Anda di halaman 1dari 55

SEJARAH MERAH PUTIH

Di Edit Oleh : Soedarmo


Jakarta, July 2008
Pendahuluan
 Bila kita melihat berpuluh-puluh jenis dan
warna suatu bendera, masing masing pasti
mengandung arti.
 Demikian halnya dengan Sang Merah Putih
bagi Bangsa Indonesia, warna Merah dan Putih
mempunyai arti yang sangat mendalam.
 Kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih
dan dibuat secara tiba-tiba.
Lambang Warna Merah dan Putih
 Menurut sejarah, orang-orang Austronesia,
6000 tahun yg lalu datang ke Indonesia timur
dan barat melalui semenanjung dan Filipina,
pada zaman itu manusia memuja matahari
(aditya) dan bulan (candra).
 Matahari dianggap sebagai lambang Merah dan
Bulan dianggap lambang warna Putih.
Asal Bangsa Indonesia
 Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan
kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno
dari Asia Tenggara dan berbaur dengan
pendatang yang lebih dulu
(Austronesia) ,pembauran inilah lahir keturunan
yang dikenal Bangsa Indonesia.
 Perkataan Indonesia berasal dari ahli purbakala
bangsa Jerman yang bernama Jordan sedang
belajar di Belanda dengan studi khusus
mengenai rantaian kepulauan.
 Karena kepulauan ini secara geografis
berdekatan dengan India, ia menamakan
kepulauan India. Nesos adalah bahasa Yunani
yang berarti pulau-pulau, sehingga menjadi
Indunesos dan akhirnya menjadi Indonesia
(buku : Bung Karno penyambung lidah rakyat
Indonesia, hal 85, oleh Cindy Adams).
 Pada zaman itu ada kepercayaan memuliakan zat
hidup atau zat kesaktian bagi setiap mahluk
hidup.
 Getah adalah zat yang memberi kehidupan bagi
tumbuh-tumbuhan.
 Getih adalah zat yang memberi kehidupan bagi
binatang dan manusia.
 Dari kepercayaan inilah maka warna merah dan
putih menjadi warna pujaan,warna keangungan.
Mengenal Lambang
 Pada permulaan tahun masehi selama 2 abad
lamanya rakyat di kepulauan Nusantara ini
mempunyai kepandaian membuat ukir-ukiran
dari kayu, batu maupun logam (perak,
perunggu, kuningan).
 Dengan mendapat pengaruh dari kebudayaan
dong song berhasil membuat genderang
terbesar se-Nusantara yang disebut Nekara.
 Di pulau Bali genderang ini disebut Nekara Bulan
Pajeng yang disimpan di dalam pura.
 Pada nekara tersebut terdapat lukisan orang menari
dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu
burung.
 Di Gunung Kidul Selatan Yogyakarta terdapat kuburan
berupa Waruga (peti mati) dengan lukisan bendera
merah putih berkibar di belakang seorang perwira
menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki
Gunung Dompu.
 Pada petilasan waruga di dalamnya terdapat manik-
manik dari tanah warna merah dan putih
 Pada petilasan Tugu Jawa Barat peninggalan
Raja Purnawarman, Kerajaan Taruma Negara
saat itu agama Hindu berkembang, terdapat
sebuah lukisan tentang Kebesaran Raja
menyebutkan DWAJA, dari bahasa
Sanksekerta, yang artinya tanda, lambang,
bendera, pataka, umbul-umbul, tunggul seperti
yang terdapat di kaki Candi Borobudur.
Sejak Kapan Bangsa di Dunia Ini
Memakai Bendera
 Berdasarkan catatan sejarah bahwa awal
mulanya orang menggunakan bendera sebagai
identitas dimulai dengan memakai emblim
sifatnya perorangan.
 Kemudian berkembang menjadi tanda suatu
kelompok/satuan dengan menggunakan kulit
atau kain yang dapat berkibar hingga mudah
dilihat.
 Berdasarkan penelitian terhadap hasil-hasil benda
kuno ada petunjuk bahwa bangsa Mesir telah
menggunakan bendera pada kapal-kapalnya dan
sebagai tanda bagi wilayah yang dikuasai.
