Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERTEMUAN 15

BELAJAR MOTORIK

Vandi Nulhakim
22086291

Tugas Mata Kuliah Belajar Motorik


yang Diampu oleh :
Dr. Emral Abus, M.Pd
Ibnu Andli Marta, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
RESUME AKUMULASI TUGAS PRESENTASI KELOMPOK

A. Materi kelompok 1 (Menjelaskan teori belajar motorik pendekatan secara teori)


1. Pengertian Belajar Motorik
Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian
belajar secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar
yang diwujudkan melalui respons-respons muskuler yang umumnya di ekspresikan
dalam bentuk gerakan tubuh atau bagian tubuh. Pengertian Belajar Motorik
Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian
belajar secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar
yang diwujudkan melalui respons-respons muskuler yang umum nya di ekspresikan
dalam bentuk gerakan tubuh atau bagian tubuh. Meskipun tekanan belajar motorik
adalah penguasaan keterampilan, bukan berarti aspek lain seperti domain kognitif dan
afektif diabaikan. Belajar motorik dalam olahraga mencerminkan suatu kegiatan yang
disadari dari mana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Teori belajar motorik
- Teori Adams
Adams (1971) mengembangkan teori belajar motorik yang disebut
dengan teori jalur tertutup. Teori ini menyatakan bahwa proses belajar motorik
berlangsung pada jalur tertutup, maksudnya umpan balik dari anggota badan
yang terus menerus selama latihan merupakan sumber koreksi utama untuk
kebenaran suatu gerakan (Schmidt, l988). Dengan kata lain dapat dijelaskan,
apabila seseorang melakukan suatu gerakan maka akan menghasilkan umpan
balik intrinsik yang berguna untuk mengarahkan gerak anggota badan dan
penggunaan waktu (timing) yang tepat. Untuk memperoleh gerakan yang tepat
peranan jejak persepsi (perceptual trace) merupakan faktor yang paling
menentukan. Ini berarti setiap kali orang mencoba, maka makin kuat jejak
perseptual yang dimiliki, dan kemungkinan kesalahan makin kecil.
- Teori Skema (Schema Theory)
Schmidt (1988) telah mengembangkan teori skema yang memiliki
konsep dasar bahwa proses belajar motorik berlangsung pada jalur terbuka,
tetapi tetap mengakui adanya proses kontrol jalur tertutup (Teori Adams).
Beberapa teori Adams yang masih relevan dengan teori skema antara lain: (a)
penekanan pada penguatan subyektif, (b) berlaku juga pada gerak lambat, (c)
perlunya memori untuk memproduksi dan mengevaluasi gerakan. Dua kondisi
memori yang dimiliki teori skema yaitu: (a) memori ingatan (recall memory),
bertanggung jawab untuk memproduksi gerakan, dan (b) memori pengenalan
(recognition memory), bertanggung jawab untuk mengevaluasi respons
(Schmidt, l988). Memori ingatan terlibat dalam program-program motorik dan
membawa berbagai parameter untuk Gerakan.
Adanya teori Adams dan teori Skema semakin melengkapi dalam
memahami fenomena yang ada dalam belajar motorik. Teori skema lebih
memperhitungkan macam-macam tipe gerakan (gerak lambat-gerak cepat),
kapabilitas deteksi kesalahan, dan penjelasan bagaimana keterampilan baru
dihasilkan. Menurut teori Adams proses belajar motorik berlangsung pada
jalur tertutup, dan umpan balik dari anggota badan yang terus menerus selama
latihan merupakan sumber koreksi utama untuk kebenaran suatu gerakan.
Teori skema dari Schmidt (l988) adalah proses belajar motorik berlangsung
pada jalur terbuka, teori skema memiliki dua kondisi memori yaitu: (a)
memori ingatan, bertanggung jawab untuk memproduksi gerakan, dan (b)
memori pengenalan, yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi respons.
3. Teori Behavioristik
Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Behaviorisme menekankan peran faktor
lingkungan dalam mempengaruhi perilaku. Teori pembelajaran sosial juga
berpihak pada lingkungan, karena ia berpendapat bahwa kita mempelajari perilaku
kita dari model peran di lingkungan kita. Pendekatan behavioris mengusulkan
bahwa terlepas dari beberapa refleks bawaan dan kapasitas untuk belajar, semua
perilaku kompleks dipelajari dari lingkungan.

B. Materi kelompok 2 (Merancang dan memilih aktifitas pembelajaran dalam


motoric)
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan rangkaian kata yang selalu
digunakan secara bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda. Pertumbuhan
adalah proses peningkatan yang terjadi pada diri seseorang secara kuantitatif atau
peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya, mengenai pertumbuhan fisik, terdapat
peningkatan pada ukuran tinggi atau berat badan. Peningkatan tersebut akan diikuti
oleh bertambahnya lebar bahu, panggul, dan ketebalan dada. Sementara itu,
perkembangan adalah suatu proses perubahan pada kapasitas fungsional atau
kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang semakin terorganisasi dan
terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya komponen-komponen dari organ tubuh
tersebut semakin dapat dikendalikan sesuai dengan kemauan, sedangkan
terspesialisasi artinya organorgan tubuh semakin dapat berfungsi sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
Perkembangan ini akan teraktualisasi dalam bentuk gerakan-gerakan tubuh,
baik yang bersifat sangat sederhana maupun yang sangat kompleks. Oleh karena itu,
perkembangan yang berkaitan dengan gerak tubuh ini disebut dengan motorik. Seiring
dengan bertambahnya usia, perkembangan kemampuan gerak anak akan meningkat
secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu dari keadaan sederhana, tidak
terorganisasi, dan kurang terampil menuju penampilan gerak yang lebih rumit dan
terorganisasi secara lebih baik.
Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut
sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala
kemampuan anak sedang berkembang cepat. Misalnya, kecepatan lari seorang anak
akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan usianya. Selain itu, secara fisik
anak juga akan terlihat lebih tinggi atau lebih besar. Pada anak usia dini,
perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula. Salah satu kemampuan
pada anak usia dini yang berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau
motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan
proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas
melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu,
peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain
yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak
seorang anak, semakin anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan
seluruh anggota tubuhnya. Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai
banyak manfaat untuk pertumbuhan aspek-aspek kemampuan anak lainnya, seperti
aspek perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial emosional anak. Selain
itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan penting untuk
menjaga kesehatan tubuh anak.
Motorik terbagi 2 :
- Motorik kasar yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan
banyak tenaga seperti, berlari, berjalan dan melakukan lompatan. Contoh :
merangkak, berjalan, melompat, atau berlari.
- Motorik Halus yaitu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan
memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting
dan meronce. Contoh : menyikat gigi, mencuci tangan, melukis, menulis.

C. Materi kelompok 3 (Pengaruh perilaku dalam motorik)


Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki
kemampuan motoriknya. Hal ini disebabkan ada anak yang memiliki masalah pada
susunan syarafnya sehingga menghambatnya melakukan keterampilan motorik
tertentu. Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang memengaruhi perkembangan
motorik seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan, serta
perbedaan latar belakang budaya. Rendahnya berat badan lahir seorang bayi juga
dapat mengganggu perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh. Yudanto mengatakan bahwa perkembangan motorik
adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari
kematangan makhluk dengan lingkungannya. Pada manusia, perkembangan motorik
merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan
berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan
motorik saling memengaruhi satu sama lainnya. Sementara itu, U Keogh dalam Payne
(1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan sebagai
perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai
masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia dan
kemampuan motorik.
Kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini akan
memengaruhi perkembangan motorik, selanjutnya perkembangan motorik itu sendiri
akan memengaruhi kemampuan dan perilaku manusia. Untuk itu, anak belajar dari
guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk melatih
ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan
mata. Pengembangan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal.

D. Materi kelompok 4 (Memperkaya pengalaman belajar dengan mengenalkan


siswa pada lingkungan belajar dan komunikasi terbuka)
Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi
terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian,
keterampilan gerak yang diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan
gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak. Proses penguasaan
keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan informasi yang diterima selama
proses pembelajaran oleh peserta didik. Bagaimana terjadinya pemrosesan informasi,
sejak informasi diterima, diolah kemudian ditransformasikan dalam bentuk respon
gerak, sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia adalah sebuah pemroses informasi
yang sama dengan komputer.
Belajar sendiri mempunyai arti sebuah proses dimana seseorang yang belum
mengerti tentang suatu hal menjadi mengerti tentang suatu hal sesuai dengan hal yang
dipelajari. Proses belajar sendiri mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Bila kita berbicara
tentang dunia olahraga dan prestasi pasti akan merujuk pada keterampilan gerak.
Sebagai contoh pemain bola voli melakukan teknik smash dengan benar. Proses
dalam memperoleh keterampilan gerak ini bisa di istilahkan sebagai belajar gerak.
Berbicara tentang gerak (motorik), olahraga merupakan bidang yang tepat
untuk dibahas. Karakteristik olahraga secara langsung dapat berkaitan dengan ciri-ciri
perilaku manusia dan dengan berbagai macam kegiatannya di masyarakat. Apabila
ditelaah secara mendalam, maka kegiatan olahraga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan esensi gerak
pada bidang olahraga. Olahraga sendiri terbangun dari keterampilan gerak demi
mencapai tujuannya yaitu prestasi maksimal. Selain dari segi esensi pada akhirnya
keterampilan gerak (motorik) seseorang olahragawan yang menekuni cabang olahraga
tertentu yang akan dinilai, apakah dia mempunyai keterampilan gerak yang baik atau
tidak, sebagai contoh pemain dengan keterampilan gerak yang baik dalam bermain
bola voli, sepakbola, bola basket, pencak silat, senam dan cabang olahraga lainnya
akan bermuara pada sebuah prestasi pada bidang tersebut. Peak performance
seseorang tidak muncul begitu saja, melainkan melalui tahap demi tahap latihan gerak
yang terprogram, terencana, teratur dan berkelanjutan. Tahap demi tahap proses
latihan demi mencapai keterampilan gerak inilah yang dinamakan proses belajar gerak
(motorik).

E. Materi kelompok 5 (Analisis perbedaan individual dilihat dari aspek kesiapan


fisik dalam motorik)
Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang
teramati oleh panca indra, seperti: bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata
atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup
aspekaspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat
diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan
lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan dan sebagainya.
Aspek fisik lain dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan
melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam
bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tetap, sesuai antara rangsangan dan
responnya. Dalam hal ini, akan ditemui dan anak yang cekatan dan terampil, tetapi
ada pula anak yang lamban dalam mereaksi sesuatu.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan
tingkat kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan
berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan
motorik masing-masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu
akan berbeda-beda pula.
Perbedaan individual merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan
individualized instruction. Beberapa perbedaan yang sangat penting diperhatikan
dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat,
kecepatan dan cara belajar anak. Setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan, dan
akan mengalami perubahan karena pengalaman, karena kebutuhan anak dan
kemampuan dasar bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda
juga.

Anda mungkin juga menyukai