Anda di halaman 1dari 13

BAGAIMANA MENGAJARKAN GERAK LOKOMOTOR

PADA ANAK USIA DINI?

Heri Yusuf Muslihin


Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
heriyusuf@upi.edu

(Received: Mei 2018; Accepted: Mei 2018; Published: Juni 2018)

ABSTRACT
Normally all people have fundamental movement. In the fact, there are people had not normally
fundamental movement. This condition became when children play with his friend, or they played
without supervision from their parents. This article explain about how the teacher sent material
fundamental movement (walking, running and jumping), and the kind of walking, running and jumping
technique. Fundamental movement was sending to children with Teacher, and the kind of material.
Beside done

Keywords : Lokomotor Motion, Early Childhood, Walking, Running and Jumping

ABSTRAK
Gerak dasar adalah gerak yang pasti dimiliki oleh setiap individu yang normal. Kenyataan di lapangan masih ada
individu yang keterampilan gerak dasarnya tidak normal. Kondisi seperti ini diakibatkan oleh karena kebiasaan
yang dilakukan oleh anak-anak saat bermain. Perlu kiranya dalam artikel ini dijelaskan tentang bagaimana gerak
dasar lokomotor berupa cara berjalan, berlari dan melompat yang benar, serta bagaimana cara memberikan
materi pelajaran kepada para peserta didik. Selain cara melakukan gerak dasar dan bentuk latihan yang benar
diberikan kepada anak didik, penting juga kiranya diberikan pengetahuan serta pengalaman gerak lainnya, untuk
memperkaya pengetahuan dan wawasan tentang gerak yang benar dan gerak yang salah serta variasi gerak dari
gerakan dasar tersebut. Gerak dasar harus diberikan oleh guru secara terpola untuk membentu meningkatkan
keterampilan gerak para peserta didik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu guru
harus memiliki pengetahuan dan teknik yang mendasar untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar pada
peserta didik dengan baik dan benar.

Kata Kunci : Gerak Lokomotor, Anak Usia Dini, Berjalan, Berlari dan Melompat

PENDAHULUAN pengajaran Pendidikan Usia Dini (PAUD)


Gerak dasar bagi anak merupakan seorang pendidik sangat berperan penting
satu hal yang penting dalam kehidupan untuk dapat memberikan pembelajaran
anak, sebagai bekal hidup di kemudian gerak dasar yang baik. Sehingga peserta
hari. Tidak sedikit anak yang gerak didik dapat memperoleh manfaat dengan
dasarnya tidak berkembang secara optimal. melakukan bentuk gerak dasar yang baik
Ada juga anak yang perkembangan dan benar.
geraknya sesuai dengan tingkat usianya Gerak dasar yang harus dimiliki
namun dalam kenyataannya, ada kesalahan oleh seorang anak usia dini terdiri dari
dalam melaksanakan gerak tersebut. Oleh gerak lokomotor, non-lokomotor serta
karena itu dalam pelaksanaannya, gerak manipulatif. Namun demikian pada

