Anda di halaman 1dari 10

KELAS BERBAGI PENJAS

BELAJAR MOTORIK “teori prinsip dan aspek belajar gerak

- Oktober 09, 2017

BELAJAR MOTORIK (TEORI, PRINSIP, DAN ASPEK BELAJAR GERAK)

Oleh :

HIJRAH

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga tugas kelompok “MAKALAH BELAJAR MOTORIK” dapat kami selesaikan sesuai
waktu yang ditargetkan.

Makalah ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai teori,prinsip dan
aspek dalam belajar gerak, serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar kami.

Kami menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu kami mohon
kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya maki ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr,wb.

Makassar, 29 november 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar-------------------------------------------------------------------------------------------------------- i

Daftar isi---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I : Pendahuluan-------------------------------------------------------------------------------------------------- 1

1. Latar belakang----------------------------------------------------------------------------------------------- 1

2. Tujuan---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1

3. Rumusan masalah------------------------------------------------------------------------------------------- 1

BAB II : pembahasan------------------------------------------------------------------------------------------------- 2

A. Teori belajar gerak------------------------------------------------------------------------------------------ 2

B. Prinsip belajar gerak--------------------------------------------------------------------------------------- 3

C. Aspek belajar gerak----------------------------------------------------------------------------------------- 5

BAB III : Penutup------------------------------------------------------------------------------------------------------ 8

A. Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------------------------- 8

DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------------------------- 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hal yang paling menyedihkan dari semua situasi dalam pembelajaran adalah ketika para
guru mengajar tetapi anak-anak tidak belajar. Hal ini terjadi karena guru tidak memahami bagaimana
siswa belajar. Membuat anak belajar, terlebih mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
bukan hal yang mudah dalam situasi pembelajaran. Terutama apabila guru tidak memahami apa
yang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi kondisi tertentu, sehingga anak dapat belajar.
Bagaimana anak belajar? Apa yang dipelajari anak? Hasil apa yang dicapai? Semua itu merupakan
pertanyaan yang harus mampu dijawab oleh seorang guru. Pembelajaran keterampilan gerak
merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang kepadanya
dibebankan tanggung jawab untuk mencapai pembelajaran agar anak memiliki keterampilan gerak
yang memadai. Keterampilan gerak merupakan kemampuan yang seharnsnya dimiliki oleh siswa
sebagai bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apabila seorang anak mempunyai
keterampilan gerak yang baik, makadia mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat menguasai
kecakapan hidup yang dibutuhkan. Persoalan yang muncul adalah bagaimana guru pendidikan
jasmani dapat menciptakan, mendorong dan mengelola situasi pembelajaran dengan segenap
kemampummya agar anak dapat belajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk dapat
mencapai tujuan pencapaian keterampilan gerak yang baik melalui pembelajaran pendidikan
jasmani bukan merupakan upaya yang mudah. Hal ini disebabkan oleh pandangan sebagian orang
terhadap pendidikan jasmani yang menurutnya hanya mendatangkan kelelahan saja. Kemudian
diperparah lagi dengan alokasi waktu yang diberikan oleh kurikulum yang belum sesuai dengan
kebutuhan yang disyaratkan. Keadaan ini terjadi hampir di semua jenjang pendidikan mulai SD
sampai SMA, yang mengakibatkan rendahnya tingkat keterampilan gerak siswa di sekolah. Untuk itu
tulisan ini memberikan gambaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian
pembelajaran keterampilan gerak melalui pendidikan jasmani di sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah teori belajar gerak?

2. Apa saja prinsip-prinsip belajar gerak?

3. Bagaimana aspek dalam belajar gerak?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui teori belajar gerak

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar gerak

3. Untuk mengetahui aspek dalam belajar gerak

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR MOTORIK

Pada dasarnya belajar gerak (motor learning) merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan
untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Seiring
dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian
asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja
keterampilan gerak tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut, perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan
indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh seseorang. Dengan demikian,
keterampilan gerak yang diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak
melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak.

1. Definisi Belajar Menurut BeberapaAhli


Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,
belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan
tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda
dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

B. PRINSIP PERKEMBANGAN MOTORIK

Prinsip utama perkembangan motorik anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik
kasar maupun motorik halus. Ada beberapa prinsip utama perkembangan motorik menurut Malina
& Bouchard (1991), yaitu :

1. Kematangan Syaraf

Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang
mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada dipusat susunan
belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan
motorik. Pada usia kurang lebih 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan dan
menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti
berjalan, berari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-
otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari- jari tangan untuk
menyusun puzzle, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat.

