Anda di halaman 1dari 6

MENGANALISA BAGIAN TERPENTING DARI

GARUDA PANCASILA
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Negara merupakan suatu wilayah tertentu yang ditempati oleh warga negara tertentu
yang memiliki pemerintahan dan mempunyai tujuan. Setiap belahan negara di dunia ini
pastinya memiliki sebuah identitas yang akan menunjukkan ciri khas dari negara itu sendiri,
baik itu dari segi lagu kebangsaannya, bahasa, bendera, serta lambang dari negara itu sendiri.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta


keragaman suku, ras, budaya, bahasa dan agama. Meskipun penuh dengan keragaman budaya
tersebut, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka
Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

Maka dari itu kami akan menyajikan materi seputar Lambang Negara Indonesia agar
bertambahnya wawasan untuk lebih mengenal Negara Indonesia, baik itu dari segi makna
maupun arti Lambang Negara Indonesia, Semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal
Ika.

Mulyana (2003) mendeskripsikan lambang/simbol adalah suatu rangsangan yang


mengandung makna dan nilai yang dipelajari dan direspon manusia dalam pengertian makna
dan nilainya. Suatu simbol disebut siginifikan atau memiliki makna apabila simbol itu
membangkitkan individu yang menyampaikan respon, demikian hal-nya akan muncul pada
individu yang dituju. Simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan,
lencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau yang mengandung maksud tertentu
(Soeprapto, 2007).

Demikian halnya Burung Garuda yang menjadi lambang dan simbol NKRI,
sepatutnya memiliki makna yang mewakili nilai filosofi dari kelima sila Pancasila.
Sayangnya, seiring perkembangan zaman yang kian mengglobal dalam pengaruh budaya
dunia yang universal, pemahaman akan simbol-simbol yang membentuk jati diri bangsa
Indonesia tersebut terlihat mulai luntur dan merosot. Kondisi tersebut diperparah oleh
lemahnya program pewarisan nilai, sehingga nilai-nilai luhur yang terwakili oleh lambang
Burung Garuda mulai berkarat dan mengeropos.

Dengan adanya ilmu yang mempelajari tentang tanda, yaitu semiotik, diharap dapat
memberikan penjelasan tentang makna yang terkandung dalam lambang Negara tersebut dan
alasan penggunaan burung garuda sebagai bentuk dasar lambang negara. Semiotik adalah
sebuah ilmu yang mempelajari tentang tanda yang digunakan untuk menggambarkan suatu
hal. Komunikasi pun berawal dari tanda, karena didalam tanda mengandung pesan dan makna
tersendiri. Dengan adanya tanda, maka akan mempermudah seseorang dalam berkomunikasi
karena tanda merupakan salah satu perantara seseorang dalam berkomunikasi. Semiotik
mengulas berbagai macam unsur interaksi dengan pengetahuan yang manusia miliki untuk
menghasilkan sebuah makna.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah makna dari Garuda Pancasila?

2. Bagaimana perilaku kita dalam keberagaman agama?

3. Bagaimana perilaku kita dalam keberagaman suku dan ras?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Apa makna dari Garuda Pancasila.

2. Memahami Bagaimana perilaku kita dalam keberagaman agama.

3. Memahami Bagaimana perilaku kita dalam keberagaman suku dan ras.

Pembahasan

Pasal 31 Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Garuda Pancasila


yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan dengan perisai berupa jantung yang
digantung dan rantai pada leher Garuda, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas
pita yang dicengkeram oleh Garuda.

Pasal 32 (1) Garuda dengan perisai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 memiliki
paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan. (2) Garuda
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki sayap yang berbulu 17 dan ekor yang berbulu
8.

Makna dari Lambang Garuda Pancasila Pada tanggal 13 juli 1945, dalam rapat Panitia
Perancangan UndangUndang Dasar 1945. Salah seorang anggota Panitiabernama Prada
Harahap mengusulkan tentang lambang negara. Tanggal 16 November 1945 baru dibentuk
Panitia Indonesia Raya. Panitia ini bertugas untuk menyelidiki arti lambang-lambang dalam
peradaban bangsa Indonesia sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian
tentang lambang negara. Panitia Indonesia Raya diketuai oleh Ki Hajar Dewantara dengan
sekretaris umum Muhammad Yamin.1 Berikut adalah ciri-ciri lambang negara Garuda
Pancasila:

1. Burung Garuda

Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu yang
berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung Garuda itu
sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu
melambangkan kemegahan atau kejayaan.