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 76
artikel ini yang akan dibahas adalah PEMBAHASAN
mengenai gerak lokomotor. Kondisi yang PAUD adalah pendidikan yang
ada di lapangan masih banyak anak yang harus dimulai dari keluarga. Namun
gerak dasarnya salah. Gerak dasar yang demikian PAUD juga dilakukan di jenjang
dimaksud adalah gerak dasar yang paling pendidikan formal maupun informal.
sederhana yaitu berjalan, berlari dan PAUD dilakukan melalui kelompok
melompat. Banyak anak yang melakukan bermain (KOBER), Taman Kanak-Kanak
jalan dengan ujung kaki yang mengarah ke (TK), dll. PAUD dalam jalur formal harus
luar, ke dalam, menapak dengan mengembakan kemampuan anak yang
menggunakan bola kaki dll. Hal ini mengacu kepada Permendikbud No 146
merupakan kesalahan umum yang ada. Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD
Oleh karena itu bagaimana guru harus Pasal 5 ayat 1 bahwa: “Struktur kurikulum
mengajarkan teknik berjalan, berlari dan PAUD memuat program-program
melompat akan dibahas pada artikel ini. pengembangan yang mencakup: a. nilai
Pelaksanaan pembelajaran gerak agama dan moral; b. fisik-motorik; c.
dalam upaya membantu mengatasi kognitif; d. bahasa; e. sosial-emosional;
kesalahan dalam gerak dasar, melalui dan f. seni.” Oleh karena itu dalam konteks
aktivitas gerak yang dikaitkan dengan bermain bagi anak usia dini akan
permainan. Dalam hidupnya manusia tidak mengembangkan seluruh aspek secara
akan terlepas dari aktivitas bermain. menyeluruh.
Bermain merupakan hal yang paling Secara khusus dalam
penting dalam kehidupan manusia. pengembangan fisik motorik seringkali
Bermain dimulai dari semenjak manusia terjadi anak tidak melakukan gerakan dasar
dilahirkan. Bermain dalam kehidupan dengan baik. Sehingga mengakibatkan
menjadi ciri bagi seorang individu. Antara gerak dasar yang harus dilakukan oleh
3 – 20% waktu dan energy anak-anak anak tidak seuai dengan pergerakan yang
dihabiskan untuk bermain (Pellegrini AD, seharusnya dilakukan. Padahal pergerakan
Smith PK, 1998). Namun demikian yang baik akan membantu anak dalam
tentunya perlu bagi orang tua dan guru melakukan aktivitasnya, terutama aktivitas
untuk dapat mengarahakan anak-anak bermain. Pergerakan yang terjadi dalam
dalam melakukan permainannya sehingga aktivitas bermain akan melibatkan organ
tidak menimbulkan kesalahan gerak dasar tubuh baik dari sisi anatomisnya maupun
dalam aktivitas yang dilakukannya. sisi fisiologisnya. Pengalaman aktivitas
gerak yang banyak meningkatkan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 77
kesehatan, kebugaran jasmani, dan permainan lokomotor terdiri dari bermain
komponen prilaku aktivitas fisik (Sholatuh (lari, mendaki) yang melibatkan aktivitas
H, Myrnawati CH, dan Moch Asmawi, tubuh yang didukung oleh otot, kekuatan,
2017). Oleh karena itu melalui aktivitas daya tahan dan keterampilan.
bermain akan meningkatkan proses Keterampilan gerak ini akan terus menerus
pertumbuhan dan peningkatan fungsi organ menjadi bagian dalam kehidupan sehari-
tubuhnya. Keterampilan gerak dasar dalam hari di masa yang akan datang. Oleh
aktivitas bermain terdiri dari keterampilan karena itu peran guru PAUD dalam
gerak lokomotor, keterampilan gerak non memberikan pengajaran mengenai
lokomotor dan keterampilan gerak pergerakan lokomotor menjadi penentu
manipulatif. Menurut (Pangrazi & Dauer, keberhasilan aanak dalam menguasai gerak
1992) dasar pada keterampilan gerak lokomotor.
1. Keterampilan gerak lokomotor Byers JA & Walker C (1995)
dipergunakan untuk menggerakan mengungkapkan bahwa latihan bermain
tubuh dari satu tempat ke tempat lain meningkat dari anak-anak ke masa anak
termasuk mengangkat badan ke atas menjelang sekolah dan puncaknya pada
(melompat) usia Sekolah Dasar, ketika syaraf dan otot
2. Keterampilan gerak non-lokomotor sebagai dasar koordinasi dan pertumbuhan
adalah gerakan tanpa adanya kesehatan menjadi penting. Suatu
perpindahan tempat (menekuk, permainan yang disetting oleh anak dan
mendorong, menarik dll) didukung oleh guru adalah bagian penting
3. Keterampilan Manipulatif terjadi saat program pengembangan anak (Copple &
melakukan permainan ketika Bredekamp, 2009). Seringkali terjadi anak
memainkan suatu objek menggunakan melakukan gerakan yang salah dan
tangan, kaki serta bagian tubuh dibiarkan oleh guru atau orang tuanya
lainnya. sehingga menjadi kebiasaan yang salah.
Keterampilan gerak dasar dalam bentuk Ivrendi & Isikoglu Erdogan (2015)
ketiga keterampilan gerak harus dilatihkan menyatakan bahwa riset terbatas
dengan baik untuk mencapai mengindikasikan bahwa guru kurang
kesempurnaan gerak di kemudian hari. efisien dalam mencontohkan sutau
1. Keterampilan Gerak Lokomotor permainan peluang bagi anak untuk
Keterampilan gerak lokomotor terdiri dari bermain sangat besar. Setelah anak terbiasa
berjalan, berlari, melompat, dll. Smith & dengan gerakan yang salah maka akan sulit
Pellegrini (2013) menyatakan bahwa untuk orang tua atau guru untuk

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 78
mengkoreksinya. Oleh karena itu maka e. Dada tegak
cara jalan yang benar harus diajarkan oleh f. Melangkah dengan menekan
guru maupun oleh orang tua kepada anak menggunakan ujung jari kaki.
untuk mendapatkan keterampilan gerak Kondisi ini bila dilakukan dengan baik
dasar benar. Untuk beberapa keterampilan maka akan menjadikan kebiasaan anak-
gerak lokomotor hal yang harus anak untuk melakukan jalan dengan baik.
diperhatikan adalah sebagai berikut: Kegiatan untuk mempelajari cara berjalan
1. Berjalan yang baik dapat dilakukan dengan berbagai
Berjalan adalah gerakan alamiah yang macam cara, antara lain adalah :
dilakukan oleh setiap individu. Berjalan 1) Berjalan dengan melihat pada suatu
yang dilakukan oleh orang dewasa objek/gambar yang ditempal di
dipelajari semenjak anak-anak. papan tulis.
Seringkali guru menganggap bahwa Berjalan yang dilakukan dengan cara
anak dapat berjalan dengan benar secara seperti ini akan membantu para siswa
alamiah padahal ketika orang tua atau untuk meningkatkan kemampuan
guru tidak memberikan pelajaran yang berjalan dengan badan tegak.
benar untuk melakukan jalan yang baik Tegaknya badan membantu
maka kesalahan yang dilakukan oleh pergerakan tungkai menjadi lebih
anak akan terbawa sampai usia dewasa leluasa dalam arti bahwa tungkai
dan menjadi prilaku yang menetap pada dapat bergerak dengan membentuk
anak tersebut. Oleh karena itu sudut yang ideal untuk melangkah.
bagaimana supaya orang bisa berjalan Dengan posisi badan yang tegak
dengan baik maka harus diperhatikan akan mudah anak untuk
rambu-rambu bagi para orang tua atau mengkondisikan langkah yang
guru untuk mengajarkan anak-anak panjang.
berjalan dengan baik. Pangrazi & 2) Berjalan pada satu garis lurus.
Dauer, (1992) mengungkapkan bahwa Anak diberikan pelajaran untuk
berjalan yang baik harus berjalan pada satu garis lurus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: memungkinkan anak untuk dapat
a. Kepala tegak dan pandangan lurus mengarahkan ujung jari kakinya
ke depan mengarah ke depan. Kondisi seperti
b. Ujung jari kaki mengarah ke depan ini membantu anak untuk
c. Ayunan lengan dengan rilek meningkatkan efisiensi jumlah
d. Berjalan tanpa suara langkah yang dilakukan dalam

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 79
menempuh suatu jarak tertentu. keberhasilan penguasaan gerak
Apabila ada deklinasi atau dasar yang baik.
penyimpangan sudut yang dilakukan
saat berjalan, misalkan ruas jari kaki
mengarah ke luar atau ke dalam,
maka akan terjadi pemendekan jarak
yang telah ditempuh oleh seorang Gambar 1. Berjalan pada satu garis
lurus
anak. Misal anak menempuh jarak
Sumber (IAAF (CECS), 2000)
100 meter dengan tiga
langkah/meter, artinya anak akan 3) Berjalan menggunakan ujung kaki
menempuh satu langkah 33,3 Pembelajaran berjalan dengan
cm/langkah, artinya anak akan menggunakan ujung kaki
melangkah sebanyak 300 langkah dimaksudkan untuk membantu
dalam 100 meter. Selisih dua cm dari proses penolakan menjadi lebih cepat
deklinasi maka anak dengan jalan dan lebih efisien dibandingkan
yang salah akan ketinggalan jarak dengan dengan menggunakan
sejauh 300 X 2 Cm = 6 meter. seluruh tapak kaki saat menolak atau
Artinya anak tersebut akan melangkah. Hal ini sesuai dengan
menambah jumlah langkahnya prinsip keseimbangan dalam
sebanya 6 meter X 3 langkah = 18 mekanika gerak manusia bahwa
langkah. semakin kecil bidang tumpuan
Ini merupakan salah satu ilustrasi semakin labil benda tersebut ketika
ketika kesalahan terjadi dalam pola anak menggunakan ujung kaki maka
langkah dengan ujung jari tumpuan pada kkai menjadi lebih
mengarah ke luar atau ke dalam. kecil sehingga lebih mudah untuk
Dengan kesalahan yang dilakukan bergerak. Selain itu prinsip mekanika
akan akan terjadi inefisiensi dalam gerak yang kedua ketika menolak
jumlah langkah dan mengakibatkan untuk melangkah dengan
jumlah kalori yang dibakarpun menggunakan ujung kaki adalah
menjadi lebih besar. Oleh karena semakin tinggi jarak vertikal maka
itu peran guru dan orang tua dalam semakin labil benda tersebut. Pada
melaksanakan pengajaran yang saat menggunakan ujung kaki saat
baik dalam hal gerak dasar pada menolak maka posisi kaki akan jinjit
anak menjadi kata kunci sehingga posisi badan menjadi lebih

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 80
tinggi/jarak vertical lebih tinggi
sehingga memudahkan orang untuk
dapat bergerak dengan lebih cepat.

Gambar 3. Mendarat pada tumit


saat melangkah
Sumber (IAAF (CECS), 2000)

5) Berjalan dengan ujung jari kaki


mengarah ke dalam, atau mengarah
keluar
Gambar 2. Berjalan menggunakan ujung Pembelajaran ini diberikan dalam
kaki
upaya untuk mendapatkan
Sumber (IAAF (CECS), 2000)
perbandingan antara cara berjalan
4) Mendarat pada tumit saat melangkah. yang benar yaitu ujung jari kaki
Pendaratan yang baik untuk mengarah ke depan dengan ujung jari
mendapatkan efisiensi energi yang kaki mengarah ke dalam atau keluar
dikeluarkan adalah dengan mana yang lebih menguntungkan
pendaratan saat melangkah dari sisi jarak tempuh dan juga dari
menggunakan tumit. Secara umum sisi efisiensi gerak otot.
pendaratan tersebut adalah 2. Berlari
pendaratan terbaik untuk Berlari adalah gerak dasar manusia
mendapatkan cara berjalan yang yang prinsip dalam kehidupan sehari-
baik. Pendaratan saat berjalan hari karena banyak aktivitas permainan
menggunakan ujung kaki dapat yang harus dilakukan oleh anak dengan
mengakibatakan inefisiensi dari berlari. Namun demikian sikap lari yang
berjalan hal ini dikarenakan baik harus dipelajari oleh anak dengan
pendaratan menggunakan ujung kaki baik. Tentunya peran guru dalam
rentang terhadap kelelahan karena memberikan pengarahan atau pelajaran
kontraksi otot betis menjadi lebih tentang lari dilakukan sebaik mungkin
besar ketimbang mendarat dengan karena menyangkut kemampuan anak di
menggunakan tumit. masa yang akan datang terutama dalam
aktivitas kehidupan di masyarakat. Lari
dan jalan sagatlah berbeda, perbedaan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 81
yang paling pokok adalaah kontak kaki ayunan lengan yang baik maka
dengan tanah. Pada berjalan selalau ada gerakan lengan diarahkan untuk
kontak salah satu kaki atau kedua kaki dilakukan dengan rilek serta ayunan
dengan tanah, sedangkan pada lari ada yag dilakukan diarahkan ke arah
saat kedua kaki tidak menapak pada depan bukan mengarah ke samping.
tanah. Pangrazi & Dauer, (1992) Seringkali ayunan lengan dilakukan
mengungkapkan bahwa berlari yang dengan mengangkat kedua pundak ke
baik dan benar dengan memperhatikan arah atas sehingga membuat
beberapa hal sebagai berikut: ketegangan pada bagian badan atas.
a. Berlari menggunakan bola kaki
b. Kepala tegak dan pandangan ke
depan
c. Tekukan lutut
d. Tubuh bagian atas rilek
e. Bernafas dengan alamiah
f. Ayunan lengan ke depan bukan ke
samping
Faktor-faktor tersebut di atas menjadi
Gambar 4. Berlari langkah pendek
kunci dari keberhasilan seorang peserta
(Sumber: IAAF (CECS), 2000)
didik untuk melakukan lari dengan sebaik-
baiknya. Untuk mendapatkan teknik berlari 2) Berlari dengan tumit menyentuh
yang baik maka perlu dilatihkan bentuk- pantat
bentuk pembelajaran lari antara lain Berlari mengharuskan ayunan tungkai
adalah: ke belakang dilakukan secara
1) Berlari langkah pendek maksimal tidak diseret tetapi
Gerakan yang sederhana dari dilakukan dengan mengangkat tungkai
pergerakan ini ditujukan untuk bagian bawah. Tujuan dari gerakan
meningkatkan kemampuan untuk tumit dikenakan ke pantat adalah
meluruskan lutut pada saat melakukan untuk membiasakan anak didik untuk
tolakan saat berlari. Selain itu juga melakukan gerakan ayunan tungkai ke
gerakan ini membantu anak untuk belakang dengan benar. Selain itu juga
merasakan saat melakukan tolakan saat mengayunkan tungkai ke depan
dengan menggunakan ujung kaki. pendaratan dilakukan menggunakan
Selain itu dalam upaya meningkatkan bagian bola kaki yang ditujukan untuk

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 82
mempersiapkan anak saat berlari harus pembelajaran gerak lari seperti ini
menggunakan bola kaki untuk membantu meningkatkan
melakukan tolakannya. Serta kemampuan anak dalam melakukan
mengajarkan anak untuk tetap focus lari dengan baik dan benar.
dengan ayunan lengan yang harus
dilakukan dengan rilek dan ayunan
dilakukan ke depan.

Gambar 6. Berlari Angkat Paha

(Sumber: IAAF (CECS), 2000)

4) Berlari dengan langkah yang


bervariasi
Berlari dengan langkah yang
bervariasi, yaitu langkah yang
Gambar 5. Lari Tumit Menyentuh Pantat pendek maupun langkah yang

(Sumber: IAAF (CECS), 2000) panjang serta langkah yang standar.


Pembelajaran lari dengan
menggunakan langkah yang
3) Berlari dengan mengangkat paha
bervariasi memberikan kesempatan
Berlari mengangkat paha
kepada anak untuk memberikan
memungkinkan anak dapat
pengalaman gerak kepada peserta
melakukan lari dengan langkah
didik. Pengalaman gerak yang
yang panjang sehingga berlari bisa
dimaksud adalah bagaimana dia
lebih efisien. Jarak tempuh yang
merasakan ketika harus melakukan
jauh dapat ditempuh dengan
gerakan berlari dengan langkah
langkah yang lebih sedikit sehingga
panjang, dengan langkah pendek
tenaga yang dikeluarkan menjadi
maupun dengan langkah standar.
lebih sedikit. Pengangkatan paha
5) Berlari dengan mengikuti bentuk
juga membantu tolakan menjadi
tertentu (lingkaran, segitiga, angka
lebih kuat sehingga dorongan
8, dll)
badan ke depan menjadi lebih
cepat. Oleh karena itu bentuk

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 83
Formasi atau bentuk lintasan yang dini. Oleh karena itu maka perlu
diciptakan oleh guru merupakan diperhatikan oleh guru untuk
suatu hal yang membantu para mengarahkan anak usia dini pada saat
peserta didik untuk mengalami melakukan lompatan. Hal ini ditujukan
berbagai kondisi ketika lintasan untuk membantu mengurangi resiko
yang harus ditempuh anak anak usia dini mengalami cedera.
bervariasi. Lintasan melingkar, Pangrazi & Dauer, (1992)
lintasan yang lurus memberikan mengungkapkan bahwa hal yang harus
pengalaman kepada anak untuk diperhatikan oleh guru saat memberikan
dapat melakukan gerak lari dengan pembelajaran lompat adalah sebagai
berbagai kondisi. Pengalaman berikut:
berlari seperti ini memberikan a. Ayun lengan ke depan secepat
peluang kepada peserta didik untuk mungkin
dapat melakukan gerakan berlari b. Lutut ditekuk
pada berbagai kondisi baik saat c. Melompat menggunakan ujung
harus berlari berkelok maupun kaki
berlari pada lintasan yang lurus. d. Mendarat dengan lembut
3. Melompat dengan posisi lutut ditekuk
Bentuk gerakan lokomotor yang lain e. Melompat ke atas/ke depan
adalah gerakan melompat. Gerakan Beberapa bentuk materi pelajaran
melompat adalah gerakan lokomotor lompat dapat diberikan kepada
yang mesti dimiliki oleh seorang peserta anak usia dini. Hal ini dimaksudkan
didik untuk kebutuhan dirinya dalam untuk meningkatkan keterampilan
berbagai aktivitas di kemudian hari. gerak lokomotor. Melompat adalah
Melompat bagi anak usia dini harus aktivitas gerak dasar bagi anak
memperhatikan hal yang paling pokok untuk menyiapkan diri dalam
yaitu janganlah anak terlalu banyak kehidupannya di masa yang akan
diberikan gerakan melompat ke atas. datang. Namun demikian perlu
Hal ini dikarenakan anak usia dini diperhatikan bahwa gerakan yang
sedang mengalami masa pertumbuhan, dilakukan harus mengikuti aturan
dikhawatirkan anak dengan loncatan dalam upaya menghindari
yang tinggi apabila proses pendaratan terjadinya cedera saat melakukan
tidak dilakukan dengan benar akan gerakan tersebut. Bentuk
mengakibatkan cedera pada anak usia pembelajaran lompat yang bisa

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 84
diberikan kepada peserta didik 2) Melompat ke depan
antara lain adalah: Gerakan melompat yang lain yang
1) Melompat ke atas dilakukan adalah gerakan
Gerakan melompat dapat dilakukan melompat ke arah depan. Gerakan
ke berbagai arah baik ke atas, ini dalam aktivitas sehari-hari juga
depan, belakang, maupun ke sangat sering dilakukan terutama
samping. Gerakan melompat yang untuk menghindari suatu benda
umum dilakukan salah satunya atau parit dll. Oleh karena itu
adalah gerakan melompat ke atas. lompat ke depan juga harus
Gerakan melompat ke atas diberikan kepada peserta didik
merupakan pergerakan yang dalam upaya meningkatkan
banyak dibutuhkan dalam aktivitas keterampilan gerak lokomotor.
kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu sangatlah perlu bagi guru untuk
memberikan pembelajaran gerak
melompat ke atas bagi peserta
didik. Namun perlu diperhatikan
pengulangan gerak lompat ke atas
jangan diberikan terlalu banyak.
Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kemungkinan cedera Gambar 8. Melompat ke depan
yang dapat diakibatkan oleh karena (Sumber: Rushall & Pyke, 1993)
kesalahan pendaratan yang
dilakukan oleh anak.
3) Melompat ke samping
Lompatan ke samping juga harus
diajarkan kepada anak usia dini
dalam upaya memberikan
pengalaman gerak kepada anak,
untuk bekal di kehidupan yang
akan datang. Dengan demikian
maka anak akan terbiasa dengan

Gambar 7. Melompat ke atas bentuk gerakan yang bervariasi


yang mungkin muncul dalam
Sumber (Boompa, 2000)
aktivitas hidup. Gerakan ini bisa

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 85
diberikan dengan bentuk ke yang dilakukan oleh binatang baik
samping kiri atau kanan serta juga cara berjalannya, berlari maupun
bisa diberikan rintangan dalam cara melompat dengan demikian
bentuk garis, atau benda lain yang akan tidak merasakan kejenuhan
tidak membahayakan bagi anak. saat melakukan materi pelajaran
Selain itu juga bisa diberikan dalam yang diberikan. Smith PK,
bentuk lompatan ke samping Dalgeish M, & Herzmark G. (1981)
dengan pola zig-zag. menyatakan bahwa, latihan
4) Melompat sambil berputar bermain dapat menyenangkan dan
Melompat sambil berputar cara efektif untuk memperbaiki
sangatlah sulit namun demikian pengembangan bahasa, kognitif
bisa dilakukan dengan berbagai kreativitas dan pengambilan peran.
variasi dimulai dari gerakan yang Dalam pelaksanaanya gerak lokomotor
mudah. Misalnya gerakan lebih cenderung untuk melibatkan otot-otot
o o
melompat sambil berputar 45 , 90 , besar seperti yang diungkapkan oleh
sampai pada gerakan melompat Meanwhile, sigelman dan Rider (2012)
sambil berputar 180o. Dengan bahwa : keterampilan motorik kasar adalah
demikian anak diberikan peran keterampilan seperti menendangkan
untuk tumbuh dan berkembang tungkai, menggambar lingkaran besar yang
dalam keterampilan gerak, sesuai melibatkan otot besar dan seluruh bagian
dengan perkembangan tingkat tubuh atau anggota gerak.
usianya. Keterampilan gerak dasar harus
5) Melompat menirukan gerakan dilatihkan. Sebelum masuk sekolah anak
binatang harus mendapatkan aktivitas gerak atau
Anak sangat senang serta mengacu kepada keterampilan gerak dasar
mengingat hal-hal yang ada di (Morano, Colella dan Caroli, 2011). Tanpa
lingkungan sekitarnya. Selain itu proses pelatihan tidaklah mungkin anak
juga anak selalu meniru gerakan akan mencapai tingkat perkembangan
gerakan yang muncul dari motorik yang sesuai dengan tingkat
lingkungan sekitarnya atau dari apa perkembangan usianya. Karena dengan
yang dilihatnya. Oleh karena itu pengalaman melakukan aktivitas gerak
maka sambil mengenalkan jenis- menjadi dasar untuk meningkatkan
jenis binatang maka sebaiknya guru keterampilan yang lebih komplek di
juga mengajarkan tentang gerakan kemudian hari (Sholatuh H, Myrnawati

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 86
CH, Moch Asmawi, 2017). Keterampilan kesalahan gerak yang dilakukan oleh
gerak dasar motorik kasar terdiri dari mereka ketika melakukan permainan.
berjalan, berlari, merangkak, Seringkali Oleh karena itu peran dari para
anak mengalami keterlambatan dalam orang tua dan guru untuk memperbaiki
menguasai keterampilan motorik halus, teknik gerak dasar yang dilakukan oleh
antara lain koordinasi mata dan tangan anak-anak sangatlah penting dengan
yang belum terarah, kekuatan, kecepatan, memberikan bentuk-bentuk permainan
kelincahan dan kelenturan anak belum atau bentuk pembelajaran yang
terlihat secara jelas. Oleh karena itu perlu mengarahkan kepada pembetukan gerak
untuk memberikan pengalaman gerak bagi dasar yang baik dan benar. Rambu-rambu
anak melalui pembelajaran yang terarah teknik gerak dasar seringkali tidak
untuk memperbaiki kesalahan gerak yang diketahui oleh para orang tua dan guru
dilakukan oleh anak. sehingga tidak pernah mereka
memperhatikan benar atau salah dari gerak
KESIMPULAN
dasar yang dilakukan oleh anak-anaknya.
Anak merupakan individu yang
Oleh karena itu maka peting kiranya guru
harus dilatih untuk memiliki gerak dasar
untuk mengetahui bagaimana seharusnya
yang baik dan benar. Melalui pembelajaran
mereka memberikan pengajaran tentang
yang baik yang dilakukan oleh orang tua
teknik gerak dasar. Selain itu juga mereka
dan guru, diharapkan kebiasaan yang salah
harus mengetahui bagaimana teknik dasar
dari gerak dasar dapat diminimalisir. Pada
tersebut harus dilakukan.
dasarnya manusia adalah mahluk yang
Dalam pelaksanaan permainan
senang bermain. Bagi anak-anak, teori
yang dilakukan anak-anak peluang yang
surplus energi adalah salah satu teori yang
besar bagi anak-anak untuk
mengungkapakan bahwa anak-anak
mengembangkan dirinya dengan bermain
memiliki kelebihan energi sehingga
bebas, juga keterlibatan orang tua atau
kelebihan tersebut harus disalurkan melalui
guru dalam permainan sebagai tutor (Smith
aktivitas bermain baik bermain sendiri
& Pellegrini, 2013). Dalam pengembangan
maupun bermain dengan interaksi dengan
gerak dasar bagi anak-anak yang paling
teman-temannya. Dengan aktivitas
penting adalah berikan kebebasan untuk
permainan mereka menemukan gerak dasar
bergerak namun mesti diperhatikan teknik
terutama gerak lokomotor antara lain
dasar dari gerakan yang akan diajarkan
berupa berjalan, berlari dan melompat.
kepada mereka.
Namun demikian seringkali terjadi

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 87
DAFTAR PUSTAKA Traditional Games, Learning
Boompa, Tudor O. 2000, Total Training Motivation and Learning Style on
for Young Champion. New York: Childhoods Gross Motor Skill.
Human Kinetic. InternTIONAL Journal of
Education and Research. Vol 5 No
Byers JA & Walker C (1995). The refining 7 July 2017. P. 53-66.
motor training hypothesis for the
evolution of play. Aamerican Sigelman dan Rider (2012), Life-Span
Naturalist. 146 (1) (pp. 25-40) Human Decvelopment. Belmont:
Wadsworth
Copple C, & Bredekamp, S, (2009).
Developmentally Appropriate Smith PK, Dalgeish M, & Herzmark G.
practice in early childhood (1981). A comparison of the effects
programs: Serving children from of fantasy play tutoring and skill
birth through age 8. Washington, tutoring in nursery classes.
DC: NAEYC. International Journal of Behavioral
Development: 4 (4) (pp. 421-441)
IAAF (CECS), 2000, Run, Jump, Throw.
Jerman: IAAF Smith, Peter, K., & Pellegrini, A. (2013).
Learning Through Play.
Ivrendi, A., & Isikoglu Erdogan, N. Encyclopedia on early Chilhood
(2015). Play in a Turkish cultural Development. (pp. 1-5).
context. In J. Roopnarine, M.M.
Patte, E Johnson, & D Kuscher
(Eds), International Perspectives on
childrens play (pp. 210-221. New
York : Open University Press.

Morano, Colella dan Caroli, (2011).


Gross Motor Skill Performance in a
Sample of Overweight and Non-
Overweight Preschool Children.
International Journal of Pediatric
Obesity, 2011; Vol. 6 (S2). P 42.

Permendikbud No 146 Tahun 2014 tentang


Kurikulum PAUD

Pangrazi & Dauer, 1992). Dynamic


Physical Education for Elementary
School Children. New York:
Macmillan

Rushall & Pyke (1993). Physiology of


Sport. London: Human Kinetik

Sholatuh H, Myrnawati CH, Moch


Asmawi, (2017), Effect of

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.2 No. 1 Juni 2018, page 76-88 Page 88

Anda mungkin juga menyukai