2. Urutan

Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu
kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang, seperti berlari sambil
melompat, mengendarai sepeda, dan lain-lain.

1) Ururtan pertama, disebut pembedaan yang mencangkup perkembangan secara perlahandari


gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi
gerakan motorik.
2) Ururtan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik
yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan berhenti, melempar
dan menangkap, maju dan mundur.

3. Motivasi

Teori hedonisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang atau gembira. Selain itu ada juga
teori naluri yaitu motivasi didalam diri manusia. Motivasi itu bersifat alami,dan motivasi inilah yang
mendorong seseorang untuk berprilaku beraktifitas untuk mencapai tujuannya. Semakin kuat
motivasi sseorang, maka semakin cepat dalam memperoleh tujuan dan kepuasan.

Begitu juga dengan anak, kematangan motorik memotifasi anak untuk melakukan aktivutas motorik
dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari :

1) Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam.

2) Anak-anak seakan – akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan otot- otot
kasar atau halus.

Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan morivasi yang datang dari luar.
Misalnya dengan memberi kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak
motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.

3. Pengalaman

Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan
gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang
membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak.

4. Praktik

Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu
dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak- anak tersebut menurut Bucher dan
Reade (1959) adalah sebagai berikut :

1) Ekspresi melalui gerakan.

2) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak.

3) Kegiatan yang berbentuk drama.

4) Kegiatan yang berbentuk irama.

5) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus.


C. ASPEK-ASPEK BELAJAR GERAK

Tim penulis CRI (1997) menjelaskan bahwa anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai
berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindah-pindah dari satu kegiatan
ke kegiatan yang lain. Meskipun memiliki rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi
ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika
topik yang diajarkan menarik bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan sekaligus pararel.
Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang
sangat aktif. Energi mereka seolah-olah tiada habisnnya.

Pada usia 5 tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk berfikir
dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan diri pada tugas-
tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri. Secara fisik, pada usia ini fisik anak
sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan
kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting,
menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik
anak usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut.

Perkembangan motorik anak bisa di pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan
untuk memantau perkembangan motorik adalah tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak
jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan
motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali.
Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali.
Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak,
apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.

Usia 1-2 Tahun

Motorik Kasar :

1. Berjalan sendiri.

2. Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan merangkak.

3. Menendang bola ke arah depan.

4. Berdiri dengan satu kaki selama satu detik.

5. Melompat di tempat.

6. Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan.


7. Berjalan mundur beberapa langkah.

8. Menarik benda yang tidak terlalu berat (kursi kecil).

Motorik Halus :

1. Memegang alat tulis.

2. Membuat coretan bebas.

3. Menyusun menara dengan tiga balok.

4. Memegang gelas dengan dua tangan.

5. Menumpahkan benda-benda dari wadah dan memasukkannya kembali.

6. Meniru garis vertikal atauhorisontal.

7. Memasukkan benda ke dalamwadah yang sesuai.

8. Membalik halaman buku walaupunbelum sempurna.

9. Menyobek kertas.

Usia 2-3 Tahun

Motorik Kasar:

1. Berjalan sambil berjinjit.

2. Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki.

3. Melempar dan menangkap bola.

4. Menari mengikuti irama.

5. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendahdengan berpegangan.

Motorik Halus:

1. Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari.

2. Melipat kertas meskipun belumrapi/lurus.

3. Menggunting kertas tanpa pola.

4. Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok.

Usia 3-4 Tahun

Motorik Kasar:

1. Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola).

2. Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian.
3. Meniti di atas papan yang cukup lebar.

4. Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak).

5. Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat).

Motorik Halus:

1. Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung(mangkuk, ember).

2. Memasukkan benda kecil kedalam botol (potongan lidi, kerikil,biji-bijian).

3. Meronce manik-manik yang tidak terlalu kecil dengan benang yang agak kaku.

4. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus.

Usia 4-5 Tahun

Motorik Kasar:

1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb.

2. Melakukan gerakan menggantung (bergelayut).

3. Melakukan gerakan melompat,meloncat, dan berlari secaraterkoordinasi.

4. Melempar sesuatu secara terarah

5. Menangkap sesuatu secara tepat

6. Melakukan gerakan antisipasi.

7. Menendang sesuatu secara terarah

8. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.

Motorik Halus:

1. Membuat garis vertikal,horizontal, lengkung kiri/kanan,miring kiri/kanan, dan lingkaran.

2. Menjiplak bentuk.

3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.

4. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan


berbagai media.

5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

Usia 5-6 Tahun

Motorik Kasar:

1. Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan.

2. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.


3. Melakukan permainan fisik dengan aturan.

4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.

5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.

Motorik Halus:

1. Menggambar sesuai gagasannya.

2. Meniru bentuk.

3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.

4. Menggunakan alat tulis dengan benar.

5. Menggunting sesuai dengan pola.

6. Menempel gambar dengan tepat.

7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembinaan olahraga harus dipahami sebagai sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah-
masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang lugs. Gejala dalam
kegitan olahra¬ga tidak semata-mata dipandang dari aspek bio-psikis, tapi jugs dari aspek sosial-
budaya. Karena itu pula, prestasi olahraga merupakan se¬buah gejala majemuk gejala bio-psiko-
socio-kultural.

Ada empat dimensi kegiatan olahraga: olahraga kompetitif yang menekankan kegiatan perlombaan
dan pencapaian prestasi; olahrga profesional yang menekankan tercapainya keuntungan material;
olahraga rekreatif yang menekankan tercapainya kesehatan rohani dan jasmani pencapaian
kesegaran jasmani dan pelepasan ketegangan hidup sehari-hari; olahraga pendidikan yakni olahraga
yang menekankan aspek kependidikan di mana olahraga merupakan alas mencapai tujuan
pendidikan Persamaan umum ialah bahwa keempat dimensi olahraga tersebut memanfaatkan gerak
rnanusia dalam pengertian umum, dan keterampilan dalam pengertian yang lebih spesifik.

Prestasi olahraga terus meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi ialah faktor eksogen,
seperti lingkungan fisik tempat berlatih, lingkungan keluarga yang r-riembantu membangun ambisi,
clan faktor endogen yakni atribut yang melekat pada diri seseorang seperti struktur anatomi,
kemampuan fungsi fisiologis, dan sistem persyaraf an. Serta ciri-ciri kepribadian yang bersangkutan.
Beberapa ciri masalah pokok dalam pembinaan olahraga ialah ketimpangan daya yang dialokasi
untuk kegiatan olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. Kurangnya investast i1miah, Iemahnya
manajemen dan pendekatan parsial. Sama sekali tidak sesuai dengan tuntutan olahraga modern
seperti sikap menerabas atau potong kompas, rendah motif berprestasi, agresif tapi kurang fair, dan
kurang bersedia untuk bekerjp keras. Olahraga kompetitif iuga mengandung’-pbtensi negatif, di
samping dampak positif, sehingga gurul pelatih olahraga harus mengelola kegiatan In itu guns
memperoleh manfaat yang maksimal.

Untuk memperoleh manfaat yang maksimal clan meningkatkan efektivitas dan efisiensi permbinaan,
dibutuhkan metode ilmiah dan semangat ilmiah.

Teori itu sendiri dibangun melalui penelitian ilmiah yang sistematis dengan me-manfaatkan metode
dan insirumen yang cermat untuk mengumpulkan fakta-fakta. Teori itu sendiri terbangun oleh
elemen-elemen berupa konstruk dan hukum-hukum yang diperoleh dari sejumlah penelitian. Sampai
seberapa jauh kebenaran teori, hat itu perlu diuji lagi melalui penelitian. Tugas peneliti bukan
membuktikan suatu teori itu benaratau sa¬lah. Jika fakta yang diperoleh selaras dengan teori, maka
kesimpulannya ialah fakta-fakta baru itu mendukung teori yang telah ada. Sebaliknya. Jika sejumlah
fakta baru tak cocok dengan teori yang ada, maka teori lama itu tak dapat dipertahankan lagi
lebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikanjasmani13.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html

http://ariittonk.blogspot.co.id/2014/03/motor-learning.html

http://wengayo.blogspot.co.id/2010/06/prinsip-pembelajaran-gerak-dan-transfer.html

http://marufulkahri.blogspot.co.id/2013/09/belajar-gerak.html

http://janganpelitilmu.blogspot.co.id/2015/05/proses-dan-kondisi-belajar-gerak.html

http://berachunk-amrank.blogspot.co.id/2013/06/dimensi-belajar-gerak-dalam-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai