Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BELAJAR MOTORIK

Dosen Pengampu: Dr. Emral , M.Pd

Disusun Oleh: Fahri Rahman


NIM : 21086358

Prodi/ Jurusan PENJASKESREK


Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)

Universitas Negeri Padang (UNP)


2021/ 2022

Hakikat Belajar | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan,sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah “motorik”.Makalah ini dibuat karena
merupakan salah satu tugas mata kuliah “motorik”.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Emral,


M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah motorik yang sudah memberikan
bimbingan serta arahan selama proses penulisan makalah ini. Penulis menyadari
jika terdapat banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini,maka dari itu
penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membangun dari bapak atau
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Oktober 2021

Fahri Rahman

Hakikat Belajar | 2
DAFTAR iSI

DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Belajar dan Ciri-Ciri Belajar.......................................................4
B. Jenis-Jenis Belajar.........................................................................................5
C. Prinsip-Prinsip Belajar..................................................................................7
D. Teori-Teori Belajar.......................................................................................8
E. Tujuan Belajar.............................................................................................11
F. Manfaat Belajar...........................................................................................12
G. Media Sebagai Sumber Belajar...................................................................13
H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar...............................................16

BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

Hakikat Belajar | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua
orang yang berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang
ditimbulkan yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Dari istilah “belajar”, ada juga istilah “pembelajaran”. Pembelajaran yang
dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud agar terjadi
proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal
penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa saja
yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta
didik dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan
(khususnya guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat
memahami proses belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-
macam dan kendala atau hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Ciri-Ciri Belajar


Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan perilaku.
Pengertian belajar sendiri sangatlah beragam, mengingat persepsi orang
yang berbeda-beda mengenai pengertian belajar dilihat dari sudut pandang
tertentu namun memiliki kesamaan. Berikut paparan dari beberapa ahli tentang

Hakikat Belajar | 4
pengertian belajar. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton
(1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Menurut Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology
mengartikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan.
Menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology
menyatakan bahwa learning is shown by a change in behavior as a result of
experience (Cronbach, 1954: 47), yaitu belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan memahami, dan dalam mengalami itu si peserta didik mempergunakan
pancaindranya.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapi merupakan
suatu sarana untuk mencapai tujuan.
Hasil dari proses belajar sendiri adalah bertambahnya ilmu pengetahuan,
adanya penerapan pengetahuan, muncul kemampuan baru pada paserta didik atau
perubahan tingkah laku berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), serta nilai dan sikap (afektif).
Belajar memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan
sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat
disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Hakikat Belajar | 5
B. Jenis-Jenis Belajar
Setiap manusia memiliki potensi, karakter, dan kebutuhan yang berbeda-
beda dalam belajar. Oleh karena itu, setiap manusia mempunyai tipe atau gaya
belajar yang berbeda pula. Berikut ini jenis-jenis belajar:
1. Belajar bagian (part learning, fractioned learning).
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight).
3. Belajar diskriminatif (discriminative learning).
4. Belajar global/keseluruhan (global whoe learning).
5. Belajar insidental (incidental learning).
6. Belajar instrumental (instrumental learning).
7. Belajar intensional (intensional learning).
8. Belajar laten (latent learning).
9. Belajar mental (mental learning).
10. Belajar produktif (productive learning).
11. Belajar verbal (verbal learning).
Menurut Gagne ada delapan tipe belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Belajar isyarat (signal learning).
2. Belajar stimulus respons.
3. Belajar merantaikan (chaining).
4. Belajar asosiasi verbal (verbal association).
5. Belajar membedakan (discrimination).
6. Belajar konsep (concept learning).
7. Belajar dalil (rule learning).
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Benyamin S Bloom (1956) mengelompokan tujuan belajar berdasarkan
domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu:
1. Cognitive Domain (kawasan kognitif), merupakan proses berfikir atau
perilaku yang termasuk hasil kerja otak. kemampuan kognitif tersebut antara
lain sebagai berikut:
a) Pengetahuan, tentang materi yang dipelajari.
b) Pemahaman, memahami makna materi.

Hakikat Belajar | 6
c) Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang
prinsip.
d) Analisa, sebuah proses analisa teoritis dengan menggunakan kemampuan
akal.
e) Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan konsep
baru.
f) Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi
pengetahuan.
2. Affective Domain (kawasan afektif), merupakan prilaku yang memunculkan
seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau
keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu.
Kawasan efektif menurut Krathwohl, Bloom dan Masia (1964), meliputi
tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta
pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi
menjadi lima jenjang, yaitu:
a) Penerimaan (receiving),
b) Pemberian respons (responding),
c) Pemberian nilai atau penghargaan (valuing),
d) Pengorganisasian (organization),
e) Karakterisasi (characterization).
3. Psychomotor Domain (kawasan psikomotor), merupakan perilaku yang
dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Dave (1970)
mengemukakan lima jenjang tujuan belajar ranah psikomotor, yaitu:
a) Meniru, kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespons.
b) Menerapkan, kemampuan mengikuti pengarahan.
c) Memantapkan, kemampuan memberikan respons yang terkoreksi.
d) Merangkai, koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang
tepat.
e) Naturalisasi, gerakan yang dilakukan secara rutin dengan menggunakan
energi fisik dan psikis yang minimal.1

Hakikat Belajar | 7
C. Prinsip-Prinsip Belajar
Bagi seorang guru/pendidik haruslah mengetahui dan memahami prinsip-
prinsip dalam proses belajar peserta didik demi tercapainya suatu tujuan dalam
proses belajar tersebut. Prinsip-prinsip belajar tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan anak untuk belajar
a) dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional,
b) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional,
c) belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif,
d) belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya,
2. Sesuai hakikat belajar
a) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya,
b) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery,
c) belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang
diharapkan,
3. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
a) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga peserta didik mudah menangkap
pengertiannya,
b) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapainya,
4. Syarat keberhasilan belajar
a) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga peserta didik dapat
belajar dengan tenang,

Hakikat Belajar | 8
b) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/
keterampilan/sikap itu mendalam pada peserta didik.2

D. Teori-Teori Belajar
1. Teori belajar deskriptif dan preskriptif
Untuk membedakan antara teori pembelajaran dengan teori belajar bisa
dibedakan dengan cara melihat dari posisional teorinya, apakah berada pada
tataran teori deskriptif atau prespektif. Bruner (dalam Dageng, 1989)
mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah prespektif dan teori belajar
adalah deskriptif. Prespektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena
tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar
menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang
menentukan hasil belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya, teori ini
menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar
terjadi proses belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan
upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikan dalam teori belajar agar
dapat memudahkan belajar (C. Asri Budiningsih, 2004).
Reigeluth (1983 dalam Dageng, 1990) mengemukakan bahwa teori
prespektif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free.
maksudnya adalah bahwa teori pembelajaran prespektif dimaksudkan untuk
mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk
memberikan hasil. Itulah sebabnya variabel yang diamati dalam
mengembangkan teori-teori pembelajaran yang prespektif adalah metode
yang optimal untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam pengembangan teori-
teori pembelajaran yang deskriptif, variabel yang diamati adalah hasil belajar
sebagai efek dari interaksi antara metode dan kondisi.
Dengan kata lain, teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara
pembelajaran dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta didik,
sedangkan teori belajar mengungkapkan hubungan antara hubungan antara
kegiatan peserta didik dengan proses-proses psikologis dalam diri peserta
2

Hakikat Belajar | 9
didik, atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada
dalam diri peserta didik.
2. Teori belajar behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respons. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah
suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya
seseorang bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan
lingkungan.3
3. Teori belajar kognitivistik
Teori ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi
penganut teori kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-
patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-
sambung, menyeluruh.
4. Teori belajar humanistik
Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia. Dari teori-teori belajar, seperti behavioristik, kognitif dan
kontruktivistik, teori inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia
filsafat daripada dunia pendidikan. Pada kenyataannya, teori ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajar
dalam bentiknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa
diamati dalam dunia keseharian. Karena itu, teori ini bersifat eklektik, artinya
teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai.
5. Teori belajar konstruktivistik

Hakikat Belajar | 10
Teori konstriktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstriksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang lain (peserta
didik).4

E. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
peserta didik telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai
oleh peserta didik. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku
yang diharapkan tercapai oleh peserta didik setelah berlangsungnya proses belajar.
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu adanya sistem lingkungan
(kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar itu sendiri terdiri
atau dipengaruhi oleh berbagai komponen-komponen yang masing-masing akan
saling memengaruhi. Komponen-komponen tersebut misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan peserta
didik yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.5
(Sudirman, 2008:28) mengemukakan tujuan belajar sebagai berikut.
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan 
kemampuan  berfikir  sebagai  yang  tidak  bisa  dipisahkan.  Dengan  kata
lain  tidak  dapat  mengembangkan  kemampuan  berfikir  tanpa  bahan
pengetahuan,  sebaliknya  kemampuan  berfikir  akan  memperkaya
pengetahuan.  Tujuan  ialah  yang  memiliki  kecenderungan  lebih  besar
perkembanganya  di  dalam  kegiatan  belajar.  Dalam  hal  ini  peran  guru
sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan

Hakikat Belajar | 11
Penanaman  konsep  atau  merumuskan  konsep,  juga  memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan.
3. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru 
harus  lebih  bijak  dan  hati-hati  dalam  pendekatanya. Untuk  ini dibutuhkan
kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.

