Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN DAN MODEL SUPERVISI

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar-dasar Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Sulistiyana, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Noviani 2320111320018

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Penyusun mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt karena dengan limpahan rahmat
Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Gerak Fundamental ” tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Penjaskes SD yaitu Bapak Muhammad Habibie,
M. Pd. yang telah memberikan bimbingan kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas ini
sampai selesai. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
saw, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Aamiin.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari. Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Banjarmasin, 21 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gerak Dasar Fundamental dan Konsep Gerak........................................................3
2.2 Jenis-Jenis Gerak Fundamental..............................................................................4
2.3 Model Pendidikan Gerak Proses Pembelajaran......................................................8
2.3.1 Kelebihan Model Pendidikan Gerak.............................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya setiap anak mempunyai ciri khas masing- masing, baik dalam peranan
kehidupan sehari – harinya. Hal ini disebabkan karena setiap individu mempunyai latar
belakang yang berbeda, mulai dari lingkungan keluarga, status ekonominya, serta beberapa
aspek yang mampu membuat perkembangan tubuh seorang individu berkembang atau
tidaknya. Maka dari itu perlu suatu tatanan bagi setiap anak untuk dapat dipenuhi segala
macam kebutuhannya demi perkembangan yang ideal. Perkembangan motorik anak usia
sekolah dasar tergantung pada gerak anak itu sendiri, terkadanga anak mau untuk bergerak,
terkadang pula anak sama sekali tidak mau bergerak. Maka dalam masalah seperti ini, di
harapkan seorang pengajar agar biosa lebih memberikan motivasi kepada anak untuk tetap
bergerak demi terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif, dan selebihnya untuk
menjadikan anak bisa lebih terjaga kesehatannya.
Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000 : 73) ruang lingkup pendidikan jasmani
salah satunya adalah pembentukan gerak, yang meliputi keinginan untuk bergerak,
menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan gerak
diri sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik) dan memperkaya
kemampuan gerak. Sedangkan menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20)
“kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna
meningkatkan kualitas hidup”. Selanjutnya masih menurut Amung Ma’mun dan Yudha M.
Saputra (2000: 20) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori
yaitu ; kemampuan locomotor, kemampuan non locomotor, dan kemampuan manipulatif.
Kemampuan gerak merupakan keterampilan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari
maupun di dalam pendidikan jasmani. Dengan kata lain kemampuan gerak dasar harus
dimiliki oleh anak, karena gerak merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
melaksanakan kehidupan sehari-hari.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu gerak fundamental?
2) Apa saja jenis-jenis gerak fundamental?
3) Apa saja manfaat dari konsep gerak?
4) Bagaimana model pendidikan gerak pada proses pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui dan memahami gerak fundamental.
2) Mengetahui jenis-jenis gerak fundamental.
3) Mengetahui manfaat dari konsep gerak.
4) Menjelaskan model pendidkan gerak pada proses pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gerak Dasar Fundamental dan Konsep gerak

Gerak fundamental merupakan fase gerak yang ketiga dalam perkembangan gerak
manusia. Gerak fundamental merupakan fase gerak dimana siswa secara aktif dalam
mengeksplorasi dan mencoba terhadap kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya.
Pada dasarnya pelaksanaan model pendidikan gerak adalah penggabungan antara gerak dasar
fundamental dengan konsep gerak. Artinya, pengajaran pendidikan gerak adalah pengajaran
gerak dasar fundamental berdasarkan pada penerapan konsep gerak. Gerak dasar fundamental
adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya terjadi sejalan dengan pertumbuhan
tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak.
