anak.
Motorik merupakan segala sesuatu yang
Oleh karena itu, biasanya memerlukan
berhubungan dengan gerakan anggota
tenaga karena dilakukan oleh otot-otot
tubuh, gerakan yang dihasilkan tersebut
yang lebih besar. Dalam
terjadi karena adanya keterkaitan antara
perkembangannya, motorik kasar
3 unsur yang ada dalam tubuh yakni otot, berkembang lebih dulu daripada motorik
saraf dan otak. Untuk mencapai gerak halus. Hal ini dapat dilihat saat anak
motorik yang sempurna diperlukan
sudah dapat menggunakan otot-otot
adanya kerja sama antar ketiga unsur
kakinya untuk berjalan sebelum ia dapat
tadi dan saling berkaitan, saling
mengontrol tangan dan jari-jarinya.
menunjang dan saling melengkapi antar
satu sama lainnya.
Perkembangan motorik kasar untuk
anak usia dini dapat diberikan dengan
Zulkifli dalam Samsudin (2008: 11) porsi yang sesuai dan cara yang menarik
menjelaskan bahwa motorik adalah
agar anak dapat lebih mudah untuk
segala sesuatu yang ada hubungannya
memahaminya. Untuk menarik perhatian
dengan gerakan-gerakan tubuh. Lebih
anak dan membuat anak lebih mudah
lanjut ia menjelaskan bahwa dalam
dalam memahami perkembangan
perkembangan motorik ada tiga unsur motoriik kasar dapat dilakukan melalui
yang menentukannya yaitu otot, saraf kegiatan bermain. Salah satu permainan
dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan
yang dapat dilakukan adalah permainan
masing-masing perannya secara
lompat tali. Menurut Harsono dalam
interaksi positif, artinya unsur yang satu
(Febriani, 2015 : 36) Permainan lompat
saling berkaitan, saling menunjang, tali adalah permainan melompat dengan
saling melengkapi dengan unsur lainnya haling rintang berupa tali yang terbuat
untuk mencapai kondisi motorik yang
dari karet yang dirajut menjadi panjang.
lebih sempurna keadaannya.
Permainan lompat tali diberikan pada
siswa dengan tujuan meningkatkan
Perkembangan motorik pada anak usia kemampuan kerja dari otot tungkai,
dini merupakan perubahan kemampuan dimana otot tungkai tersebut akan
motorik dari bayi sampai dewasayang mengalami perubahan akibat permainan
melibatkan berbagai aspek perilaku dan yang diberikan.
kemampuan motorik. Aspek perilaku dan
perkembangan motorik saling
Sofyan (2016 : 35) mengungkapkan
mempengaruhi satu sama lain.
bahwa salah satu cara yang dapat
Perkembangan fisik anak sangat penting
diwujudkan untuk dapat membantu anak
adanya. Perkembangan motorik kusia dini tumbuh dan berkembang di
melibatkan otot-otot yang ada pada taman kanak-kanak adalah tempat
tubuh anak secara terkoordinasi, yang
interaksi dan nilai perilaku motorik karena
dilakukan melalaui gerakan-gerakan
motorik dapat diterima perilaku. Ini
yang dilakukan oleh anak itu sendiri.
termasuk kebersihan dan perilaku
kesehatan, disiplin dan kemandirian.

2
Untuk meningkatkan potensi kebutuhan untuk mengetahui apakah ada hubungan
akan pendidikan yang optimal maka antara aktivitas bermain lompat tali
individu hatus dapat mandiri. Ini sesuai dengan motorik kasar anak.
dengan pendapatnya Martini Jamaris
tentang pengembangan dari manusia.
METODE
Oleh karena itu, untuk membuat manusia
agar menjadi individu yang berguna
untuk dirinya sendiri, untuk masyarakat Penelitian ini menggunakan metode
maka pengembangan ilmu pengetahuan penelitian korelasional. Peneliti
teknologi yang dibutuhkan pendidikan menggunakan metode ini karena
harus berkualitas (Jamaris,2010: 10). menurut Arikunto (2002:239) “penelitian
korelasi bertujuan untuk menemukan ada
Tujuan dari perkembangan fisik motorik tidaknya hubungan dan apabila ada
dan program motorik kasar untuk anak- berapa eratnya hubungan serta berarti
anak adalah untuk memperluas atau tidaknya hubungan itu”. Metode ini
kemampuan mereka dalam bergerak, digunakan untuk melihat apakah ada
seperti : berjalan, berlari, melompat, hubungan antara aktivitas bermain
meloncat, menangkap dan melempar, lompat tali dengan perkembanglan
serta anak dapat menikmati permainan motorik kasar anak.
tanpa rasa malu dan percaya diri.
Penelitian ini menggunakan desain
Berdasarkan hasil penelitian Sari (2015) penelitian pre-eksperimental design.
kemampuan motorik kasar anak mampu Menggunakan desain ini karena menurut
ditingkatkan melalui kegiatan lompat tali. Sugiyono (2012:109) “desain ini belum
Senada dengan hal tersebut,penelitian merupakan eksperimen yang sungguh-
Febriani (2015) menyatakan bahwa ada sungguh, karena masih terdapat variabel
suatu peningkatan yang baik dalam luar yang ikut berpengaruh terhadap
perkembangan motorik kasar (melompat) terbentuknya variabel dependen”. Jadi
anak melalui permainan lompat tali. hasil eksperimen yang merupakan
Sehingga dapat digaris bawahi bahwa variabel dependen itu bukan semata-
teknik permainan lompat tali dapat mata dipengaruhi oleh independen. Hal
meningkatkan perkembangan motorik ini dapat terjadi karena tidak adanya
kasar anak. Penelitian lain oleh variabel kontrol dan sampel tidak dipilih
Puspitowati (2012) permainan tradisional secara random. Desain ini menggunakan
lompat tali dapat meningkatkan motorik model desain one-shot case study,
kasar anak. karena terdapat satu kelompok yang
diberi treatment/perlakuan yang
Beberapa permasalahan yang sering selanjutnya diobservasi hasilnya.
ditemukan dilapangan adalah kegiatan Treatment tersebut merupakan variabel
pembelajaran yang masih menggunakan independen dan hasil merupakan
model klasikal, dimana guru hanya variabel dependen.
menggunakan buku, lembar kerja siswa
(LKS) dan majalah disetiap harinya. Guru Populasi dari penelitian ini adalah semua
cenderung memberikan tugass-tugas siswa yang ada, dan sampel yang
yang bersifat akedemik saja tanpa digunakan adalah siswa yang berusia 5-6
memperhatikan bagaimana anak itu tahun sebanyak 14 anak.
mendapatkan materi pembelajaran
sehingga perkembangan motorik kasar Terdapat enam indikator pada aktivitas
anak masih rendah. Seperti anak belum bermain lompat tali yaitu :(i) Kecepatan
mampu menggerkkan anggota tubuhnya anak saat berlari, (ii) Kemampuan anak
secara bebas, anak masih merasa malu saat melakukan tolakan, (iii) Ketepatan
untuk melakukan gerakan tubuhnya, anak saat melompati tali, (iv) Kelincahan
anak masih merasa tidak mampu anak saat melompati tali, (v) Kelenturan
melakukan gerakan seperti melompat anak saat melompati tali, dan (vi)
dan berlari. Keseimbangan saat anak mendarat.
Adapun skala pengukuran yang
Berdasarkan pertimbangan tersebut digunakan dalam penelitian ini
maka tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan Rating Scale. Teknik

3
pengumpulan data dilakukan dengan Instrumen dalam penelitian ini diuji
cara observasi dan dokumentasi. menggunakan uji validitas validitas isi
Pedoman observasi yang digunakan (Content Validity) dan divalidasi oleh
dalam bentuk checklist. Kriteria penilaian dosen ahli yaitu dosen program studi pg-
yang digunakan dalam indikator paud. Instrument yang digunakan dalam
permainan lompat tali adalah Sangat bentuk lembar observasi. Lembar
Aktif (SA), Aktif (A), Cukup Aktif (CA), observasi merupakan catatan tentang
dan Kurang Aktif (KA). perkembangan yang akan dicapai anak
dalam proses pembelajaran (bermain).
Terdapat empat indikator pada Lembar observasi yang digunakan
perkembangan motorik kasar yang peneliti untuk mencatat hasil
dikembangkan melalui tingkat pengamatan secara langsung ialah
pencapaian perkembangan anak dengan memberi tanda checklist (√).
dilingkup perkembangan keaksaraan
(bahasa) yang tercantum dalam Sebelum dilakukan pengujian hipotesis
Permendiknas No. 137 Tahun 2014 yaitu terlebih dahulu dilakukan uji analisis tabel
(i) Anak berlari menikuti garis lurus, (ii) yang diperoleh digolongkan menjadi 4
Anak melompati tali tanpa menyentuh kategori lalu diterjemahkan
pada ketinggian 50cm, (iii) Anak menggunakan rumus interval.
menggunakan kepala-tangan-kaki saat selanjutnya uji analisis hipotesis
melompati tali pada ketinggian 70cm, menggunakan rumus korelasi tata
dan (iv) Anak mendarat dengan satu jenjang (Spearman Rank).
kaki. Adapun skala pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Rating Scale. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi dan dokumentasi. Hasil
Pedoman observasi yang digunakan
dalam bentuk checklist. Kriteria penilaian Aktivitas Bermain Lompat Tali
yang digunakan dalam indikator
perkembangan motorik kasar adalah : Berdasarkan penelitian, data penelitian
Berkembang Sangat Baik(BSB), hasil observasi terhadap aktivitas
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), bermain lompat tali yang terdapat pada
Mulai Berkembang (MB), dan Belum kategori sangat aktif sebanyak 85,71%,
Berkembang (BB). dan kategori aktif sebanyak 14,29 %,
pada kategori cukup aktif dan kurang
Penilaian dalam penelitian ini dilakukan aktif tidak ada anak yang memperoleh
menggunakan rubrik yang memuat kategori tersebut. Sehingga dapat
indikator dan kriteria dengan skor mulai disimpulkan bahwa nilai pada aktivitas
dari angka 1-4 pada masing-masing bermain lompat tali meningkat setelah
indikator yaitu pada aktivitas bermain mendapatkan latihan yang dilakukan
lompat tali dan perkembangan motorik secara berulan-ulang pada setiap kali
kasar. Anak mendapat skor 1 apabila penilaian. Setelah memperoleh nilai
anak tidak dapat mengikuti kegiatan keseluruhan, langkah selanjutnya ialah
dalam aktivitas bermain lompat tali dan pengelompokkan data secara umum.
perkembangan motorik kasar, 2 apabila Berikut ini adalah hasil nilai
anak mengikuti kegiatan dalam aktivitas perhitungannya.
bermain lompat tali dan perkembangan
motorik kasar namun masih harus Tabel 1 : Pengelompokkan Data
didampingi, 3 apabila anak kegiatan Secara Umum Aktivitas Bermain
dalam aktivitas bermain lompat tali dan Lompat Tali
perkembangan motorik kasar tanpa
didampingi, 4 apabila anak aktif dengan
sendiri mengikuti kegiatan dalam
aktivitas bermain lompat tali dan
perkembangan motorik kasar.

4
N Kate Interv Frek Prese N Kate Interval Freku Prese
o gori al uens ntase o. gori Nilai ensi ntase
. Nilai i (f) (%) (f) (%)

1 (KA) 6–10 0 0 1 BB 4–6 0 0

2 MB 7–9 0 0
2 (CA) 11 – 0 0
15 3 BSH 10 – 12 4 28,57
3 (A) 16 – 2 14,29
20 4 BSB 13 - 15 10 71,43
4 (SA) >20 12 85,71
Jumlah 14 100
Jumlah 14 100
Keterangan :
Keterangan : BSB :Berkembang Sangat Baik
KA : Kurang Aktif BSH :Berkembang Sesuai Harapan
A : Aktif MB : Mulai Berkembang
CA : Cukup Aktif BB : Belum Berkembang
SA : Sangat Aktif
Hubungan Aktivitas Bermain Lompat
Tali dengan Pekembangan Motorik
Perkembangan Motorik Kasar
Kasar Anak
Berdasarkan penelitian, data penelitian Berdasarkan hasil analisis diketahui
hasil observasi terhadap perkembangan bahwa ada hubungan erat yang bernilai
motorik kasar yang terdapat pada positif (r = 0,85). Koefisien determinasi
kategori berkembang sangat baik untuk korelasi yag menganalisis
sebanyak 71,43%, dan kategori hubungan aktivitas bermain lompat tali
berkembang sesuai harapan sebanyak dengan perkembangan motorik kasar
28,57%, pada kategori cukup mulai anak adalah 72,25% . Hasil tersebut
berkembang dan belum berkembang menunjukkan adanya hubungan yang
tidak ada anak yang memperoleh erat dan bernilai positif antara aktivitas
kategori tersebut. Sehingga dapat bermain lompat tali dengan
disimpulkan bahwa nilai pada perkembangan motorik kasar anak .
perkembangan motorik kasar meningkat terdapat hubungan yang signifikan pada
setelah mendapatkan latihan yang perkembangan motorik kasar anak
dilakukan secara berulan-ulang pada setelah diberikan perlakuan melalui
setiap kali penilaian. Setelah aktivitas bermain lompat tali yakni
memperoleh nilai keseluruhan, langkah sebesar 72,25% dan 27,75% sisanya
selanjutnya ialah pengelompokkan data berasal dari faktor-faktor yang yang
secara umum. Berikut ini adalah hasil mempengaruhinya. Selain itu, penulis
nilai perhitungannya. juga menghitung hubungan variabel
aktivitas bermain lompat tali dengan
Tabel 2 : Pengelompokkan Data variabel pekembangan motorik kasar
Secara Umum Perkembangan Motorik anak menggunakan program SPSS.
Kasar Hasilnya perhitungannya adalah sebagai
berikut :

Tabel 3 : Hasil Perhitungan Hubungan


Nilai Variabel X dan Variabel
Y (Spearman's rho)

5
X Y untuk mencapai kondisi motorik yang
lebih sempurna keadaannya.
Spea X Correlation
rman' 1.000 .849**
Berdasarkan teori tersebut, bermain
s rho Coefficient merupakan kegiatan yang tak pernah
Sig. (2- . .000 anak lewatkan selama ada kesempatan.
Bermain dapat dijadikan proses belajar
tailed)
bagi anak, karena lewat bermain anak
Y N 14 14 akan mendapatkan pengetahuan baru.
Correlation .849** 1.000 Melalui bermain anak juga dapat
mengembangkan aspek-aspek yang ada
Coefficient pada tubuhnya, salah satunya adalah
N 14 Sig. (2- aspek motorik kasar, dimana motorik
kasar ini terdiri atas tiga unsur yang
tailed)
mendukung yaitu otot, saraf dan otak.
Diperlukan koordinasi antara ketiga
unsur ini agar motorik kasar yang dimiliki
Pembahasan anak berkembang dengan baik. Sesuai
dengan penelitian yang disampaikan oleh
Joanne (2009 :1) bahwa gerkan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreatif sangat berpengaru terhadap
adanya hubungan antara aktivitas perkembangan motorik kasar anak.
bermain lompat tali dengan
perkembangan motorik kasar anak. Seperti halnya bermain lompat tali yang
Hubungan aktivitas bermain lompat tali bisa anak mainkan sehari-hari
ini dilihat pada kegiatan yang anak merupakan salah satu cara dalam
lakukan dalam bermain lompat tali. memberikan dukungan untuk
Peningkatan terjadi pada perkembangan mengembangkan motorik kasar anak.
