Anda di halaman 1dari 12

Nama : Rassya Kautsar

NIM : 2006104020039
Mata Kuliah : Motor Learning
Bentuk Ujian : Takehome Examination

Soal:

1. Jelaskan tentang pengertian belajar motorik.


2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara belajar dan belajar motorik?
3. Jelaskan tentang tahapan belajar motorik?
4. Jelaskan tentang model pemrosesan informasi dalam belajar motorik.
5. Apa yang dimaksud dengan transfer keterampilan? Tuliskan contoh transfer
keterampilan positif dan negatif dalam belajar motorik.
6. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suatu “tranfer keterampilan ”
dalam belajar motorik?
7. Jelaskan perbedaan antara gerak dan motorik!
8. Umpan balik dianggap sangat menentukan kualitas belajar atau latihan!
Apakah Anda sependapat dengan pernyataan tersebut, berikan penjelasan
anda!
9. Salah satu bentuk umpan balik ekstrinsik adalah pengetahuan hasil dan
pengetahuan performa. Coba Anda jelaskan apa maksudnya dan berikan
contohnya masing-masing!
10. Berikan contoh umpan balik yang sifatnya korektif dan umpan balik yang
sifatnya penguatan.
11. Apa yang dimaksud dengan drill dan apa tujuan melakukan drill dalam
olahraga? Apakah terdapat hubungan antara drill dengan gerakan otomatisasi?
Jelaskan.
12. Jika seseorang atlet terus berlatih secara kontinu, apakah secara otomatis
keterampilannya akan sempurna?
13. Apa yang anda ketahui tentang teori Gestalt dan bagaimana penerapannya
dalam belajar motorik?.
14. Teori Thorndike terkenal dengan tiga hukum belajar, yaitu: (1) hukum
kesiapan, (law of readiness), (2) hukum latihan (law of exercise), dan (3)
hukum efek (law of effect). Jelaskan!
15. Bagaimana penerapan teori Thorndike dalam belajar motorik?
16. Apa yang dimaksud dengan:
a. Keterampilan.
b. Ketarampilan motorik.
c. Gerak dasar fundamental
d. Kemampuan motorik
e. Keterampilan motorik tertutup (closed skills) dan keterampilan motorik
terbuka (opened skills), berikan contohnya masing-masing.
1. Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
pengertian belajar secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar
motorik adalah belajar yang diwujudkan melalui respons-respons muskuler
yang umum nya di ekspresikan dalam bentuk gerakan tubuh atau bagian
tubuh. Oxendine (1984) menyatakan, belajar motorik adalah suatu proses
terjadinya perubahan yang bersifat tetap dalam perilaku motorik sebagai hasil
dari latihan dan pengalaman. Schmidt (1988) menyatakan belajar motorik
adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman
yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil.
Rahantoknam (1988) memberikan definisi belajar motorik sebagai
peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan motorik yang disebabkan oleh
kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, dan bukan karena
proses kematangan atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis.
Menurut Magill (1980) perubahan perilaku yang terjadi dalam belajar motorik
ternyata dapat diamati bahkan dapat diukur dari sikap dan penampilannya
dalam suatu gerakan atau penampilan tertentu.
Schmidt (1988) menjelaskan tentang karakteristik belajar motorik sebagai
berikut: (1) Belajar motorik merupakan serangkaian proses, (2) Belajar
motorik menghasilkan kemampuan untuk merespon, (3) Belajar motorik tidak
dapat diamati secara langsung, (4) Belajar motorik relatif permanen, (5)
Belajar motorik adalah karena hasil latihan, dan (6) Belajar motorik dapat
menimbulkan efek negatif.

2. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen


sebagai akibat dari latihan dan pengalaman dimasa lalu. Sedangkan belajar
motorik merupakan suatu proses terjadinya perubahan yang bersifat relatif
permanen dalam perilaku motorik sebagai akibat dari latihan dan pengalaman
dan bukan akibat dari suatu perkembangan. Dari beberapa pendapat yang
dikemukakan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik belajar
motorik meliputi: (l) belajar motorik merupakan suatu proses, (2) belajar
motorik merupakan hasil latihan, (3) kapabilitas bereaksi sebagai hasil belajar
motorik, (4) hasil belajar motorik bersifat relatif permanen, (5) belajar motorik
dapat menimbulkan efek negatif.