Menurut Hands (2012, hlm. 11) : The importance of fundamental movement skills
children with a high level of competence in a range of FMS are able to confidently participate
in a wide variety of activities. They also benefit from many physical, social and emotional
health outcomes in both the short and long term. Maksudnya, pentingnya keterampilan
gerakan mendasar anak-anak dengan tingkat kompetensi yang tinggi dalam berbagai
Fundamenal Movement Skills (FMS) mampu berpartisipasi dengan penuh percaya diri dalam
berbagai kegiatan. Mereka juga mendapat manfaat dari banyak hasil kesehatan fisik, sosial
dan emosional baik dalam jangka pendek maupun panjang. Gerakan dasar fundamental mulai
bisa dilakukan oleh seseorang sebagian pada masa bayi dan sebagian pada masa anak-
anak.gerakan dasar di sempurnakan pada masa-masa sesudahnya melalui proses latihan atau
melakukan berulang-ulang.
Hal ini didukung oleh pendapat Mahendra (2017, hlm. 21) gerak dasar fundamental
(Basic Fundamental Movement) merupakan pola gerakkan yang menjadi dasar untuk
ketangkasan gerak yang lebih kompleks. Menurut Burstiando dan Kholis (2017, hlm. 169)
“Gerak dasar fundamental didefinisikan sebagai pola belajar gerakan dasar yang tidak terjadi
3
secara alami dan menyarankan untuk menjadi dasar untuk kegiatan fisik dan olahraga yang
lebih kompleks”. Dengan makna yang hampir mirip Cohen, dkk. (2014, hlm. 2)
“Fundamental movement skill (FMS) are considered the building blocks for movement and
provide the foundation for specialized and sport-specific mov168ement skills required for
participation in a variety of physical activities”. Artinya, gerak dasar atau fundamental motor
skills dianggap sebagai blok atau fondasi bangunan untuk keterampilan gerakkan khusus dan
olahraga yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan fisik. Dapat
disimpulkan bawah gerak dasar fundamental adalah pola gerakkan dasar yang menjadi dasar
untuk suatu kegiatan aktivitas fisik atau jasmani dalam keterampilan gerak olahraga yang
lebih kompleks. Pada dasarnya, pelaksanaan model pendidikan gerak adalah penggabungan
antara gerak dasar fundamental dengan konsep gerak artinya, pengajaran pendidik gerak
adalah pengajaran gerak dasar fundamental. Berdasarkan pada penerapan konsep gerak.
Gerakan-gerakan ini terjadi atas dasar gerakkan refleks yang berhubungan dengan badanya,
merupakan bawaan sejak lahir dan terjadi tanpa melalui latihan, tetapi dapat diperhalus lebih
baik lagi dengan latihan. Performa yang baik dari pola gerak ini bersifat penting karena
menjadi starting point untuk pengembangan kemampuan perseptual dan fisik anak, serta tidak
kalah pentingnya untuk perkembangan keterampilan gerak olahraga.
2.2 Jenis-jenis Gerak Fundamental
Gerak dasar fundamental (fundamental basic movement) menurut Harrow (1972) adalah
pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang
kompleks, yang meliputi:
1. Gerak Lokomotor (Locomotor Skills)
Gerak Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh tertentu
bergerak atau berpindah tempat. Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain
dari gerak dasar fundamental(fundamental basic movement), Keterampilan
lokomotor didefinisikansebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu tempat ke
tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari
tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk
mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat,
mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan
kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk
dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.
Gerakan-gerakan lokomotor adalah gerakan-gerakan yang pergi ke mana saja. Para ahli
mendefinisikan gerakan lokomotor sebagai gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh
4
berpindah tempat atau mengembara dalam berbagai ruang, sehingga dalam bahasa
Inggris disebut juga Traveling. Ini tentunya merupakan kebalikan dari gerakan non-
lokomotor, yang tidak menyebabkan tubuh berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Gerakan lokomotor merupakan dasar bagi perkembangan koordinasi gerakan yang
melibatkan otot-otot besar (gross-muscles), pertumbuhan otot, daya tahan dan stamina.
Gerak lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain.
Macam-macam gerak lokomotor, yaitu : lari, lompat, loncat, leaping, jingkat, menderap,
sliding, skiping,rolling,dan memanjat. Bentuk-bentuk latihan gerak lokomotor yaitu;
 Berjalan
Berjalan adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang
lain, pada saat kaki melakukan pergantian langkah salah satu kaki tetap menumpu pada
dasar pijakan. Dengan konsep di atas, berjalan dapat dilakukan dengan kaki, dengan
tangan, dengan kaki dan tangan, dengan tubuh, demikian juga arahnya, ke depan dan ke
belakang, ke samping kiri dan kanan, dalam hal usaha, bisa cepat, lambat, keras,
perlahan, terhenti-henti, berkelanjutan, dalam hal keterhubungan, bisa di sekitar ruangan,
di sekitar teman sendiri, melintasi atau melangkahi alat, dsb.
 Berlari
Berlari adalah aktivitas gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain,
pada saat kaki melakukan pergantian langkah badan dalam keadaan melayang di udara.
 Berjingkat
Berjingkat adalah aktivitas memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan menggunakan satu kaki, menumpu dan mendarat menggunakan satu kaki,
sedangkan satu kaki yang lain ditekuk pada bagian lutut sehingga tidak menyentuh
tanah. Keterampilan berjingkat selain sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga
sering digunakan dalam aktivitas motorik pada beberapa cabang olahraga seperti lompat
jangkit, sepak bola, bola voli dan bola basket.
 Meloncat
Meloncat adalah gerakan memindahkan tubuh dengan menggunakan dua atau satu kaki
tumpu dari satu ketinggian dan mendarat tidak harus menggunakan kaki.
 Menderap
Menderap atau mencongkang adalah gerakan berjalan dipadukan dengan lompat
(leaping), arah dapat ke depan maupun ke belakang. Gerakan ini seperti kuda pada saat
berlari kencang (menderap), tetapi hanya dilakukan dengan menggunakan dua kaki.

5
 Merayap
Merayap adalah gerakan yang dilakukan dengan posisi tubuh telungkup di atas
permukaan, tangan dan kaki kiri atau kanan digerakkan maju secara bersama-sama,
kemudian kaki mendorong tubuh ke depan, dan kepala sedikit diangkat untuk melihat ke
depan.
 Memanjat
Memanjat adalah gerakan ke atas atau ke bawah dengan menggunakan kedua tangan dan
kaki. Biasanya anggota tubuh bagian atas sebagai alat kontrol utama agar tidak jatuh .
2. Gerak Nonlokomotor (non Locomotor Skills)
Gerakan non-lokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil, gerakan yang
dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah tumpuannya. Dapat juga
didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang
memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga
sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat. Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor )
termasuk didalamnya, seperti :Stretching dan Bending, Twisting dan Turning, Swinging
dan Swaying, Pushing dan Pulling . Gerakan non lokomotor adalah aktivitas yang
menggerakkan anggota tubuh pada porosnya dan pelaku tidak pindah tempat. Bentuk-
bentuk gerak nonlokomotor, yaitu menghindar, meregangkan otot, memutar dan
berputar, mengayunkan kaki, bergantung, menarik, dan yang terakhir adalah mendorong.
 Latihan Menghindar
Latihan menghindar sangat berguna dalam berbagai permainan maupun olahraga.
Menghindar dapat berupa menghindari benda maupun kawan atau lawan bermain.
 Latihan peregangan
Latihan peregangan adalah latihan mengulur otot tubuh, dengan jalan melakukan fleksi
atau ektensi atau dengan cara yang lain. Prinsip dasar yang harus dipegang adalah cara
mengulur dimulai dengan uluran yang paling ringan kemudian makin lama-makin berat
sampai hitungan delapan.
 Memutar (meliuk) dan Berputar
Anak-anak perlu diajarkan bagaimana meliukkan tubuh kurang dari 180-200 derajat dan
memutar tubuh 360 derajat. Gerakan ini berguna untuk meningkatkan keseimbangan
statis.
 Bergantung

6
Bergantung adalah aktivitas menahan berat badan dengan jalan tangan memegang palang
atau tali. Meskipun sudah memasuki usia SMP, tidak semua anak dapat melakukan
bergantung mengangkat tubuh (pull-up), sehingga untuk mereka cukup belajar
menggantung dengan jalan tangan memegang palang atau pada tali.
 Menarik dan mendorong
Menarik adalah gerakan menggunakan tenaga terhadap obyek atau orang lain agar obyek
atau orang yang jaraknya jauh si penarik menjadi dekat dengan tubuh penarik.
3. Gerak Manipulatif
Gerak manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan
tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan dari gerak manipulatif, yaitu reseptif
dan propulsif. Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek seperti menangkap
dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau kekuatan terhadap suatu
objek, seperti memukul, melempar, memantul atau menendang. Walaupun sebagian
besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian
tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah
pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk
gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu.
Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan
(game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan
menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan
yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan
melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan
bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek
yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan tongkat atau simpai juga
merupakan aktivitas manipulatif. Gerakan manipulatif adalah keterampilan motorik yang
melibatkan penguasaan terhadap objek di luar tubuh oleh tubuh atau bagian tubuh.
Dilihat dari jenisnya, keterampilan manipulatif dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Menjauhkan obyek: melempar, memukul, menendang.
2) Menambah penguasaan: menangkap, mengumpulkan, mengambil.
3) Bergerak bersama: membawa, memantul-mantulkan (dribbling).
 Menggelindingkan benda
Menggelindingkan benda dapat berupa benda bulat seperti bola, atau benda yang
berbentuk lingkaran, seperti cakram, ban sepeda dan sebagainya. Guru harus memilih

7
benda-benda tersebut yang berat dan ukurannya sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan motoriknya.
 Melempar
Melempar merupakan gerak manupulatif untuk menjauhkan obyek dari tubuh dengan
menggunakan satu atau dua tangan.
 Menangkap
Menangkap adalah keterampilan gerak dasar manipulatif untuk menghentikan
momentum suatu obyek dengan menggunakan tangan. Menangkap biasanya
dipengaruhi oleh kemampuan visual untuk mengikuti gerakan obyek.
 Menendang
Menendang adalah keterampilan gerak manipulatif di mana kaki digunakan untuk
memukul obyek. Latihan menendang dapat dilakukan dengan dua bentuk, yaitu
menendang obyek yang ada di tanah, dan menendang obyek dengan cara voli (obyek
masih berada di udara).
 Menggiring
Menggiring bola adalah keterampilan gerak manipulatif yang menggunakan
koordinasi antara mata-kaki dan mata-tangan untuk membawa bola dari satu tempat
ke tempat yang lain. Dalam permainan sepak bola menggiring bola dilakukan dengan
menggunakan kaki, sedangkan dalam permainan bola basket menggiring bola
dilakukan dengan menggunakan tangan dengan jalan bola dipantul-pantulkan ke
lantai.
 Memukul
Memukul adalah suatu aksi menggunakan satu atau dua tangan atau suatu alat untuk
mendorong (memberikan daya pada) suatu obyek. Anak-anak kelas satu dan dua
masih sulit memukul benda bergerak, dan memukul menggunakan tongkat yang bulat,
karena kesadaran visualnya masih rendah. Untuk melatih keterampilan memukul
sebaiknya menggunakan alat pemukul yang pipih dengan permukaan untuk memukul
lebar, sedangkan bola yang digunakan sebaiknya bola yang ringan.