motorik kasar anak sesudah diberi Permainan lompat tali ini bisa dijadikan
perlakuan melalui permainan lompat tali, sebagai stimulus yang tepat dan dapat
dengan kata lain aktivitas bermain lompat menimbulkan respon berupa motorik
tali dapat meningkatkan hasil belajar dan kasar anak. Bermain lompat tali pada
dapat merangsang terjadinya proses dasarnya sangat menyenangkan bagi
belajar pada anak. anak-anak, karena pada permainan tidak
memerlukan biaya maupun peralatan
Mayesti dalam Sujiono (2012:144) yang banyak namun tentunya dapat
menyatakan bermain adalah kegiatan berhubungan dengan perkembangan
yang anak-anak lakukan sepanjang hari motorik kasar anak. Motorik kasar anak
karena bagi bermain adalah hidup dan akan terdorong perkembangannya
hidup adalah pemainan Anak usia dini melalui berbagai kegiatan yang menuntut
tidak membedakan antara bermain, otot-otot besar yang ada dalam tubuh
belajar dan bekerja. Anak-anak bergerak dan saling berkoordinasi satu
umumnya sangat menikmati permainan sama lainnya. Otot-otot besar itu akan
dan akan terus melakukannya berkoordinasi dengan adanya gerakan-
dimanapun mereka memiliki gerakan yang dilakukan oleh anak yakni
kesempatan. Zulkifli dalam Samsudin melalui aktivitas bermain. Hal inipun
(2008 : 11) menjelaskan motorik adalah sejalan dengan teori yang disampaikan
segala sesuatu yang ada hubungannya oleh Daryanto (2015 : 55) Belajar
dengan gerakan-gerakan tubuh. Lebih merupakan perubahan tingkah laku
lanjut ia menjelaskan bahwa dalam sebagai akibat dari adanya interaksi
perkembangan motorik ada tiga unsur antara stimlus dan respons.
yang menentukannya yaitu otot, saraf
dan otak. Ketiga unsur ini melaksanakan Banyak sekali permainan yang dapat
masing-masing perannya secara mendorong berkembangnya motorik
interaksi positif, artinya unsur yang satu kasar anak, salah satunya ialah dengan
saling berkaitan, saling menunjang, bermain lompat tali, karena didalam
saling melengkapi dengan unsur lainnya permainan ini terdapat beberapa
indikator yang bisa dicapai anak yaitu

6
kecepatan anak saat berlari, kemampuan meningkatkan kemampuan komunikasi
anak saat melakukan tolakan, ketepatan anak dalam meluapkan emosi yang ada
anak saat melompati tali, kelincahan dalam diri anak. Hal ini sejalan dengan
anak saat melompati tali, kelenturan yang disampaikan oleh Bambang (2008:
anak saat melompati tali dan 1.3) dalam Sari (2015:2), Motorik
keseimbangan saat anak mendarat. merupakan semua gerakan yang
Indikator-indikator tersebut dapat mungkin dapat dilakukan oleh seluruh
digunakan untuk melihat apakah anak- tubuh. Kemampuan motorik anak dapat
anak mampu mencapainya atau tidak. dilihat dari berbagai gerakan dan
permainan yang dilakukan setiap hari.
Hal ini sejalan dengan yang Motorik kasar melibatkan otot-otot besar
dikemukakan oleh Harsono dalam anak yang bekerja, seperti saat anak
(Febriani 2015:36), permainan lompat sedang berjalan, berjijnjit, melompat, dan
tali adalah permainan melompat dengan berlari. Kegiatan lompat tali diambil
haling rintang berupa tali yang terbuat sebagai tindakan untuk meningkatkan
dari karet yang dirajut menjadi panjang. motorik kasar anak khususnya kekuatan
Permainan lompat tali diberikan pada dan keseimbanagan dikarenakan lompat
siswa dengan tujuan meningkatkan tali merupakan kegiatan yang disukai
kemampuan kerja dari otot tungkai, oleh anak dan menyenangkan, kegiatan
dimana otot tungkai tersebut akan yang tidak memiliki resiko besar ketika
mengalami perubahan akibat permainan melakukannya.
