Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’ Belajar Motorik’’ dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Motorik. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pengetahuan yang mendasar dari Belajar
Motorik, penjelasan tentang istilah-istilah penting dari kajian Belajar Motorik, Teori pendukung
yang relevan, diagnosa, koreksi, dan terapi kesalahan gerakan, sampai akhirnya masuk ke dalam
proses belajar keterampilan motorik olahraga.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Emral . M.Pd. selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah belajar motorik. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan banyak kesalahan disana-sini. Oleh sebab itu, penulis meminta saran dan
kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini dengan baik.
Fahri Rahman
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..
LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………...
BAB I
A. BELAJAR GERAK………………………………………………………………………...
1. PENGERTIAN BELAJAR GERAK…………………………………………………...
2. KESIMPULAN…………………………………………………………………………
BAB II
B. BELAJAR MOTORIK……………………………………………………………………..
1. PENGERTIAN BELAJAR MOTORIK………………………………………………..
2. KESIMPULAN…………………………………………………………………………
BAB III
A. PENUTUP…………………………………………………………………………………..
1. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………
2. DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………………..
LATAR BELAKANG
Gerak merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia dari sejak lahir ke dunia ini
sampai akhir hayat, gerak merupakan inti dari aktivitas kehidupan. Gerak aktivitas yang sangat
baik, dikatakan baik karena melalui gerakan manusia dapat mengatasi berbagai hal atau
persoalan dalam hidup, karena manusia merupakan makhluk yang sangat lemah. Manusia
mempunyai tingkat ketergantungan terhadap lingkungan ataupun alam sekitarnya. Kemampuan
gerak sangat di tentukan oleh kemampuan gerak dasar yang dimiliki seseorang. Penguasaan
kemampuan gerak dasar menjadi tonggak untuk mengembangkan dan meningkatkan
keterampilan di cabang olahraga.
Hal ini akan membantu anak dalam menguasai dasar-dasar keterampilan pada cabang olah
raga. Menurut Rureton (1973) fungsi dari kemampuan gerak adalah menghubungkan atau
kesanggupan dari setiap individu untuk digunakan dalam mempertinggi daya kerjanya.
Maksudnya adalah makin tinggi kemampuan gerak seseorang, maka dimungkinkan daya
kerjanya akan menjadi makin tinggi dan begitupula sebaliknya makin rendah kemampuan gerak
seseorang, dimungkinkan pula semakin rendah daya kerjanya. Apabila dikaitkan dengan
penguasaan gerak seseorang yang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi, maka akan
mudah menguasai gerakan dibandingkan dengan orang yang mempunyai kemampuan motorik
yang rendah.
Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih tinggi dari yang lain, diduga akan
lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus. Kemampuan gerak
seseorang berbeda-beda, tergantung pada banyaknya pengalaman gerak yang dikuasai.
Hubungan kemampuan gerak dengan proses belajar olahraga dapat dilihat bahwa belajar gerak
termasuk dalam ranah psikomotor dan intinya adalah gerak tubuh. Kita ketahui bahwa didalam
melaksanakan kegiatan olahraga memerlukan gerak. Didalam pelaksanaan kegiatan olahraga
dapat dilihat pula bahwa proses belajar gerak dipengaruhi oleh kemampuan psikomotorik yaitu
perpaduan antara kemampuan-kemampuan motorik, bagian-bagian tubuh, peredaran darah,
pernafasan dan otot. Artinya dalam melakukan aktivitas olahraga, proses dalam tubuh turut
menetukan gerakan dalam berolahraga.
Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan dalam proses
pembelajarannya, mengutamakan aktivitas gerak dan kebiasaan hidup sehat menuju
pertumbuhan dan pengembangan mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan
seimbang. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yang klasifikasi dalam empat
kategori yakni : perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental dan
perkembangan sosial.