Pada burung garuda, Jumlah masing-masing sayap bulunya berjumlah 17 yang


mempunyai makna, tanggal kemerdakaan negara kita yakni tanggal 17. Bulu ekor memiliki
jumlah 8 yang melambangkan bulan kemerdekaan negara kita bulan Agustus yang
merupakan bulan ke-8. Dan bulu-bulu di pangkal ekor atau perisai berjumlah 19 helai dan di
lehernya berjumlah 45 helai. Sehingga kesemua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya
melambangkan tanggal kemerdekaan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang zaman
dahulu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar Indonesia tidak
menempuh jalan yang salah. Dan anggapan bahwa arah ke kanan adalah arah yang baiklah
yang membuat kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Biasanya banyak anggapan yang
mengatakan bahwa jalan yang benar itu dilambangkan dengan arah kanan, makanya kepala
garuda Indonesia selalu mengarah ke kanan. Sayap yang membentang adalah siap terbang ke
angkasa. Burung Garuda dengan sayap yang mengembang siap terbang ke angkasa,
melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan
Negara.

2. Seloka, bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika

Kedua kaki Burung Garuda yang kokoh mencengkeram pita putih yang bertuliskan
seloka yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika. Seloka ini diambil dari buku buku Sutasoma,
karangan Empu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika, berarti ”berbeda-beda tetapi satu tujuan”.
Dalam konteks keIndonesiaan, kata-kata itu memiliki makna yang sangat mendalam. Negara
Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dengan adat istiadat
dan bahasanya sendiri-sendiri. Bangsa Indonesia juga menganut berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan realita itu menunjukkan bahwa kehidupan di Indonesia begitu beragam,


terdapat berbagai perbedaan di antara yang satu dengan yang lain. Namun kenyataannya,
Indonesia merupakan negara kesatuan, satu nusa, satu bangsa, dan menjunjung satu bahasa
persatuan, Indonesia. Bangsa Indonesia itu juga satu jiwa dan satu pandangan hidup. Keadaan
yang berbeda-beda tetapi dapat bersatu ini berarti masing-masing pihak ada toleransi, ada
kegotongroyongan, ada nilai saling harga menghargai dan hormat menghormati, sehingga
tercipta persatuan dan kesatuan.

3. Dasar Negara Pancasila

Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan
sebuah bintang emas berkepala lima (bersudut lima), bintang emas sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah cahaya seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya kerohanian bagi setiap
manusia.

Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling
membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran
menggambarkan wanita.

Makna Sila 3, Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin (Ficus benjamina)
di bagian kiri atas perisai berlatar putih, Pohon beringin merupakan sebuah pohon Indonesia
yang berakar tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar ini
dengan tumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Hal ini mencerminkan kesatuan dan persatuan
Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari ranting-
rantingnya. Ini mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai
latar belakang budaya yang berbeda-beda (bermacam-macam).

Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan / Perwakilan. Yang disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan
atas perisai berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan binatang ahasa yang suka
berkumpul, sama halnya dengan manusia dimana dalam pengambilan keputusan harus
dilakukan secara musyawarah salah satunya dengan cara berkumpul untuk mendiskusikan
sesuatu.
Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi
dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. Kapas dan padi (mencerminkan
pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa
melihat status maupun kedudukannya. Ini mencerminkan persamaan ahasa dimana tidak
adanya kesenjangan ahasa anatara satu dan yang lainnya, tapi hal ini (persamaan bahasa)
bukan berarti bahwa Indonesia memakai ahasai komunisme.

Kesimpulan

Kita jadi mengetahui bahwa burung Garuda merupakan lambang negara yang
memiliki arti yang sangat berharga bagi kehidupan kita, dengan adanya seloka yang di
cengkeram oleh burung Garuda yang bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna
berbeda-beda tetapi tetap satu juga dapat kita petik manfaat yang sangat berharga di
dalamnya yaitu adanya sikap saling toleransi antar sesama manusia baik itu dalam
keberagaman agama, suku dan ras.

Daftar Pustaka

https://indonesia.go.id/profil/lambang-negara

http://eprints.umpo.ac.id/1892/2/Bab%20I.pdf

http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/pembahasan_RUU_tentang_Lambang_Negara.pdf

file:///C:/Users/Win%208/Downloads/tugas%20pkn.pdf

Anda mungkin juga menyukai