F. Manfaat Belajar
Belajar merupakan suatu keharusan, karena dalam kehidupan
bermasyarakat akan adanya persaingan, khususnya dalam dunia usaha. Tanpa
adanya belajar kita akan tertinggal, bahkan tersingkirkan dari persaingan, dengan
belajar ini akan menumbuhkan inovasi-inovasi yang melahirkan perubahan positif
yang diperlukan dalam usaha. Dengan belajar inilah akan melahirkan manfaat-
manfaat yang dapat diambil, diantaranya:
1. Dengan belajar dapat menumbuhkan kebiasaan pada diri orang tersebut.
2. Dengan belajar dapat menumbuhkan motifasi pada diri orang tersebut dan
dapat menjadikan seseorang sukses.
3. Dengan belajar akan menambah banyak ilmu pengetahuan.
4. Dapat menjadi orang yang diperlukan bagi lingkungan kita.
5. Dapat menambah keterampilan pada diri.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses atau aktifitas yang disyaratkan oleh banyak sekali
hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut
diantaranya:
1. Faktor Intrinsik, meliputi:
a) Lingkungan (alam dan sosial).
b) Instrumental (kurikulum/bahan pengajaran, guru/pengajar, sarana dan
prasarana, administrasi dan manajemen).
2. Foktor Ekstrinsik, meliputi:

Hakikat Belajar | 12
a) Fisiologis (kondisi fisik dan kondisi panca indra).
b) Psikologis (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif).6
Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik yang sedang
belajar. Faktor internal terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b) Fakotor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan)
c) Faktor kelelahan
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berada di luar peserta didik, terdiri dari:
a) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan
latar belakang kehidupan).
b) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
c) Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dengan masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

H. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar


1. Tujuan
Adanya tujuan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru
dan secara langsung akan berpengaruh pada kegiatan belajar peserta didik.
Guru dengan sengaja akan menciptakan lingkungan belajar guna mencapai
tujuan, jika kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan pengajaran guru tidak
searah maka tujuan pembelajaran akan gagal.
2. Guru
Mengingat tugas guru adalah sebagai pendidik yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didiknya. Dengan ilmu yang dimilikinya, guru
dapat menjadikannya peserta didik yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi
6

Hakikat Belajar | 13
yang baik. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan
latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru
diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan
belajar mengajar untuk mengantarkan peserta didik menjadi orang yang
berimu pengetahuan dan berkepribadian baik.
3. Anak didik
Aspek dari peserta didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar
adalah psikologis peserta didik, biologis peserta didik, intelektual peserta
didik, kesenangan terhadap pelajaran, cara belajar peserta didik.
4. Kegiatan pengajaran
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran
oleh peserta didik, salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah
faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan
sendirinya, tetapi guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
optimal.
5. Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang
sudah dipelajari oleh peserta didik guna kepentingan ulangan atau evaluasi.
Biasanya bahan dikemas dalam bentuk buku paket, untuk dikonsumsi peserta
didik. Bila masa evaluasi tiba, semua bahan yang sudah diprogramkan dan
harus sudah selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan
dalam pembuatan item-item soal evaluasi.
6. Suasana evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar mengajar. Hal yang perlu diperhatikan dalam suasana evaluasi adalah:
pelaksanaan dilaksanakan di dalam kelas, peserta didik dibagi menurut
tingkatan, besar sedikitnya peserta didik dalam kelas, berlaku jujur, baik guru
maupun peserta didik, sikap pengawas yang berlebihan.

Hakikat Belajar | 14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan tingkah laku pada
diri individu karena adanya usaha. Belajar bukanlah suatu tujuan utama, tetapi
merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan.
Belajar merupakan suatu keharusan, karena dalam kehidupan
bermasyarakat akan adanya persaingan, khususnya dalam dunia usaha. Tanpa
adanya belajar kita akan tertinggal, bahkan tersingkirkan dari persaingan, dengan
belajar ini akan menumbuhkan inovasi-inovasi yang melahirkan perubahan positif
yang diperlukan dalam usaha.
Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya proses belajar dalam
kehidupan, yang nantinya akan menentukan dan membantu suatu keberhasilan
individu di masa depan. Kita selaku calon pendidik perlu mempersiapkan diri
memperluas pengetahuan tentang belajar yang nantinya akan diaplikasikan dalam
proses pembelajaran kepada peserta didik.

Hakikat Belajar | 15
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

http://m.kompasiana.com/post/read/642040/2/belajar-tujuan-belajar-dan-faktor-
faktor-yang-mempengaruhi-belajar.html

http://m2hdewi.blogspot.com/2008/12/tutujuan-belajar-dan-pembelajaran.html

http://pujilestari23.blogspot.com/2010/05/manfaat-belajar.html

Makmun, Abin Syamsuddin. 2001. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem


Pengajaran Modul, Bandung: Rosda.

Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Setiawan, Rony dan Siti Nurhidayah. 2005. Psikologi Pendidikan. Unisma


Assessmen Centre (UAC).

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hakikat Belajar | 16

Anda mungkin juga menyukai