 Bangsa Cina saat zaman Kaisar Chou tahun 1122
sebelum Masehi.
 Tentara Napoleon I dan II juga menggunakan
bendera dengan lambang garuda di puncak tiang.
 Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan
bendera untuk perang atau menunjukkan
kehadiran raja,opsir atau pejabat tinggi negara.
 Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak
abad VIII.
 Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober
1928, belum menjadi negara telah mengibarkan
bendera Merah Putih.
Sejarah Merah dan Putih
 Merah Putih berkibar sebagai bendera kebangsaan
pertama kali pada 28 Oktober 1928 jauh sebelum
menjadi negara,baru cita-cita.
 Saat itu dilaksanakan Kongres Pemuda di Jakarta dan
dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
 Pada titik penentuan itu pemuda yang bergabung dalam
Angkatan Pemuda Indonesia mengibarkan bendera
Merah Putih dan memperdengarkan lagu Indonesia Raya.
 Keduanya merupakan lambang kebangsaan yang telah
disepakati 17 tahun sebelum kemerdekaan Republik
Indonesia.
Mengapa Merah Putih Sudah
Disepakati pada 1928
 Ini sebagai penanda bagi satu bangsa yang dicita-
citakan dan akan disebut Bangsa Indonesia.
 Ini bukanlah suatu koinsiden sejarah, melainkan
justru suatu keputusan yang dilandasi kenyataan
sejarah.
 Sekalipun kemerdekaan Indonesia baru diprok-
lamirkan 17 tahun mendatang, tetapi kelahiran
Bangsa Indonesia telah terjadi pada 28 Oktober
1928.
 Pada tanggal tersebut Sukarno dengan resmi
mengikrarkan Sumpah Chidmat, Satu Nusa,
Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia.
 Pada tahun 1928 ini pula untuk pertama kali
lagu Kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan.
 Selanjutnya Bangsa Indonesia telah
mempunyai Bendera Merah Putih dan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya.
Jejak sejarah Warna Merah dan
Putih
 Menurut sejarahwan Prof H. Muhammad Yamin,
Merah Putih mempunyai jejak sejarah sepanjang
6000 tahun.
 Berdasarkan kajiannya bukti sejarah menunjukkan
bahwa nenek moyang kita seja enam melenium lalu
melakukan pemujaan terhadap Matahari dan Bulan.
 Matahari diwakili dengan warna Merah dan Bulan
dilambangkan dengan warna Putih,ini disebut
zaman Aditya Candra, Aditya itu Matahari dan
Candra adalah Bulan.
 Pada zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan
zat hidup atau zat kesaktian bagi mahluk hidup yaitu
getah dan getih.
 Getah berwarna putih adalah zat kesaktian tumbuh-
tumbuhan, getih berwarna merah zat kesaktian
hewan dan manusia.
 Ukiran pada dinding Candi Borobudur yang
dibangun pada abad ke 9 menggambarkan tiga orang
hulu balang membawa umbul-umbul berwarna gelap
dan terang, diduga lambang warna merah dan putih.
 Catatan lain sekitar Borobudur sering menyebut
Bunga Tunjung Mabang (merah) dan Tunjung
Maputeh (putih).
 Ukiran Tunjung Merah dan Putih ini juga
tampak di Candi Mendut, letaknya tidak jauh
dari Candi Borobudur.
 Di bekas Kerajaan Sriwijaya, tampak pula
berbagai peninggalan dengan unsur warna
merah dan putih.
 Antonio Pigafetta, seorang pencatat dalam
pelayaran Marco Polo pada abad 16, dalam
kamus kecilnya yang berisi 426 kata-kata
Indonesia memasukkan, entri cain mera dan
cain pute, yang diterjemahkannya sebagai al
panno rosso et al panno bianco. Bila tidak
sering melihat kombinasi Merah-Putih sebagai
satu kesatuan, tidak mungkin Pigafetta
memasukkanya sebagai sebuah entri.
 Pada abad ke 16 dua bilah cincin berpermata merah
dan putih diwariskan oleh Raja Majapahit kepada
Ratu Jepara yang bernama Kalinyamat.
 Kerajaan Mataram sendiri umbul-umbul Gula Kelapa,
gula warna merah dan kelapa warna putih diwariskan
oleh Kiai Ageng Tarub dan terus dimuliakan oleh
Sultan Agung serta raja-raja yang meneruskannya.
 Pangeran Diponegoro pada abad 19, dimulai dengan
barisan rakyat yang mengibarkan umbul-umbul
Merah-Putih.
 Gerakkan Paderi di Sumatera Barat meng-
gunakan sorban berwarna merah dengan jubah
berwarna putih, untuk menandai perlawanan
terhadap Belanda.
 Di Sulawesi Selatan, Raja Bone yang bernama
Karrampeluwa, pada abad 15 juga sudah
mengibarkan umbul-umbul berwarna merah dan
putih, disebut sebagai Callae ri dan Callae ri
abeo.
Kejayaan Merah Putih
 Pada masa perjuangan bendera Merah Putih
semakin memperoleh tempat di hati bangsa
Indonesia. Di Negeri Belanda, mahasiswa
Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan
Indonesia (Indische Vereeniging) pada tahun
1920 mengibarkan bendera Merah Putih untuk
menyatakan cita-cita Indonesia Merdeka.
 Secara sederhana ketika itu dinyatakan bahwa
Merah berarti Berani, sedang Putih lambang
Kesucian, artinya keberanian di atas kesucian.
 Tahun 1927 Ir. Soekarno mendirikan Partai
Nasional Indonesia, ia menggunakan lambang
bendera Merah-Putih dan gambar kepala
banteng di tengahnya.
 Ketika Bung Karno diasingkan ke Flores
sebelum masa pendudukan Jepang, telah
mengobarkan semangat kebangsaan dengan
menggunakan sandi-sandi Merah-Putih dan
Indonesia Raya.
 Pada 28 Oktober 1928 bendera Merah Putih
dikibarkan oleh para pemuda sebagai bendera
kebangsaan, semula bendera Merah Putih
direncanakan akan memakai gambar garuda
rajawali terbang di tengahnya, kemudian
diputuskan untuk memakai lambang burung garuda
rajawali itu secara terpisah. Selanjutnya lambang
garuda rajawali dibakukan sebagai lambang negara,
lengkap dengan Amsal Tantular yang tertera pada
pita cengkeraman garuda, berbunyi : BHINEKA
TUNGGAL IKA.
 Masih banyak lagi ihwal merah-putih seperti
kepercayan orang Jawa adanya bubur merah
dan putih yang dipakai untuk acara selamatan.
 Perjalanan sejarah Merah Putih menjadi
bendera kebangsaan memang sangat panjang,
perjuangan dan pengorbanan untuk mengi-
barkannya di bumi persada pun sudah sangat
besar.
 Adakah pemandangan yang lebih mem-
banggakan daripada Sang Saka Merah Putih
yang kini berkibar anggun pada tiang beton
bersegi delapan setinggi 17 meter, dikelilingi
kolam teratai berbunga merah dan putih di depan
Istana Merdeka, Rumah Bangsa Indonesia.
 Untuk mengenang perjuangan para syuhada
pendahulu Bangsa, setiap tanggal 17 Agustus
diselenggarakan upacara dengan menaikkan
Sang Merah Putih oleh Anggota Paskibraka di
halaman Istana Merdeka.
Proklamasi Kemerdekaan
Mengibarkan Merah Putih
 Perjuangan bangsa Indonesia merebut
kemerdekaannya mencapai titik puncak pada
pertengahan tahun 1945 (17 Agustus 1945).
 Tgl.16-8-1945 Soekarno-Hatta diculik oleh tokoh
pemuda dibawa ke Rengasdengklok para pemuda
tidak sabar untuk segera bung Karno
memproklamirkan kemerdekaan,tapi tetap pada
pendiriannya.
 Sukarni adalah pemimpin pemuda yang mencu lik
Soekarno/Hatta.
 Masih di Rengasdengklok, para pemuda rupa-
nya meminta Wedana menyiapkan upacara di
halaman didepan markas PETA, upacara digelar
untuk menjadi panggung Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
 Siang harinya dilakukan upacara pengibaran
bendera Merah Putih dipimpin oleh Wedana
Soedjono Adipranoto. Karena yang hadir hanya
sedikit pemuda mengajak rakyat berjalan ke
alaun-alun, orangnya lebih banyak.
 Disana Merah Putih dikibarkan dipimpin oleh
komandan PETA Ngadam Soeradji.
 Peran Ibu Fatmawati dengan menunjukan kondisi
kesehatan Guntur waktu itu,minta pengertian pemuda
untuk mereka kembali ke Jakarta malam itu juga.
 Setiba di Jakarta lewat tengah malam Bung Karno
mengundang pertemuan di rumah Laks. Maeda,
Panglima Besar AL Jepang di Jawa sebelumnya
Soekarno/Hatta dan Laks. Maeda telah mengadakan
pertemuan dengan Jend. Yamamoto Kepala Pem.
Militer Jepang.
 Yang hadir dalam pertemuan antara lain, Mr.Achmad
Subardjo, Dr.Radjiman, Dr.Sam Ratulangi,
Prof.Soepomo, Mr.Latuharharry, Dr.Boentaran,
Mr.Iwa Kusumasumantri dan dari pemuda yg hadir
antara lain Chaerul Saleh, Bm Diah dan Soekarni.
 Bung Karno sudah menyiapkan naskah ringkas yang
ditulis tangan diatas kertas bergaris biru yang
disobek begitu saja, walaupun menjadi perdebatan,
namun semua sadar dan sepakat bahwa harus selesai
sebelum fajar menyingsing.
 Kemudian naskah diketik oleh Sajuti Melik, pemuda yang baru
dibebaskan oleh Kempetai, Sajuti Melik adalah suami
SK.Trimurti, nama Sajuti Melik hanyalah panggilan karena ada
Sajuti lagi, Sajuti Melok.
 Malam itu para pejuang pemuda di beberapa tempat di Jakarta
tampak berkumpul seolah menantikan kelahiran Republik
Indonesia yang telah lama dikandung oleh Ibu Pertiwi tercinta.
 Esok harinya 17 Agustus 1945 jam 10 pagi naskah Proklamasi
dibacakan oleh Soekarno, dihalaman rumah Jl.Pegangsaan
Timur 56, Bendera Merah Putih dikibar kan, bendera dipegang
pemuda Suhud, dikerek oleh pemuda Latief Hendraningrat
yang berseragan PETA.
 Semua yang hadir mengiringi kibaran Merah Putih
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tidak ada
yang memimpin lagu, sehingga suara terdengar sumbang,
selain karena emosi yang meluap-luap dari para hadirin.
 Ketika upacara selesai tidak seorangpun tak berlinang air
matanya, tiba-tiba Ibu Fatmawati memeluk SK Trimurti,
keduanya kemudian menangis tersedu, diikuti yang lain
berpelukan penuh keharuan.
 Karena alat komunikasi dan kondisi politik saat itu tidak
mungkin rakyat Indonesia serentak mengetahui bahwa
bangsanya telah merdeka.
Indonesia Merdeka
 Hari Jum’at legi, bulan puasa, tgl 17-8-1945 jam 10 pagi naskah
Proklamasi dibacakan oleh Soekarno, bendera Merah Putih
dikibarkan kemudian lagu Indonesia Raya dinyanyikan, Bangsa
Indonesia Merdeka.
 10 Juta bendera Merah Putih disebar keseluruh penjuru tanah air,
tgl 1 Agustus 1945 setiap warga memekikkan ucapan
MERDEKA sebagai salam dengan mengangkat telapak tangan
setinggi bahu.
 Angka 17 adalah angka suci, mempunyai makna tersendiri
menurut Soekarno yaitu, Al Qur’an diturunkan tanggal 17, orang
Islam shalat sehari 17 raka’at oleh karena itu angka 17 bukanlah
buatan manusia (memang bila dipikir secara logika tidak
ketemu).
 Bendera Pusaka adalah bendera yang dijahit langsung oleh
tangan Ibu Fatmawati pada tahun 1944, dua blok kain merah
dan putih dari katun halus setara dengan jenis primissima
untuk batik tulis halus diperoleh dari sebuah gudang di
Jl.Pintu Air, pemberian Shimizu orang Jepang yang simpati
kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
 Siang dan malam bendera pusaka berkibar di tengah hujan
dan terik matahari tak henti-hentinya sampai terjadi
penyerangan dan aksi teror yang dilakukan oleh Belanda,
Ibukota Jakarta tidak aman.
 Tanggal 3 Januari 1946 karena keamanan Presiden dan wakil
Presiden pada malam hari dengan kereta api yang berhenti
tepat dibelakang rumah berangkat ke Jogya.
 Tanggal 4 Januari 1946 pagi kereta api tiba di
Stasiun Tugu Jogyakarta, sejak itu pemerintahan
berada di Jogya dan Bendera Merah Putih berkibar di
tiang bendera yang besar dan tinggi di depan Gedung
Agung tampak lebih sepadan bila dibandingkan di
tiang bendera di Pengangsaan Timur.
 Bendera Merah Putih berkibar dengan megah di
halaman Gedung Agung setiap hari.
 Tgl 17 Agustus 1946 dilakukan peringatan ulang
tahun pertama Kemerdekaan Republik Indonesia.
 Bapak Husein Mutahar ketika itu sudah menjadi seorang
ajudan Presiden, dikenal juga sebagai pandu yang aktif
diberi tugas untuk menyusun upacara pengibaran bendera.
 Saat itu beliau sudah mempunyai pemikiran bahwa untuk
menumbuhkan rasa persatuan bangsa maka pengibaran
bendera Merah Putih sebaiknya dilakukan oleh para
pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia.
 Mutahar kemudian memilih lima orang pemuda yang
bermukim di Jogyakarta, 3 orang laki-laki dan 2 orang
perempuan, lima orang merupakan simbol Pancasila.
 Upacara bendera Pusaka Merah Putih di halaman
Gedung Agung dilaksanakan lagi pada tanggal 17
Agustus 1947, 1948 dan 1949 dengan menampilkan
para pemuda dari daerah-daerah lainnya.
 Keadaan semakin tidak aman, agresi Belanda
meluas diseluruh tanah air, termasuk ke Jogyakarta
ibu kota negara.
 Serangan terbesar terjadi pada 19 Desember 1948,
serbuan atas Jogya pemerintah memutuskan tidak
meninggalkan kota, tapi menganjurkan perjuangan
diteruskan.
 Jogyakarta lumpuh semua telah dikuasai Belanda
kecuali Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan
Gedung Agung yang juga telah dikepung kendaraan
lapis baja
 Panglima Besar Soedirman yang keadaan sakit
parah datang ke Gedung Agung minta agar Presiden
Soekarno meninggalkan kota tapi ditolak
 Jenderal Soedirman dengan kecewa berangkat
bergerilya melalui jalur yang belum diduduki
Belanda
 Jogyakarta akhirnya jatuh, Presiden dan Wakil
Presiden dan pemimpin yang lain ditawan,
Bung Karno dan Bung Hatta diasingkan
(Brastagi, Mentok).
 Bung Hatta sempat mendiktekan surat kepada
TB Simatupang Wakil II Kepala Staf Angkatan
Perang,dan ditanda tangani yang menjadi dasar
legal untuk melanjutkan perjuangan.
 Bung Karno pun sempat melakukan
penyelamatan bendera Merah Putih yang dijahit
Ibu Fatmawati, diserahkan kepada Husein
Mutahar ajudan Presiden dengan amanat sebagai
berikut.
“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada
diriku, dengan ini aku memberikan tugas
kepadamu pribadi, dalam keadaan apapun aku
memerin-tahkan kepadamu untuk menjaga
bendera ini dengan nyawamu.”
“Bendera ini tidak boleh jatuh ketangan musuh,
disatu waktu jika Tuhan mengizinkannya
engkau mengembalikan nya kepadaku sendiri
dan tidak kepada siapapun kecuali kepada
kepada orang yang menggantikanku sekiranya
umurku pendek. Andaikata engkau gugur
dalam menyelamatkan bendera ini, percayakan
lah tugasmu kepada orang lain dan dia harus
menyerahkannya kepadaku sebagaimana
engkau harus mengerjakannya.”
 Mutahar adalah seorang pemuda pejuang yang terlibat dalam
pertempuran lima hari di Semarang, semula sebagai
sekretaris Laksamana Muda Moh. Nasir panglima AL
dengan pangkat Kapten AL.
 Bung Karno mengenalnya sebagai pengemudi mobil yang
mengantarnya dari Semarang ke Magelang, kemudian
diminta dan diangkat sebagai ajudan Presiden dengan
pangkat Mayor AD.
 Saat diserahi tugas penyelamatan bendera, Mutahar
memisahkan kain merah dan kain putih dengan bantuan Ibu
Pernadinata kemudian ditempatkan di dasar dua buah koper
selanjutnya ditumpuki pakaian beliau.
 Ketika hukuman Pak Mutahar menjadi tahanan kota
beliau berhasil melarikan diri ke Jakarta, di Jakarta
numpang tidur di rumah Sutan Syahrir kemudian
mondok di rumah R.Said Soekanto
Tjokrodiatmodjo, Kapolri I, sambil mencari
informasi tentang keberadaan Bang Karno yang
saat itu di asingkan di Mentok, Bangka.
 Bulan Juni 1948 Mutahar menerima kabar dari
Sudjono, seorang anggota delegasi RI yang
membawa surat pribadi dari Bung Karno, minta
agar bendera diserahkan beliau untuk dibawa ke
Mentok.
 Mutahar meminjam mesin jahit dari istri seorang
dokter, dengan hati-hati beliau berhasil
menyatukan kedua warna kain tersebut menjadi
bendera sesuai jaitan aslinya, dengan dibungkus
koran sebagai penyamaran kemudian diserahkan
kepada Sudjono.
 Tgl 6 Juli 1949 Presiden dan Wakil Presiden dan
beberapa pemimpin lainnya kembali ke Jogyakarta,
sebulan kemudian pada tgl 17 Agustus 1949 Sang
Merah Pusat berkibar kembali di depan Gedung
Agung untuk memperingti Proklamasi
Kemerdekaan RI.
 Belanda mengakui kedaulatan RI yang ditanda tangani pada
tgl 27 Desember 1949 Presiden Soekarno kembali ke Jakarta,
Ibukota Republik kembali ke Jakarta.
 Bung Karno menempatkan bendera Merah Putih dalam
sebuah peti berukir, saat turun dari pesawat yang pertama
kali keluar adalah pengawal kehormatan mengiringkan Sang
Merah Putih kemudian disusul penumpang yang lain yang
disambut dengan pekik Merdeka, Merdeka oleh rakyat yang
menyambut.
 Jadilah kemudian Istana Gambir menjadi Istana Merdeka
termasuk jalan dan Istiqlal berarti Merdeka.
 Sejak itu Bendera Pusaka dikibarkan di halaman Istana
Merdeka pada detik-detik Proklamasi setiap tahun.
 Hari kemerdekaan tahun 1967 Bung Karno sudah
lengser, Sang Merah Putih tidak ada disimpan olehnya
semua bingung mencari.
 Sebuah delegasi diutus untuk menemui Bung Karno di
Istana Bogor, Bung Karno menyadari bahwa Bendera
Pusaka telah menjadi milik bangsa Indonesia.
 Bung Karno menyetujui dengan syarat disertai dengan
Panglima 4 angkatan.
 Kemudian Sang Merah Putih yang disimpan di bawah
Monas selama ini diserahkan untuk dikibarkan di
halaman Istana Merdeka.
 Setelah menerima kembali Bendera Pusaka
Pj.Presiden memanggil Husein Mutahar untuk
mengidentifikasi keasliannya yang memang beliau
mengetahui betul.
 Presiden Soeharto prihatin melihat kondisi Bendera
Pusaka dan menyampaikan niatnya untuk tidak
mengibarkan Bendera Pusaka itu lagi.
 Bp.Mutahar tidak setuju gagasan itu walaupun
hanya sekali dikibarkan pada masa pemerintahan
Soeharto.
 Pada masa Presiden Soeharto Bendera Pusaka dikibarkan
hanya 2 kali, yaitu pada 17 Agustus 1967 dan 17 Agustus
1968 karena kondisi bendera yang tidak memungkinkan lagi.
 Pada 5 Agustus1969 dibuatkan Duplikat Bendera Pusaka dari
kain sutera alam dan Duplikat Naskah Proklamasi kemudian
diserahkan kepada Daerah tk.I dan Tk.II seluruh Indonesia.
 Bendera Pusaka yang sudah rapuh ditempatkan disebuah peti
berukir dan dipakai untuk mengiringi pengibaran Duplikat
Bendera Pusaka setiap 17 Agustus di Istana Merdeka.
 Mulai tahun 199… sampai sekarang Bendera Pusaka tidak
mengiringi dalam pengibaran karena sudah sangat renta.
PASKIBRAKA
 Tahun 1967 Bapak Husein Mutahar menjabat sebagai
Dirjen Urusan Pemuda dan Pramuka (UDAKA)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diberi tugas
untuk menyusun tatacara pengibaran Bendera Pusaka.
 Beliau membentuk pasukan yang terdiri atas 3
kelompok yaitu : kelompok 17 sebagai pengiring
/pemandu, kelompok 8 sebagai inti pembawa bendera,
kelompok 45 sebagai pengawal.
 Pasukan ini kemudian disebut PASKIBRAKA
(Pasukan Pengibar Bendera Pusaka).
Makna dan Falsafah
 Makna : Para adi Paskibraka adalah siswa Adi
= Istimewa, berprestasi, dari pelajar tingkat
SMU yang berprestasi, aktif berorganisasi, nilai
belajar di atas cukup.
 Lulus seleksi/pemilihan yang dilaksanakan
secara berjenjang dan jujur.
 Diambil dari pelajar/siswa SMU karena
dianggap belum banyak terpengaruh masalah
politik.
 Falsafah; diciptakannya pelaksanaan upacara
menaikkan dan menurunkan bendera pada hari
proklamasi Kemerdekaan oleh generasi muda
utusan daerah dari seluruh Indonesia memiliki
falsafah yang dalam antara lain bermakna
bahwa kemerdekaan Indonesia ini menjadi
tanggung jawab seluruh bangsa, manusia
Indonesia teristimewa generasi mudanya yang
akan menjadi generasi penerus dalam mengisi
kemerdekaan.
 Ketiga kelompok itu sebagai simbol tanggal,
bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI.
 Tahun 1967 para pengibar bendera untuk pok.17
dan pok.8 direkrut dari putra-putra daerah yang
ada di Jakarta untuk memudahkan pelatihan,
kebanyakan dari anggota Pramuka yang sudah
terlatih.
 Rencana pok.45 akan diambil dari Taruna Akabri,
karena beberapa pertimbangan maka memutuskan
menggunakan anggota PASWALPRES sekarang
PASPAMPRES.
 Tahun 1967 sampai tahun 1972 namanya
PENGEREK BENDERA.
 Mulai tahun1973, Idik Suleman, seorang pejabat
di Direktorat Pembinaan Generasi Muda (Dit.
PGM) melontarkan suatu nama PASKIBRAKA,
PAS=Pasukan;KIB=Kibar; Ra=Bendera;
KA=Pusaka, dan disetujui dan dipakai sampai
sekarang.
 PASKIBRAKA telah lahir, tata upacara
pengibaran Bendera Pusaka dengan koreografer
Bapak Husein Mutahar telah dibakukan.
 Setiap warga bangsa yang pernah menyaksikan
upacara tersebut, tentu sepakat menyatakan bahwa
upacara itu berlangsung dengan agung dan khidmat.
 Anggota Paskibraka mendapat gemblengan yang
tidak ringan, baik fisik maupun mental.
 Fisik oleh seorang pelatih, sedangkan mental oleh
seorang pembina.
 Masih banyak faktor teknis dan non teknis yang
berkaitan dengan keberhasilan tata upacara.
 Empat puluh tahun sudah acara tetap tahunan di
Istana Merdeka, Paskibraka telah melahirkan
beberapa pembina yang bertahun-tahun mem-
persiapkan Paskibraka. Beberapa pembina yang
lalu antara lain adalah Idik Sulaeman, Susanto
Martodihardjo, Bunda Bunakim, Soekari
Handoyosoebroto, Soebedjo, Darminto
Surapati, Samboyo, Soetopo Sahid, Suksmadi,
Sukirno dan Ella Seba.

Anda mungkin juga menyukai