yang diberikan
Permainan lompat tali akan membuat
Seperti yang kita tahu bahwa anak usia anak terlihat aktif dalam pembelajaran
dini merupakan sosok yang tak ada pengembangan fisik motorik dan
habisnya bergerak, baik itu berjalan, mempunyai minat serta motivasi untuk
berlari serta kegiatan yang melakukan permainan tersebut dengan
menggerakkan anggota tubuhnya yang hati yang menyenangkan. Selain dapat
itu semua merupakan motorik kasar. bermanfaat bagi anak, melalui kegiatan
Oleh karena itu diperlukan dorongan ini data yang subjektif akan didapat demi
yang kuat agar rasa ingin bergerak anak kevalidan data sehingga berimplikasi
terpenuhi, banyak sekali diantaranya terhadap peningkatan motorik kasar
permainan-permainan yang dapat anak. Dalam melaksanakan permainan
memacu motorik kasar anak, salah lompat tali ini guru dituntut untuk
satunya adalah permainan lompat tali. mengamati dengan baik karena peran
guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi
Permainan lompat tali merupakan juga sebagai peneliti. Hal ini sejalan
permainan yang didalamnya dengan yang disampaikan oleh Febriani
mengandung kegiatan yang dapat (2015:36), dengan menggunakan
memacu motorik kasar anak, yakni permainantradisional lompat tali dapat
berlari, melompat, mendarat. Permainan melatih kemampuananak menggerakkan
ini mengharuskan anak untuk melakukan tubuh, melatih ketangkasan dan
gerakan-gerakan yang berhubungan kelincahan anak dalam permainan,
dengan kemampuan kerja otot tungkai, meningkatkan kemampuan komunikasi
dimana otot tungkai ini mengalami dan melepaskan emosi anak. Selain itu
perubahan. anak akan terlihat aktif dalam
pembelajaran pengembangan fisik
Jika permainan ini diberikan kepada anak motorik dan mempunyai minat dan
secara rutin, anak dapat dengan mudah motivasi untuk melakukan permainan
menyesuaikan diri jika ada kegiatan yang tersebutdengan hatiyang menyenangkan.
berhubungan dengan motorik kasar
karena sedikitnya sudah terlatih dengan Tujuan penelitian ini adalah bahwa upaya
permainan-permainan yang diberikan. meningkatkan motorik kasar anak dapat
Selain itu, penggunaan permainan menggunakan permainan tradisional
lompat tali dapat melatih kemampuan karena permainan tradisional sangatlah
anak dalam menggerakkan tubuh, bermanfaat bagi anak.
melatih ketangkasan dan kelincahan
anakdalam permainan, serta

7
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui Saran
bahwa motorik kasar anak usia 5-6 tahun
di TK Nurul Iman berkembang melalui
permainan lompat tali (stimulus) yang Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka
diberikan oleh guru. Terlihat dengan
penulis mengemukakan saran sebagai
adanya peningkatan yang dialami oleh
berikut : (i) bagi guru, guru seharusnya
anak pada akhir penilaian.
dapat memberikan kesempatan kepada
anak untuk berbicara maupun bergerak
SIMPULAN DAN SARAN sesuai keinginan anak namun harus
tetap berada dalam pengawasan, selain
itu guru sebagai fasilitator harus
Simpulan
menyediakan media pembelajaran yang
berkaitan dengan pengembangan fisik
Hasil analisis menunjukkan adanya motorik anak dalam proses pembelajaran
hubungan antara aktivitas bermain sehingga dapat mengembangkan aspek
lompat tali dengan perkembangan perkembangan fisik motorik yang ada
motorik kasar anak sebesar 72,25% pada dirinya secara maksimal khususnya
sedangkan 27,75% perkembangan perkembangan motorik kasar. (ii) bagi
motorik kasar dipengaruhi oleh faktor kepala sekolah, kepala sekolah
lain. Hal ini dapat dilihat dari uji hipotesis diharapkan dapat memberikan
yang menyatakan bahwa adanya pengetahuan kepada guru dalam bentuk
hubungan antara variabel bermain workshop maupun pelatihan kepada
lompat tali dengan perkembangan guru-guru tentang pentingnya
motorik anak sebesar 0,85 (85%). penggunaan media pembelajaran yang
berkaitan dengan pengembangan fisik
Perkembangan motorik kasar anak motorik anak dalam melaksanakan
berhubungan erat dengan aktivitas kegiatan pembelajaran secara maksimal
bermain lompat tali, dikatakan demikian serta dapat memberikan fasilitas dalam
karena melalui bermain lompat tali ini pembuatan dan penyediaan media
aktivitas fisik anak bertambah dan juga pembelajaran khususnya pada
otot besar dan otot kecil yang ada dalam pembelajaran motorik baik didalam kelas
tubuh anak (mata-kepala-tangan-kaki) maupun diluar kelas, selain itu penelitian
berkoordinasi secara bersamaan. saat ini diharapkan dapat menjadi
Aktivitas bermain lompat tali dengan sumber rujukan di sekolah. (iii) bagi
perkembangan motorik kasar anak saling peneliti lain, peneliti lain diharapkan
berkaitan karena dalam bermain lompat dapat menggunakan variasi kegiatan
tali terdapat kegiatan fisik motorik yang yang dijadikan sebagai variabel
dilakukan oleh anak. dependen, misalnya bermain lompat tali,
engklek, gobak sodor dan lain-lain.