3. - Tahap Kognitif.
Dalam mulai mempelajari suatu tugas baru dibutuhkan
informasi cara melaksanaan tugas gerak yang bersangkutan dengan benar. Oleh
karena itu pelaksanaantugas gerak diawali dengan menerima informasi dan
pembentukan pengertian. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar motorik,
pada tahap ini seringkali terjadi kejutan berupa peningkatan yang besar bila
dibandingkan dengan kemajuan pada tahap-tahap berikutnya. Gerakan yang
diperagakan atlit memang kelihatan masih kaku dan kurang terkoordinasi, kurang
efisien dan bahkan hasilnya kurang konsisten. Pada tahap ini siswa berusaha
memahami bentuk-bentuk gerakan yang dipelajari, keterampilan intelektual
banyak dilibatkan pada tahap ini. Siswa mulai mencoba-coba melaksanakan tugas
motorik, dan siswa yang bersangkutan dihadapkan dengan tugas yakni apa yang
harus dilakukan. Untuk tahap pertama ini Adams menyebutnya dengan istilah
motor-verbal. (Lutan, 1988). Sedangkan Rahantoknam (1988) menyebut tahap ini
dengan istilah tahap formasi rencana. Pada tahap ini siswa harus memahami apa
yang diperlukan oleh keterampilan atau tugas tersebut, siswa harus
memformulasikan rencana pelaksanaan, dan apabila telah memperoleh konsep-
konsep verbal yang cukup, maka dia akan dapat mencerna keterampilan tersebut
sampai pada taraf tertentu pada fase ini.

- Tahap Asosiatif
Permulaan tahap kedua ini akan berlangsung setelah tahap pertama (tahap
kognitif) selesai. Pada tahap ini asosiasi verbal mulai ditinggalkan, dan sipelaku
memusatkan perhatian pada bagaimana melakukan pola motorik yang baik
(benar). Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektifnya cara-cara siswa
melaksanakan tugas motorik, dan mereka mulai mampu menyesuaikan diri
dengan keterampilan yang dilakukan. (Lutan, 1988). Tahap ini oleh Rahantoknam
(1988) disebut sebagai tahap latihan, yang merupakan rangkaian dari tahap
rencana pelaksanaan. Pada tahap ini siswa melaksanakan latihan sesuai dengan
rencana pelaksanaan. Dan Fitts (1965) menyebut tahap ini sebagai tahap fiksasi.
Pada tahap ini gerakan yang dilakukan siswa tidak lagi untung-untungan, tetapi
makin konsisten. Gerakan siswa makin terpola, dan mereka mulai menyadari
kaitan antara motorik yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Adams
menyebutnya sebagai motor stage, pada tahap ini motor-verbal semakin
ditinggalkan dan siswa mulai memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola
gerak yang baik, dari pada mencari-cari pola mana yang akan dihasilkan.

- Tahap Otomatisasi
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari belajar motorik. Rahantoknam (1988)
menyatakan bahwa pada pelaksanaan otomatis, maka belajar keterampilan makin
ringan dalam penyelesaian suatu tugas atau keterampilan, dan ini berarti makin
menurun stres yang dialami oleh siswa. Pada fase ini siswa mampu melakukan
seluruh rencana pelaksanaan secara otomatis atau tanpa disadari sama sekali.
Siswa telah mencapai rangkaian gerakan melalui latihan yang sungguh-sungguh,
dan rentangan kesalahan mulai berkurang, pola gerakan sementara telah
disempurnakan, dan siswa melakukan seluruh pola gerakan secara otomatis,
dengan hasil yang cukup memuaskan.

4. Teori pemrosesan (information processing theory) mencangkup aspek


lingkungan, yaitu sebagai hal yan memiliki peran yang sangat peting dalam tahap
pembelajaran. Teori ini di defenisikan oleh Byrnes yaitu belajar sebagai untuk
mendapatkan serta penyimpanan informasi dengan memori jangka pendek dan
memori jangka panjang dalam hal ini belajar terjadi secara internal dalam diri
peserta didik (Muhammad Yaumi, 2012).
Berikut dasar penting teori pemrosesan informasi yaitu:
a. Pengetahuan awal
b. Tujuan dari sebuah rancagan yang mengacu pada kognitif
c. Terjadinya respon balik (feedback).
Terdapat 9 tahap yang mesti diperhatikan guru di kelas berkaitan dengan
pembelajaran pemrosesan informasi:
a. Melakukan sesuatu hal yang bisa megambil perhatian siswa.
b. Menyalurkan pengetahuan tentang tujuan yang hendak dibahas dalam
pembelajaran.
c. Memberi stimulus kepada siswa dalam memulai kegiatan belajar
d. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai pada pembahasan yang sudah
dirancang.
e. membimbing sisw dalam kegiatan pembelajaran
f. Penguatan pada sikap pembelajaran
g. Memberikan respon balik atas sikap yang di perlihatkan kepada siswa.
h. Melakukan evaluasi proses serta hasil
i. Memberikan kesempatan terhadpa siswa agar menanyakan serta menjawab
berdasarkan hal yang sudah dilalui.