2.3 Model Pendidikan Gerak Proses pembelajaran
Pendidikan jasmani melalui model pendidikan gerak dapat memberikan banyak
pengalaman dan akan menjadi fasilitas baik anak untuk mengembangkan gerakkan lebih
kompleks serta koordinasi yang baik. Seperti yang diungkap Altinkök (2016, hlm. 1050) :
The main view on the movement education, along with the integration of recent

8
developments into the fields of sports sciences and movement education, is focused on the
fact that it is of great importance to enhance children’s activeness in participating in various
activities to provide an effective and efficient education through the functionality of the
educational methods used in the learning-teaching process. Maksudnya, pandangan utama
tentang pendidikan gerak bersamaan dengan integrasi perkembangan terkini pada bidang
ilmu olahraga dan pendidikan gerak, di fokuskan pada fakta bahwa sangat penting untuk
meningkatkan keaktifan anak-anak dalam berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk
memberikan pengalaman yang efektif dan efisien melalui fungsionalitas metode pendidikan
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Pendidikan gerak (movement education)
adalah sebuah model pembelajaran penjas yang menekankan pada pengajaran konsep dan
komponen gerak”. Model pendidikan gerak berbeda dengan model pemeblajaran penjas,
dalam model pendidikan gerak anak tidak diperkenalkan dengan peraturan-peraturan
permainan, teknik-teknik dasar dalam kecabangan olahraga, tetapi lebih menekankan pada
pemahaman konsep gerak yang terdiri dari konsep tubuh, ruang, konsep usaha dan konsep
keterhubungan. Dalam model pendidikan gerak guru tidak dianjurkan untuk memberikan
contoh kepada anak, melainkan diperbanyak memberikan pertanyaan kepada anak terhadap
gerakkan yang harus dilakukanya. Makna lain juga Pam (2013) menyatakan bahwa
“Movement education is a strand of teaching or education which aims to educate individuals
to develop their motor skills through physical movement”. Yang artinya pendidikan gerak
adalah untaian pengajaran pendidikan yang bertujuan untuk mendidik individu untuk
mengembangkan keterampilan motorik mereka melalui aktivitas gerak jasmani.
2.3.1 Kelebihan Model Pendidikan Gerak
Kelebihan yang didapatkan oleh siswa dalam model pendidikan gerak bahwasanya
siswa dapat diarahkan untuk menjawab melalui serangkaian pertanyaan dan aktivitas yang
diajukan guru, menekankan kreativitas, dan siswa umumnya aktiv bersama. Menurut
Mahendra (2017, hlm. 11-12) :
1) Siswa diarahkan untuk menjawab melalui serangkaian pertanyaan dan aktivitas yang
diajukan oleh guru. Misalnya siswa harus mencari berbagai macam cara untuk
memainkan bola sesuai temuan sendiri. Siswa yang berhasil menemukan gerakkan
sendiri, mendapat reward dari guru berupa pujian, dan guru akan terus menanyakan
kemungkinan lebih lanjut dari gerakkan yang dapat ditemukan selanjutnya.
2) Menekankan kreativitas. Karena pendekatan pengajaran dalam pendidikan gerak lebih
menekankan pada kemampuan memproduksi gerak-gerak baru dalam khasanah
pengalaman gerak anak, pada dasarnya siswa sedang dilatih untuk bersikap kreatif
9
untuk mencipta hal-hal yang baru. Dan ketika siswa terus menerus diberi pengukuhan
(reinforcement) secara verbal untuk memecahkan masalah gerak, terutama yang bersifat
kreatif, maka bukan mustahil bahwa pembelajaran model pendidikan gerak akan
menjadi wahana penumbuhan kreativitas kepada anak didik.
3) Siswa umumnya aktif bersama. Model pendidikan gerak adalah pembelajaran yang
menekankan pendekatan pola gerak bebas, dimana anak bisa bergerak bersama dalam ruangan
secara serentak, sehingga semua siswa bisa aktif bersama. Model ini pun dinyalir sebagai
pembelajaran yang mengurangi kecenderungan perintah guru dan tumbuhnya “look at him/her
syndrome”. dimana anak biasanya siswa merasa tidak nyaman, maka model inipun dipercayai
dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak serta mengurangi kecemderungan “memberi malu”
pada anak didepan publik.
Chen dan Revegno, (2000) (dalam Kulinna, 2008, hlm. 223) “Few studies have
addressed student outcomes from the movement education curricular model. Of those, Chen
and Revegno (2000) fount the elementary student could develop critical thingking skills and
creative movement after participation in movement decation programs”. Dalam uraian tulisan
tersebut dijelaskan bahwa Chen dan Revegno menemukan bahswa siswa sekolah dasar dapat
mengembangkan keterampilan berfikir dan gerakan kreatif setelah berpartisipasi dalam
program pendidikan gerak. Dari kelebihan-kelebihan dari teori diatas dapat disimpulkan
bahwa model pendidikan gerak, siswa mendapatkan keuntungan atau kelebihan baik untuk
siswanya atau gurunya. Dengan model pendidikan gerak guru tidak harus memaksakan anak
untuk melakukan aktivitas gerak diluar batas kemampuanya. Dengan demikian guru lebih
banyak berinteraksi dengan siswa karena guru sering memberikan pertanyaan agar anak aktif
melakuka aktivitas gerak yang bervariasi serta tidak lupa untuk selalu memberikan
penghargaan kepada anak atas aktivitas gerak yang telah dilakukannya agar anak lebih
termotivasi.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan gerak dasar anak usia SD dapat terlihat kala si anak mau bergerak
bersama teman-temannya. Di samping itu ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh
dalam diri masing-masing anak, seperti : Speed, Power, General Endurance, Balance, Agility,
dll, yang memungkinkan anak mau dan mampu bergerak. Karena setiap anak mempunyai
perbedaan dalam memiliki komponen – komponen kebugaran jasmani tersebut.
Gerak fundamental merupakan fase gerak yang ketiga dalam perkembangan gerak
manusia. Gerak fundamental merupakan fase gerak dimana siswa secara aktif dalam
mengeksplorasi dan mencoba terhadap kemampuan dalam melakukan gerak dalam tubuhnya.
Pada dasarnya pelaksanaan model pendidikan gerak adalah penggabungan antara gerak dasar
fundamental dengan konsep gerak. Artinya, pengajaran pendidikan gerak adalah pengajaran
gerak dasar fundamental berdasarkan pada penerapan konsep gerak. Gerak dasar fundamental
adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya terjadi sejalan dengan pertumbuhan
tubuh dan tingkat kematangan pada anak-anak.
Gerak dasar fundamental (fundamental basic movement) menurut Harrow (1972) adalah pola
gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks,
yang meliputi:
1) Gerak Lokomotor (Locomotor Skills).
2) Gerak Nonlokomotor (Non Locomotor Skills).
3) Gerak Manipulatif.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami berharap para mahasiswa dapat mengetahui dan
mengenal tentang perkembangan gerak dasar seorang anak pada tingkatan usia tertentu. Agar
nantinya dapat dimengerti oleh semua mahasiswa untuk pribadinya dan untuk di berikan
kepada peserta didiknya di masa yang akan datang.

11
D A F TA R P U S TA K A
https://arham892.blogspot.co.id/2016/05/gerak-lokomotor-gerak-non-lokomotor.html
Adisasmita, Yusuf. (1989) Prinsip-prinsip pendidikan jasmani: Hakekat, Filsafat Dan Peranan
Pendidikan Jasmani Dalam Masyarakat. Jakarta: Depdikbud. Akbari, Hakimeh, et. al.
( 2009).
The Effect of Traditional Games in Fundamentas Motor Skill Development in 7-9 Years-Old
Boys. Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 2), june 2009, Pages:123-129. Sport
Medicine Research Centre-Tehran,IR Iran. Anderson, Aldrich C, 1948.
Physical Growth and Physiological Aspects of DevelopmentReview of Educational,Chapter
VI: Research December 1950 20: 390-410 Ari, Donald; Jacobs; Luchy Cheser; Razavieh,
Asghar. (2004), Introductions To reaseach in Educations (di terjemahkan oleh Arief
Furchan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12

Anda mungkin juga menyukai