Keterbatasan yang ditemukan dalam Selain itu dimensi atau indikator
penelitian ini adalah sebagai berikut : (i) instrumen diperdalam sebagai bentuk
Metode yang digunakan ialah One-Shot pengembangan instrumen penelitian.
Case Study, dimana hanya Selanjutnya untuk subjek penelitian
menggunakan satu kelompok yang diberi dapat menggunakan lebih banyak
perlakuan tidak menggunakan kelompok sampel agar data yang dihasilkan dapat
pembanding ; (ii) Dimensi dan indikator digeneralisasikan secara umum.
yang digunakan belum diperdalam Penelitian saat ini dapat dijadikan
sehingga instrumen tidak dapat langkah awal untuk melakukan penelitian
dikembangkan dengan baik.; (iii) Sampel lebih lanjut.
yang digunakan masih terlalu sedikit
sehingga belum bisa digeneralisasikan
secara umum.

8
DAFTAR RUJUKAN Puspitowati, Prihatini S. 2012. Upaya
Meningkatkan Motorik Kasar Anak
Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Melalui Permainan Tradisional
Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Lompat Tali pada Kelompok B di
Tk Pertiwi Sribit Delanggu Klaten
Bambang, Sujiono. 2008. Metode Tahun Ajaran 2012/2013.
Pengembangan Fisik. Jakarta: UNIVERSITAS MUHAMMADYAH
Universitas Terbuka. SURAKARTA. Tersedia di
https://www.google.com/search?q
Diah. R dan Rosalia, D. 2016. Aku Pintar =UPAYA+MENINGKATKAN+MOT
dengan Bermain. PT Tiga ORIK+KASAR+ANAK+MELALUI+
Serangkai Pustaka Mandiri. Solo +PERMAINAN+TRADISIONAL+L
OMPAT+TALI+PADA+++++KELO
Febriani, E. 2015. Upaya Meningkatkan MPOK+B+DI+TK+PERTIWI+SRIB
Pengembangan Motorik Kasar IT++DELANGGU+KLATEN+++TA
(Melompat) Anak Melalui HUN+AJARAN+2012%2F2013&ie
Permainan Lompat Tali pada =utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b.
Kelompok B Tk Al-Hidayah Diakses 20 Oktober 2017.
Palaosan Tahun Pelajaran 2015-
2016. Universitas Sebelas Maret. Sari, Indah .P. 2015. Upaya
Tersedia di Meningkatkan Kemampuan
Http://Www.Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/I Motorik Kasar Anak Melalui
ndex.Php/Pip/Article/View/7498. Lompat Tali pada Kelompok A di
Diakses 9 Maret 2017 Tk Aba Ngabean 1 Tempel
Sleman. Universitas Negeri
Hadi, Sutrisno. 2014. Pedoman Yogyakarta. Tersedia di.
Penelitian Pembelajaran PAUD. Http://Journal.Student.Uny.Ac.Id/Oj
Balai Pustaka. Jakarta s/Index.Php/Pgpaud/Article/View/3
28. Diakses 7 November 2016
Jamaris, Martini. (2009). Kesulitan
Belajar: Assesmen dan Sofyan, H. (2016). The Increase of Early
Penanggulangannya. Jakarta: Childhod’s Motoric Development
Yayasan Penamas Murni. with Thematic Approach. Jambi
University. Tersedia di
Joanne, Hui-Tzu Wang. 2009. A Study http://journal.unnes.ac.id/sju/index.
on Gross Motor Skills of Preschool php/ijeces. Diakses pada 25
Children. Tersedia di Januari 2018
http://www.tandfonline.com/doi
Sugiyono.2015. Metode Penelitian
/abs/10.1080/025685404095950 Pendidikan. ALFABETA. Bandung
52. Diakses pada tanggal 27
Januari 2018 Sujiono, Yuliani. 2012. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini.Indeks.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Jakarta
Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 tahun 2014. Standar Undang-Undang No 20 Tahun 2003.
Nasional Pendidikan Anak Usia Sistem Pendidikan Nasional.
Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 tahun 2014. Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik


di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai