Anda di halaman 1dari 12

RESUME

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Disusun Oleh:
1610631020377
Vicka Angela Amelia

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. H.S. Ronggowaluyo Teluk Jambe Karawang
Pengertian Pancasila

 Pengertian Pancasila secara global :

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi


ideologi tetap bangsa bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa.

 Pengertian Pancasila menurut para ahli :

MUHAMMAD YAMIN : Pancasila berasal dari kata panca yang


berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan
tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik.

NOTONEGORO : Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia,


sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar
falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan
hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan
dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

IR. SOEKARNO : Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang


turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
Barat. Dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi
lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia.
LAMBANG PANCASILA DAN DESKRIPSI
LAMBANG PANCASILA

Garuda

 Garuda dipakai sebagai simbol Negara untuk menggambarkan


Negara Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar.
 Warna keemasan di burung garuda menggambarkan kejayaan
dan keagungan
 Garuda memiliki sayap, paruh, ekor dan cakar yang
melambangkan tenaga dan kekuatan pembangunan
 Jumlah bulu Garuda Pancasila menggambarkan hari/tanggal
proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17
Agustus-1945, antara lain : Jumlah bulu pada masig-masing
sayap berjumlah 17, jumlah bulu pada ekor berjumlah 8, jumlah
bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, jumlah bulu di
leher berjumlah 45
Perisai

 Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam


budaya dan peradaban Nusantara sebagai senjata yang
melambangkan  perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri
untuk mencapai tujuan.
 Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang
menggambarkan garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan
lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia sebagai negara tropis
yang dilintasi garis khatulistiwa.
 Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar
negara Pancasila.
 Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera
Indonesia (merah-putih). dan pada bagian tengahnya memiliki
warna dasar hitam.

Berikuut adalah Pembagian dan penjelasan lambang pada ruang


perisai:

Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan


Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima
menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam,
Buddha, Hindu, Kristen, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
dilambangkan Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini
menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling
membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria
sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan wanita.
Makna Sila 3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan
pohon beringin (Ficus benjamina) di bagian kiri atas perisai
berlatar putih, Pohon beringin merupakan sebuah pohon
Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang
yang menunjang pohon yang besar ini dengan tumbuh sangat
dalam ke dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan
persatuan Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai banyak
akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. ini
mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun
memiliki berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda
(bermacam-macam).
Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. yang
disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan atas
perisai berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan
binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Bung
Karno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan secara
musyawarah, kekeluargaan dan gotong royong merupakan
nilai-nilai yang menjadi ciri bangsa Indonesia.
Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah
perisai yang berlatar putih. kapas dan padi (mencerminkan
pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua
masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun
kedudukannya. ini mencerminkan persamaan sosial dimana
tidak adanya kesenjangan sosial anatara satu dan yang lainnya,
tapi hal ini (persamaan sosial) bukan berarti bahwa Indonesia
memakai ideologi komunisme.

Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"

 Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika"


berwarna hitam dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda
Pancasila.
 Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari
Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka"
memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata
"tunggal" berarti satu, dan kata "ika" bermakna itu. Secara
harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu Itu",
yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya
tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk
melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang
terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa daerah, agama,
suku bangsa dan kepercayaan.
Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila

 Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak


boleh diletakkan asal asalan karena warna warna itu telah
ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada
lambang Garuda Pancasila.
 Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di
lambang Garuda Pancasila. Warna hitam digunakan juga untuk
warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk
mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga
dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka
Tunggal Ika".
 Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan
bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila.
 Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.
 Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan
atas. warna putih juga diberi pada Pita yang dicengkeram oleh
Burung Garuda Pancasila.
 Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda
Pancasila, untuk warna bintang, rantai, kapas, dan padi.

Makna Warna pada Garuda Pancasila


Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila.
Warna-warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda
Pancasila ini memiliki makna dan arti sebagai berikuut.

 Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.


 warna hitam memiliki makna keabadian.
 Warna merah memiliki artian keberanian.
 Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.
 Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.
Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa

 Zaman Kuno

Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama


Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di
masyarakat, yaitu terkait dengan sistem kepercayaan.

 Zaman Kolonial

Masuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad


XVII-XIX bersifat kedaerahan dan lokal, sehingga mudah
dipatahkan. Perlawanan rakyat abad XX, ditandai :
1. Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan demokrasi.
2. Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap Eropa.
3. Munculnya Pergerakan nasional Indonesia.
4. Tumbuhnya organisasi Modern.
5. Sumpah Pemuda.
6. Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II dan pembentukan
PPKI).

 Proklamasi 17 Agustus 1945


Penetapan Pancasila dalam UUD 1945 (sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945).
Sejarah Perumusan Pancasila

 Pembentukan BPUPKI

Jepang memberi janji kepada Indonesia bahwa akan diberi merdeka


pada tanggl 24 Agustus 1945, sehingga untuk mewujudkan janji
tersebut berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai). Badan ini
beranggota 60 orang, diketuai dr.Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil
ketua Raden Panji Soeroso serta Ichubangasa (Jepang).

A. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)

Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah membicarakan tentang


landasan-landasan bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam kesempatan ini:

Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia merdeka,


yaitu:
- Peri kebangsaan;
- Peri Kemanusiaan;
- Peri Ketuhanan;
- Peri kerakyatan;
- Kesejahteraan rakyat.

Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaitu:


- Negara individualistik, atau negara yang disusun atas dasar
kontrak sosial dari warganya dengan mengutamakan
kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer,
dan H.J Laski.
- Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels,
dan Lenin.
- Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada
salah satu golongan, tetapi berdiri di atas semua kepentingan
(Spinoza, Adam Muller, dan Hegel).
Dalam hal ini Soepomo menolak negara individualistik dan negara
golongan, namun mengusulkan negara integralistik (negara
persatuan), yaitu negara satu untuk semua orang.
Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang
dimaksud adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan
pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung
Indonesia merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu:
- -Kebangsaan atau Nasionalisme;
- -Kemanusiaan (internasionalisme);
- Musyawarah, mufakat, perwakilan;
- Kesejahteraan sosial;
- Ketuhanan yang berkebudayaan.
Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila. Menurut Soekarno,
jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi Trisila (Sosio
Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan). Selanjutnya, jika
yang tiga juga tidak disenangi, dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu
Gotongroyong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia.

Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang


beranggotakan 8 orang.
- Anggota 8 meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo,
A.Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata,
Moh.Yamin, dan Mr. A.A. Maramis.
- Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan mengidentifikasi
usulan anggota BPUPKI.
- Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan
usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki
negara berdasar syariat Islam, sedang golongan nasionalis
menghendaki negara tidak berdasarkan hukum agama tertentu.

Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9 orang,


yang anggotanya berasal dari golongan Islam dan golongan
Nasionalis, yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin,
Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso,
Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim.
Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan
kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat
rancangan Preambule, yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya; Kemanusiaan
yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan; dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Isi
selengkapnya kesepakatan itu disebut Rancangan Preambule Hukum
Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan
nama “Piagam Jakarta”.

B. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan:

1. Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam


Piagam Jakarta.
2. Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64
yang hadir).
3. Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda
+ Timor Timur + Malaka (39 suara).
4. Dibentuk tiga panitia kecil:
-Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
-Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta.
Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso.
Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai)

1. Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka


mempersiapkan Indonesia Merdeka dan intinya mengesahkan
dasar negara dan UUD 45 dengan ketua Ir. Soekarno, wakil
ketua Moh.Hatta, jumlah anggota 21 orang.
2. Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang anggota wakil
golongan, yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr.
Kasman Singodimejo, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri,
dan Mr.Achmad Soebardjo.
3. Jadi PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.

 Proklamasi kemerdekaan
1. Jepang menyerah pada sekutu
2. Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik, Kusnaini, Sutan
Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan meminta
Sukarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan RI.
Sebaliknya, golongan tua masih banyak berpikir dan
pertimbangan.
3. Terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok dan Proklamasi
dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan
Mohammad Hatta di Jakarta.

 Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)


1. Sore hari setelah proklamasi datang opsir Jepang ke rumah
Bung Hatta menyampaikan keberatan wakil Indonesia bagian
timur terhadap tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta.
2. Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakil-wakil Islam,
akhirnya disepakati untuk menghilangkan tujuh kata tersebut.
3. Mengesahkan UUD 1945.
4. Menetapkan Ir. Soekarno menjadi Presiden dan Drs. Moh. Hatta
sebagai wakilnya.
5. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang
bertugas mendampingi presiden dan wakil presiden sampai
terbentuk MPR dan DPR

Anda mungkin juga menyukai