yang Diampu oleh : Dr. Emral Abus, M.Pd Ibnu Andli Marta, S.Pd.,M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2022 RESUME AKUMULASI TUGAS PRESENTASI KELOMPOK
A. Materi kelompok 1 (Menjelaskan teori belajar motorik pendekatan secara teori)
1. Pengertian Belajar Motorik Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian belajar secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar yang diwujudkan melalui respons-respons muskuler yang umumnya di ekspresikan dalam bentuk gerakan tubuh atau bagian tubuh. Pengertian Belajar Motorik Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian belajar secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar yang diwujudkan melalui respons-respons muskuler yang umum nya di ekspresikan dalam bentuk gerakan tubuh atau bagian tubuh. Meskipun tekanan belajar motorik adalah penguasaan keterampilan, bukan berarti aspek lain seperti domain kognitif dan afektif diabaikan. Belajar motorik dalam olahraga mencerminkan suatu kegiatan yang disadari dari mana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 2. Teori belajar motorik - Teori Adams Adams (1971) mengembangkan teori belajar motorik yang disebut dengan teori jalur tertutup. Teori ini menyatakan bahwa proses belajar motorik berlangsung pada jalur tertutup, maksudnya umpan balik dari anggota badan yang terus menerus selama latihan merupakan sumber koreksi utama untuk kebenaran suatu gerakan (Schmidt, l988). Dengan kata lain dapat dijelaskan, apabila seseorang melakukan suatu gerakan maka akan menghasilkan umpan balik intrinsik yang berguna untuk mengarahkan gerak anggota badan dan penggunaan waktu (timing) yang tepat. Untuk memperoleh gerakan yang tepat peranan jejak persepsi (perceptual trace) merupakan faktor yang paling menentukan. Ini berarti setiap kali orang mencoba, maka makin kuat jejak perseptual yang dimiliki, dan kemungkinan kesalahan makin kecil. - Teori Skema (Schema Theory) Schmidt (1988) telah mengembangkan teori skema yang memiliki konsep dasar bahwa proses belajar motorik berlangsung pada jalur terbuka, tetapi tetap mengakui adanya proses kontrol jalur tertutup (Teori Adams). Beberapa teori Adams yang masih relevan dengan teori skema antara lain: (a) penekanan pada penguatan subyektif, (b) berlaku juga pada gerak lambat, (c) perlunya memori untuk memproduksi dan mengevaluasi gerakan. Dua kondisi memori yang dimiliki teori skema yaitu: (a) memori ingatan (recall memory), bertanggung jawab untuk memproduksi gerakan, dan (b) memori pengenalan (recognition memory), bertanggung jawab untuk mengevaluasi respons (Schmidt, l988). Memori ingatan terlibat dalam program-program motorik dan membawa berbagai parameter untuk Gerakan. Adanya teori Adams dan teori Skema semakin melengkapi dalam memahami fenomena yang ada dalam belajar motorik. Teori skema lebih memperhitungkan macam-macam tipe gerakan (gerak lambat-gerak cepat), kapabilitas deteksi kesalahan, dan penjelasan bagaimana keterampilan baru dihasilkan. Menurut teori Adams proses belajar motorik berlangsung pada jalur tertutup, dan umpan balik dari anggota badan yang terus menerus selama latihan merupakan sumber koreksi utama untuk kebenaran suatu gerakan. Teori skema dari Schmidt (l988) adalah proses belajar motorik berlangsung pada jalur terbuka, teori skema memiliki dua kondisi memori yaitu: (a) memori ingatan, bertanggung jawab untuk memproduksi gerakan, dan (b) memori pengenalan, yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi respons. 3. Teori Behavioristik Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Behaviorisme menekankan peran faktor lingkungan dalam mempengaruhi perilaku. Teori pembelajaran sosial juga berpihak pada lingkungan, karena ia berpendapat bahwa kita mempelajari perilaku kita dari model peran di lingkungan kita. Pendekatan behavioris mengusulkan bahwa terlepas dari beberapa refleks bawaan dan kapasitas untuk belajar, semua perilaku kompleks dipelajari dari lingkungan.
