Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah Bendera Indonesia dan Makna Warna Merah Putih

Bendera Indonesia berwarna merah dan putih ternyata memiliki makna dan sejarah
penting untuk Indonesia. Bendera merah putih dijahit oleh Fatmawati, dan dikibarkan
ketika proklamasi kemerdekaan.

Bendera Indonesia berwarna merah dan putih ternyata memiliki sejarah di baliknya.
Kelahiran bendera merah putih terjadi tanggal 7 September 1944. Ketika itu Jepang
berjanji akan memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Bendera merah putih
berbentuk persegi panjang yang lebarnya 2/3 (dua pertiga). Bagian atas berwarna merah
sedangkan bagian bawah berwarna putih.

Makna filosofis bendera Indonesia berwarna merah artinya berani, sedangkan putih
artinya suci. Warna putih menjadi simbol jiwa manusia, sementara merah melambangkan
tubuh manusia. Jadi, warna merah dan putih saling melengkapi satu sama lain. Mengutip
dari rri.co.id, ternyata warna merah putih menjadi simbol penting untuk masyarakat Jawa
kuno. Dahulu, warna merah dan putih menjadi simbol pemersatu untuk laki-laki dan
perempuan.

Sedangkan kaum Austronesia di masa lalu menganggap warna merah putih menjadi
simbol langit dan bumi.

Sejarah Bendera Indonesia Warna merah dan putih

bendera Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan dan sebelum kemerdekaan. Tahun
1928, para pelajar, kaum nasionalis, dan pemuda mengibarkan bendera merah putih
ketika masa penjajahan Belanda. Kemudian Belanda melarang masyarakat Indonesia
mengibarkan bendera merah putih.
Sejarah Bendera Merah Putih Ketika Kemerdekaan Ketika masa penjajahan Jepang,
tanggal 7 September 1944 Indonesia diperbolehkan untuk merdeka suatu saat. Chuuoo
Sangi In menyelenggarakan sidang tidak resmi pada 12 September 1944 yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno. Mengutip dari Cagar Budaya Kemdikbud, sidang tersebut membahas
tentang lagu kebangsaan dan pemakaian bendera Indonesia. Hasil sidang, panitia
membentuk bendera kebangsaan merah putih dan lagu Indonesia Raya.
Penetapan ukuran bendera perbandingan panjang dan lebar adalah 3:2. Ukuran bendera
Indonesia sama dengan ukuran bendera Nippon (Jepang). Chaerul Basri, kepala barisan
propaganda Jepang (Sendenbu) diperintahkan Ir. Soekarno untuk mengambil kain dari
gudang. Sang Saka Bendera Merah Putih dijahit oleh Fatmawati istri Soekarno, setelah
diberikan kain. Bendera merah putih kemudian dikibarkan ketika Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan Suhud.
Bendera pusaka sempat dipindahkan karena keamanan. Pada 4 Januari 1946, presiden,
wakil presiden, dan para menteri pindah sementara ke Yogyakarta. Ketika itu, bendera
merah putih dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung. Ketika Yogyakarta jatuh ke tangan
Belanda, tanggal 19 Desember 1948 bendera pusaka diungsikan oleh Husein Mutahar,
ajudan Ir. Soekarno. Lalu bendera diberikan kembali pada presiden Soekarno pada 6 Juli
1949. Kemudian tanggal 17 Agustus 1949, bendera merah putih kembali dikibarkan di
halaman gedung Agung. Bendera pusaka terakhir dikibarkan di Istana Merdeka pada 17
Agustus 1968, ketika masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Alasannya karena bendera
pusaka warnanya mulai memudar dan rapuh. Akhirnya, bendera pusaka disimpan dalam
Ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka.

Ketentuan Ukuran Bendera Merah Putih


 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan
 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.

Secara umum, Pancasila sebagai landasan dan ideologi bagi bangsa Indonesia tak hanya
sebatas identitas dan simbol saja. Namun, mencerminkan makna dan nilai-nilai luhur di
dalamnya

B. Sejarah lambang negara


arti lambang Pancasila, makna, dan bunyinya dikutip dari buku "Pendidikan
Pancasila & Kewarganegaraan" oleh Dr. H. Muhammad Rakhmat, SH., MH.

1) Arti Lambang Garuda Pancasila


Lambang Garuda Pancasila merupakan lambang negara yang terdiri atas kumpulan
lambang-lambang yang memiliki arti dan makna tersurat maupun tersirat. Berikut
ulasannya:

1. Burung Garuda
Lambang Pancasila adalah Garuda Pancasila yang berwujud Burung Garuda. Burung
Garuda merupakan raja dari segala burung yang juga dikenal sebagai Burung Sakti Elang
Rajawali.

Burung Garuda melambang kekuatan dan gerak yang dinamis yang terlihat dari sayapnya
yang mengembang, siap terbang ke angkasa.

Dengan sayapnya yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika


dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.

2. Cengkraman Kaki Burung Garuda


Kedua kaki Burung Garuda yang kokoh mencengkeram pita putih yang bertuliskan seloka
yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika. Seloka ini diambil dari buku buku Sutasoma,
karangan Empu Tantular.

Bhinneka Tunggal Ika, berarti "berbeda-beda tetapi satu jua". Slogan ini menjadi
kekuatan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan suku, agama, budaya, dan
sebagainya.

3. Warna Emas
Warna pokok dari Burung Garuda, adalah kuning emas. Warna kuning emas
melambangkan keagungan. Bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat
bangsa yang bersifat agung dan luhur.

4. Jumlah Bulu
Jumlah bulu yang berada pada Garuda Pancasila terkait dengan kelahiran Negara
Kesatuan Republik Indonesia, di antaranya:
- Bulu pada sayap kanan dan kiri, masing-masing berjumlah 17 helai (menunjukkan
tanggal 17)
- Bulu ekor berjumlah delapan helai (menunjukkan bulan 8 atau Agustus).
- Di bawah kalung perisai yang menghubungkan dengan ekor terdapat bulu berjumlah 19
dan bulu pada leher berjumlah 45 (menunjukkan angka tahun 1945)

Angka-angka yang menunjuk tanggal 17 Agustus 1945 ini bermakna historis untuk
membangun proses penyadaran bagi setiap warga negara Indonesia agar menghargai
waktu dan selalu mengingat sejarahnya.

5. Perisai
Perisai merupakan lambang perjuangan dan perlindungan, karena perisai sering dibawa
ke medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan musuh.

Garis melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah melambangkan
garis Khatulistiwa yang memang membelah Kepulauan Indonesia.
Perisai yang merupakan lambang perjuangan dan perlindungan ini terbagi atas lima
bagian, yang masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila.

2) Arti lambang Pancasila


 Arti Lambang Sila Ke-1
Bunyi sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa.
Bintang menjadi simbol sila pertama yang menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya
kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.

Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna
alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber
dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

 Arti Lambang Sila Ke-2


Bunyi sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Rantai pada simbol sila kedua terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.

Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling bahu-
membahu, dan saling membutuhkan.

 Arti Lambang Sila Ke-3


Bunyi sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Pohon Beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh di bawahnya.

Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia
dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia.

Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah.
Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.

 Arti Lambang Sila Ke-4


Bunyi sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.

 Arti Lambang Sila Ke-5


Bunyi sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan sandang yang menyiratkan
makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran untuk
rakyatnya secara merata.

Anda mungkin juga menyukai