BAB I
BELAJAR GERAK
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku terhadap situasi tertentu yang dapat diperoleh
dari pengalaman yang dapat dilakukan secara berulang kali. Menurut inger (1980),belajar adalah
perubahan-perubahan perilaku yang potensial yang tercermin sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman masa lalu terhadap masa lalu terhadap situasi tertentu.Belajar menurut pendapat lain
adalah perubahan tingkah laku yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan berasal
dari proses pertumbuhan.Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
proses perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman. Menurut Bloom (1955),perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
Belajar gerak merupakan suatu proses yang dialami individu secara psikis dan fisik untuk
mendapatkan keterampilan gerak tertentu. Unsur yang terlibat dalam belajar gerak yaitu: kognitif
(kemampuan berpikir), motorik (kemampuan gerak), emosional (pendorong), dan afektif (nilai-
nilai sosial). Keempat unsur tersebut sangat menentukan keberhasilan belajar motorik dan
diantara ke empat unsur ini mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Belajar gerak dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan
gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat
gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni motor kontrol yang melibatkan sistem
syaraf, fisik dan aspek tingkah laku tentang pergerakan manusia. Dari latar belakang tersebut di
atas perlu dibuat rancangan pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan
keterampilan gerak yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran
tidak akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan individu.
Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri yang secara genetik
menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita untuk menjadi terampil dalam satu
tugas tertentu.
1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif, maksudnya adalah pendekatan dimana pengajaran selalu dimulai dari
penjelasan dan peragaan mengenai teknik dasar baku yang akan dipelajari, lalu disusul dengan
peniruan gerak dari siswa. Setelah proses peniruan gerakan, maka tahap berikutnya adalah
pelaksanaan drill, pengulangan gerak, sampai kemudian terjadi gerakan yang otomatis.
Pendekatan deduktif ini lebih terpaku pada guru, dan dalam proses belajar-mengajarnya lebih
berpusat pada guru. Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan deduktif adalah apabila akan
mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya tidak dipenggal-penggal, tetapi merupakan
satu kesatuan gerakan yaitu gaya bebas. Sedangkan pendekatan induktif merupakan kebalikan
dari pendekatan deduktif.
2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif selalu dimulai dari gerakan yang lebih khusus dan secara bertahap menuju
ke teknik yang sebenarnya. Yang diperkenalkan bukan teknik gerakan yang sebenarnya, tetapi
merupakan aneka gerak yang kemudian secara lambat-laun akan menjadi landasan bagi teknik
yang sebenarnya. Sebagai contoh dalam menerapkan pendekatan induktif adalah apabila akan
mengajarkan renang gaya bebas, maka gerakannya dipenggal-penggal, yaitu bagaimana gerakan
kakinya, lalu tangannya, dan bagaimana cara pengambilan nafasnya. Apabila gerakan tersebut
sudah dikuasai dengan benar, barulah siswa melakukan gerakan gaya bebas yang sebenarnya.
2. KESIMPULAN
Belajar gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif dan efisien.
Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol tubuh dalam
melakukan gerakan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara
memahami gerakan dan melakukan gerak berulang-ulang dengan kesadaran pikiran kebenaran
tindaknya gerak yang dilakukan.
Ketentuan yang selalu dipandu dalam belajar ketrampilan gerak, yakni: Prasyarat, kejelasan ide
tugas, atensi dan motivasi dan umpan balik. Prasyarat sering mencakup keharusan memiliki
dalam kemampuan jasmani untuk melakukannya. Dimana anak-anak muda mungkin kemampuan
atau hal- hal yang bersifat kematangannya seperti kekuatan atau kelenturan tubuhnya.
Pengajaran yang baik memudahkan akuisisi kecermatan program gerak. Sedangkan unsur kritis
dalam belajar yaitu pemrosesan aktif oleh siswa tentang hal yang yang sedang
dipelajari.. Pengulangan latihan gerakan yang sama pada akhirnya memimpin siswa ke
pemrosesan apa yang sedang mereka lakukan secara lebih singkat.
BAB II
BELAJAR MOTORIK
Setelah membahas tentang belajar gerak, kita akan mengulas tentang belajar motorik. Belajar
motorik dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Pada bagian ini akan dikaji
klasifikasi keterampilan motorik berdasarkan kecermatan gerak,awal dan berakhirnya suatu
kegiatan,stabilitas lingkungan,gerak obyek dan lingkungan,dan keterasingan terhadap suatu
keterampilan. Sebelum kita mengenal klasifikasi belajar/keterampilan motorik, kita harus tau apa
pengertian belajar motorik.
Belajar motorik adalah belajar yang difokuskan pada penguasaan keterampilan gerak melalui
respons-respons masculer sebagai hasil dari latihan .Dalam belajar motorik, materi yang
dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerakan-gerakan dalam
olahraga Hal ini menunjukkan bahwa ranah kemampuan yang paling intensif keterlibatannya
dalam belajar motorik adalah ranah psikomotor. Namun, bukan berarti ranah kognitif dan
kognitif dan afektif tidak terlibat di dalam belajar motorik.
Pengertian belajar motorik menurut pendapat para ahli.
1. Rieder (1973), Belajar motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuan-
kemampuan koordinasi motorik, melalui optimalisasi faktor-faktor persyaratan luar
dan dalam yang bertujuan untuk mendapatkan/menguasai keterampilan, kemampuan
dan tingkah laku tertentu.
2. Bierhoff-Alfermann (1986), Belajar motorik adalah berhubungan dengan proses-
proses menguasai kemampuan-kemampuan untuk dapat melaksanakan aksi motorik
tertentu.
3. Meinel (1976:223), Belajar motorik dan penerapan kemampuan-kemampuan
motorik. Hal ini berhubungan dengan perkembangan kepribadian manusia secara
keseluruhan dan penguasaan pengetahuan, kemampuan, kondisi dan koordinasi
motorik dan juga berhubungan dengan penguasaan ciri-ciri khusus suatu tingkah laku.
2. KESIMPULAN
Penelitian dalam belajar motorik adalah suatu upaya untuk mengetahui perkembangan gerak
anak dari hasil belajar gerak anak dan untuk meningkatkan motorik yang di miliki anak. Belajar
motorik sangat penting untuk anak dalam berkembang. Dari penelitian gerak anak maka dapat di
simpulkan bahwa anak mempunyai rangkaian untuk melakukan gerakan. Untuk melakukan 1
gerakan saja itu juga melalui proses dalam otak dan sistem motorik yang ada,misal:melakukan
servis bulutangkis, anak juga perlu pemahaman,latihan,hingga bisa melakukannya dengan baik.
Tapi tidak sama dengan gerak dasar anak yang sudah mereka miliki sejak
lahir,seperti:lokomotor,nonlokomotor,manipulasi dan ada juga gerak reflex
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gerak merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia dari sejak lahir ke
dunia ini sampai akhir hayat, gerak merupakan inti dari aktivitas kehidupan. Gerak
aktivitas yang sangat baik, dikatakan baik karena melalui gerakan manusia dapat
mengatasi berbagai hal atau persoalan dalam hidup, karena manusia merupakan makhluk
yang sangat lemah. Kemampuan gerak sangat di tentukan oleh kemampuan gerak dasar
yang dimiliki seseorang. Penguasaan kemampuan gerak dasar menjadi tonggak untuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan di cabang olahraga. Belajar gerak
adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai
dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak
faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.
Belajar motorik adalah belajar yang difokuskan pada penguasaan keterampilan gerak
melalui respons-respons masculer sebagai hasil dari latihan .Dalam belajar motorik,
materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerakan-
gerakan dalam olahraga.
DAFTAR RUJUKAN
1. Belajar motoric: Prof. Dr. Phil. H. Yanuar Kiram Guru Besar Dalam Belajar Motorik
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
2. Rosi (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
3. Fajri Noer (2005). Tahap belajar keterampilan gerak.
4. Drs. Syahrial Bahtiar, M.Pd, belajar motorik