B. Materi kelompok 2 (Merancang dan memilih aktifitas pembelajaran dalam
motoric) Pertumbuhan dan perkembangan merupakan rangkaian kata yang selalu digunakan secara bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda. Pertumbuhan adalah proses peningkatan yang terjadi pada diri seseorang secara kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Misalnya, mengenai pertumbuhan fisik, terdapat peningkatan pada ukuran tinggi atau berat badan. Peningkatan tersebut akan diikuti oleh bertambahnya lebar bahu, panggul, dan ketebalan dada. Sementara itu, perkembangan adalah suatu proses perubahan pada kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang semakin terorganisasi dan terspesialisasi. Makin terorganisasi artinya komponen-komponen dari organ tubuh tersebut semakin dapat dikendalikan sesuai dengan kemauan, sedangkan terspesialisasi artinya organorgan tubuh semakin dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perkembangan ini akan teraktualisasi dalam bentuk gerakan-gerakan tubuh, baik yang bersifat sangat sederhana maupun yang sangat kompleks. Oleh karena itu, perkembangan yang berkaitan dengan gerak tubuh ini disebut dengan motorik. Seiring dengan bertambahnya usia, perkembangan kemampuan gerak anak akan meningkat secara bertahap dan berkesinambungan, yaitu dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi, dan kurang terampil menuju penampilan gerak yang lebih rumit dan terorganisasi secara lebih baik. Masa lima tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala kemampuan anak sedang berkembang cepat. Misalnya, kecepatan lari seorang anak akan semakin bertambah sesuai dengan pertambahan usianya. Selain itu, secara fisik anak juga akan terlihat lebih tinggi atau lebih besar. Pada anak usia dini, perkembangan kemampuan anak akan sangat terlihat pula. Salah satu kemampuan pada anak usia dini yang berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh sebab itu, peningkatan keterampilan fisik anak juga berhubungan erat dengan kegiatan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Semakin kuat dan terampilnya gerak seorang anak, semakin anak senang bermain dan tak lelah untuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. Pergerakan anggota tubuh anak saat bermain mempunyai banyak manfaat untuk pertumbuhan aspek-aspek kemampuan anak lainnya, seperti aspek perkembangan kognitif dan aspek perkembangan sosial emosional anak. Selain itu, meningkatnya keterampilan gerak dan fisik anak akan berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak. Motorik terbagi 2 : - Motorik kasar yaitu gerakan yang menggunakan otot besar dan membutuhkan banyak tenaga seperti, berlari, berjalan dan melakukan lompatan. Contoh : merangkak, berjalan, melompat, atau berlari. - Motorik Halus yaitu gerakkan tubuh yang menggunakan otot kecil, dan memerlukan konsentrasi antara mata dan tangan, seperti, melipat, menggunting dan meronce. Contoh : menyikat gigi, mencuci tangan, melukis, menulis.
C. Materi kelompok 3 (Pengaruh perilaku dalam motorik)
Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Hal ini disebabkan ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya melakukan keterampilan motorik tertentu. Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang memengaruhi perkembangan motorik seorang anak, seperti faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan, serta perbedaan latar belakang budaya. Rendahnya berat badan lahir seorang bayi juga dapat mengganggu perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Yudanto mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dengan lingkungannya. Pada manusia, perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling memengaruhi satu sama lainnya. Sementara itu, U Keogh dalam Payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia dan kemampuan motorik. Kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini akan memengaruhi perkembangan motorik, selanjutnya perkembangan motorik itu sendiri akan memengaruhi kemampuan dan perilaku manusia. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan untuk melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata. Pengembangan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
D. Materi kelompok 4 (Memperkaya pengalaman belajar dengan mengenalkan
siswa pada lingkungan belajar dan komunikasi terbuka) Perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak. Proses penguasaan keterampilan gerak, tidak terlepas dari penguasaan informasi yang diterima selama proses pembelajaran oleh peserta didik. Bagaimana terjadinya pemrosesan informasi, sejak informasi diterima, diolah kemudian ditransformasikan dalam bentuk respon gerak, sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia adalah sebuah pemroses informasi yang sama dengan komputer. Belajar sendiri mempunyai arti sebuah proses dimana seseorang yang belum mengerti tentang suatu hal menjadi mengerti tentang suatu hal sesuai dengan hal yang dipelajari. Proses belajar sendiri mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Bila kita berbicara tentang dunia olahraga dan prestasi pasti akan merujuk pada keterampilan gerak. Sebagai contoh pemain bola voli melakukan teknik smash dengan benar. Proses dalam memperoleh keterampilan gerak ini bisa di istilahkan sebagai belajar gerak. Berbicara tentang gerak (motorik), olahraga merupakan bidang yang tepat untuk dibahas. Karakteristik olahraga secara langsung dapat berkaitan dengan ciri-ciri perilaku manusia dan dengan berbagai macam kegiatannya di masyarakat. Apabila ditelaah secara mendalam, maka kegiatan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan esensi gerak pada bidang olahraga. Olahraga sendiri terbangun dari keterampilan gerak demi mencapai tujuannya yaitu prestasi maksimal. Selain dari segi esensi pada akhirnya keterampilan gerak (motorik) seseorang olahragawan yang menekuni cabang olahraga tertentu yang akan dinilai, apakah dia mempunyai keterampilan gerak yang baik atau tidak, sebagai contoh pemain dengan keterampilan gerak yang baik dalam bermain bola voli, sepakbola, bola basket, pencak silat, senam dan cabang olahraga lainnya akan bermuara pada sebuah prestasi pada bidang tersebut. Peak performance seseorang tidak muncul begitu saja, melainkan melalui tahap demi tahap latihan gerak yang terprogram, terencana, teratur dan berkelanjutan. Tahap demi tahap proses latihan demi mencapai keterampilan gerak inilah yang dinamakan proses belajar gerak (motorik).
E. Materi kelompok 5 (Analisis perbedaan individual dilihat dari aspek kesiapan
fisik dalam motorik) Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh panca indra, seperti: bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspekaspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan dan sebagainya. Aspek fisik lain dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tetap, sesuai antara rangsangan dan responnya. Dalam hal ini, akan ditemui dan anak yang cekatan dan terampil, tetapi ada pula anak yang lamban dalam mereaksi sesuatu. Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing-masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda-beda pula. Perbedaan individual merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan individualized instruction. Beberapa perbedaan yang sangat penting diperhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan, dan akan mengalami perubahan karena pengalaman, karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu