Anda di halaman 1dari 104

MAKALAH

BELAJAR MOTORIK

Disusun Oleh:
KELAS: 3C

Dosen Pengampu
ADIKA FATAHILLAH, M.Pd.

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
2021 / 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran beserta limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah memberikan suri tauladan bagi
kita semua. Alhamdulillah berkat kehendak dan Ridha-Nya, penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Belajar Motorik”. Makalah
ini di susun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Belajar Motorik.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya


terutama bagi penulis dan pembaca. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya
yang bersifat membangun.

Lubuklinggau, Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Teori Perkembangan Motorik................................................................
B. Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Sampai Dewasa..........
C. Tahap- Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan Dan
Keterampilan..........................................................................................
D. Karakteristik Anak- Anak Sampai Remaja............................................
E. Aktivitas Motorik Kasar Dan Halus......................................................
F. Kondisi Yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik Sejak Usia
Dini.........................................................................................................
G. Tahap Tahap Pembelajaran Motorik......................................................
H. Sistem Saraf Pada Gerak.......................................................................
I. Taksonomi Motorik................................................................................
J. Dimensi Pembelajaran Motorik Dalam Penjas Dan Olahraga...............

BAB III PENUTUP..........................................................................................8


A. Kesimpulan.............................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan manusia untuk mengontrol
berbagai gerakan tubuh dan memanipulasi objek. Di mana otot dapat digerakkan sesuai dengan
perintah yang diberikan oleh otak atau sistem saraf pusat. Konsep perkembangan motorik
merupakan terminologi umum yang senantiasa mengacu pada suatu perubahan dalam bentuk
kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Perkembangan motorik pada
dasarnya mencakup semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil hanya dapat
dipisahkan kedalam periode usia.

Seringkali perkembangan motorik tidak dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi
peningkatan kemampuan afektif maupun kognitif. Padahal beberapa penelitian telah
memberikan bukti bahwa secara langsung perkembangan motorik tersebut berhubungan dan
berpengaruh signifikan bagi perkembangan afektif maupun kognitif. Perkembangan motorik itu
sendiri memiliki beberapa teori. Yakni teori mengenai perkembangan motorik menurut
beberapa para ahli serta konsep perkembangan motorik itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas kita dapat Mengidentifikasikan beberapa rumusan masalah,
diantaranya :
1. Apa itu perkembangan motorik?
2. Bagaimana konsep serta prinsip perkembangan motorik?
3. Apa saja jenis- jenis teori perkembangan motorik?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu perkembangan motorik, bagaimana konsep serta prinsip dari
perkembangan motorik dan jenis- jenis teori perkembangan motorik.
BAB II
PEMBAHASAN

5
A. TEORI PERKEMBANGAN MOTORIK
a. Pengertian Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang


memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia
perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang
melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Aspek perilaku dan perkembangan
motorik saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Sekelompok pakar perkembangan motorik memunculkan sebuah definisi mengenai
perkembangan motorik, yaitu sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan
interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya. Definisi ini diyakini masih
melahirkan dua pandangan yang berbeda diantaranya : perkembangan motorik lebih
memperhatikan pada gerak yang dihasilkan (movement product), kelompok lainnya
memandang bahwa perkembangan motorik lebih menekankan pada proses gerak (movement
process).

Keogh dan payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan
sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai
masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan
motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan motorik
dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.

Pada tahun 1988 Roberton selanjutnya mengklarifikasi peranan dari para ahli
perkembangan motorik melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan
pemahaman dalam tiga hal.
.

Pemahaman tersebut adalah sebagai berikut :

6
1. Kita mencoba untuk memahami perilaku gerak (motor behavior), apa yang terjadi dan
mengapa hal itu terjadi.
2. Kita berusaha untuk mengerti apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya
dan mengapa.
3. Kita mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang
dan mengapa.

b. Konsep Perkembangan Motorik

Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang
mencakup gerak manusia. Jadi motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik.
Meskipun secara umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya
psikomotorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat
otot besar.

Perkembangan merupakan istilah umum yang mengacu pada kemajuan dan kemunduran
yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dari perkembangan.
Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada perkembangan.

Jadi, perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil hanya
dapat dipisahkan kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan
sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti. Oleh karena itu perlunya mempelajari
perkembangan motorik selama masa anak-anak.

c. Prinsip Perkembangan Motorik

7
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis
sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi,
status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Bagi anak
usia sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan mengalami
kemajuan dari mulai gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan keterampilan gerak
yang terkoordinasi. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat terus menerus dari mulai
kepala sampai ke kaki.

Jadi, pada prinsipnya rangkaian perkembangan motorik hingga gerak yang tertata sangat
bergantung pada faktor kematangan dan integrasi system syaraf dan system kerangka otot.
Anak yang mampu mencapai tarap perkembangan motorik yang terkoordinasi sangat
ditentukan oleh keadaan dan kemauan individu itu sendiri. Perkembangan motorik biasanya
menunjukan pola yang khas.

Dimasa-masa awal kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-
masa berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam
setiap proses perkembangan motorik, sehingga dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan akan
berlangsung cepat di masa-masa awal perkembangan motorik dan akan berlangsung lambat
pada masa-masa berikutnya.

Nilai- nilai dalam perkembangan motorik ialah sebagai berikut :

 Pengalaman yang berarti, artinya anak akan memperoleh berbagai pengalaman gerak
yang dibutuhkan selama hidupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan dirinya, sehingga pengalaman ini menjadikan anak lebih percaya
diri.

 Hak dan kesempatan beraktivitas, artinya anak memperoleh kesempatan yang banyak
untuk melakukan berbagai aktivitas yang disukainya, sehingga dapat membantu
mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangannya.

8
 Keseimbangan jiwa dan raga, artinya proses perkembangan yang sesuai dengan usianya
akan melahirkan keseimbangan antara jiwa dan raga, sehingga tidak terjadi kondisi
yang berlebih pada salah satunya, misalnya: kemampuan jiwanya yang menonjol atau
raganya melainkan keduanya dalam keadaan yang seimbang.

 Mampu berperan menjadi dirinya sendiri, artinya dengan perkembangan motorik yang
sesuai dengan masanya anak akan mampu memerankan dirinya sendiri.

 Tujuan dan fungsi perkembangan motorik

Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan gerak,


apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya. Hal tersebut
sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas
gerak yang proporsional pada usianya. Fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan
keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu.

Kualitas gerak terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas
gerak yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif dan efisien

d. Teori- Teori Perkembangan Motorik

 Teori Neuromaturasi

Sampai tahun 1980-an teori NMT mendominasi literatur yang menggambarkan bagaimana
keterampilan motorik bayi muncul dan matang pada neonatus, bayi, dan balita. Arnold Gesell
(1945), Myrtle McGraw (1945), dan Mary Shirley (1931) melakukan studi longitudinal yang
teliti untuk mendokumentasikan evolusi keterampilan motorik bayi dari waktu ke waktu dan
9
untuk menghubungkan evolusi itu dengan pematangan neurologis. Prinsip utama kerangka
NMT mereka adalah bahwa munculnya keterampilan motorik bayi bergantung pada
penghambatan pusat subkortikal otak sebagai akibat dari pematangan korteks motorik.

Hipotesis mereka dipengaruhi oleh karya peneliti neuroanatomi dan embriologis seperti
Coghill (1929) dan Hooker (1952) yang menyelidiki hubungan langsung antara stimulasi
struktur otak dan output motorik. Pekerjaan mereka memunculkan paradigma
neuromaturasionis yang menunjukkan bahwa pematangan saraf mendikte perilaku motorik
bayi.

Gesell, McGraw, dan Shirley secara independen mengikuti kelompok bayi dari beberapa
minggu pertama setelah kelahiran hingga munculnya kemampuan berjalan mandiri dan
seterusnya, yang mendokumentasikan tidak hanya penampilan kronologis keterampilan
motorik baru tetapi juga memberikan penjelasan tentang bagaimana keterampilan tersebut
muncul. Dari pengamatan longitudinal yang ketat terhadap bayi, mereka menggambarkan
munculnya keterampilan motorik menurut tiga pola pematangan: refleksif ke volunter, cepha
locaudal, dan proksimal ke distal. Gesell, McGraw, dan Shirley dianggap sebagai pelopor
kerangka teoretis NMT dan penerapannya pada perkembangan motorik kasar bayi.
Pemeriksaan lebih dekat dari pekerjaan mereka mengungkapkan bahwa ketiga peneliti
menganggap faktor selain pematangan neurologis memiliki pengaruh pada perkembangan
motorik kasar bayi.

Teori dua arah" McGraw menyarankan bahwa bayi dan balita berkontribusi pada
perkembangan mereka sendiri dengan mengontrol seberapa banyak upaya sadar yang mereka
lakukan untuk menggabungkan strategi alternatif asli. Dia juga memperkenalkan konsep "masa
kritis" perkembangan, yang didefinisikan sebagai waktu ketika bayi mungkin paling siap untuk
mengeksplorasi keterampilan motorik baru. Gesell (1945) juga mengakui pengaruh
pertumbuhan fisik terhadap perkembangan motorik. Konsepnya tentang "jalinan timbal balik"
menunjukkan bahwa beberapa fungsi motorik dasar menyimpang satu sama lain ketika berada
di bawah pengaruh sifat-sifat lain seperti pertumbuhan dan kemudian bergabung kembali
menjadi fungsi motorik yang lebih matang yang terlepas dari penghambatan kortikal.

10
Dengan cara yang sama, Shirley (1931) mencatat tinggi badan, berat badan, dan lingkar
kepala anak-anak dan mendalilkan bahwa rasio kritis tinggi dan berat badan dapat
mempengaruhi munculnya berjalan mandiri.

 Teori Sistem Dinamis

Prinsip sistem dinamis muncul dari dinamika nonlinier teori chaos (Gleick, 1987)
dijelaskan dalam literatur ilmu alam fisika, matematika, dan biologi. Para peneliti di bidang ini
mengamati bahwa ketika elemen dari suatu sistem bekerja sama, perilaku atau pola baru
muncul yang tidak dapat diprediksi dari elemen kontribusi individu. Bernstein (1967)
menjelaskan konsep serupa untuk menjelaskan gerakan orang dewasa dengan menolak
keyakinan bahwa otot dikendalikan secara individual oleh sistem saraf pusat dengan cara
umpan balik. Dia menyarankan bahwa pilihan motorik pada orang dewasa ditentukan oleh
pengorganisasian diri sinergi otot fungsional menggunakan informasi dari struktur neurologis,
otot, dan nonmuskular seperti tendon dan sendi. Dia juga mendalilkan bahwa informasi
kekuatan otot yang terkait dengan permukaan pendukung dapat memodulasi sinergi motor yang
digunakan.

Thelen terus menerapkan prinsip DST untuk kognisi (Thelen & Smith, 1994) dan
bahasa (Thelen & Bates, 1994), dan menghasilkan prinsip-prinsip universal pembangunan yang
dapat diterapkan di seluruh domain perkembangan. Prinsip pertama adalah konsep interaksi
nonlinier dari beberapa subsistem internaldan eksternal yang mempengaruhi perilaku. Prinsip
kedua adalah bahwa perilaku yang dihasilkan secara longgar dirakit, memungkinkan
variabilitas solusi dari waktu ke waktu dan lingkungan. Prinsip ketiga adalah individualitas,
bahwa anak-anak dapat memilih solusi yang berbeda untuk tugas motorik yang sama. Prinsip
keempat digambarkan sebagai perwujudan, saran bahwa persepsi, tindakan, dan kognisi saling
terkait dan tidak dapat dipartisi ke dalam proses perkembangan yang berbeda. Thelen
membangun "teori besar sistem dinamis".

 Teori Seleksi Kelompok Neuronal

11
NGST telah digambarkan sebagai "jembatan" antara kerangka NMT dan DST karena
mengakui pengaruh alam (genetika) dan pengasuhan (lingkungan dan tugas) pada kemunculan
dan penyempurnaan motorik kasar bayi. keterampilan. Edelman (1987) mengusulkan NGST
sebagai teori menyeluruh untuk menjelaskan bagaimana proses pematangan yang terjadi diotak
dan sistem saraf mempengaruhi semua bidang perkembangan.

Sporns dan Edelman (1993) menerapkan teori ini secara khusus untuk perkembangan
motorik sensorik. Bekerja dari premis Bernstein bahwa gerakan terjadi dalam sinergi, bukan
melalui tindakan otot individu, mereka menyarankan bahwa pematangan gerakan dihasilkan
dari koordinasi antara sistem musculoskeletal dan neurologis dan stimulasi aferen dari
lingkungan. Minat khusus mereka adalah bagaimana perubahan di otak terkait dengan
koordinasi otot dan pengaruh lingkungan. NGST mengusulkan bahwa variabilitas gerakan
adalah komponen penting dari perkembangan motorik bayi. Saat lahir, gerakan diatur melalui
sirkuit saraf yang difus dan tidak teratur di area kortikal dan subkortikal otak.

B. KARAKTERISTIK ANAK ANAK SAMPAI REMAJA

a. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

Sebagai seorang anak dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana
untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan
fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan
umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.

Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun,
juga penting untuk menyadari bahwa tingkat dimana tonggak ini dicapai dapat bervariasi.
Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia,
sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.

1. Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

a. Pengembangan Keterampilan

12
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem sarafnya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak
menjadi lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat dimana
keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua.
Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak
berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini
pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.

b. Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:

1) Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan
tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar bagaimana
melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka
belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.

2) Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi
lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.

3) Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah
sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar
cara merangkak.

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Anak usia dini (0 – 2 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Adapun karakteristik anak usia dini ialah sebagai berikut :

1. Usia 0 – 1 tahun

Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar


biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai

13
kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak
usia bayi dapat dijelaskan antara lain :

a. Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,


berdiri dan berjalan.

b. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau


mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan
setiap benda ke mulutnya.

c. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan
kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa
akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

2. Usia 1 – 2 tahun

Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa
sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan
yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 1 – 2 tahun
antara lain :

1) Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda


yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan
keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak
terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang
sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik

14
tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.

2) Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan


berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya.
Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan
belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.

3) Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak


didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi
bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.

B. PERKEMBANGAN MOTORIK SEORANG ANAK

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang


kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,
perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap
gerakan sesederhana apapun adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat,
perkembangan
setiap anak tidak bisa ama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.

Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi
peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan fisik anak
perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi pertanda ada
sesuatu pada diri anak. Umumnya orangtua diberikan catatan untuk mendata pertumbuhan
anaknya dan lembaran ini telah disediakan oleh dokter atau rumah sakit tempat melakukan
konsultasi. Khusus untuk berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala dapat dipantau
pertumbuhannya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS tersebut dapat dibawa pulang
karenanya setiap konsultasi hendaknya selalu dibawa.
15
Pada usia 3-6 tahun, seorang anak tumbuh dengan cepat, namun tidak secepat masa
sebelumnya. Pada usia 3 tahun, tubuh, tangan dan kaki si anak akan tumbuh semakin panjang.
Kepala masih relatif besar, akan tetapi bagian tubuh lainnya terus berusaha menyusul seiring
dengan semakin miripnya bagian anggota tubuhnya dengan tubuh orang dewasa. Umumnya
tubuh anak laki-laki lebih tinggi dan lebih berat serta memiliki banyak otot pada setiap
kilogram berat tubuhnya. Sedangkan anak perempuan memiliki jaringan lemak lebih banyak.
Baik anak laki-laki maupun perempuan biasanya tumbuh sekitar 5-7,5 sentimeter per tahun
sepanjang usia balita dan mendapatkan 2-3 kg per tahun. Berat dan tinggi anak laki-laki akan
tetap seperti itu sampai pertumbuhannya menyentuh masa pubertas.

Perkembangan otot dan tulang, membuat anak-anak semakin kuat. Berbagai perubahan ini,
yang dikoordinasi oleh kematangan otak dan sistrem saraf, menghasilkan perkembangan
berbagai keterampilan motorik pada anak. Perkembangan motorik adalah perkembangan saraf
motorik kasar dan halus anak.

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar
anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh.
Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, dan sebagainya.

Anak yang terampil dan menguasai gerakan motoriknya, umumnya memiliki fisik yang sehat
lantaran banyak bergerak. Keterampilan motorik tersebut tentunya memengaruhi kemandirian
dan rasa percaya diri anak dalam mengerjakan sesuatu, karena ia sadar akan kemampuan
fisiknya. Pada usia balita ini terjadi kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar,
seperti berlari, melompat yang melibatkan penggunaan otot besar. Hal ini didukung dengan
perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks yang memunginkan koordinasi yang
lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang dan
otot mereka semakin besar sehingga memungkinkan mereka untuk berlari, melompat dan
memanjat lebih cepat, lebih jauh dan lebih baik. Seiring dengan pengembangan kedua
keterampilan tersebut, anak balita terus menggabungkan berbagai kemampuan yang telah

16
mereka miliki dengan yang baru mereka dapatkan, untuk menghasilkan kemampuan yang lebih
kompleks.

1. Perkembangan Motorik Kasar Anak

Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan


keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh,
dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh
anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan
sebagainya.

Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki


rangkaian tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan dikuasai dulu
sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Tidak semua bayi akan menguasai suatu keterampilan
di usia yang sama, karena perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak
disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain. Perkembangan keterampilan
tidak ada pengaruhnya langsung dengan kecerdasan.

Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan
usianya:

1. Usia 0-3 bulan

Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.

Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

2. Usia 3-6 bulan

Berbalik dari telungkup ke terlentang.

Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.

Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

17
3. Usia 6-9 bulan

Duduk dengan sikap tripoid sendiri.

Belajar berdiri,

kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

4. Usia 9-12 bulan

Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.

Dapat berjalan dengan dituntun.

5. Usia 12-18 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpegangan.

Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.

Berjalan mundur 5 langkah.

6. Usia 18 bulan - 2 tahun

Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik

Berjalan tanpa terhuyung-huyung.

2. Perkembangan Motorik Halus Anak

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih
dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti,
bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

18
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya.
perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya.
Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik
halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak,
terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal
asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan
didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan
anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan,
penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.Berikut
perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya:

1. Anak usia 3-6 bulan

Menggenggam pensil.

Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

Memegang tangannya sendiri.

Berusaha memperluas pandangan.

Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

2. Anak usia 6-9 bulan

Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.

Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.
Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

3. Anak usia 9-12 bulan

Mengangkat benda ke posisi berdiri.


19
Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.

Mengenggam erat pensil.Memasukkan benda ke mulut.

4. Anak usia 12-18 bulan Menumpuk 2 kubus.

Memasukkan kubus di kotak.

Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek.

Bisa menarik tangan orang di dekatnya.

5. Anak usia 18 bulan - 2 tahun

Bertepuk tangan, melambai-lambai.

Menumpuk 4 buah kubus.

Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

Menggelindingkan bola kearah sasaran

b. Perkembangan Motorik Anak Remaja

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi.Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah
pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik
otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif

20
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan.Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Berkaitan
dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thomson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi:

a. Syaraf Sistem

Sistem syaraf sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.Aspek fisiologis


lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain).Otak dapat dikatakan
sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaanBerkaitan dengan fungsi otak,
dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu belahan kiri dan kanan. Fungsi
kedua belahan otak adalah sbb:

Fungsi Otak Kiri Fungsi Otak Kanan

Berpikir rasional, ilmiah, logis, Berpikir holistik, nonlinier, non-


kritis, linier, analitis, referensial, verbal, intuitif, imajinatif, non-
dan konfergen. referensial, divergen, dan bahkan
mistik.
Berkaitan erat dengan kemampuan
belajar membaca, berhitung, dan
bahasa.

b. Otot-otot

Otot-otot mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.Pertumbuhan


anggota badan dan otot-otot pada remaja sering tidak seimbang.Akibatnya pada laki-laki mulai
memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis.Pada wanita mulai
menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.

c. Kelenjar Endokrin

21
Kelenjar endokrin menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis.

d. Struktur Fisik/Tubuh

Struktur fisik/tubuh meliputi tinggi, berat dan proporsi.Pertumbuhan fisik masih jauh dari
sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir
masa awal remaja.Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal
lebih menonjol daripada perkembangan eksternal.Hal ini tidak mudah diamati dan diketahui
sebagaiman halnya pertumbuhan tinggidan berat badan atau seperti perkembangan ciri-ciri seks
sekunder.

2. Perkembangan Motorik

Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan
berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik. Keterampilan motorik ini dibagi dua
jenis, yaitu:

1. Keterampilan atau gerak kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik


dan turun tangga; dan

2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti


menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap
bola,
serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Audrey
Curtis,
1998; Elizabeth Hurlock, 1956).

a. Jenis Kemampuan Motorik

1. Gerak LokomotorYang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah


Berjalan,berlari, melompat,meloncat dan merangkak

22
2. Gerak Non LokomotorYang termasuk dalam geraknon Lokomotor
adalah Keseimbangan, kelentukan dan kekuatan

Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi


perkembangan pribadi secara keseluruhan.Kecakapan motorik yaitu kemampuan melakukan
koordinasi kerja system syaraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-
gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan responnya.

Dalam perkembangan masa remaja, perkembangan aspek motorik bukanlah aspek yang
mengalami banyak perubahan, atau tidak terlihat ciri-ciri yang menonjol.Sebagaimana
pertumbuhan internal lebih menonjol pada pribadi remaja dibandingkan dengan pertumbuhan
eksternal, perkembangan fisik, emosi dan sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol
dibandingkan dengan perkembangan motoriknya.

3. Ciri-ciri Perkembangan Fisik – Motorik Pada Remaja

A. Perubahan Eksternal

 TinggiRata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang


antara usia tujuh belas dan delapan belas tahun, dan rata-rata anak
laki-laki kira-kira setahun sesudahnya.

 BeratPerubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.
Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya
mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.

 Proporsi TubuhBerbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh


yang baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi
kelihatan terlalu panjang.

 Organ SeksBaik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

23
 Ciri-ciri SekunderCiri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat
perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.

B. Perubahan Internal

 Sistem PencernaanPerut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah penjang dan bertambah besar, otot-otot perut di dinding-dinding
usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
bertambah panjang.

 Sistem Peredaran DarahJantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada usia 17 atau
18, beratnya duabelas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh
darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

 Sistem PernafasanKapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia 17


tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.

 Sistem EndokrinKegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan


keseimbangan sementara dan seluruh system endokrin pada awal masa puber. Kelenjar-
kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran
matang sampai akhir masa remaja awal atau awal masa dewasa.

 Jaringan TubuhPerkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun.


Jaringan sel tulang berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya
bagi perkembangan jaringan otot.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak
baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.Adapun kondisi-kondisi yang
mempengaruhi sebagai berikut :

24
Pengaruh KeluargaPengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor
lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari
anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya
tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.

Pengaruh GiziAnak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka
yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada
remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk
pertumbuhan dimasa remaja.

Gangguan EmosionalTerbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan


membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak
tercapai berat tubuh yang seharusnya.

Jenis KelaminAnak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak
perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang
dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat
kematangannya dari pada laki-laki

Status Sosial EkonomiAnak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah.

25
KesehatanKesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja
yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan
berat disbanding yang sering sakit.

Pengaruh Bentuk TubuhPerubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh


perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah;
pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat
reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan

KecerdasanHampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih


gemuk dari pada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi disekolah
menonjol cenderung lebih gemuk dan berat

3. Permasalahan Fisik Motorik Pada Remaja

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas.Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan
akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan
mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang
diinginkan.

Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola
mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.Levine &
Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada
dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan
paha.Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri
ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan,
depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptif Lebih
lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan

26
makan seperti anoreksia atau bulimia.berikut masalah perkembangan fisik motorik pada remaja
:

1. Gangguan Makan Pada Remaja

a. Definisi

Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku makan berupa perilaku mengurangi makan
hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara berlebihan.Pola perilaku ini disebabkan
oleh pengaruh distress atau disebabkan oleh beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh
tertentu.

Individu yang memiliki gangguan makan biasanya mereka makan dalam porsi tertentu, dalam
jumlah kecil atau banyak, akan tetapi dorongan-dorongan kuat untuk melakukan perilaku
tersebut merupakan permasalahan yang tidak bisa dikontrol oleh dirinya.

Gangguan makan biasanya dimulai pada awal dewasa, beberapa laporan menyebutkan bahwa
gangguan tersebut juga muncul di awal masa kanak-kanak yang berlanjut pada usia dewasa.
Gangguan makan yang terjadi pada masa kanak-kanak biasanya mereka sembunyikan dari
orangtua.

b. Ciri –ciri gangguan Makan adalah :

 Penurunan berat badan secara drastic

 Diet ketat

 Takut dirinya gemuk atau bertambah berat badan

 Memperhitungkan secara detail kalori dan gizi

 Cenderung untuk makan sendiri

 Olahraga ketat

 Rambut mudah rontok

 Depresi
27
 Siklus menstruasi tidak teratur

 Anemia

 Tekanan darah rendah

c. Faktor Penyebab Gangguan Makan

 Faktor penyebab kemunculan gangguan makan tidak diketahui secara


pasti, dugaan sementara sama halnya dengan gangguan neurologi
lainnya, gangguan susunan sistem syaraf dalam otak yang
mempengaruhi perilaku tidak normal. Pengaruh genetika juga
dianggap salah faktor yang mempengaruhi gangguan ini

 Rendahnya self esteem dan self control, depresi, kecemasan, kendali


amarah, hidup dalam kesendirian merupakan faktor-faktor psikologis
yang memungkinkan penyebab munculnya gangguan makan.

 Permasalahan hubungan interpersonal antar sesama anggota keluarga


dan hubungan personal dengan orang lain, memiliki hubungan riwayat
terbentuknya gangguan. Kekerasan fisik dan pelecehan seksual dalam
keluarga dapat memicu trauma dengan kompensasi cara makan yang
salah.

 Faktor sosial juga ikut memberi peranan terhadap gangguan makan,


adanya stereotip bahwa pria atau wanita harus memiliki tubuh yang
ideal, kurus sebagai suatu standar kecantikan, telah membuat pria dan
wanita membentuk tubuhnya dengan cara-cara tidak seimbang dengan
kesehatan.

d. Pengobatan

 Treatment pada gangguan anokresia dilakukan dengan tiga tahap; tahap


pertama adalah mengembalikan berat badan dalam keadaan seimbang
dan normal, cara pandang terhadap diri sendiri (seperti meningkatan

28
harga diri dan menghadapi konflik interpersonal) dan menghilangkan
kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan
kembali.

 Obat-obat medis diperlukan bila gangguan tersebut disertai dengan


ganguan psikologis lainnya seperti gangguan kecemasan, depresi atau
gangguan mood lainnya. Perawatan rumah sakit biasanya tetap
dibutuhkan.

 Penggunaan jenis obat antidepressant seperti fluoxetine (Prozac)


dianggap efektif dalam menghambat perilaku kompulsif makan dan akan
menekan dorongan makan yang ada pasien bulimia yang mengalami
gangguan kecemasan atau depresi.

 Terapi keluarga akan membantu dalam men-support pasien, beberapa


penelitian menunjukkan bahwa semakin kuatnya dukungan dari anggota
keluarga maka akan semakin cepat penyembuhan penderita gangguan
makan.

c. Tahap Perkembangan Pada Usia Dewasa

1. Perkembangan Dewasa Dini ( 18 tahun - 40 tahun )

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan
periode yangsama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai
menurun.penampilan, kekuatandan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa
awal dan menurun pada akhir dewasaawal. dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada
usia pertengahan duapuluhan dan sesudahmana menjadi penurunan lambat laun hingga awal
usia 40-an.

29
b. Perubahan Kognitif

Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang perkembangan


kognitifnya lebihsistematis dalam memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir
yang lebih liberal danbijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah,
sehingga peningkatan toleransi terhadap hal–hal yang tidak diinginkan.

c. Penyesuaian peran seksual

Penyesuaian pada peran seks pada masa dewasa dini benar –benar sulit.anak
laki–laki danperempuan telah menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat,
tetapi belum tentumereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin berperan
sebagai seorang ibudan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi setelah dewasa
mereka tidak mau menjadi istri ataupun ibu sesuai pengertian tradisional yaitu alasan mereka
ingin menghindari perananwanita tradisional yang telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.

d. Penyesuaian perubahan minat

Remaja umumnya mempertahankan minat–minat mereka sewaktu beralih


kemasa dewasa tetapiminat pada masa dewasa kemudian akan berubah juga. ini disebabkan
karena beberapa minat yangdipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran
sebagai orang dewasa,sedangkan yang lain tidak lagi memberikan kepuasan seperti semula.
perubahan minat biasanya terjadi amat cepat pada masa remaja seperti perubahan – perubahan
fisik dan psikologis.

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit begitu juga dengan
banyaknya pertambahanmodel keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami
30
istri sulit. tingkat kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan
anggota lainnya dalam keluarga.misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan masa anak-
anaknya dirumah dibesarkan dalam keluargainti mungkin akan mendapat kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalahyang timbul ketika ia menikah dengan pria
yang berasal dari latar belakang keluarga besar.

f. Penyesuaian pekerjaan
Penyesuaian pekerjaan makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan
yang diemban,makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. pola umum kehidupan
mereka bergantung padabeberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara
memperolehnya. banyak orang dewasamuda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan
atau pelatihan untuk suatu bentuk pekerjaantertentu dalam melamar berbagai kantor yang
sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuaipula dengan keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki.

2. Perkembangan Dewasa Madya ( 40 tahun - 60 tahun )

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian
dengan berbagaiperubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. dari salah satu sekian
banyak penyesuaianyang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam
mengubah penampilan.penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya
kenyataan bahwa sikapindividu yang kurang menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh
perilaku sosial yang kurangmenyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama
pada tahun –tahun selanjutnya.

b. Perubahan Kognitif

31
Pada usia setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah
kemampuan mengingat,berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input
melalui panca indra agardapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan
atau pengkategorian. tentusaja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat
kemampuan kognitif pemecahanmasalah.

c. Penyesuaian peran seksual

Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada
usia madya terdapatpada perubahan, pada kemampuan seksual mereka. Perubahan seksual pada
wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saatmenopause, tetapi tidak
selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut.berhentinya menstruasi hanya
merupakan salah satu aspek dari menopause.Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria
sangat berbeda dengan menopause pada wanita klimakterik dating kemudian, biasanya pada
usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.

d. Penyesuaian perubahan minat

Perubahan minat selama usia madya perubahan–perubahan tersebut jauh kurang


kentara dari pada perubahan–perubahan yang terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan.
perubahan minat yang ada perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dari peran dalam
hidup, konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan peran
penting dalam menekan keinginan mereka dibanding pada masa yang relative masih muda.

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama periode
usia madya seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari
anak–anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga” penyesuaian

32
terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena kehidupan wanita
berpusat pada rumah dananggota keluarga selama tahun–tahun usia dini.

Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap perubahan pola keluarga


pada usia madya:

 Perubahan fisik

 Hilangnya peran sebagai orangtua

 Kurangnya persiapan

 Perasaan kegagalan

 Merasa tidak berguna lagi

 Kekecewaan terhadap perkawinan

 Merawat anggota keluarga berusia lanjut.

f. Penyesuaian pekerjaan

Dewasa ini dengan semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia
kerja usia madya,maka masalah pengalaman menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka
monopoli pria saja. wanita juga mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan
bahkan banyak wanitamenganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.

3. Perkembangan Pada Dewasa Akhir ( 60 - isdead )

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik

Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel sel
tubuh.Pertumbuhan dan reproduksi sel–sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan
33
pertumbuhandan reproduksi sel–sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel –sel
yang rusak,lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.

b. Perubahan Kognitif

Orang yang sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin
lambanOrang yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan
cara lama dantidak ingin adanya perubahan.

c. Penyesuaian peran seksual

` Setiap orang butuh dicintai dan dipelihara meskipun sudah tua.penelitian yang
dilakukan oleh master dan Johnson (1968). seorang wanita yang mengalami menopause bukan
berarti tidak mungkin menikmati hubungan intim dengan pasangannya, bahkan wanita ini
mengalami pembaharuan minat dan kesenangan terhadap hubungan intim. pada wanita
menopause memang terjadi perubahan hormone, namun hal itu menghalangi wanita itu untuk
menikmati hubungan seks.

d. Penyesuaian perubahan minat

Mengenai minat dan keinginan tersebut dibahas pada uraian berikut ini :

- Minat pribadi

Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin
tua

Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia
lanjutterlubat dalam kegiatan social

Minta terhadap uang : pensiun atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya
denganpendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
34
- Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan karena
memang tidakdapat dielakkan

- Minat sosial

- Minat untuk mati

e. Penyesuaian perubahan perkawinan

Salah satu cara orang usia lanjut dalam mengatasi masalah kesepian dan hilangnya
aktivitas seksualyang disebabkan karena tidak mempunyai pasangan hidup adalah dengan cara
menikah kembali.menikah lagi pada masa dewasa ini merupakan hal yang biasa daripada
masalalu. bagaimana sepertitelah ditekankan pada uraian yang terdahulu, bahwa kesempatan
untuk menikah kembali lebihsedikit bagi wanita daripada bagi pria dari tahun ke tahun.

f. Penyesuaian pekerjaan

Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada
pekerjaan yangbersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka lebih puas
dengan pekerjaannyapada orang yang lebih muda. wanita yang tidak bekerja selama masa
dewasa ini ketika mereka sibukdengan pekerjaan rumahtangga dan mengurus anak, sering kali
bekerja usia madya danmendapatkannya. sebagai komponensasi kepuasan dari tanggungjawab
keluarga dan rumahsemakin berkurang.

35
C.TAHAP - TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK PRA KETERAMPILAN DAN
KETERAMPILAN

a. Pengertian pertumbuhan fisik perkembangan motorik anak usia MI

2) Pengertian Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam
kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan
vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk
tubuh.

Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan
jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk prosesaktif secara
berkesinambungan.

Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:

1) Badan bertambah besar;

2) Tubuh bertambah berat;

3) Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;

4) Perubahan system persyarafan;

5) Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.

36
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:

1) Berat

2) Panjang dan

3) Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.

Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu mempuyai perbedaan tempo
kecepatan.

3) Pengertian Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui


kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf, dan otot.
Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement) yang melibatkan
bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain.
Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordination) yang melibatkan
kelompok otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar,
mewarna, dan lain-lain yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan
tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:

1) Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan)

2) Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan;

3) Kematangan fungsi – fungsi organis dan fugsi - fungsi psikis, dan;

4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

Di dalam membicarakan perkembangan perkembangan motorik anak, akan dibicarakan tentang


ciri – ciri motorik, yang pada umumnya melalu 4 tahap . Yaitu :
37
1. Gerakan – gerakannya tidak disadari, tidak disengaja, dan tanpa arah. Gerakan
anak pada masa ini semata – mata hanya oleh karena adanya dorongan dari
dalam. Misal : anak mengerak – gerakan kaki dan tangannya, memasukkan
tangan ke mulut,mengedipkan mata, dan gerak – gerak lain, yang tidak
disebabkan oleh adanya dorongan rangsangan dari luar.

2. Gerakan – gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yang
disebabkan oleh perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu
dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi orang
dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;

3. Gerakan – gerakan anak itu dilakukan dengan masal. Artinya hampir seluruh
tubuh ikut bererak untuk mereaksi perangsang yang datang dari luar.

Misal : Bila kepadanya diberikan sebuah bola, maka bola itu diterima dengan kedua tangan dan
kedua kakinya sekaligus;

4. Gerakan – gerakan anak itu disertai gerakan – gerakan lain, yang sebenarnya
tidak diprlukan.

b.Karakteristik Perkembangan Motorik anak Usia 2-6 tahun

Sistematika motorik anak adalah dijelaskan Dynamic System Theory yang


mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus
mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan
sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.

Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.

Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam
otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.

38
Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk
mengambilnya.

Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil
mainan yang menarik baginya.

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu,
mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik
yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk
bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.

Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup
kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya

.Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri.

c.Karakteristik Perkembangan Motorik anak Usia 8-12 tahun

Gallahue (1996:22) mengklasifikasi anak ke dalam dua kategori, yaitu early childhood (3-8
tahun) dan later childhood (8-12 tahun) untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan
perkembangannya. Tentang karakteristik perkembangan motorik pada anak di masa later
childhood atau berumur 8-12 tahun, Gallahue (1996:22)  menyatakan bahwa “Perceptual
abilities become increasingly refined. The sensorimotor apparaturs work in ever greater
harmony, so that by the end of this period, children can perform numerous sophisticated
skills”. Kemampuan anak dalam perceptual pada masa ini sudah mulai meningkat dan
bekerja secara harmony untuk belajar gerak sehingga pada akhirnya dapat menunjukan
keterampilan geraknya.Mereka sudah mulai bisa menaunjukan penampilan keterampilan
gerak dasar yaitu lokomotor dan manipulative.

Gallahue (1996:279) menyatakan bahwa keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu: “Total
body movement in wich the body is propelled in an upright posture from one point to the
onother in a roughly horizontal or vertical direction, movement such walking, running,

39
hopping, galloping, leaping, sliding and jumping”.Jadi keterampilan dasar lokomotor adalah
gerakan tubuh yang terjadi karena tubuh menggerakan posisi badan yang semula tegak
menjadi bergerak ke suatu tempat ke tempat lain dengan arah horizontal maupun vertical
yang terdiri dari berjalan, berlari, melonjat dan melompat.

Sedangkan keterampilan gerak dasar manipulative menurut Gallahue (1996:279) menyatakan


bahwa keterampilan gerak manipulative, yaitu:“Gross body movement in wich force is
imparted to or received from object, suc as throwing, cathing, kicking, dribbling and
striking”. Artinya, gerak dasar manipulative adalah gerakan kasar dengan menggunakan
tenaga untuk memberi atau menerima suatu objek, seperti melempar, menangkap,
menendang, memantulkan dan memukul.

d.Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik anak Usia Dini

Usia Kemampuan

0 bulan Sikap badan, seperti bayi

1 bulan Mengangkat dagu

2 bulan Mengangkat dada

3 bulan Menjangkau benda dan salah menjangkau

4 bulan Duduk dengan bantuan

5 bulan Duduk dalam pangkuan dan menggenggam benda

6 bulan Duduk dalam kursi yang tinggi dan menggenggam benda

yang menjuntai (menggantung)

40
Usia Kemampuan

7 bulan Duduk sendiri

8 bulan Berdiri dengan bantuan

9 bulan Berdiri sambil berpegangan pada meja

10 bulan Merangkak

11 bulan Berjalan ketika dibimbing (titah)

12 bulan Mencari pegangan untuk berdiri pada meja

13 bulan Menaiki anak tangga secara bertahap

14 bulan Berdiri sendiri

15 bulan Berjalan sendiri

e.Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik anak Usia 8 – 12 Tahun

Jika pada masa bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak dalam rumah bersama
keluarganya, pada masa anak yang berusia 8-12 tahun, dunianya lebih banyak di sekolah
lingkungan sekitar.

Beberapa tahap perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:

1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.

2. Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu


yang sedang berkembang.

3. Belajar berkawan dengan teman sebaya.

4. Belajar melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita.

41
5. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar, yaitu membaca,
menulis, dan berhitung.

6. Pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar


dapat menyesuaikan diri dan berprilaku sesuai dengan tuntutan dari
lingkungannya.

7. Pengembangan moral, nilai, dan hati nurani.

8. Memiliki kemerdekaan pribadi.

9. Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial.

f.Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik

1. Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih ditentukan oleh
faktor keturunan, bawaan atau faktor internal.

2. Aliran empirisme

Aliran ini menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih dipenagruhi
oleh lingkungan atau pengalaman atau eksternal.

3. Aliran konvergensi

Aliaran ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi oleh
pembawaan maupun lingkungan.

g.Optismalisasi Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

42
Penguasaan tugas – tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang
tua seperti seperti pada tahun – tahun prasekolah. Sekarang, penguasaan ini juga menjadi
tanggung jawab guru – guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok
teman – teman. Misal : pengembangan berbagai ketrampilan dasar dasar seperti membaca,
menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga –
lembaga Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan pada
masa anak – anak :

1. Faktor kesehatan dan gizi. Ini merupakan faktor penting agar pertumbuhan fisik
anak dapat berkembang secara ideal. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak
cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang
kesehatan dan gizinya buruk;

2. Kestabilan emosional. Ketegangan emosional juga dapat mempengaruhi


pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dari pada anak yang
mengalami gangguan emosional.

3. Menstimulasi kecerdasan anak;

4. Mengembangkan Kreativitas.

h.Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Fisik - Motorik Anak

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komples dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu bahwa kepala
dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian atas tampak lebih besar
daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek perkembangan fisik seseorang
menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa maupun anak- anak memiliki tinggi dan
berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan orang- orang pada generasi sebelumnya .

Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu :

1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.


43
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.

3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,


seperti     pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.

4. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.

Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti
yang diungkapkan Petterson (1996) During middle childhood, the body and brain undergo
important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological
developments.

Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia
sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maksimal dari pada usia
sebelumnya.

The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from
desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years before school
entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower
than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996)

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik
kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
44
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting
agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengontrol setiap
gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak .
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:

1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik


turun tangga.

2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,


menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan
benda-benda atau alat-alat mainan.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh


perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat
mainan.

2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent.
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya
diri.

3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan


lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah
Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-
berbaris.

45
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)

5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-


concept atau kepribadian anak.

           

Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan
motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki
keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat
Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood
kelenturan fisiknya 5% - 10% lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik
atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada
perempuan.

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or
maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan
bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang
berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.

            Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan
bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di
lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan
persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan
anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan
dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak
berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.

46
            Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun
berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-
image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan
menyebabkan dia dihargai teman-temannya . Hal tersebut juga seiring dengan hasil
penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik
yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.

i.Peranan guru dalam perkembangan motorik anak

Guru sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil
adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru wajib :

1. Memahami pribadi anak,

a. Penampilan fisik, apakah ada cacat tubuh?

b. Motorik lemah/kuat

c. Emosionalitas : mudah tersinggung, menangis, marah, tertutup,


agresif, terbuka.

d. Cara berbicara.

Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri,
kemampuan dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi
anak.

2. Mengenal lingkungan keluarga anak

Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi
jalan hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan pada
anak supaya dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.

3. Mengenal dunia disekitar anak/lingkungan

47
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak
dapat dibagi menjadi dua :

a. Pengaruh lingkungan yang disengaja : pendidikan, pengajaran.

b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari
lingkungan yang hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.

Guru harus mengetahui bahwa salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :

 Menentukan kegiatan bermain yang terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.

 Menyediakan alat permainan yang aman dan sesuai tahapan usia.

 Memantau kegiatan bermain anak agar terjalin kerja sama antar anak.

 Keselarasan antara materi permainan dengan tema sesuai standar kompetensi


anak usia dini.

 Mengetahui bahwa perkembangan motorik anak selaras dengan perkembangan


otot-otot syaraf lain.

 Mengadakan kegiatan yang bervariasi, kreatif, dan inovatif.

48
D.KARAKTERISTIK ANAK ANAK SAMPAI REMAJA

a. Pengertian Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia
14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19
tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut
remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia”
tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin
sebagai berikut secara psikologis masa remaja :

1. Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.

2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.

3. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.

4. Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.

5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.

Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa
masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia
mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal
dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara
seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi

49
periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa
secara hukum.

b. Aspek – Aspek Perkembangan Remaja

Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis
yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.

1. PERKEMBANGAN FISIK

Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai
dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.

Hormon – Hormon Seksual

Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-
ciri seks rpimer dan sekunder.

a) Ciri-Ciri Seks Primer

Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun
pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya
pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate
semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar
14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya
ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15
tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal
sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa
lelah, depresi dan mudah tersinggung.

b) Ciri-Ciri Seks Sekunder

Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan
ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan

50
pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak,
bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.

2) Pubertas.

a) Perubahan eksternal

Perempuan Laki laki

Usia 17-18 tahun mencapai Rata rata anak laki laki


tinggi yang matang setahun sesudah nya
Tinggi

Perubahan berat badan


mengikuti jadwal yang sama
Berat
dengan perubahan tinggi

Proporsi tubuh Berbagai anggota tubuh Perbandingan tubuh yang


lambat laun mencapai baik

b) Perubahan internal

 Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

 Sistem PeredaranDarah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat
pada waktu lahir.

 SistemPernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun,  remaja
laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .

 JaringanTubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang

51
terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi
perkembangan jaringan otot.

2. PERKEMBANGAN PSIKIS

1) Aspek Intektual

Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan
aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi
dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang
tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya
tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan
kemungkinan lain untuk segala hal.

2) Aspek Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.
Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang
lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk
memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat,
nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan
lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan.
Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya)
yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat
beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang
terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex,
narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat

52
dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi
baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :

a. Di Lingkungan Keluarga

 Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya

 Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)

 Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga

 Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok

b. Di Lingkungan Sekolah

 Bersikap respek dan mentaati peraturan

 Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

 Menjalin persahabatan dengan teman sebaya

 Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain

 Berprestasi di sekolah

c. Di Lingkungan Masyarakat

 Respek terhadap hak-hak orang lain

 Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain

 Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain

 Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.

3) Aspek Emosi (Afektif)

Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan
remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
53
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa
duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan
permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja
tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja
akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja.

Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya,


terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti
adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai
orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan
dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang
perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung
mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi
agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri
dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).

4) Aspek Bahasa

Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik


alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja
adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya
lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja.
Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok
sebaya.

Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari
literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh
remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan
bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.

5) Aspek Moral
54
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca
konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan
lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan
kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-
norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja,
orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.

6) Aspek Agama

Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak
memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta
mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.

c. Perubahan Selama Masa Remaja

Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut antara lain:
1.Perubahan fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual.
Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan
berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri
remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih
dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional,
seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit,
sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap
hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat
berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran
55
tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh
perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah
selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya
bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-
anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga
menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan
bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-
gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan
tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat
kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif
dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka
bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat
bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka
menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam.
Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum
pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk
mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun
demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal
ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas
yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa
remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan
bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa
lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada
56
remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman
sebaya, kreativitas dan cita-cita.

D.MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong
orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,

e. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja


1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih
bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.

57
A. AKTIVITAS MOTORIK KASAR DAN HALUS

A. Pengertian Motorik Halus


Motorik adalah terjemah dari kata “motor” yang menurut Samsudin adalah suatu dasar
biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak
movement adalah kombinasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik.Namun
yang harus selalu diperhatikan disini, gerak yang dimaksudkan bukan hanya gerak yang kita
lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh (tangan, kaki, tungkai) melalui alat gerak tubuh
(otot dan rangka), tetapi motorik merupakan gerak yang didalamnya melibatkan fungsi motorik
seperti otak,saraf, otot dan rangka.
Pada keterampilan halus dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dalam kehidupan anak.
keterampilan motorik halus juga diajarkan dalam sekolah Taman Kanak-kanak, pendidik
memberikan stimulasi kepada anak guna menunjang pencapaian keterampilan motorik halus
yang optimal. Individu yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
mempelajari sesuatu karena lebih cepat berkembang dibandingkan individu yang tidak banyak
mendapatkan stimulasi. Salah satu aspek perkembangan dasar pada anak usia dini yaitu aspek
fisik (motorik halus dah halus). Pada dasarnya perkembangan motorik pada anak meliputi
motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik halus menurut Hurlock merupakan pengendalian koordinasi yang
lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih untukdigunakan menggenggam,
melempar, menggambar, menangkap bola, menggunting.
Sumantari menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan
sekelompok otot-otot kecil seperti jarijemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan
dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-
alat untuk mengerjakan suatu objek.
Menurut Trube pengembangan motorik halus melibatkan otot kecil dalam ekstremitas
tubuh. Paling sering, pengembangan motorik halus mengacu pada penggunaan sesuai dengan
tahapan pengembangan anak pada otot kecil tangan dan kaki. Gerakan motorik halus meliputi
menggenggam, menggapai, memegang, mendorong, dan mengancing.
Menurut Bambang Sujiono motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tertentu dan dilakukan oleh otot-oto kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang

58
cermat serperti, mengguting mengikuti garis, meremas, menggenggam, menulis,
menggambar, memasukan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah,
menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, alat cocok, crayon,
spidol, pensil serta melipat.. Sementara Suyanto berpendapat bahwa perkembangan motorik
halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya.Otot ini berfungsi untuk melakukan
gerakan-gerakan bagian bagian tubuh yanglebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai,
mengancingkan baju,mengikat tali sepatu, dan menggunting.
Sedangkan menurut Suyadi perkembangan gerak motorik halusadalah meningkatnya
pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih kecil atau detail.
Kelompok otot dan saraf inilah yang nantinyamampu mengembangkan gerak motorik halus,
seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerak pergelangan tangan yang
tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik
halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar,
mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk
menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.

B. Perkembangan Motorik Halus


Perkembangan motorik halus merupakan perkembangan otot halus dan
fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang
lebih spesifik; seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menggunting
dan sebagainya. Adapun perkembangan motorik pada anak menurut Gesell dan Ames
(1940) serta Illingworth (1983), mengikuti delapan pola sebagai berikut:
1. Continuity (bersifat kontinu), yaitu dimulai dari sederhana ke yang lebih kompleks
sejalan dengan bertambahnya usia anak.
59
2. Uniform sequence (memiliki tahapan yang sama), memiliki pola tahapan yang sama
untuk semua anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk mencapai tahapan
tersebutberbeda.
3. Maturity (kematangan), yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf.
4. Umum ke khusus, yaitu dimulai dari gerak yang bersifat umum ke gerak yang
bersifat khusus.
5. Dimulai dari gerak refleks bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi.
6. Bersifat chepalo-caudal direction, artinya bagian yang mendekati kepala berkembang
lebih dahulu dari bagian yang mendekati ekor.
7. Bersifat proximo-distal, artinya bahwa bagian yang mendekati sumbuh tubuh (tulang
belakang) berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh.
8. Koordinasi bilateral menuju crosslateral, artinya bahwa koordinasi organ yang sama
berkembang lebih dulu sebelum bisa melakukan koordinasi organ bersilangan.

Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara lain, yaitu; anak-
anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-
batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan
seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar untuk
menulis. Seperti halnya halnya pada kegiatan motorik kasar yang dilkaukan anak usia
dini, kegiatan motorik haluspun mengandung resiko kecelakaan tertentu. Tetapi karena
untuk dapat melakukannya anak dituntut untuk lebih tenang dan lebih memusatkan
perhatian dan mengendalikan geraknya, maka resiko tersebut diharapkan lebih kecil.

C. Pengertian Motoric Kasar


Dalam psikologi kata motor diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada
hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, motor
dapat pula dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan
stimulasi/rangsangan terhadap organ-organ fisik. Proses perkembangan fisik aanak
berlangsung selama dua dekade (dua dasawarsa) sejak ia lahir.

60
Motorik terjemahan dari kata “motor” Gallahue dalam Samsudin adalah suatu
dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak
(movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh motorik.
Menurut Papalia, Olds, Feldman kemampuan motorik kasar merupakan
kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot besar seperti berlari dan
melompat.Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras.
Pendapat lain mengatakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi
sebagian besar bagian tubuh anak.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan motorik kasar berarti
perkembangan mengendalikan gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot-otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari gerak
refleks dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Selama 4 atau 5 tahun kehidupan
pertama pasca lahir, anak dapat mengandalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut
melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalanm berlari, melompat,
berenang, dan sebagainya. Setelah umur 5 tahun, terjadi perkembangan yang besar
dalam koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebuh kecil yang
di gunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan
menggunakan alat.
Jadi dari pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan motorik kasar adalah
suatu aktivitas fisik yang menimbulkan suatu gerak dan melibatkan otot-otot besar yang
dapat meningkatkan perkembangan pengendalaian gerak jasmaiah.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konsentrasi perkembangan individu yang dipaparkan oleh Hurlock melalui
kegiatan keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak memiliki rasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dn menangkap bola atau memainkan alatalat permainan.
Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan fisik yang meliputi berjalan,
melompat, meloncat, berputar, melempar, menyeimbangkan, dan menari melibatkan
penggunaan tubuh besar. Melalui keterampilan motorik kasar anak dapat beranjak dari
kondisi yang tidak berdaya pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang
61
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya.

D. Unsur-Unsur Keterampilan Motorik Kasar


Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada
banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsur
yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat
Depdiknas bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan
dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik.
Bambang Sujiono mengemukakan bahwa unsur-unsur kesegaran jasmani
meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan
dan keseimbangan. Lebih lanjut Bambang Sujiono menyatakan bahwa gerakan yang
timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan
otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar.
Barrow Harold M., dan Mc Gee, Rosemary menyatakan bahwa unsurunsur
keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan,
keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal senada juga dijelaskan oleh Toho
Cholik Mutohir dan Gusril bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya: a)
Kekuatan; b) Koordinasi; c) Kecepatan; d) Keseimbangan; e) Kelincahan.
a. Kekuatan
Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilakan oleh suatu otot ketika
berkontraksi.24 Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan
tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini. Apabila
anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat melakukan aktivitas
bermain yang menggunakan fisik seperti: berlari, melompat, melempar, memanjat,
bergantung, dan mendorong.
b. Koordinasi
Koordinasi perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian yang satu samalinnya
saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Koordinasi adalah
62
keterampilan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam satu tugas yang
kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan
waktu antara otot dengan sistem syaraf. Sebagai contoh: anak dalam melakukan
lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan
baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan mudah, lancar
dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.
c. Kecepatan
Kecepatan adalah suatu kemampuan anggota gerak tubuh untuk melkukan gerakan
sejenis secara berturut-turut dan berkesinambungan dalam waktu sesingkat-
singkatnya. Kecepatan adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelentukan
dalam satuan waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditempuh anak dalam
melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh anak, maka semakin
tinggi kecepatannya.
d. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk menjaga hubungan anak terhadap gaya
gravitasi. Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan
tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk yaitu:
keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga
keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis
adalah keterampilan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari
suatu tempat ke tempat lain. Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan
dinamis adalah penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen
keseimbangan kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak individu.

e. Kelincahan
Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Misalnya: bermain
menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain hijau hitam semakin cepat waktu
yang ditempuh untuk menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka
semakin tinggi kelincahanya. Dengan demikian unur-unsur yang diterapkan dalam
63
penelitian ini adalah kekuatan, kelincahan, dan koordinasi dalam kegiatan
melempaar, menangkap dan menendang bola.

E. Fungsi Mengembangkan Motorik Kasar


Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerak
motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Prinsip utama perkembangan
motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.
Menurut Depdiknas fungsi pengembangan motorik kasar sebagai berikut:
i. Melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan tangan.
ii. Memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik/motorik, rohani dan
kesehatan anak.
iii. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak.
iv. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak.
v. Meningkatkan perkembangan emosional anak.
vi. Meningkatkan perkembangan sosial anak.
vii. Menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami manfaat kesehatan
pribadi.

Perkembangan ketempilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi


perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock mencatat
beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konsentrasi perkembangan
individu, yaitu sebagai berikut: (a) dapat menghibur dirinya sendiri;
(b) anak beranjak dari kondisi helplessnes (tidak berdaya);
(c) menyesuaikan diri dengan lingkungan;
d) dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya;
(e) mengembangkan kepribadian anak.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motorik Halus dan Motorik Kasar


Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas perkembangan
anak ditentukan oleh :

64
 Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang meliputi
pembawaan, potensi, psikologis, semangat belajar serta kemampuan khusus
 Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan luar diri anak baik
yang berupa pengalaman teman sebaya, kesehatan dan lingkungan.
1. Motorik Kasar
Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar yaitu:
1) Gizi ibu pada saat hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waku
sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi berat badan rendah
(BBLR), disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan otakj anin
yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2) Status gizi
Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, status
gizi yang kurang akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik kasar anak
3) Stimulus
Stimulus merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulus yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar seperti
berjalan, berlari, melompat, dan naik turun tangga
.
4) Pengetahuan Ibu
Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam tumbuh kembang anak, dengan terbatasnya
kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan
terhambatnya perkembangan anak. Pengetahuan ibu mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan motorik kasar anak pada periode
tertentu (Nelson, 2008)
2. Motorik Halus

65
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai
berikut:
1) Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)
2) Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan
fungsifungsi organis dan fungsi psikis
3) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan,
punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
(Kartono,2010).

A.KONDISI YANG MEMPENGARUHI LAJU PERKEMBANGAN MOTORIK SEJAK


USIA DINI

A. Pengertian Perkembangan Motorik


Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi Perkembangan tersebut berasal dari
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan
tersebut terjadi, anak akan tidak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah secara
cepat. 4 atau 5 tahun pertama kehidupannya, anak dapat mengendalikan gerakan kasar.
Gerakan tersebut melibatkan bagian tubuh yang digunakan untuk berjalan, berlari, berenang
dan sebagainya. Setelah berusia 5 tahun koordinasi otot-otot tubuhnya semakin baik yang
66
melibatkan kelompok otot yang lebih kecil, yang digunakan untuk menggenggam, melempar,
menangkap bola, menulis dan menggunakan alat. Untuk mengoptimalkan perkembangan fisik-
motorik anak usia dini, khususnya usia sampai dengan 4 tahun selain kematangan diperlukan
intervensi yang tepat dengan perkembangan anak tersebut. Sebelum kita membahas intervensi,
seperti apa yang paling tepat dan paling sesuai untuk mengoptimalkan perkembangan
fisikmotorik anak usia sampai dengan 4 tahun, marilah kita bahas terlebih dahulu mengenai
prinsip perkembangan fisik-motorik anak usia sampai dengan 4 tahun, cara umum mempelajari
keterampilan motorik dan hal-hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik Salah satu
kontroversi dari keseluruhan perkembangan seorang anak adalah perkembangan fisik, secara
khusus, yaitu mengenai tinggi badan, berat badan dan pertumbuhan fisik lainnya yang memang
mudah diamati dan dievaluasi. Perbedaan karakteristik fisik pada tiap usia dan pada tiap
tingkatan sangat perlu diketahui dan diantisipasi oleh pendidik baik orang tua maupun guru.
Pengetahuan tentang perbedaan pola dan tahapan perkembangan fisik akan sangat membantu
para pendidik. Oleh karena itu, pendidik perlu mempertimbangkan proses pertumbuhan dan
tahapan tiap anak gan membantu anak mengembangkan dirinya sehingga pendidik dapat
menyiapkan pengalaman yang sesuai untuk setiap anak. Meskipun pertumbuhan das
perkembangan fisik juga dipengaruhi oleh faktor keturunan, namun adalah sangat mungkin
untuk mengembangkan seluruh garis besar pertumbuhan dan perkembangan fisiknya sesuai
dengan yang kebutuhan masing-masing anak.