5. Transfer ketrampilan atau sering disebut transfer of learning adalah


kesanggupan untuk menggunakan kemampuan yang telah dimiliki untuk
mengerjakan tugas-tugas baru. Sebagaimana dijelaskan oleh
Drowatzky(1981)Transfer Ketrampilan akan terjadi apabila hal-hal yang akan
dipelajari terdapat unsur-unsur yang sepadan.
-Transfer Positif

Transfer positif terjadi apabila pengalaman dengan keterampilan sebelumnya


membantu dan menguntungkan terhadap keterampilan baru yang sedang
dipelajari.
Sebagai contoh :
1) Pengalaman bermain sepakbola sebelumnya dapat mempermudah dalam
belajar sepaktakraw.
2) Pengalaman bermain tenis meja dapat mempermudah belajar tenis.
3) Pengalaman bermain tenis dapat mempermudah belajar tenis
-Transfer Negatif

Transfer ini terjadi apabila pengalaman keterampilan masa lampau justru


menghalangi atau merugikan terhadap belajar keterampilan baru. Pengaruh-
pengaruh negatif dalam keterampilan gerak, harus dicari komponen-komponen
khusus dari keterampilan untuk menemukan pengaruh-pengaruh negatif.
Sebagai contoh :
Dalam mempelajari forehand dan tenis akan mengalami kesulitan apabila
sebelumnya telah melakukan latihan keterampilan forehand untuk bulutangkis,
hal yang demikian ini disebut sebagai transfer negatif. Forehand dalam
bulutangkis banyak menggunakan gerakan memecut pada pergelangan tangan,
sedangkan forehand dalam tenis justru menghendaki pergelangan tangan yang
kokoh. Dalam contoh ini nampak bahwa pengaruh transfer negatif umumnya
hanya pada aspek-aspek tertentu dri seluruh kegiatan, sedangkan secara
keseluruhan dapat terjadi transfer positif.

6. - Umpan balik (Feedback).


Salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan motorik adalah umpan balik
(feedback) yang terdiri dari dua jenis
(a) umpan balik intrinsik yang merupakan informasi yang diterima untuk
melaku_kan tampilan keterampilan motorik pada suatu latihan tertentu. Diperoleh
secara langsung dari pen_galaman dan tindakan kita.
(b) umpan balik ektstrinsik yang merupakan suatu hasil pengetahuan yang
menekankan ciri informal dari umpan balik. Dengan kata lain merupakan
informasi yang diberikan orang lain atau alat yang digunakan. Dapat berupa
informasi yang bersifat kualitatif, dimana subjek diberitahukan bahwa ia
melakukan secara benar atau salah. Dapat pula berupa informasi yang bersifat
kuantitatif, subjek diberitahukan sejauh mana ia telah melakukan keterampilan
dengan benar atau berapa jarak antara respon yang benar dengan respon yang
salah.
- Distribusi Latihan (Distribution of Practice) Distribusi latihan membantu
perolehan keterampilan motorik. Respon yang didistribusikan meru_pakan sisa
interval selama proses perolehan keterampilan motorik yang berkelanjutan atau
terus menerus.
- Stres dan Kelelahan (Stress and Fatigue) Stres dapat didefinisikan dengan dua
cara, yaitu :
(1) merupakan keadaan dimana organisme (manusia) dalam keadaan termotivasi
atau emosional, yang disebut juga dengan tekanan emosi
(2) sebagai permintaan tugas/pekerjaan pada seseorang, bila anda diharuskan
mengikuti beberapa peristiwa sementara anda harus menyelesaikan suatu
tugas/pekerjaan lainnya, maka anda akan mengalami stress yang lebih berat.
Kedua definisi ini disebut dengan information overload. Jika stress meningkat,
tampilan keterampilan motorik meningkat sampai pada titik normal dan
penurunan stress akan mengurangi tampilan.

7. Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia.
Sedangkan gerak (psikomotorik) khusus digunakan pada domain mengenai
perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia.

8. Umpan balik positif dapat memberikan efek yang baik pada siswa. Karena
melalui umpan balik positif siswa dapat merasa bahwa dia diperhatikan gurunya.
Selain itu, umpan balik positif membuat siswa semakin giat mengerjakan sesuatu.
Karena dia merasa ada orang yang memberikan dorongan untuk menjadi lebih
baik. Hal itu dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Karena siswa tidak
hanya mengerti tentang kesalahan yang dilakukannya namun siswa juga
mendapatkan dorongan dari gurunya untuk terus meningkatkan kemampuan dan
membenarkan kesalahannya. Sehingga siswa dapat meningkatkan pencapaian
yang dia dapat. Contoh umpan balik positif adalah ketika siswa melaksanakan
tugasnya dan melakukan sesuatu yang benar. Maka, siswa pantas diberikan pujian
seperti: "Bagus sekali!" "Bagus!" Juga ketika mereka melakukan kesalahan kita
harus tetap memberikan umpan balik positif seperti : "Kerjamu sudah baik, namun
masih ada yang butuh di tingkatkan" dalam hal ini, kita dapat memberikan
dorongan pada siswa bahwa mereka sudah melakukan sesuatu yang benar
meskipun belum sempurna.

9. Umpan balik ekstrinsik adalah umpan balik yang diberikan oleh sumber atau
intervensi eksternal, seperti instruktur, rekan, alat, atau sistem. Hal ini tidak
melekat pada tugas atau aktivitas pembelajaran, melainkan menambah atau
memodifikasi informasi yang tidak tersedia bagi pembelajar. Umpan balik
ekstrinsik dapat terjadi secara langsung atau tertunda, bergantung pada cara dan
waktu penyampaiannya. Umpan balik ekstrinsik dapat melengkapi atau
melengkapi umpan balik intrinsik dengan memberikan perspektif, bimbingan, atau
penguatan tambahan atau alternatif kepada peserta didik. Sebagai contoh, dalam
permainan bolavoli seorang pemain melakukan smash dan keluar, setelah pemain
tersebut melihat bahwa smash yang dilakukan bolanya keluar, maka pemain
tersebut mengetahui bahwa pukulan smashnya salah, dari keselahan yang dilakuan
tersebut diproses secara internal untuk melakukan perbaikan.

10. Umpan balik korektif dimulai pada anak usia dini dengan umpan balik ibu, di
mana orang tua atau pengasuh memberikan koreksi halus terhadap kesalahan
bicara anak kecil. Umpan balik seperti itu, yang dikenal sebagai penyusunan
ulang, sering kali menyebabkan anak mengulangi ucapannya dengan benar (atau
dengan lebih sedikit kesalahan) untuk meniru model orang tua.

11. Metode Drill menurut para ahli :


 Menurut Roestiyah, ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah dipelajari.
 Menurut Ramayulis, metode drill atau disebut latihan siap dimaksudkan
untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan latihan terhadap apa
yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu
pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.
 Menurut Abdul Majid, suatu rencana menyeluruh tentang penyajian materi
secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan dengan cara
latihan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki dan
dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.
 Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Anas, metode drill adalah
suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu.

12. Iya, karena setiap atlet pada cabang olahraga apapun


tidak akan berprestasi secara baik apabila hanya mengandalkan bakat atau
kemampuan yang dibawanya sejak lahir.

13. Teori Gestalt adalah pandangan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang
rangsangan dan respon, namun juga pemahaman tentang suatu masalah yang
dapat menarik suatu kesimpulan baru yang lebih berwawasan. Para ahli yang
mencetuskan teori ini antara lain, Max Wertheimer, Wolfgang Kohler and Kurt
Koffka. Dalam teori ini juga memiliki hukum- hukum yang berlaku di dalamnya,
yakni hukum ketertutupan, dan hukum kesamaan. Secara umum, prinsip teori
pembelajaran ini adalah pembelajaran yang melalui wawan atau pemahaman,
reorganisasi dan pengalaman, dan keberhasilan pembelajaran berdasarkan minat
peserta didik.
Teori Gestalt ini menggunakan beberapa konsep dalam penerapannya seperti
berikut ini:
 Teori Medan yang menunjukan bahwa tidak ada yang eksis secara terpisah
atau terisolasi sendiri
 Nature Versus Nurture yang menunjukan bahwa otak bukanlah penerima
pasif dan juga bukan gudang penyimpanan informasi dari sebuah situasi
yang sederhana
 Hukum pragnanz yang menunjukan bahwa gestalis adalah prinsip
pedoman dalam meneliti persepsi, belajar, dan kerja sebuah memori

14. Hukum-Hukum yang digunakan Edward Lee Thorndike :


1. Hukum kesiapan (the law of readiness)
 Agar proses belajar mencapai hasil yang sebaik-baiknya,maka diperlukan
adanya kesiapan dari organisme untukmelakukan belajar. Apabila individu
sudah siap untukmelakukan suatu tingkah laku, maka pelaksanaantingkah
laku tersebut memberi atau mendatangkankepuasan.
 Bila seseorang sudah siap melakukan suatu tingkahlaku, tetapi tingkah
laku tersebut tidak dilaksanakanmaka akan menimbulkan kekecewaan
baginya,sehingga menyebabkan dilakukannya tingkah laku lainuntuk
mengurangi kekecewaannya
 Apabila seseorang belum siap melakukan suatu tingkahlaku, tetapi ia
terpaksa melakukannya, maka akanmenimbulkan ketidakpuasan.
 Apabila seseorang belum siap melakukan suatu tingkahlaku, dan menunda
untuk melakukan tingkah lakutersebut, maka akan menimbulkan
kepuasan.

2. Hukum Latihan (the law of exercise)


 Hukum penggunaan; prinsip hukum ini adalahhubungan antara stilumus
dan respons yang akanmenjadi semakin kuat jika sering digunakannya.
 Hukum tidak ada penggunaan; prinsip hukum ini adalahhubungan antara
stimulus dan respons yang akanmelemah jika tidak diikuti dengan
pengulangan(latihan).

3. Hukum Akibat (the law of effect) Hukum ini berbunyi “hubungan antar
stimulus danrespons diperkuat apabila akibatnya memuaskan dan akanmelemah
apabila akibatnya tidak memuaskan”. Suatuperbuatan yang menyebabkan
kesenangan atau kepuasancenderung untuk diulang, sebaliknya apabila
tidakmenyenangkan akan cenderung dihentikan.
15. Penerapan teori Thorndike dalam proses belajar motorik, menurut Lutan
(1988) dapat dilakukan sebagai berikut: (a) siswa harus siap secara psikologis
maupun fisik, (b) latihan dilakukan berulang-ulang dalam kondisi belajar yang
baik, (c) tugas guru mengorganisasikan elemen-elemen keterampilan yang akan
dipelajari mulai dari yang sederhana sampai yang komplek, (d) dengan belajar
elemen per-elemen akan memperhalus nilai transfer, (e) untuk memperkuat
koneksi stimulus respon dapat menggunakan hadiah.

16. Apa yang dimaksud dengan :


A. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan manusia dalam menggunakan pikiran, ide serta
kreatifitas, mengubah atau membuat sesuatu menjadi nilai lebih sehingga sesuatu
tersebut memiliki nilai yang lebih bermakna.

B. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh,
seperti kepala, bibir, lidah, tangan, kaki, dan jemari.

C. Gerak Dasar Fundamental


(Arif Nurokhman, 2004) Gerak dasar fundamental adalah gerakan- gerakan dasar
yang berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan pada
anak-anak.

D. Kemampuan Motorik
Kemampuan gerak tubuh yang perkembangannya dipengaruhi oleh umur dan
perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan motorik anak juga
berjalan bersamaan dengan kematangan fisiknya dan merupakan hasil dari
berbagai faktor.

E. - Keterampilan Motorik Tertutup


Keterampilan motorik tertutup adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam
kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah, dan gerakan dilakukan semata-mata
dari stimulus dari dalam diri pelaku sendiri tanpa dipengaruhi oleh stimulus dari
luar. Dengan demikian keterampilan tertutup merupakan keterampilan merespons
lingkungan yang stabil, sehingga pelaku dapat memprediksi lingkungan dengan
baik, karena lingkungan tidak berubah-ubah. Beberapa contoh keterampilan
motorik tertutup antara lain: menembak, memanah, melempar bola, menendang
bola diam dan sebagainya.

- Keterampilan Motorik Terbuka


Keterampilan motorik terbuka adalah keterampilan gerak dimana lingkungan
selalu berubah-ubah sehingga sukar diprediksi, gerakan yang dilakukan selain
karena adanya stimulus dari dalam diri pelaku, juga dipengaruhi oleh stimulus
dari luar. Keterampilan terbuka ada hampir pada semua cabang olahraga
permainan, kunci sukses pelaksanaan keterampilan terbuka tergantung pada
kemampuan pelaku untuk beradaptasi terhadap stimulus yang berubahubah.
Contoh dalam bermain sepakbola, gerakan-gerakan yang dilakukan seorang
pemain selain karena kemauan sendiri, juga harus berdasarkan gerakan
bola,kawan dan lawan bermain.

Anda mungkin juga menyukai