B. Prinsip Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik anak yang sering dibicarakan adalah pertumbuhan dan


perkembangan anak secara normal bagi anak pada usia tertentu, seperti telah dijelaskan pada
Kegiatan Belajar 1 bahwa perubahan pertumbuhan tubuh anak berlangsung sangat cepat pada
tahun pertama setelah kelahirannya. Sesungguhnya apa yang terjadi pada tubuh anak dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tersebut? Berikut disampaikan prinsip-
prinsip perkembangan fisik.

1. Pertumbuhan Mempunyai Arah


Secara umum perubahan tubuh berlangsung dari tubuh bagian atas ke tubuh
bagian bawah/membujur (cephalocaudal) dan menyamping/atau dari tengah tubuh ke
bagian luar tubuh (proximodistal).

67
2. Pertumbuhan Bergerak dari Umum ke Khusus
Prinsip ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan fisik bergerak
maju dari yang bersifat umum menuju ke khusus. Gerakan bayi berlangsung dari
gerakan motorik kasar menuju ke gerakan yang motorik halus.
3. Pertumbuhan Terjadi Secara Beragam dan Terpadu
Beragam di sini dimaksudkan bahwa pertumbuhan berhubungan dengan proses
kesiapan dan kematangan yang terjadi dalam diri setiap individu dan setiap individu
berkembang sesuai dengan dirinya sendiri, tidak sama antara anak yang satu dengan
anak yang lainnya. Selain itu, setiap bagian tubuh memiliki tempo dan kecepatan serta
irama pertumbuhan masing- masing. Sedangkan terpadu maksudnya bahwa setiap satu
kemampuan atau keterampilan yang dicapai anak tidak hanya ditentukan oleh satu
organ tubuh saja melainkan melibatkan banyak organ dan otot-otot tubuh Setiap organ
atau otot yang terlibat mempunyai kontribusi, saling mempengaruhi dan saling
tergantung serta terkait antara satu dengan lainnya. Demikian juga pertumbuhan
seorang anak tidak hanya ditentukan oleh anak itu sendiri, namun juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain di luar tubuh anak itu sendiri.
4. Pertumbuhan Berlangsung Secara Bervariasi
Kecepatan pertumbuhan setiap anak berbeda dan perbedaan ini dapat dilihat dari
dua cara, yaitu setiap kecepatan pertumbuhan antara satu anak berbeda dengan anak
lainnya dan dalam diri seorang anak terdapat pula perbedaan kecepatan dalam
pertumbuhan masing-masing organ tubuh.
5. Pertumbuhan Memiliki Kecenderungan Optimal
Setiap individu akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal dan setiap organ tubuh akan tumbuh dan berkembang
ke arah yang optimal pula. Anak akan berusaha pula untuk berkembang ke arah yang
sesuai dengan tingkatan usia dan tingkat kemampuannya (normal)

6. Pertumbuhan Berlangsung dalam Urutan yang Teratur


Pertumbuhan terjadi secara urut dan teratur dengan arah yang relatif dapat
diprediksi atau diramalkan. Pola urutan dalam pertumbuhan dapat ditunjukkan atau
terjadi pada hampir semua keterampilan fisik. Urutan pertumbuhan j
uga merupakan suatu proses perkembangan yang bersifat alamiah. Walaupun demikian,
dalam beberapa perkembangan/kemampuan menunjukkan bahwa faktor lingkungan
anak, faktor keturunan dan kematangan menjadi dasar dalam perkembangan tertentu.
7. Pertumbuhan Mengandung Bahaya yang Potensial
Meskipun pola perkembangan bergerak normal, namun kadang kala pada setiap
usia terdapat bahaya pada beberapa bidang perkembangan yang mengganggu pola yang
normal ini. Erikson mengemukakan bahwa perjuangan yang tidak terelakkan yang
menandai seluruh pertumbuhan dapat menimbulkan bakat yang benar-benar dapat
diandalkan atau masalah yang tidak dapat dijajaki. Beberapa bahaya berasal dari
68
lingkungan sekitar anak, namun ada pula yang berasal dari dalam diri sendiri. Bahaya
ini dapat mempengaruhi upaya penyesuaian baik fisik, psikologis maupun sosial yang
dilakukan anak. Akibatnya, dapat mengubah polaperkembangan sehingga akan
dihasilkan suatu daerah yang mendatar yang tidak menghasilkan suatu kemajuan atau
menyebabkan kemunduran ke tahap yang lebih rendah. Bila hal ini terjadi maka anak
akan menghadapi masalah penyesuaian yang dapat disebut "penyesuaian yang buruk"
atau "tidak matang
8. Pertumbuhan Mengalami Periode Kritis
Pertumbuhan seorang anak pada saat-saat tertentu merupakan periode yang
kritis untuk perkembangan tertentu. Periode kritis adalah waktu ketika suatu
perkembangan atau kemampuan atau keterampilan sangat baik untuk berkembang.
Periode ini sering pula disebut dengan "masa peka
Perbedaan individual menjadi sangat penting sehingga seorang pendidik sebaiknya
menghindari untuk menentukan harapan atau target secara kaku untuk kemunculan suatu
kemampuan fisik dan pertumbuhan tubuh anak. Pertumbuhan setiap anak berbeda. Perbedaan
tersebut terletak pada bangun tubuh, ukuran dan bentuk tubuh, warna rambut, wama mata,
wama kulit, kemampuan fisik, dan pada tingkat kematangan fisiknya.

Gen sangat menentukan perbedaan ukuran tubuh, bangun tubuh, karakteristik wajah,
warna rambut dan sebagainya. Bagaimanapun faktor keturunan menentukan hanya potensi dari
perkembangan seorang anak, sedangkan proses pertumbuhan serta kematangan tetap harus
mempertimbangkan faktor lingkungan termasuk intervensi yang diberikan pada seorang
individu semenjak masih dalam kandungan.

C. Prinsip Perkembangan Motorik


Perubahan dasar pada tubuh (tinggi, berat, otot-otot, tulangtulang, sistem saraf dan
hormon-hormon) telah kita bahas secara panjang dan lebar. Semua perubahan tersebut
dioperasikan dijalankan secara bersamaan untuk mempengaruhi bagaimana bavi, anak usia 3-4
tahun dan anak-anak muda mampu menggunakan tubuh mereka. Proses ini berhubungan
dengan perkembangan motorik (otototot). Bagi pendidik (orang tua dan guru) perkembangan
keterampilan motorik anak menawarkan saat-saat (moments) yang benar-benar menakjubkan,
seperti menyaksikan bayi pertama kali melangkahkan kaki dengan terhuyung-huyung atau
ketika anak usia 3 tahun belajar menangkap bola. Semua anak membutuhkan aktivitas fisik
untuk melatih pertumbuhan otot-otot mereka. Seorang anak akan dapat mengendarai sepeda
hanya jika mereka telah dapat menjaga keseimbangan tubuhnya dan mengendalikan kaki serta
tangan dan anggota tubuh lainnya. Oleh karenanya, kita akan memerinci perkembangan
motorik ini menjadi dua bagian, yaitu perkembangan motorik kasar (gross motor development)
69
atau kontrol otot-otot besar dan perkembangan motorik halus (fine motor development) atau
kontrol otot-otot kecil.

Perkembangan motorik kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar, seperti tangan, kaki
dan badan. Perkembangan motorik halus meliputi penggunaan otot- otot kecil, seperti jari-jari
tangan. Kedua macam perkembangan ini memiliki pola yang dapat diprediksi dan diramalkan.
Perkembangan motorik selama masa bayi mengalami kemajuan yang sangat cepat. Kemajuan
anak usia dua tahun dari kemampuan individu yang tidak terkoordinasi dalam menanggapi
refleks untuk berjalan, pertama melangkah dan menjelajah keajaiban. Marry M. Shirley
melakukan studi pada bayi untuk menunjukkan prediksi urutan perkembangan motorik kasar
selama masa bayi.

Studi yang dilakukan mengenai umur dan urutan perkembangan motorik menghasilkan
5 prinsip perkembangan motorik, yaitu sebagai berikut :

1. Perkembangan Motorik Bergantung pada Kematangan Otot dan Saraf Gerakan


terampil belum dapat dikuasai anak sebelum mekanisme otot anak berkembang optimal.
Selama masa kanak-kanak, otot berbelang (striped muscle) atau striated muscle yang
mengendalikan gerakan sukarela berkembang dalam laju yang agak lambat. Sebelum
anak cukup matang. tidak mungkin ada tindakan sukarela yang terkoordinasi. Misalnya,
untuk dapat berjalan maka otot-otot kaki hams sudah siap untuk menopang tubuh anak
dan saraf yang terlibat dengan kemampuan berjalan hams sudah matang. Jika otot dan
saraf tersebut belum siap maka akan sulit bagi anak untuk belajar berjalan.

2. Belajar Keterampilan Motorik Tidak Akan Terjadi Sebelum Anak Matang


Sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk melatih gerakan
terampil bagi anak akan sia-sia meskipun bila upaya tersebut diprakarsai oleh anak
sendiri. Pelatihan yang dilakukan sebelum kematangan anak mungkin akan
menghasilkan beberapa keuntungan sementara, namun dalam jangka panjang
pengaruhnya tidak akan berarti atau nihil. Misalnya, anak yang baru berusia 2 tahun
sudah dipaksakan untuk belajar menulis maka usaha tersebut akan sia-sia, seandainya
pun usaha tersebut berhasil tentu dapat menimbulkan dampak yang kurang baik
terutama terhadap psikologis anak
3. Perkembangan Motorik Mengikuti Pola yang dapat Diramalkan Perkembangan
motorik mengikuti prinsip arah perkembangan (baca kembali Kegiatan Belajar 1) dan
pola perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan
kegiatan massal ke kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat saraf, kegiatan

70
massal digantikan dengan kegiatan yang spesifik dan secara acak gerakan kasar
membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota
badan yang tepat. Perkembangan sebelumnya melandasi perkembangan berikutnya dan
perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya atau dengan kata
lain suatu perkembangan bergantung pada perkembangan sebelumnya.
4. Perkembangan Motorik Dimungkinkan untuk dapat Ditentukan Perkembangan
motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan berdasarkan umur dan rata-rata adalah
mungkin untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik berikutnya. Norma tersebut
dapat digunakan oleh pendidik untuk menentukan harapan terhadap suatu kemampuan
dan pada usia berapa kemampuan tersebut dapat muncul. Norma ini juga dapat
digunakan untuk melihat kenormalan anak. Misalnya, anak usia 15 bulan sudah dapat
berjalan sendiri. Apabila ada anak yang berusia 2 tahun belum dapat berjalan maka
anak tersebut
dikatakan mengalami kelambatan dan mungkin ada faktor penghambat yang
mempengaruhinya.

5. Perbedaan Individu dalam Laju Pertumbuhan Motorik Meskipun terdapat pola untuk
perkembangan motorik secara umum, namun pada dasamya setiap individu memiliki
laju pertumbuhan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Kecepatan pertumbuhan setiap anak dipengaruhi banyak faktor baik dari dalam diri
anak itu sendiri juga faktor keturunan dan faktor lingkungan turut mempengaruhi laju
pertumbuhan motorik seorang anak. Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap kecepatan
maupun keterlambatannya. Misalnya, Dua anak kembar belum tentu memiliki
keterampilan motorik yang selalu sama pada tiap tahapan maupun usianya. Si "A"
mungkin usia 4 tahun sudah dapat menulis dengan sangat baik, sedangkan Si "B" pada
usia yang sama belum dapat memegang pensil dengan benar,

D. Kondisi yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik


Usia Dini Agar mampu melakukan upaya pembelajaran motorik dengan baik,
seseorang seyogyanya mengetahui beberapa kondisi fisik dan psikis yang memiliki
dampak paling besar terhadap laju perkembangan motorik, sebagaimana diuraikan di
bawah ini Rahyudi, (2014: 227-228)

1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh
yang menonjol terhadap laju perkembangan motoric.
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak

71
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya berkaitan dengan gizi seorang
ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak meyenangkan
4. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik
pada awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan motorik
6. Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan motorik yang lebih cepat
dibandingkan anak yang 1Q-nya normal atau di bawah normal
7. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian
tubuh akan mempercepat perkembangan motorik 31 8
8. Perlindungan atau pengekangan yang berlebihan justru bisa mengikis kesiapan
perkembangan kemampuan motori
9. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan
motorikkarena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah
tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya
10. Cacat fisik biasanya akan memperlambat perkembangan motorik Perkembangan
motorik, khususnya pada usia dini lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat
tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Perkembangan
motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa
dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa
setelah usia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melompat dan
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa
menangkap bola dengan bola yang besar atau berguling-guling.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik Faktor yang


Mempengaruhi Perkembangan Motorik:

1. Banyaknya mengkonsumsi obat-obatan pada ibu hamil akan berdampak kuat


terhadap perkembangan motorik anak yang akan dilahirkannya. Bahkan anak
yang sudah lahirpun akan merasakan efek negatifnya seperti perkembangan
motorik yang lambat tidak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu,
ibu yang sedang hamil sebaiknya mengurangi mengkonsumsi obat-obatan agar
bayi yang dilahirkan normal dan tidak mengalami kelainan dalam
perkembangan motoriknya kelak.

72
2. Penyakit bawaan dari ibu ini kondisi tubuh janin dalam kandungan menjadi
mudah teinfeksi virus yang berasal dari dalam diri ibunya. Sehingga sangat
memudahkan bayi yang akan dilahirkan menjadi terkendala termasuk dalam hal
perkembangan motoriknya.
3. Gen menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik, karena dalam
gen itu terdapat potensi yang memungkinkan individu tidak dapat berkembang
secara normal dalam hal kemampuan motoriknya seperti penyakit pada otot.
4. Nutrisi yang baik sangat mempengaruhi ibu hamil untuk mendukung
perkembangan motorik selama bayi dalam kandungan dan bahkan setelah lahir
hingga dewasa kelak. Perhatian terhadap kualitas nutrisi pada ibu hamil mutlak
dilakukan agar tidak menjadi penghambat bagi perkembangan motorik maupun
yang lainnnya di kemudian hari.

A. Tahap- Tahap Pembelajaran Motorik

a. Pengertian Pembelajaran Motorik

Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian belajar
secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar yang diwujudkan

73
melalui respons-respons muskuler yang umumnya di ekspresikan dalam bentuk gerakan tubuh
atau bagian tubuh. Belajar motorik adalah suatu proses terjadinya perubahan yang bersifat tetap
dalam perilaku motorik sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Schmidt (1988) menyatakan
belajar motorik adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Rahantoknam (1988)
memberikan definisi belajar motorik sebagai peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan
motorik yang disebabkan oleh kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, dan
bukan karena proses kematangan atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis. Meskipun
tekanan belajar motorik adalah penguasaan keterampilan, bukan berarti aspek lain seperti
domain kognitif dan afektif diabaikan. Belajar motorik dalam olahraga mencerminkan suatu
kegiatan yang disadari dari mana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Magill (1980) perubahan perilaku yang terjadi dalam belajar motorik
ternyata dapat diamati bahkan dapat diukur dari sikap dan penampilannya dalam suatu gerakan
atau penampilan tertentu.

Karakteristik penampilan merupakan indikator dari pengembangan belajar atau


penguasaan keterampilan yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat memiliki
keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya, dan semakin meningkatnya penguasaan
keterampilan tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk menampilkan keterampilan tersebut
juga semakin singkat. Oleh karena itu konsep belajar motorik berkaitan erat dengan konsep
belajar yang dikembangkan oleh Gagne dan Bloom, yaitu perubahan sikap dan keterampilan
atau perubahan yang terjadi pada domain afektif dan psikomotor.

1) Belajar Motorik Merupakan Suatu Proses

Dalam psikologi kognitif dijelaskan bahwa sebuah proses adalah seperangkat kejadian atau
peristiwa yang berlangsung bersama-sama, dan mengasilkan beberapa perilaku tertentu.
(Schmidt, l988). Dalam belajar motorik pun juga demikian, di dalamnya terlibat sutu proses
yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil latihan. Oleh
karena itu fokus dari belajar motorik adalah terjadinya perubahan dalam organisme yang
memungkinkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda (lebih baik) dari keadaan sebelum
berlatih.
74
2) Belajar Motorik adalah Hasil Latihan.

Perubahan perilaku motorik yang berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman. Belajar dan latihan dapat dilihat sebagai proses yang menghasilkan
kemampuan respons. Rahantoknam (l986) menjelaskan hasil belajar diperoleh dari kondisi
latihan atau pengalaman, bukan karena proses kematangan dan fluktuasi fisiologis.

3) Kapabilitas Bereaksi Merupakan Hasil Belajar Motorik.

Secara umum dapat dinyatakan tujuan belajar atau latihan adalah untuk memperkuat atau
memantapkan sejumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini
biasa disebut dengan istilah kebiasaan. Istilah kapabilitas penting sekali maknanya karena
berimplikasi pada suatu keadaan berikut: Apabila telah terjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
itu kuat, keterampilan akan dapat diperagakan selama situasi yang ada mendukung.

4) Hasil Belajar Motorik Relatif Permanen.

Proses belajar selalu menghasilkan perubahan yang relatif permanen, dan akan bertahan
dalam waktu yang relatif lama. Dan hal ini merupakan salah satu ciri dari belajar motorik.

B. Tahap Tahap Pembelajaran Motorik

Beberapa ahli sependapat bahwa belajar keterampilan motorik berlangsung melalui


beberapa tahap. Motorik merupakan media dalam mempelajari pendidikan jasmani dan
olahraga, oleh karena itu tahap-tahap belajar yang dilakukan adalah sama dengan orang belajar
keterampilan yang lain. Robb (1972), membagi tahap belajar motorik dalam beberapa tahap
yaitu:

75
1. Tahap Kognitif.

Dalam mulai mempelajari suatu tugas baru dibutuhkan informasi cara melaksanaan tugas
gerak yang bersangkutan dengan benar. Oleh karena itu pelaksanaantugas gerak diawali dengan
menerima informasi dan pembentukan pengertian. Tahap ini merupakan tahap awal dalam
belajar motorik, pada tahap ini seringkali terjadi kejutan berupa peningkatan yang besar bila
dibandingkan dengan kemajuan pada tahap-tahap berikutnya. Gerakan yang diperagakan atlit
memang kelihatan masih kaku dan kurang terkoordinasi, kurang efisien dan bahkan hasilnya
kurang konsisten. Pada tahap ini siswa berusaha memahami bentuk-bentuk gerakan yang
dipelajari, keterampilan intelektual banyak dilibatkan pada tahap ini. Siswa mulai mencoba-
coba melaksanakan tugas motorik, dan siswa yang bersangkutan dihadapkan dengan tugas
yakni apa yang harus dilakukan. Untuk tahap pertama ini Adams menyebutnya dengan istilah
motor-verbal. (Lutan, 1988). Sedangkan Rahantoknam (1988) menyebut tahap ini dengan
istilah tahap formasi rencana. Pada tahap ini siswa harus memahami apa yang diperlukan oleh
keterampilan
atau tugas tersebut, siswa harus memformulasikan rencana pelaksanaan, dan apabila telah
memperoleh konsep-konsep verbal yang cukup, maka dia akan dapat mencerna keterampilan
tersebut sampai pada taraf tertentu pada fase ini.

2. Tahap Asosiatif.

Permulaan tahap kedua ini akan berlangsung setelah tahap pertama (tahap kognitif) selesai.
Pada tahap ini asosiasi verbal mulai ditinggalkan, dan sipelaku memusatkan perhatian pada
bagaimana melakukan pola motorik yang baik (benar). Permulaan dari tahap ini ditandai oleh
semakin efektifnya cara-cara siswa melaksanakan tugas motorik, dan mereka mulai mampu
menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. (Lutan, 1988). Tahap ini oleh
Rahantoknam (1988) disebut sebagai tahap latihan, yang merupakan rangkaian dari tahap
rencana pelaksanaan. Pada tahap ini siswa melaksanakan latihan sesuai dengan rencana
pelaksanaan. Dan Fitts (1965) menyebut tahap ini sebagai tahap fiksasi. Pada tahap ini gerakan
yang dilakukan siswa tidak lagi untung-untungan, tetapi makin konsisten. Gerakan siswa makin
terpola, dan mereka mulai menyadari kaitan antara motorik yang dilakukan dengan hasil yang
dicapai. Adams menyebutnya sebagai motor stage, pada tahap ini motor-verbal semakin
ditinggalkan dan siswa mulai memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak yang
baik, dari pada mencari-cari pola mana yang akan dihasilkan.

3. Tahap Otomatisasi.

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari belajar motorik. Rahantoknam (1988)
menyatakan bahwa pada pelaksanaan otomatis, maka belajar keterampilan makin ringan dalam

76
penyelesaian suatu tugas atau keterampilan, dan ini berarti makin menurun stres yang dialami
oleh siswa. Pada fase ini siswa mampu melakukan seluruh rencana pelaksanaan secara otomatis
atau tanpa disadari sama sekali. Siswa telah mencapai rangkaian gerakan melalui latihan yang
sungguh sungguh, dan rentangan kesalahan mulai berkurang, pola gerakan sementara telah
disempurnakan, dan siswa melakukan seluruh pola gerakan secara otomatis, dengan hasil yang
cukup memuaskan. Yang menarik adalah pelaksanaan tugas gerak yang dilaksanakan tidak
terganggu oleh kegiatan lain yang terjadi secara simultan, dan siswa tidak terlalu banyak
menumpahkan perhatian pada tugas gerak yang sedang dilaksanakan. Keuntungan dari
otomatisasi gerakan ini, siswa akan dapat memproses informasi penting yang lain yang dapat
menunjang tugas gerak, seperti taktik bermain yang harus digunakan.

A.SISTEM SARAF PADA GERAK

A.PENGERTIAN DAN PENYUSUN SISTEM SARAF


Sistem saraf pusat (SSP) adalah yang terkandung dalam dorsal rongga, dengan otak di
dalam rongga tengkorak dan tulang belakang di rongga tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang berfungsi dalam
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan. Untuk menanggapi
rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
1. Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap
lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan
yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada
tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.
2. Penghantar impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ - organ
lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut
penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
3. Efektor
Sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari
dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
77
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor
pada manusia adalah otot dan kelenjar.

• Penyusun Sistem Saraf Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk
mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
a. Berdasarkan Bentuknya
- Badan Sel : Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan
sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian
diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisei.
- Dendrit :Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabangcabang dan
perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan
pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan
organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak
mengandung selubung myelin maupun neurolema.
- Akson : Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf
yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel.
Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril
yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang
menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit.
Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin
dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat
jalannya rangsangan. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit
bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel
saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
- Sel saraf sensori: Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya
bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang.
Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan.
Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
- Sel saraf motor : Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit
yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain,
sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
78
- Sel saraf intermediet (Neuron konektor) : Sel saraf intermediet disebut juga
sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya.
B.FUNGSI DAN KLASIFIKASI SISTEM SARAF
1. Fungsi Umum Sistem Saraf
Secara umum, terdapat beberapa fungsi dari sistem saraf, yaitu pengontrol
lingkungan internal, dalam fungsi ini sistem saraf bekerja dengan sistem endokrin.
Selain itu, fungsi dari sistem saraf juga sebagai pemograman dari gerak refleks pada
sumsum tulang belakang, pengontrol gerakan sadar dan mengasimilasikan setiap hal
yang diperlukan untuk disimpan sebagai memori, menerima berbagai sensasi dari
dalam dan luar tubuh, bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara
otomatis atau merasakan dan memikirkannya, menyimpan memori dan
elepaskannya bila dibutuhkan, mengekspresikan emosi, mengirimkan pesan untuk
bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain, mengontrol
tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya,
dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
2. Klasifikasi Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang) Sistem saraf pusat
(SSP) meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruasruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai
berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari
tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam
cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea
adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik
. 3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3
materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi
grissea) 2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) 3. sel-
sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat.
1. OTAK Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar
(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum
sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
• Otak besar Bagian yang paling menonjol dari otak besar adalah otak
depan, yang terdapat di bagian depan. Otak besar terdiri dari dua belahan,
yaitu belahan kiri dan kanan.
79
Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu
belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya
belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak
belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan
mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar
yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal,
pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental
dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Otak besar tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam.
a) Lapisan luar
Lapisan luar merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan
ini berisi badan sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat,
sehingga permukaanya menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat
berbagai macam pusat saraf.
b) Lapisan dalam
Lapisan dalam merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan
dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit.
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat
penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan
kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara
terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah
tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar.
Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan
kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan
kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori.
Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah
pendengaran (auditori) terletak mpada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara
diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus
oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun
pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.
Area di otak besar yang juga penting adalah Hipotalamus dan
Talamus.Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar otak besar dan
memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus berperan sebagai pusat pengatur
homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus,rasa
lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari kelenjar
pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif. Talamus terletak di
sebelah atas hipotalamus, berperan sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang
dikirim ke otak besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus
sensori yang penting menuju ke otak besar pencernaan, pernafasan dan lain-lain.
a) Lapisan mesoderm
Lapisan mesoderm disebut juga sebagai lapisan tengah. Lapisan ini akan
berubah menjadi struktur kerangka dan otot.
b) Lapisan ectoderm
Lapisan ectoderm disebut juga sebagai lapisan luar. Lapisan ini berubah menjadi

80
permukaan kulit, rambut, sistem saraf, termasuk organ persepsi atau indera.
Setelah ini berkembanglah sistem saraf pada otak dengan cara neurulation yaitu
saat ectoderm melipat tubuhnya untuk membentuk tabung saraf(neural
tube).Tabung saraf merangsang otot antara tulang rusuk dan diafragma. Selain
itu juga berperan sebgai pusat pengatur refleks fisiologi, seperti detak jantung,
tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak
alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah
mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip. Di antara sumsum
lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua tonjolan.Peranan talamus ini
sebagai tempat meneruskan implus ke daerah sensori pada korteks otak besar
untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki hubungan ke berbagai bagian otak
sehiingga merupakan tempat lalu lintas implus di antara bagian-bagian otak dan
serebrum.

Di sebelah anterior talamus terdapat hipotalamus yang berperan


mengatur fungsi organ dalam (visceral). Hipotalamus mengatur
bermacammacam fungsi, seperti suhu tubuh, tidur, minum (rasa haus), emosi
(marah, senang, gusar), serta perilaku reproduktif. Selain itu, hipotalamus juga
merupakan tempat Neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada
Hipofisis.
• Otak kecil
Otak kecil (Cerebellum) merupakan bagian terbesar otak
belakang. Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak
kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi
otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan,
dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.Jika terjadi cedera
pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya
orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
• Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis) Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupukupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti
sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap
bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar
masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls
motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan
akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat
serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran
asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak
merupakan saluran desenden.
b. Sistem Saraf Perifer

81
Sistem saraf perifer merupakan neuron sensoris, kelompok neuron yang
disebut ganglia, dan saraf yang menghubungkan satu sama lainnya. Daerah ini
semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Secara umum,
sistem saraf bertanggungjawab untuk mengkoordinasi respons yang cepat dan
cermat. Sinyal-sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat
disepanjang serat-serat sel saraf, menyebabkan pelepasan suatu neurotransmitter
diujung saraf yang akan berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel
sasaranya sebelum responden.jaringan saraf adalah otot-otot, dan kelenjar
terutama kelenjar eksokrin.
Sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut
selsel,menyediakan dukungan struktural dan metabolisme. Sistem saraf
didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari neuron (terkadang disebut neuron
atau sel saraf. Neuron terdiri dari beberapa jaringan, yaitu : badan sel (cell
body), inti (nucleolus), dan dendrit. Neuron dapat dibedakan dari selsel lainnya
dengan beberapa cara, dan satu sel dengan sel lainnya berkomunikasi melalui
sinapsis. Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut:
- Reseptor,yaitu: alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra.
- Afektor, yaitu: alat untuk menanggapi rangsangan berupa otot dan kelenjar.
- Sel saraf sensoris, yaitu: serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
. - Sel saraf motorik, yaitu: serabut saraf yang membawa rangsang dari otak.
- Sel saraf konektor, yaitu: sel saraf motorik yang menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lain.
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi
tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi
membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang)
b. Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
c. Saraf Volunter/Somatik (disadari), yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua
yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
• Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari) Sistem saraf otonom
mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti
denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim
dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
82
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion
dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan
parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah
mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem
saraf simpatetik kebalikannya.
• Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls yang
diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang
terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau
tidak disadari. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan
pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
C.AKTIVITAS LISTRIK PADA NEURON
Neuron adalah "Jaringan yang Bagus". Neuron bersifat iritabilitas, yaitu
mempunyai kemampuan untuk merespons stimulus dan mengubahnya menjadi
dorongan saraf dan berfungsi sebagai konduktivitas, yaitu melakukan transmisi impuls

83
di sepanjang akson. Reaksi yang terjadi di dalam neuron dilakukan oleh ion - ion yang
ada di dalam tubuh dengan konsentrasi tertentu.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif
terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada
indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai
dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai
1/1000 detik.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis Titik temu antara terminal akson salah satu
neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis.
Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-
sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin.
3. Potensial Aksi Potensial aksi adalah peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu
depolarisasi membran pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak
bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson
semakin cepat penghantaran potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding
terbalik dengan luas penampang penghantar arus tersebut. Potensial aksi
dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke dalam melintasi membran.
Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah bersebelahan pada
membran tersebut mendepolarisasi wilayah ini dan memulai potensial aksi kedua.
Pada lokasi potensial aksi pertama membran mengalami repolarisasi ketika K+
mengalir keluar. Potensial aksi ketiga merambat secara berurutan saat repolarisasi
berlangsung. Melalui mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma
dan menghasilkan impuls saraf yang merambat sepanjang akson tersebut.Saluran
ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang menghasilkan potensial
aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier. Cairan ekstraseluler juga
berhubungan dengan membran akson namun melompat dari satu nodus ke nodus
lain melewati daerah yang berinsulasi myelin pada membran di antara nodus itu.
Mekanisme ini disebut penghantaran bersalto salvatory conduction.
Dalam potensial aksi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait diantaranya
kanal Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal K+, dan faktorfaktor yang lain.
Setiap jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam aktifitas elektrik saraf.
Kanal-kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.

84
• Ion Na+ lon Na+ merupakan ion yang bermuatan positif. Ion Na+ berada
dibagian luar sel dari sistem saraf. Hanya sedikit ion Na+ yang berada di dalam sel.
Perbedaan jumlah ini membuat perbedaan gradien konsentrasi dan dapat
menyebabkan ion Na melewati membran. Ion Na+ membantu dalam potensial aksi
ketika penghantaran sel saraf.
• Ion K+ Ion K+ merupakan ion yang bermuatan positif,kebanyakan ion K+
berada di dalam sel. Pada keadaan tertentu ion K+ ini akan keluar sel sehingga akan
mengurangi muatan positif di dalam sel.
• Kanal ion Na+ Kanal ini berfungsi dalam meneruskan potensial aksi dengan
membuka jika terjadi depolarisasi membran. Pembukaan kanal ion ini menyebabkan
ion Na+ dapat masuk melintasi membran dan menyebabkan depolarisasi.
• Kanal ion K+ Kanal ini berperan sebagai kekuatan penstabil (stabilizing
force). Beberapa fungsinya antara lain repolarisasi setelah terjadinya potensial aksi
dan mengatur potensial istirahat (resting potensial). Neuron berada di dalam otak
dan sistem saraf.
Neuron berkomunikasi dengan neuron yang lain melalui potensial aksi yang mana
adalah sebuah impuls dari aktifitas listrik. Neuron ini membantu kita untuk berfikir,
bergerak, dan melakukan sesuatu.Neuron bagian dalam lebih negatif daripada
bagian luar. Sejak kebanyakan ion K+ keluar daripada Na+ yang masuk, maka
neuron bagian dalam akan lebih negatif daripada bagian luar yang biasa disebut
dengan potensial elektrik atau potensial membran. Muatan intrasel kurang lebih -70
mv. Sedangkan muatan ekstrasel adalah 0 mv. Muatan negatif yang terdapat pada
intrasel ketika sel dalam keadaan istirahat ini disebut dengan resting potensial atau
potensial istirahat.

Pada saat kenegativan berkurang,ini biasa disebut dengan depolarisasi.


Depolarisasi ini disebabkan berkurangnya perbedaan polaritas membran sel antara
intra dan ekstra sel. Suatu sel harus menjaga keseimbangan ion Na+ dan ion K+ di
kompartemen luar dan dalam sel. Jika kanal ion Na+ membuka dan menyebabkan
ion Na+ masuk ke dalam sel, maka gradien konsentrasi Na+ di luar dan di dalam sel
berkurang. Karena ion Na+ bermuatan positif, maka dia akan menambah muatan
positif di dalam kompartemen intrasel, sehingga perbedaan polaritas menjadi
berkurang dan menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini penting dalam penerusan
potensial aksi sepanjang sel saraf karena depolarisasi dapat menyebabkan
pembukaan kanal ion Na+ lainnya yang bertanggung jawab terhadap penerusan
impuls saraf di sepanjang akson.
Pada saat keadaan neuron perbedaan negatifnya tinggi, ini biasa disebut dengan
hiperpolarisasi. Secara normal, kanal ion K+ selanjutnya akan membuka dan
menyebabkan kembalinya polaritas atau repolarisasi. Tetapi jika kanal K+
membuka secara berlebihan, maka ion K+ akan keluar dan menyebabkan
kompartemen di dalam sel semakin negatif,sehingga perbedaan polaritas meningkat.
Meningkatnya perbedaan polaritas ini disebut hiperpolarisasi membran.
Hiperpolarisasi juga dapat terjadi jika kanal Cl- di permukaan sel membuka. Ion Cl-
yang bermuatan negatif akan masuk ke dalam sel menyebabkan muatan di dalam sel
menjadi lebih negatif dan meningkatkan perbedaan potensial membran antara
ekstrasel dan intrasel.Jika depolarisasi menyebabkan penerusan potensial aksi
85
sepanjang sel saraf, maka hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan penerusan
potensial aksi tersebut sehingga menghasilkan efek-efek depresi sistem saraf pusat.
Gradien konsentrasi di dalam neuron bisa dijaga salah satunya dengan pompa
Na+/K+ ATPase dengan melibatkan kanal ion K+ dengan Na+. Jika ion K+ masuk
ke kanal,ia akan melintasi membran menuju ke bagian ekstrasel. Sedangkan jika
Na+ masuk kanal, ia akan melintas masuk menuju kompartemen intrasel.
Pergerakan ion keluar dari dan masuk ke sel itu disebut dengan leaking. Peristiwa
leaking yang berlebihan akan menyebabkan gangguan terhadap homeostasis sel,
karena harus ada mekanisme untuk mengembalikan ion-ion yang berpindah tadi ke
tempat semula. Pengembalian ini menggunakan pompa Na+/K+ ATPase. Pompa ini
akan memompa 3 ion Na+ keluar dan 2 ion K+ masuk,sehingga akan kembali pada
keseimbangan semula dimana muatan intrasel lebih negatif dapat dicapai kembali.
Neuron sebagai penghantar impuls saraf ke sistem saraf yang lain dibantu
dengan adanya gradien konsentrasi dari Na+,K+ , beberapa kanal Na+ dan K+.
Kanal dan ion ini mengatur impuls yang disebut dengan potensial aksi. Suatu
neuron memiliki bagian akson yang permukaannya dipenuhi dengan kanal Na+ dan
K+. Kanal Na+ ini berfungsi melewatkan ion Na+ ke neuron. Sedangkan kanal K+
berfungsi sebagai jalan dari ion K+ untuk melewati membran. Ketika neuron dalam
keadaan istirahat, maka kanal ion Na+ bagian luar akan tertutup,namun bagian
dalam neuron akan terbuka. Pada keadaan ini kanal K+ bagian intrasel akan terbuka
sedangkan bagian ekstrasel akan tertutup. Pada keadaan depolarisasi,keadaan ini
akan membuka kanal Na+ bagian luar, kemudian ion Na+ akan masuk dan
menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi ini menyebabkan kanal Na+ disebelahnya
membuka dan terjadi depolarisasi juga dikanal tersebut. Demikian seterusnya
sehingga potensial aksi akan terhantar sepanjang akson sampai ke ujung saraf.
Peristiwa yang terjadi pada kanal Na+ ini disebut dengan propagasi potensial aksi.
Propagasi ini berjalan ke satu arah dan tidak berbalik arah karena kanal ion yang
sudah membuka selanjutnya menjadi inaktif dan tidak terpengaruh lagi oleh adanya
depolarisasi.
Depolarisasi yang terjadi menyebabkan pembukaan kanal K+ sehingga ion K+
keluar melintasi membran sel. Perpindahan ini menyebabkan potensial membran
lebih negatif dan sel terjadi repolarisasi. Ketika sel menjadi lebih negatif, maka
pintu kanal K+ akan tertutup , kanal Na+ bagian luar tertutup dan kanal Na+ bagian
dalam terbuka. Pembukaan kanal K+ yang lama menyebabkan potensial membran
terjadi hiperpolarisasi sebentar sampai kanal K+ benar-benar tertutup. Penutupan
kanal ini menyebabkan potensial membran kembali ke level istirahat.

86
A. TAKSONOMI MOTORIK

a. Taksonomi Tujuan Pendidikan


Proses pembelajaran di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sebelum
pelaksanaan pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Tujuan pembelajaran tersebut perlu lebih awal diinformasikan kepada siswa. Apabila dalam
pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak tahu mana pelajaran yang penting dan
mana yang tidak.
Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuanpendidikan, yang
umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan
psikomotor. Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para
ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai
tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau


berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan
(synthesis), dan penilaian (evaluation);
2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya
mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding),
penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi
(characterization); dan
3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan
fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation),

87
membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
mutu dan efektivitas pembelajarannya.

Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya
disebut taksonomi yaitu :
1. Ranah Kognitif (Cognitif Domain)
2. Ranah Afektif ( Afektive domain)
3. Ranah Psikomotor (Psychomotor domain)

88
Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenamjenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge)
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam
taksonomi Bloom. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang
paling rendah. Maknanya tidak sepenuhnya tepat sebabdalam istilah tesebut termasuk pula
pengetahuan faktual disampingpengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus,
batasan, definisi, pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat
darisegi proses belajar, isyilah-istilah tersbut memang perlu dihafal dan diningat agar
dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti
ataudapat menggunakannya. Kata kerja operasional sebagai berikut: menyebutkan,
menunujukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkandefinisi, memilih dan
menyatakan.
b. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

89
c. Apikasi (application)
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
d. Analisis (analysis)
Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang
kompleks atas konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun kembali hal-hal
yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau kemampuan
mengambil keputusan.

Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
1. Pandangan atau pendapat (opinion)
Apabila mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka
pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan, atau
pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.
2. Sikap atau Nilai (attitude, value)
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai responnya yang
melibakan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya, dan guru meminta

90
dia untuk mempertahankan pendapatnya. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah,
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di
terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan
sebagainya. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1)
receiving (2) responding (3) valuing (4) organization
(5) characterization by evalue or value complex.

Ranah Psikomotor
Perkataan Psikomotor berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau perceptual-
motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari
gerak yang paling sederhana, yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang
televisi serta komputer. Secara mendasar perlu dibedakan antara dua hal, yaitu keterampilan
(skills) dan kemampuan (abilities). Contoh : “seberapa terampil para siswa dalam
menyiapkan alat-alat”, seberapa terampil siswa menggunakan alat-alat.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain
yang dibuat Bloom.
g. Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
h. Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
i. Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya
imitasi dan gerakan coba-coba.

91
j. Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan
dan cakap.
k. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks.
l. Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
m. Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.

Sasaran psikomotor digolongkan sebagai :


1. Kemampuan otot lurik
Sasaran kemampuan otot lurik menuntut siswa untuk menggunakan tubuhnya melakukan
kerja fisik dalam parameter terinci tertentu (misalnya waktu, berat, dan jarak)
2. Kemampuan melakukan keterampilan khusus
Sasaran kemampuan melakukan keterampilan khusus menuntut siswa untuk memanfaatkan
kemampuan otot lurik untuk melaksanakan proses fisik tertentu.

92
Prinsip Perkembangan Motorik

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi,

status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Bagi

anak usia sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan

mengalami kemajuan dari mulai gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan

keterampilan gerak yang terkoordinasi. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat

terus menerus dari mulai kepala sampai ke kaki. Jadi, pada prinsipnya rangkaian

perkembangan motorik hingga gerak yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan

dan integrasi system syaraf dan system kerangka otot. Anak yang mampu mencapai tarap

perkembangan motorik yang terkoordinasi sangat ditentukan oleh keadaan dan kemauan

individu itu sendiri. Perkembangan motorik biasanya menunjukan pola yang khas. Dimasa-

masa awal, kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-masa

berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam

setiap proses perkembangan motorik, sehingga dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan

akan berlangsung cepat di masa-masa awal perkembangan motorik dan akan berlangsung

lambat pada masa-masa berikutnya.

Nilai-nilai dalam Perkembangan Motorik

Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan motorik pada anak sekolah dasar antara lain

mendapatkan hal-hal sebagai berikut:

93
 Pengalaman yang berarti, artinya anak akan memperoleh berbagai pengalaman gerak

yang dibutuhkan selama hidupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan

dan perkembangan dirinya, sehingga pengalaman ini menjadikan anak lebih percaya

diri.

 Hak dan kesempatan beraktivitas, artinya anak memperoleh kesempatan yang banyak

untuk melakukan berbagai aktivitas yang disukainya, sehingga dapat membantu

mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangannya.

 Keseimbangan jiwa dan raga, artinya proses perkembangan yang sesuai dengan

usianya akan melahirkan keseimbangan antara jiwa dan raga, sehingga tidak terjadi

kondisi yang berlebih pada salah satunya, misalnya: kemampuan jiwanya yang

menonjol atau raganya melainkan keduanya dalam keadaan yang seimbang.

 Mampu berperan menjadi dirinya sendiri, artinya dengan perkembangan motorik yang

sesuai dengan masanya anak akan mampu memerankan dirinya sendiri.

Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik

Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan gerak,

apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya. Hal tersebut

sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak

yang proporsional pada usianya. Fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan

keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas gerak tertentu.

Kualitas gerak terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas gerak

yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam

melaksanakan tugas gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif dan efisien.

Perkembangan Motorik Hubungannya dengan Perkembangan Kognitif

Ada tiga ranah yang berkaitan dengan perkembangan manusia yaitu afektif, kognitif, dan

motorik (gerak). Meskipun ranah-ranah perkembangan tersebut biasanya dipelajari sebagai


94
unit-unit individual, kita harus mengingat bahwa domain-domain tersebut secara konstan

berinteraksi satu sama lain. Segala sesuatu yang kita lakukan pada domain (ranah) motorik

dipengaruhi oleh emosi kita, interaksi sosial, dan perkembangan kognitif. Sejauh ini,semua

perilaku pada domain afektif dan kognitif lebih kuat dipengaruhi oleh perilaku motorik.

Piaget dapat mengkatagorikan perilaku kedalam 4 (empat) tahap perkembangan kognitif,

yaitu:

 Sensorimotorik Lahir s/d 2 tahun

 Preoperasional 2 tahun s/d 8 tahun

 Konkret operasional 8 tahun s/d 11 tahun

 Formal operasional 11 tahun s/d 12 tahun

Perkembangan kognitif dan perkembangan motorik secara konstan berinteraksi,

perkembangan kognitif lebih kuat bergantung pada kemampuan intelektual. Proses interaksi

semacam ini nampak pada teori Piaget. Tahapan-tahapan di atas selalu dialami oleh setiap

anak, dan tidak akan pernah ada yang dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak

berbeda-beda. Tahapan ini meningkat lebih kompleks dari pada masa awal dan kemampuan

kognitif bertambah. Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses

yang dia sebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tumtutan

lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi

merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkanpengalaman barunya yang di

dasarkan pada interprestasinya saat sekarang mengenai dunianya. Akomodasi merupakan

aspek kedua dari adaptasi, individu berusaha untuk menyesuaikan keberadaan struktur

pikiran dengan sejumlah pengalaman baru, dalam kasus seorang anak TK yang sedang

mencoba mendapatkan bola besar, akomodasi akan terjadi ketika anak mengenali bahwa bola

tersebut lebih besar daripada mainan yang biasa dimainkannya. Anak TK tersebut

selanjutnya memodifikasi pendekatan untuk menguasai

95
bola dengan menyesuaikan atau beradaptasi dengan genggaman satu tangan atau dengan

menggunakan tangan lainnya untuk membantu. Untuk itu anak telah membuat adjustment

untuk mengakomodasi bola. Suatu pengalaman atau lingkungan baru telah mengubah

perilaku anak dan memahami masa lalu. Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi selalu

bekerjasama, karena asimilasi dan akomodasi menjadi dasar pemikiran untuk teori Piaget.

Teori ini mengungkap berbagai hal terkait dengan perkembangan kognitif dan penekanan

akan pentingnya, dia telah menempatkan pada peranan lingkungan dalam proses

perkembangan yang terjadi pada manusia.

Tahap Sensorimotor dan Perkembangan Motorik

Pada tahap sensorimotor Piaget menggambarkan seperti “berpikir melalui gerak tubuh”.

Dengan kata lain kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual

berkembang sebagai suatu hasil dari perilaku gerak dan konsekwensinya. Menurut Piaget,

gerak selalu berhubungan dengan proses berpikir pada tahap sensorimotor, pengetahuan dan

berpikir muncul sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang tejadi melalui gerak tubuh. Pada

masa ini anak tengah beradaptasi dengan lingkungan dengan banyak menggunakan gerak

reflekss seperti menggerakan jari tangan, menendangkan kaki, menangis, dan bentuk

aktivitas reflekss lainnya.

Tahapan Preoperasional dan Perkembangan Motorik

Pada tahap ini Piaget memberikan penekanan berupa batasan usia dan kemampuan. Pada

tahap preoperasional anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis atau

operasional. Piaget membaginya menjadi dua sub bagian yaitu:

 Prekonseptual, artinya kondisi berpikir tanpa dasar atau masih menduga-duga dan

kondisi ini umumnya terjadi pada anak yang berusia antara 2 tahun s/d 4 tahun.

 Intuitive, artinya anak akan berpikir menurut kata hatinya kondisi ini terjadi pada anak

yang berusia antara 4 tahun s/d 7 tahun.

96
Terkait dengan perkembangan motorik pada tahapan preoperasional anak sudah mulai

dengan melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkannya seperti berjalan,berlari,

melempar, menendang, dan sebagainya. Gerakan ini umumnya dilakukan tanpa teknik hanya

dugaan dan kata hatinya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memberikanlatihan- latihan

keterampilan gerak agar terjadi proses percepatan dalam hal kemampuan geraknya karena

diyakini pula akan membantu perkembangan kognitifnya.

Tahapan Konkret Operasional dan Perkembangan Motorik

Banyak ahli yang meyakini bahwa seorang anak mencapai tahap konkret operasional karena

anak tersebut telah bertambah kemampuannya. Karakteristik umum dari tahapan konkret

operasional adalah bertambahnya kemampuan dari variabel dalam situasi pemecahan

masalah (problem solving). Kemampuan ini dapat memiliki dampak penting untuk

perkembangan motorik. Pada masa ini anak sudah tidak tergolong balita lagi dan anak sudah

memasuki masa kanak-kanak dan memasuki dunia sekolah. Pada masa ini anak sedang

memasuki periode transisi dalam aspek gerak dan gerak yang dapat dikembangkan sudah

mengarah pada peningkatan keterampilan gerak yang lebihkompleks, seperti berlari dengan

posisi lengan di samping badan dan berirama atau menendang bola dengan teknik yang lebih

baik. Tentunya proses latihan gerak yangteratur dan berkelanjutan akan memberi dampak

terhadap peningkatan kemampuan baik aspek kognitif maupun motoriknya.

Formal Operasional dan Perkembangan Motorik

Tahap ini merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide yang tidak didasarkan

pada realita. Anak sudah mampu berpikir yang bersifat abstrak. Namun menurut piaget,

banyak individu tidak pernah mencapai tahapan seperti ini, justru orang yang memiliki rata-

rata skornya rendah pada tes intelegensi sangat memungkinkan tidak

97
mencapai tahap formal operasional. Pada masa ini gerak yang dapat

dikembangkan mengarah pada pencabangan olahraga. Anak sudah saatnya untuk

menentukan sikap cabang olahraga apa yang akan ditekuni untuk hobi dan atau

masa depannya. Pandangan kita mengenai aktivitas gerak adalah gerakan yang

diciptakan melalui proses dari integrasi sensori (panca indra); hal ini termasuk

semua gerakan yang dilakukan secara sukarela (tanpa paksaan), seperi aktivitas

dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Namun, kita juga telah menyatakan

bahwa tujuan dari aktivitas gerak adalah untuk meningkatkanfungsi kognitif.

Apabila kita hubungkan dengan jenjang pendidikan formal, pada umumnya usia-

usia ini sedang berada pada tingkat prasekolah dan sekolah dengan urutan

sebagai berikut:

a. Umur 2 s/d 4 tahun anak sedang berada di jenjang kelompok bermain (play
group)

b. Umur 4 s/d 6 tahun merupakan usia taman kanak-kanak

c. Umur 6 s/d 12 tahun merupakan usia sekolah dasar

d. Umur 12 s/d 18 tahun merupakan usia sekolah lanjutan

e. Umur 18 s/d 23 tahun merupakan usia mahasiswa dan usia kerja

98
A. DIMENSI PEMBELAJARAN MOTORIK DALAM PENJAS DAN
OLAHRAGA

a. Penjaskes dan olahraga sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional

Penjaskes dan olahraga pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanannya harus diarahkan
pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan penjaskes dan olahraga bukan hanya
mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi
peserta didik. Secara lengkap, penjaskes dan olahraga bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir
kritis, stabilitas nasional, keteramoilan sosial, empati sosial, mengasah penalaran,
dan memperbaiki tindakan moral.

Penjaskes dan olahraga memiliki peran sangat penting dalam


mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Penjaskes dan olahraga memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang dilakukan secara sistematis,
terarah, dan terencana.

b. Kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga

Pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga, keduanya sama-sama


mengandung fungsi mendidik. Penyelenggaraan pendidikan jasmani dan olahraga
di beberapa tempat bisa berebeda karena perbedaan warna dan orientasi
kurikulumnya.

Beberapa kurikulumnya yang berkaitan dengan pendidikan jasmani dan


olahraga, antara lain: pendidikan gerak (movement education), pendidikan
olahraga (sport edication), pendidikan petualangan (adventure education),
pendidikan perkembangan (developmental education), pendidikan kebugaran
(fitness education), dan pendidikan disiolin ilmu oahraga (kinesiological studies).

99
1. Pendidikan gerak (Movement Education)

Sesuai dengan nama dan istilahnya, pendidikan gerak menekankan


pendidikan lewat gerak yang mula-mula dikembangkan oleh Rudolph Laban di
Inggris. Laban mengembangkan konsep gerak yang berkaitan dengan ruang dan
waktu sebagai bahan untuk pengembangan gerak tari. Aliran laban akhirnya
dibawa ke Amerika Serikat dan diadopsi sebagai program pendidikan jasmani.

2. Pendidikan olahraga (Sport Education)

Pendidikan olahraga seringkali disamakan dengan pendidikan jasmani


konteks keduanya sama-sama mengeksplorasi keterampilan gerak dalam berbagai
ragam dan dimensinya. Namun, sebenarnya ada nuansa perbedaannya juga.
Pendidikan jasmani lebih menekankan pada pengembangan keterampilan motorik
dasar dan memperkaya perbendaharaan gerak. Sementara, pendidikan olahraga
menekankan pada pembinaan keterampilan berolahraga dan menghayati nilai-nilai
yang diperoleh aktivitas berlatih dan bertanding.

3. Pendidikan petualangan (Adventure Education)

Pendidikan petualannga dikembangkan atas dasar kebutuhan untuk


mengatasi tekanan-tekanan hidup yang semakin berat. programnya berisi aktifitas
yang menantang di alam bebas dan disesuaikan kebutuhan para peserta didik
untuk bertualan mengatasi resiko dan perjuangan melawan tantangan alam.
Mendaki gunung, menyusuri sungai, berkemah, memanjat tebing, dan variasi lain
di alam terbuka merupakan contoh program pendidikan petualangan.

100
4. Pendidikan Perkembangan (Developmental Education)

Pendidikan perkembangan memfokuskan tujuan pendidikannya pada


aktualisasi diri, yang menekankan pertumbuhan pribadi dari setiap peserta didik.
Kurikulumnya dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan anak, yang
berusaha mengekplorasi dan menyeimbangkan rana kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

5. Pendidikan Kebugaran (Fitness Education)

Dalam pendidikan kebugaran, sekalah atau institusi pendidikan bisa


menekankan orientasinya pada pengembangan kebugaran peserta didik. Program
pendidikan jasmani mengarahkan anak supaya aktif berlatih d sekolah dan di luar
sekolah untuk hidup sehat dan memiliki kemampuan fisik yang baik.

6. Pendidikan Disiplin Ilmu Olahraga (Kinesiological Studies)

Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model


pendidikan gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak
untuk mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Kerana itu, model inipun disebut juga sebagai
pendidikan disiplin ilmu olahraga.

Model ini didasari dua pendekatan yang khas dalam studi kinesilogi, yaitu
pendekatan pertama, isi atau materi diatur dalam sebuah unit-unit aktifitas, dan
konsep-konsep disiplin utama diintegrasikan dengan pengajaran keterampilan
gerak;pendekatan kedua, unit-unit kegiatanpembelajaran penjaskes dan olahraga
bukan merupakan upaya yang mudah. Hal ini disebabkan oleh pandangan
sebagian orang terhadap penjaskes dan olahraga yang hanya mendatangkan
kelelahan dan tak ada kelebihan yang didapatkan.

101
C. Empat Domain

Sebagaimana telah diuraikan oleh para pemikir dan praktisipendidikan dan


pembelajaran, tujuan pendidikan dan pembelajaran dibagi dalam empat domain,
yaitu kognitif, afektif, psikomotorik, dan fisik. Domain koknitif mencakup
pengatahuan dan pemahaman. Domain afektif meliputi perasaan dan perilaku.
Domain psikomotorik mengekspresikan gerakan dan kontrol tubuh. Domain fisik
meliputi kapasitas kemampuan gerak.

Dari beberapa klasifikasi diatas yang lebih berperan dalam pembelajaran


motorik, khususnya dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah domain
psikomotorik(ik) dan domain fisik. Pembelajaran motorik merupakan bagian
terpenting dalam pendidikan jasmani dan olahraga

D. Ruang Lingkup dan Dimensi Penjas dan Olahraga

Penjaskes dan olahraga mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait
langsung dengan karakteristik peserta didik dari berbaigai usia. Dalam
perkembangan motorik dan keterampilan, anak-anak mengalami masa
perkembangan motorik dan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia 5-8 tahun,
anak mulai berurusan dengan kemampuan pengelolaan tubuhnya dan
keterampilan berpindah tempat(lokomotor), gerak statis di tempat (non
lokomotor), dan gerak memakai anggota badan (manipulatif).

Penjaskes dan olahraga seyogyanya memberi ruang dan kesempatan yang


seluas-luasnya kepada para pembelajar untuk menimba pengalaman gerak.
Pembelajaran gerak, khususnya dalam pendidikan jasmani dan olahraga,
sebaliknya melampaui kepentingan sesaat, serta menawarkan keterampilan yang
berguna untuk seumur hidup.

102
E. Pembelajaran Gerak dalam Penjaskes dan Olahraga

Pembelajaran gerak dalam penjaskes dan olahraga dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain: memahami apa yang harus dipelajari, kesempatan
untuk merespon, adanya umpan balik, dan penguatan(reinforcement).

Faktor pertama, “memahami apa yang harus dipelajari” merupakan hal


penting saat pembelajaran berlansung. Kejelasan mengenai tujuan pembelajaran
berupa keterampilan yang harus dikuasai merupakan keadaan yang harus
diketahui oleh peserta didik atau pembelajar untuk membantu efektivitas
pembelajaran

Faktor kedua adalah “kesempatan untuk merespon”. Dari beberapa


pengalaman dalam proses pembelajaran gerak pada pendidikan penjaskes dan
olahraga, jelas bahwa kesempatan untuk merespons merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi penguasaan saat pembelajaran berlangsung.

Faktor ketiga adalah “adanya umpan balik”. Umpan balik sangant


dperlukan dalam pembelajaran gerak, khususnya dalam penjaskes dan olahraga.
Tanpa umpan balik, kesuksesan pembelajaran gerak susah dicapai. Jika peserta
didik diminta mempraktikan tinggi lompatan gerakan masih penuh improvisasi
yang belum ideal. Namun, setelah diberi umpan balik dan evaluasi secukupnya
dari guru atau pelatih,maka lama kelamaan tinggi lompatan dan gerakan
senamnya akan semakin baik, ideal, dan sempurna.

Faktor keempat adalah “Penguatan (Reinforcement)”. Secara teoritik, sulit


untuk membedakan antara umpan balik dan pengetahuan. Penguatan biasanya
digambarkan sebagai rangkaian langkah yang mengikuti suatu perilaku sehingga
meningkatkan kesempatan perilaku tersebut akan terulang. Sedangkan umpan
balik mengikuti respons yang tampak ketika guru berkata, “bagus,Rina,
pertahankan ayunan lenganmu”.pada dasarnya kata-kata tersebut merupakan
umpan balik sekaligus penguatan.

103
F. Kategori Pembelajaran Gerak Dalam Penjas Dan Olahraga

Pembelajaran gerak, khususnya dalam penjas dan olahraga dikategorikan


berdasarkan tahap-tahap pencapaian tujuan. Setiap kategori menampilkan tujuan
pembelajaran yang sangat jelas,

kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan berbeda antara satu


dengan yang lain. Dengan memahami tujuan belajar untuk setiap kategori, guru
dapat merencanakan tugas-tugas yang sesuai dengan tahapan pembelajaran gerak,
utamnya dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Menendang bola pada sepak
bola mugkin tampaksebgai keterampilan yang berbeda dengan memukul bola
pada softball, namun kenyataanya perilaku pada masing-masing kemampuan
gerak masuk dalam kategori yang sama.

Tahap-tahap pembelajaran gerak dalam sistem ini masuk kedalam ranah


psikomotor, yang bukan pada ranah kognitif. Penekanannya hanya pada
penguasan keterampilan. Buka berarti ranah kognitif tidak penting, tetapi
kemampuan kognitif lebih mudah untuk dikenali.

104

Anda mungkin juga menyukai