BELAJAR MOTORIK
Disusun Oleh:
KELAS: 3C
Dosen Pengampu
ADIKA FATAHILLAH, M.Pd.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang senantiasa memberikan kemudahan, kelancaran beserta limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah memberikan suri tauladan bagi
kita semua. Alhamdulillah berkat kehendak dan Ridha-Nya, penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Belajar Motorik”. Makalah
ini di susun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Belajar Motorik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Teori Perkembangan Motorik................................................................
B. Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia Dini Sampai Dewasa..........
C. Tahap- Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan Dan
Keterampilan..........................................................................................
D. Karakteristik Anak- Anak Sampai Remaja............................................
E. Aktivitas Motorik Kasar Dan Halus......................................................
F. Kondisi Yang Mempengaruhi Laju Perkembangan Motorik Sejak Usia
Dini.........................................................................................................
G. Tahap Tahap Pembelajaran Motorik......................................................
H. Sistem Saraf Pada Gerak.......................................................................
I. Taksonomi Motorik................................................................................
J. Dimensi Pembelajaran Motorik Dalam Penjas Dan Olahraga...............
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan manusia untuk mengontrol
berbagai gerakan tubuh dan memanipulasi objek. Di mana otot dapat digerakkan sesuai dengan
perintah yang diberikan oleh otak atau sistem saraf pusat. Konsep perkembangan motorik
merupakan terminologi umum yang senantiasa mengacu pada suatu perubahan dalam bentuk
kemajuan dan kemunduran yang terjadi hingga akhir hayat. Perkembangan motorik pada
dasarnya mencakup semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil hanya dapat
dipisahkan kedalam periode usia.
Seringkali perkembangan motorik tidak dianggap sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi
peningkatan kemampuan afektif maupun kognitif. Padahal beberapa penelitian telah
memberikan bukti bahwa secara langsung perkembangan motorik tersebut berhubungan dan
berpengaruh signifikan bagi perkembangan afektif maupun kognitif. Perkembangan motorik itu
sendiri memiliki beberapa teori. Yakni teori mengenai perkembangan motorik menurut
beberapa para ahli serta konsep perkembangan motorik itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas kita dapat Mengidentifikasikan beberapa rumusan masalah,
diantaranya :
1. Apa itu perkembangan motorik?
2. Bagaimana konsep serta prinsip perkembangan motorik?
3. Apa saja jenis- jenis teori perkembangan motorik?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu perkembangan motorik, bagaimana konsep serta prinsip dari
perkembangan motorik dan jenis- jenis teori perkembangan motorik.
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. TEORI PERKEMBANGAN MOTORIK
a. Pengertian Perkembangan Motorik
Keogh dan payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan
sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bayi (infancy) sampai
masa dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan
motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan motorik
dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.
Pada tahun 1988 Roberton selanjutnya mengklarifikasi peranan dari para ahli
perkembangan motorik melalui penjelasannya bahwa kita berupaya untuk meningkatkan
pemahaman dalam tiga hal.
.
6
1. Kita mencoba untuk memahami perilaku gerak (motor behavior), apa yang terjadi dan
mengapa hal itu terjadi.
2. Kita berusaha untuk mengerti apa perilaku sekarang sama dengan perilaku sebelumnya
dan mengapa.
3. Kita mencari tahu apa perilaku sekarang akan serupa dengan perilaku yang akan datang
dan mengapa.
Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Sedangkan
psikomotorik khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang
mencakup gerak manusia. Jadi motorik ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik.
Meskipun secara umum motorik sinonim digunakan dengan istilah gerak, sebenarnya
psikomotorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat
otot besar.
Perkembangan merupakan istilah umum yang mengacu pada kemajuan dan kemunduran
yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dari perkembangan.
Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada perkembangan.
Jadi, perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil hanya
dapat dipisahkan kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan
sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti. Oleh karena itu perlunya mempelajari
perkembangan motorik selama masa anak-anak.
7
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis
sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi,
status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Bagi anak
usia sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan mengalami
kemajuan dari mulai gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan keterampilan gerak
yang terkoordinasi. Proses perkembangan motorik cenderung bersifat terus menerus dari mulai
kepala sampai ke kaki.
Jadi, pada prinsipnya rangkaian perkembangan motorik hingga gerak yang tertata sangat
bergantung pada faktor kematangan dan integrasi system syaraf dan system kerangka otot.
Anak yang mampu mencapai tarap perkembangan motorik yang terkoordinasi sangat
ditentukan oleh keadaan dan kemauan individu itu sendiri. Perkembangan motorik biasanya
menunjukan pola yang khas.
Dimasa-masa awal kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-
masa berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam
setiap proses perkembangan motorik, sehingga dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan akan
berlangsung cepat di masa-masa awal perkembangan motorik dan akan berlangsung lambat
pada masa-masa berikutnya.
Pengalaman yang berarti, artinya anak akan memperoleh berbagai pengalaman gerak
yang dibutuhkan selama hidupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan dirinya, sehingga pengalaman ini menjadikan anak lebih percaya
diri.
Hak dan kesempatan beraktivitas, artinya anak memperoleh kesempatan yang banyak
untuk melakukan berbagai aktivitas yang disukainya, sehingga dapat membantu
mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangannya.
8
Keseimbangan jiwa dan raga, artinya proses perkembangan yang sesuai dengan usianya
akan melahirkan keseimbangan antara jiwa dan raga, sehingga tidak terjadi kondisi
yang berlebih pada salah satunya, misalnya: kemampuan jiwanya yang menonjol atau
raganya melainkan keduanya dalam keadaan yang seimbang.
Mampu berperan menjadi dirinya sendiri, artinya dengan perkembangan motorik yang
sesuai dengan masanya anak akan mampu memerankan dirinya sendiri.
Kualitas gerak terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas
gerak yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif dan efisien
Teori Neuromaturasi
Sampai tahun 1980-an teori NMT mendominasi literatur yang menggambarkan bagaimana
keterampilan motorik bayi muncul dan matang pada neonatus, bayi, dan balita. Arnold Gesell
(1945), Myrtle McGraw (1945), dan Mary Shirley (1931) melakukan studi longitudinal yang
teliti untuk mendokumentasikan evolusi keterampilan motorik bayi dari waktu ke waktu dan
9
untuk menghubungkan evolusi itu dengan pematangan neurologis. Prinsip utama kerangka
NMT mereka adalah bahwa munculnya keterampilan motorik bayi bergantung pada
penghambatan pusat subkortikal otak sebagai akibat dari pematangan korteks motorik.
Hipotesis mereka dipengaruhi oleh karya peneliti neuroanatomi dan embriologis seperti
Coghill (1929) dan Hooker (1952) yang menyelidiki hubungan langsung antara stimulasi
struktur otak dan output motorik. Pekerjaan mereka memunculkan paradigma
neuromaturasionis yang menunjukkan bahwa pematangan saraf mendikte perilaku motorik
bayi.
Gesell, McGraw, dan Shirley secara independen mengikuti kelompok bayi dari beberapa
minggu pertama setelah kelahiran hingga munculnya kemampuan berjalan mandiri dan
seterusnya, yang mendokumentasikan tidak hanya penampilan kronologis keterampilan
motorik baru tetapi juga memberikan penjelasan tentang bagaimana keterampilan tersebut
muncul. Dari pengamatan longitudinal yang ketat terhadap bayi, mereka menggambarkan
munculnya keterampilan motorik menurut tiga pola pematangan: refleksif ke volunter, cepha
locaudal, dan proksimal ke distal. Gesell, McGraw, dan Shirley dianggap sebagai pelopor
kerangka teoretis NMT dan penerapannya pada perkembangan motorik kasar bayi.
Pemeriksaan lebih dekat dari pekerjaan mereka mengungkapkan bahwa ketiga peneliti
menganggap faktor selain pematangan neurologis memiliki pengaruh pada perkembangan
motorik kasar bayi.
Teori dua arah" McGraw menyarankan bahwa bayi dan balita berkontribusi pada
perkembangan mereka sendiri dengan mengontrol seberapa banyak upaya sadar yang mereka
lakukan untuk menggabungkan strategi alternatif asli. Dia juga memperkenalkan konsep "masa
kritis" perkembangan, yang didefinisikan sebagai waktu ketika bayi mungkin paling siap untuk
mengeksplorasi keterampilan motorik baru. Gesell (1945) juga mengakui pengaruh
pertumbuhan fisik terhadap perkembangan motorik. Konsepnya tentang "jalinan timbal balik"
menunjukkan bahwa beberapa fungsi motorik dasar menyimpang satu sama lain ketika berada
di bawah pengaruh sifat-sifat lain seperti pertumbuhan dan kemudian bergabung kembali
menjadi fungsi motorik yang lebih matang yang terlepas dari penghambatan kortikal.
10
Dengan cara yang sama, Shirley (1931) mencatat tinggi badan, berat badan, dan lingkar
kepala anak-anak dan mendalilkan bahwa rasio kritis tinggi dan berat badan dapat
mempengaruhi munculnya berjalan mandiri.
Prinsip sistem dinamis muncul dari dinamika nonlinier teori chaos (Gleick, 1987)
dijelaskan dalam literatur ilmu alam fisika, matematika, dan biologi. Para peneliti di bidang ini
mengamati bahwa ketika elemen dari suatu sistem bekerja sama, perilaku atau pola baru
muncul yang tidak dapat diprediksi dari elemen kontribusi individu. Bernstein (1967)
menjelaskan konsep serupa untuk menjelaskan gerakan orang dewasa dengan menolak
keyakinan bahwa otot dikendalikan secara individual oleh sistem saraf pusat dengan cara
umpan balik. Dia menyarankan bahwa pilihan motorik pada orang dewasa ditentukan oleh
pengorganisasian diri sinergi otot fungsional menggunakan informasi dari struktur neurologis,
otot, dan nonmuskular seperti tendon dan sendi. Dia juga mendalilkan bahwa informasi
kekuatan otot yang terkait dengan permukaan pendukung dapat memodulasi sinergi motor yang
digunakan.
Thelen terus menerapkan prinsip DST untuk kognisi (Thelen & Smith, 1994) dan
bahasa (Thelen & Bates, 1994), dan menghasilkan prinsip-prinsip universal pembangunan yang
dapat diterapkan di seluruh domain perkembangan. Prinsip pertama adalah konsep interaksi
nonlinier dari beberapa subsistem internaldan eksternal yang mempengaruhi perilaku. Prinsip
kedua adalah bahwa perilaku yang dihasilkan secara longgar dirakit, memungkinkan
variabilitas solusi dari waktu ke waktu dan lingkungan. Prinsip ketiga adalah individualitas,
bahwa anak-anak dapat memilih solusi yang berbeda untuk tugas motorik yang sama. Prinsip
keempat digambarkan sebagai perwujudan, saran bahwa persepsi, tindakan, dan kognisi saling
terkait dan tidak dapat dipartisi ke dalam proses perkembangan yang berbeda. Thelen
membangun "teori besar sistem dinamis".
11
NGST telah digambarkan sebagai "jembatan" antara kerangka NMT dan DST karena
mengakui pengaruh alam (genetika) dan pengasuhan (lingkungan dan tugas) pada kemunculan
dan penyempurnaan motorik kasar bayi. keterampilan. Edelman (1987) mengusulkan NGST
sebagai teori menyeluruh untuk menjelaskan bagaimana proses pematangan yang terjadi diotak
dan sistem saraf mempengaruhi semua bidang perkembangan.
Sporns dan Edelman (1993) menerapkan teori ini secara khusus untuk perkembangan
motorik sensorik. Bekerja dari premis Bernstein bahwa gerakan terjadi dalam sinergi, bukan
melalui tindakan otot individu, mereka menyarankan bahwa pematangan gerakan dihasilkan
dari koordinasi antara sistem musculoskeletal dan neurologis dan stimulasi aferen dari
lingkungan. Minat khusus mereka adalah bagaimana perubahan di otak terkait dengan
koordinasi otot dan pengaruh lingkungan. NGST mengusulkan bahwa variabilitas gerakan
adalah komponen penting dari perkembangan motorik bayi. Saat lahir, gerakan diatur melalui
sirkuit saraf yang difus dan tidak teratur di area kortikal dan subkortikal otak.
Sebagai seorang anak dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana
untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan
fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan
umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun,
juga penting untuk menyadari bahwa tingkat dimana tonggak ini dicapai dapat bervariasi.
Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia,
sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.
a. Pengembangan Keterampilan
12
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem sarafnya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak
menjadi lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat dimana
keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua.
Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak
berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini
pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.
b. Pertumbuhan Fisik
1) Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan
tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar bagaimana
melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka
belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.
2) Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi
lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
3) Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah
sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar
cara merangkak.
Anak usia dini (0 – 2 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Adapun karakteristik anak usia dini ialah sebagai berikut :
1. Usia 0 – 1 tahun
13
kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak
usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
c. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan
kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa
akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
2. Usia 1 – 2 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa
sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan
yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 1 – 2 tahun
antara lain :
14
tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi
peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan fisik anak
perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi pertanda ada
sesuatu pada diri anak. Umumnya orangtua diberikan catatan untuk mendata pertumbuhan
anaknya dan lembaran ini telah disediakan oleh dokter atau rumah sakit tempat melakukan
konsultasi. Khusus untuk berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala dapat dipantau
pertumbuhannya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS tersebut dapat dibawa pulang
karenanya setiap konsultasi hendaknya selalu dibawa.
15
Pada usia 3-6 tahun, seorang anak tumbuh dengan cepat, namun tidak secepat masa
sebelumnya. Pada usia 3 tahun, tubuh, tangan dan kaki si anak akan tumbuh semakin panjang.
Kepala masih relatif besar, akan tetapi bagian tubuh lainnya terus berusaha menyusul seiring
dengan semakin miripnya bagian anggota tubuhnya dengan tubuh orang dewasa. Umumnya
tubuh anak laki-laki lebih tinggi dan lebih berat serta memiliki banyak otot pada setiap
kilogram berat tubuhnya. Sedangkan anak perempuan memiliki jaringan lemak lebih banyak.
Baik anak laki-laki maupun perempuan biasanya tumbuh sekitar 5-7,5 sentimeter per tahun
sepanjang usia balita dan mendapatkan 2-3 kg per tahun. Berat dan tinggi anak laki-laki akan
tetap seperti itu sampai pertumbuhannya menyentuh masa pubertas.
Perkembangan otot dan tulang, membuat anak-anak semakin kuat. Berbagai perubahan ini,
yang dikoordinasi oleh kematangan otak dan sistrem saraf, menghasilkan perkembangan
berbagai keterampilan motorik pada anak. Perkembangan motorik adalah perkembangan saraf
motorik kasar dan halus anak.
Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar
anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh.
Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, dan sebagainya.
Anak yang terampil dan menguasai gerakan motoriknya, umumnya memiliki fisik yang sehat
lantaran banyak bergerak. Keterampilan motorik tersebut tentunya memengaruhi kemandirian
dan rasa percaya diri anak dalam mengerjakan sesuatu, karena ia sadar akan kemampuan
fisiknya. Pada usia balita ini terjadi kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar,
seperti berlari, melompat yang melibatkan penggunaan otot besar. Hal ini didukung dengan
perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks yang memunginkan koordinasi yang
lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang dan
otot mereka semakin besar sehingga memungkinkan mereka untuk berlari, melompat dan
memanjat lebih cepat, lebih jauh dan lebih baik. Seiring dengan pengembangan kedua
keterampilan tersebut, anak balita terus menggabungkan berbagai kemampuan yang telah
16
mereka miliki dengan yang baru mereka dapatkan, untuk menghasilkan kemampuan yang lebih
kompleks.
Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan
usianya:
17
3. Usia 6-9 bulan
Belajar berdiri,
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih
dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti,
bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
18
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya.
perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya.
Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik
halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak,
terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal
asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan
didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan
anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan,
penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.Berikut
perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya:
Menggenggam pensil.
Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.
Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan
ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi.Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah
pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik
otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif
20
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan.Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Berkaitan
dengan perkembangan fisik ini, Kuhlen dan Thomson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa
perkembangan fisik individu meliputi:
a. Syaraf Sistem
b. Otot-otot
c. Kelenjar Endokrin
21
Kelenjar endokrin menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian
anggotanya terdiri atas lawan jenis.
d. Struktur Fisik/Tubuh
Struktur fisik/tubuh meliputi tinggi, berat dan proporsi.Pertumbuhan fisik masih jauh dari
sempurna pada saat masa puber berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir
masa awal remaja.Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal
lebih menonjol daripada perkembangan eksternal.Hal ini tidak mudah diamati dan diketahui
sebagaiman halnya pertumbuhan tinggidan berat badan atau seperti perkembangan ciri-ciri seks
sekunder.
2. Perkembangan Motorik
Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan
berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik. Keterampilan motorik ini dibagi dua
jenis, yaitu:
22
2. Gerak Non LokomotorYang termasuk dalam geraknon Lokomotor
adalah Keseimbangan, kelentukan dan kekuatan
Dalam perkembangan masa remaja, perkembangan aspek motorik bukanlah aspek yang
mengalami banyak perubahan, atau tidak terlihat ciri-ciri yang menonjol.Sebagaimana
pertumbuhan internal lebih menonjol pada pribadi remaja dibandingkan dengan pertumbuhan
eksternal, perkembangan fisik, emosi dan sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol
dibandingkan dengan perkembangan motoriknya.
A. Perubahan Eksternal
BeratPerubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi.
Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya
mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
Organ SeksBaik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada
akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
23
Ciri-ciri SekunderCiri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat
perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.
B. Perubahan Internal
Sistem PencernaanPerut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah penjang dan bertambah besar, otot-otot perut di dinding-dinding
usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan
bertambah panjang.
Sistem Peredaran DarahJantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada usia 17 atau
18, beratnya duabelas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh
darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik berdampak
baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.Adapun kondisi-kondisi yang
mempengaruhi sebagai berikut :
24
Pengaruh KeluargaPengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor
lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari
anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya
tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya
perwujudan potensi keturunan yang dibawa dari orang tuanya.
Pengaruh GiziAnak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka
yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada
remaja sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk
pertumbuhan dimasa remaja.
Jenis KelaminAnak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak
perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang
dan otot pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat
kematangannya dari pada laki-laki
Status Sosial EkonomiAnak yang berasal dari keluarga dengan status sosial
ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah.
25
KesehatanKesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja
yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan
berat disbanding yang sering sakit.
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas.Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan
akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan
mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang
diinginkan.
Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola
mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri.Levine &
Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada
dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan
paha.Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri
ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan,
depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptif Lebih
lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan
26
makan seperti anoreksia atau bulimia.berikut masalah perkembangan fisik motorik pada remaja
:
a. Definisi
Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku makan berupa perilaku mengurangi makan
hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara berlebihan.Pola perilaku ini disebabkan
oleh pengaruh distress atau disebabkan oleh beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh
tertentu.
Individu yang memiliki gangguan makan biasanya mereka makan dalam porsi tertentu, dalam
jumlah kecil atau banyak, akan tetapi dorongan-dorongan kuat untuk melakukan perilaku
tersebut merupakan permasalahan yang tidak bisa dikontrol oleh dirinya.
Gangguan makan biasanya dimulai pada awal dewasa, beberapa laporan menyebutkan bahwa
gangguan tersebut juga muncul di awal masa kanak-kanak yang berlanjut pada usia dewasa.
Gangguan makan yang terjadi pada masa kanak-kanak biasanya mereka sembunyikan dari
orangtua.
Diet ketat
Olahraga ketat
Depresi
27
Siklus menstruasi tidak teratur
Anemia
d. Pengobatan
28
harga diri dan menghadapi konflik interpersonal) dan menghilangkan
kebiasaan dan pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan gangguan makan
kembali.
Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan
periode yangsama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai
menurun.penampilan, kekuatandan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa
awal dan menurun pada akhir dewasaawal. dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada
usia pertengahan duapuluhan dan sesudahmana menjadi penurunan lambat laun hingga awal
usia 40-an.
29
b. Perubahan Kognitif
Penyesuaian pada peran seks pada masa dewasa dini benar –benar sulit.anak
laki–laki danperempuan telah menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat,
tetapi belum tentumereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin berperan
sebagai seorang ibudan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi setelah dewasa
mereka tidak mau menjadi istri ataupun ibu sesuai pengertian tradisional yaitu alasan mereka
ingin menghindari perananwanita tradisional yang telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.
Penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit begitu juga dengan
banyaknya pertambahanmodel keluarga menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami
30
istri sulit. tingkat kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan
anggota lainnya dalam keluarga.misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan masa anak-
anaknya dirumah dibesarkan dalam keluargainti mungkin akan mendapat kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalahyang timbul ketika ia menikah dengan pria
yang berasal dari latar belakang keluarga besar.
f. Penyesuaian pekerjaan
Penyesuaian pekerjaan makin cocok bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan
yang diemban,makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh. pola umum kehidupan
mereka bergantung padabeberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara
memperolehnya. banyak orang dewasamuda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan
atau pelatihan untuk suatu bentuk pekerjaantertentu dalam melamar berbagai kantor yang
sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuaipula dengan keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki.
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian
dengan berbagaiperubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya. dari salah satu sekian
banyak penyesuaianyang sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam
mengubah penampilan.penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena adanya
kenyataan bahwa sikapindividu yang kurang menguntungkan semakin di intensifkan lagi oleh
perilaku sosial yang kurangmenyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama
pada tahun –tahun selanjutnya.
b. Perubahan Kognitif
31
Pada usia setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah
kemampuan mengingat,berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan keakuratan input
melalui panca indra agardapat mengamati gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan
atau pengkategorian. tentusaja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat
kemampuan kognitif pemecahanmasalah.
Penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada
usia madya terdapatpada perubahan, pada kemampuan seksual mereka. Perubahan seksual pada
wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saatmenopause, tetapi tidak
selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut.berhentinya menstruasi hanya
merupakan salah satu aspek dari menopause.Perubahan seksual pada pria klimakterik pada pria
sangat berbeda dengan menopause pada wanita klimakterik dating kemudian, biasanya pada
usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat lambat.
Pola kehidupan keluarga yang dijalani banyak mengalami perubahan selama periode
usia madya seperti diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari
anak–anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga” penyesuaian
32
terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada pria karena kehidupan wanita
berpusat pada rumah dananggota keluarga selama tahun–tahun usia dini.
Perubahan fisik
Kurangnya persiapan
Perasaan kegagalan
f. Penyesuaian pekerjaan
Dewasa ini dengan semakin bertambahnya jumlah wanita yang memasuki dunia
kerja usia madya,maka masalah pengalaman menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka
monopoli pria saja. wanita juga mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan
bahkan banyak wanitamenganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.
Perubahan fisik bukan lagi pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel sel
tubuh.Pertumbuhan dan reproduksi sel–sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan
33
pertumbuhandan reproduksi sel–sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel –sel
yang rusak,lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.
b. Perubahan Kognitif
Orang yang sudah tua menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang semakin
lambanOrang yang sudah tua itu sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan
cara lama dantidak ingin adanya perubahan.
` Setiap orang butuh dicintai dan dipelihara meskipun sudah tua.penelitian yang
dilakukan oleh master dan Johnson (1968). seorang wanita yang mengalami menopause bukan
berarti tidak mungkin menikmati hubungan intim dengan pasangannya, bahkan wanita ini
mengalami pembaharuan minat dan kesenangan terhadap hubungan intim. pada wanita
menopause memang terjadi perubahan hormone, namun hal itu menghalangi wanita itu untuk
menikmati hubungan seks.
Mengenai minat dan keinginan tersebut dibahas pada uraian berikut ini :
- Minat pribadi
Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila semakin
tua
Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia
lanjutterlubat dalam kegiatan social
Minta terhadap uang : pensiun atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya
denganpendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan samasekali.
34
- Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan sering dilakukan karena
memang tidakdapat dielakkan
- Minat sosial
Salah satu cara orang usia lanjut dalam mengatasi masalah kesepian dan hilangnya
aktivitas seksualyang disebabkan karena tidak mempunyai pasangan hidup adalah dengan cara
menikah kembali.menikah lagi pada masa dewasa ini merupakan hal yang biasa daripada
masalalu. bagaimana sepertitelah ditekankan pada uraian yang terdahulu, bahwa kesempatan
untuk menikah kembali lebihsedikit bagi wanita daripada bagi pria dari tahun ke tahun.
f. Penyesuaian pekerjaan
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada
pekerjaan yangbersifat menantang yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka lebih puas
dengan pekerjaannyapada orang yang lebih muda. wanita yang tidak bekerja selama masa
dewasa ini ketika mereka sibukdengan pekerjaan rumahtangga dan mengurus anak, sering kali
bekerja usia madya danmendapatkannya. sebagai komponensasi kepuasan dari tanggungjawab
keluarga dan rumahsemakin berkurang.
35
C.TAHAP - TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK PRA KETERAMPILAN DAN
KETERAMPILAN
Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam
kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan
vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk
tubuh.
Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan
jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk prosesaktif secara
berkesinambungan.
36
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:
1) Berat
2) Panjang dan
3) Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.
Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu mempuyai perbedaan tempo
kecepatan.
4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
2. Gerakan – gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yang
disebabkan oleh perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu
dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi orang
dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
3. Gerakan – gerakan anak itu dilakukan dengan masal. Artinya hampir seluruh
tubuh ikut bererak untuk mereaksi perangsang yang datang dari luar.
Misal : Bila kepadanya diberikan sebuah bola, maka bola itu diterima dengan kedua tangan dan
kedua kakinya sekaligus;
4. Gerakan – gerakan anak itu disertai gerakan – gerakan lain, yang sebenarnya
tidak diprlukan.
Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam
otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.
38
Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk
mengambilnya.
Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil
mainan yang menarik baginya.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu,
mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik
yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk
bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.
Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup
kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya
.Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri.
Gallahue (1996:22) mengklasifikasi anak ke dalam dua kategori, yaitu early childhood (3-8
tahun) dan later childhood (8-12 tahun) untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan
perkembangannya. Tentang karakteristik perkembangan motorik pada anak di masa later
childhood atau berumur 8-12 tahun, Gallahue (1996:22) menyatakan bahwa “Perceptual
abilities become increasingly refined. The sensorimotor apparaturs work in ever greater
harmony, so that by the end of this period, children can perform numerous sophisticated
skills”. Kemampuan anak dalam perceptual pada masa ini sudah mulai meningkat dan
bekerja secara harmony untuk belajar gerak sehingga pada akhirnya dapat menunjukan
keterampilan geraknya.Mereka sudah mulai bisa menaunjukan penampilan keterampilan
gerak dasar yaitu lokomotor dan manipulative.
Gallahue (1996:279) menyatakan bahwa keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu: “Total
body movement in wich the body is propelled in an upright posture from one point to the
onother in a roughly horizontal or vertical direction, movement such walking, running,
39
hopping, galloping, leaping, sliding and jumping”.Jadi keterampilan dasar lokomotor adalah
gerakan tubuh yang terjadi karena tubuh menggerakan posisi badan yang semula tegak
menjadi bergerak ke suatu tempat ke tempat lain dengan arah horizontal maupun vertical
yang terdiri dari berjalan, berlari, melonjat dan melompat.
Usia Kemampuan
40
Usia Kemampuan
10 bulan Merangkak
Jika pada masa bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak dalam rumah bersama
keluarganya, pada masa anak yang berusia 8-12 tahun, dunianya lebih banyak di sekolah
lingkungan sekitar.
41
5. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar, yaitu membaca,
menulis, dan berhitung.
1. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih ditentukan oleh
faktor keturunan, bawaan atau faktor internal.
2. Aliran empirisme
Aliran ini menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih dipenagruhi
oleh lingkungan atau pengalaman atau eksternal.
3. Aliran konvergensi
Aliaran ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi oleh
pembawaan maupun lingkungan.
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
42
Penguasaan tugas – tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang
tua seperti seperti pada tahun – tahun prasekolah. Sekarang, penguasaan ini juga menjadi
tanggung jawab guru – guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok
teman – teman. Misal : pengembangan berbagai ketrampilan dasar dasar seperti membaca,
menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga –
lembaga Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan perkembangan pada
masa anak – anak :
1. Faktor kesehatan dan gizi. Ini merupakan faktor penting agar pertumbuhan fisik
anak dapat berkembang secara ideal. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak
cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang
kesehatan dan gizinya buruk;
4. Mengembangkan Kreativitas.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komples dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu bahwa kepala
dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian atas tampak lebih besar
daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek perkembangan fisik seseorang
menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa maupun anak- anak memiliki tinggi dan
berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan orang- orang pada generasi sebelumnya .
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu :
Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti
yang diungkapkan Petterson (1996) During middle childhood, the body and brain undergo
important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological
developments.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia
sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maksimal dari pada usia
sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from
desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years before school
entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower
than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik
kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
44
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting
agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengontrol setiap
gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang
mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak .
Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi
perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent.
Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya
diri.
45
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan
motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki
keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat
Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood
kelenturan fisiknya 5% - 10% lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik
atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada
perempuan.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or
maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan
bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang
berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan
bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di
lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan
persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan
anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan
dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk
melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak
berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
46
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun
berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-
image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan
menyebabkan dia dihargai teman-temannya . Hal tersebut juga seiring dengan hasil
penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik
yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
Guru sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil
adalah guru yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru wajib :
b. Motorik lemah/kuat
d. Cara berbicara.
Mulai bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat, ciri-ciri,
kemampuan dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti tentang pribadi
anak.
Guru perlu mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi
jalan hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan pada
anak supaya dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.
47
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak
dapat dibagi menjadi dua :
b. Pengaruh lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari
lingkungan yang hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.
Guru harus mengetahui bahwa salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :
Menentukan kegiatan bermain yang terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Memantau kegiatan bermain anak agar terjalin kerja sama antar anak.
48
D.KARAKTERISTIK ANAK ANAK SAMPAI REMAJA
a. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini
menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia
14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19
tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut
remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia”
tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget ). Dengan mengatakan poin- poin
sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa
masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia
mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal
dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara
seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi
49
periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa
secara hukum.
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis
yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai
dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-
ciri seks rpimer dan sekunder.
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun
pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya
pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate
semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar
14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya
ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15
tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal
sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa
lelah, depresi dan mudah tersinggung.
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan
ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan
50
pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak,
bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2) Pubertas.
a) Perubahan eksternal
b) Perubahan internal
Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
Sistem PeredaranDarah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat
pada waktu lahir.
SistemPernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja
laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
JaringanTubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang
51
terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi
perkembangan jaringan otot.
2. PERKEMBANGAN PSIKIS
1) Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja
tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan
aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi
dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang
tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya
tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir
yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan
kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan
kemungkinan lain untuk segala hal.
2) Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.
Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang
lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk
memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat,
nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan
lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan.
Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya)
yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat
beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang
terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti : mencuri, free sex,
narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat
52
dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi
baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
a. Di Lingkungan Keluarga
b. Di Lingkungan Sekolah
Berprestasi di sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan
remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
53
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa
duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan
permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja
tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja
akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial
merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
4) Aspek Bahasa
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari
literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh
remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan
bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
5) Aspek Moral
54
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca
konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan
lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan
kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-
norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja,
orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.
6) Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak
memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta
mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.
Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut antara lain:
1.Perubahan fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual.
Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan
berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri
remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih
dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional,
seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit,
sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap
hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat
berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran
55
tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh
perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah
selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya
bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-
anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga
menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan
bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-
gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan
tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat
kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif
dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka
bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat
bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka
menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam.
Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum
pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk
mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun
demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal
ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas
yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa
remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan
bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa
lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada
56
remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman
sebaya, kreativitas dan cita-cita.
D.MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong
orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,
57
A. AKTIVITAS MOTORIK KASAR DAN HALUS
58
cermat serperti, mengguting mengikuti garis, meremas, menggenggam, menulis,
menggambar, memasukan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah,
menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, alat cocok, crayon,
spidol, pensil serta melipat.. Sementara Suyanto berpendapat bahwa perkembangan motorik
halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya.Otot ini berfungsi untuk melakukan
gerakan-gerakan bagian bagian tubuh yanglebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai,
mengancingkan baju,mengikat tali sepatu, dan menggunting.
Sedangkan menurut Suyadi perkembangan gerak motorik halusadalah meningkatnya
pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan saraf yang jauh lebih kecil atau detail.
Kelompok otot dan saraf inilah yang nantinyamampu mengembangkan gerak motorik halus,
seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerak pergelangan tangan yang
tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik
halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar,
mewarnai, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk
menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara lain, yaitu; anak-
anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-
batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan
seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar untuk
menulis. Seperti halnya halnya pada kegiatan motorik kasar yang dilkaukan anak usia
dini, kegiatan motorik haluspun mengandung resiko kecelakaan tertentu. Tetapi karena
untuk dapat melakukannya anak dituntut untuk lebih tenang dan lebih memusatkan
perhatian dan mengendalikan geraknya, maka resiko tersebut diharapkan lebih kecil.
60
Motorik terjemahan dari kata “motor” Gallahue dalam Samsudin adalah suatu
dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak
(movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh motorik.
Menurut Papalia, Olds, Feldman kemampuan motorik kasar merupakan
kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot besar seperti berlari dan
melompat.Gerak motorik kasar adalah gerak anggota badan secara kasar atau keras.
Pendapat lain mengatakan motorik kasar adalah gerakan yang membutuhkan koordinasi
sebagian besar bagian tubuh anak.
Menurut Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan motorik kasar berarti
perkembangan mengendalikan gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot-otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari gerak
refleks dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Selama 4 atau 5 tahun kehidupan
pertama pasca lahir, anak dapat mengandalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut
melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalanm berlari, melompat,
berenang, dan sebagainya. Setelah umur 5 tahun, terjadi perkembangan yang besar
dalam koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebuh kecil yang
di gunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan
menggunakan alat.
Jadi dari pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan motorik kasar adalah
suatu aktivitas fisik yang menimbulkan suatu gerak dan melibatkan otot-otot besar yang
dapat meningkatkan perkembangan pengendalaian gerak jasmaiah.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konsentrasi perkembangan individu yang dipaparkan oleh Hurlock melalui
kegiatan keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh
perasaan senang. Seperti anak memiliki rasa senang dengan memiliki keterampilan
memainkan boneka, melempar dn menangkap bola atau memainkan alatalat permainan.
Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan fisik yang meliputi berjalan,
melompat, meloncat, berputar, melempar, menyeimbangkan, dan menari melibatkan
penggunaan tubuh besar. Melalui keterampilan motorik kasar anak dapat beranjak dari
kondisi yang tidak berdaya pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang
61
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya.
e. Kelincahan
Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Misalnya: bermain
menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain hijau hitam semakin cepat waktu
yang ditempuh untuk menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka
semakin tinggi kelincahanya. Dengan demikian unur-unsur yang diterapkan dalam
63
penelitian ini adalah kekuatan, kelincahan, dan koordinasi dalam kegiatan
melempaar, menangkap dan menendang bola.
64
Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang meliputi
pembawaan, potensi, psikologis, semangat belajar serta kemampuan khusus
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan luar diri anak baik
yang berupa pengalaman teman sebaya, kesehatan dan lingkungan.
1. Motorik Kasar
Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar yaitu:
1) Gizi ibu pada saat hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waku
sedang hamil lebih sering menghasilkan bayi berat badan rendah
(BBLR), disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan otakj anin
yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2) Status gizi
Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, status
gizi yang kurang akan mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik kasar anak
3) Stimulus
Stimulus merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulus yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar seperti
berjalan, berlari, melompat, dan naik turun tangga
.
4) Pengetahuan Ibu
Faktor pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam tumbuh kembang anak, dengan terbatasnya
kemampuan ibu dalam pengetahuan sehingga memungkinkan
terhambatnya perkembangan anak. Pengetahuan ibu mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan motorik kasar anak pada periode
tertentu (Nelson, 2008)
2. Motorik Halus
65
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai
berikut:
1) Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan)
2) Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan
fungsifungsi organis dan fungsi psikis
3) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan,
punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri.
(Kartono,2010).
67
2. Pertumbuhan Bergerak dari Umum ke Khusus
Prinsip ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan fisik bergerak
maju dari yang bersifat umum menuju ke khusus. Gerakan bayi berlangsung dari
gerakan motorik kasar menuju ke gerakan yang motorik halus.
3. Pertumbuhan Terjadi Secara Beragam dan Terpadu
Beragam di sini dimaksudkan bahwa pertumbuhan berhubungan dengan proses
kesiapan dan kematangan yang terjadi dalam diri setiap individu dan setiap individu
berkembang sesuai dengan dirinya sendiri, tidak sama antara anak yang satu dengan
anak yang lainnya. Selain itu, setiap bagian tubuh memiliki tempo dan kecepatan serta
irama pertumbuhan masing- masing. Sedangkan terpadu maksudnya bahwa setiap satu
kemampuan atau keterampilan yang dicapai anak tidak hanya ditentukan oleh satu
organ tubuh saja melainkan melibatkan banyak organ dan otot-otot tubuh Setiap organ
atau otot yang terlibat mempunyai kontribusi, saling mempengaruhi dan saling
tergantung serta terkait antara satu dengan lainnya. Demikian juga pertumbuhan
seorang anak tidak hanya ditentukan oleh anak itu sendiri, namun juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain di luar tubuh anak itu sendiri.
4. Pertumbuhan Berlangsung Secara Bervariasi
Kecepatan pertumbuhan setiap anak berbeda dan perbedaan ini dapat dilihat dari
dua cara, yaitu setiap kecepatan pertumbuhan antara satu anak berbeda dengan anak
lainnya dan dalam diri seorang anak terdapat pula perbedaan kecepatan dalam
pertumbuhan masing-masing organ tubuh.
5. Pertumbuhan Memiliki Kecenderungan Optimal
Setiap individu akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal dan setiap organ tubuh akan tumbuh dan berkembang
ke arah yang optimal pula. Anak akan berusaha pula untuk berkembang ke arah yang
sesuai dengan tingkatan usia dan tingkat kemampuannya (normal)
Gen sangat menentukan perbedaan ukuran tubuh, bangun tubuh, karakteristik wajah,
warna rambut dan sebagainya. Bagaimanapun faktor keturunan menentukan hanya potensi dari
perkembangan seorang anak, sedangkan proses pertumbuhan serta kematangan tetap harus
mempertimbangkan faktor lingkungan termasuk intervensi yang diberikan pada seorang
individu semenjak masih dalam kandungan.
Perkembangan motorik kasar meliputi penggunaan otot-otot kasar, seperti tangan, kaki
dan badan. Perkembangan motorik halus meliputi penggunaan otot- otot kecil, seperti jari-jari
tangan. Kedua macam perkembangan ini memiliki pola yang dapat diprediksi dan diramalkan.
Perkembangan motorik selama masa bayi mengalami kemajuan yang sangat cepat. Kemajuan
anak usia dua tahun dari kemampuan individu yang tidak terkoordinasi dalam menanggapi
refleks untuk berjalan, pertama melangkah dan menjelajah keajaiban. Marry M. Shirley
melakukan studi pada bayi untuk menunjukkan prediksi urutan perkembangan motorik kasar
selama masa bayi.
Studi yang dilakukan mengenai umur dan urutan perkembangan motorik menghasilkan
5 prinsip perkembangan motorik, yaitu sebagai berikut :
70
massal digantikan dengan kegiatan yang spesifik dan secara acak gerakan kasar
membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota
badan yang tepat. Perkembangan sebelumnya melandasi perkembangan berikutnya dan
perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya atau dengan kata
lain suatu perkembangan bergantung pada perkembangan sebelumnya.
4. Perkembangan Motorik Dimungkinkan untuk dapat Ditentukan Perkembangan
motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan berdasarkan umur dan rata-rata adalah
mungkin untuk menentukan norma bentuk kegiatan motorik berikutnya. Norma tersebut
dapat digunakan oleh pendidik untuk menentukan harapan terhadap suatu kemampuan
dan pada usia berapa kemampuan tersebut dapat muncul. Norma ini juga dapat
digunakan untuk melihat kenormalan anak. Misalnya, anak usia 15 bulan sudah dapat
berjalan sendiri. Apabila ada anak yang berusia 2 tahun belum dapat berjalan maka
anak tersebut
dikatakan mengalami kelambatan dan mungkin ada faktor penghambat yang
mempengaruhinya.
5. Perbedaan Individu dalam Laju Pertumbuhan Motorik Meskipun terdapat pola untuk
perkembangan motorik secara umum, namun pada dasamya setiap individu memiliki
laju pertumbuhan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Kecepatan pertumbuhan setiap anak dipengaruhi banyak faktor baik dari dalam diri
anak itu sendiri juga faktor keturunan dan faktor lingkungan turut mempengaruhi laju
pertumbuhan motorik seorang anak. Faktor-faktor ini berpengaruh terhadap kecepatan
maupun keterlambatannya. Misalnya, Dua anak kembar belum tentu memiliki
keterampilan motorik yang selalu sama pada tiap tahapan maupun usianya. Si "A"
mungkin usia 4 tahun sudah dapat menulis dengan sangat baik, sedangkan Si "B" pada
usia yang sama belum dapat memegang pensil dengan benar,
1. Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh
yang menonjol terhadap laju perkembangan motoric.
2. Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat
perkembangan motorik anak
71
3. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya berkaitan dengan gizi seorang
ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa
pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak meyenangkan
4. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan
memperlambat perkembangan motorik
5. Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik
pada awal kehidupan pascalahir akan mempercepat perkembangan motorik
6. Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan motorik yang lebih cepat
dibandingkan anak yang 1Q-nya normal atau di bawah normal
7. Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakkan semua bagian
tubuh akan mempercepat perkembangan motorik 31 8
8. Perlindungan atau pengekangan yang berlebihan justru bisa mengikis kesiapan
perkembangan kemampuan motori
9. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan
motorikkarena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada di bawah
tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya
10. Cacat fisik biasanya akan memperlambat perkembangan motorik Perkembangan
motorik, khususnya pada usia dini lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat
tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Perkembangan
motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa
dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa
setelah usia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melompat dan
menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa
menangkap bola dengan bola yang besar atau berguling-guling.
72
2. Penyakit bawaan dari ibu ini kondisi tubuh janin dalam kandungan menjadi
mudah teinfeksi virus yang berasal dari dalam diri ibunya. Sehingga sangat
memudahkan bayi yang akan dilahirkan menjadi terkendala termasuk dalam hal
perkembangan motoriknya.
3. Gen menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik, karena dalam
gen itu terdapat potensi yang memungkinkan individu tidak dapat berkembang
secara normal dalam hal kemampuan motoriknya seperti penyakit pada otot.
4. Nutrisi yang baik sangat mempengaruhi ibu hamil untuk mendukung
perkembangan motorik selama bayi dalam kandungan dan bahkan setelah lahir
hingga dewasa kelak. Perhatian terhadap kualitas nutrisi pada ibu hamil mutlak
dilakukan agar tidak menjadi penghambat bagi perkembangan motorik maupun
yang lainnnya di kemudian hari.
Pengertian belajar motorik pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pengertian belajar
secara umum. Drowaztky (1981) menyatakan belajar motorik adalah belajar yang diwujudkan
73
melalui respons-respons muskuler yang umumnya di ekspresikan dalam bentuk gerakan tubuh
atau bagian tubuh. Belajar motorik adalah suatu proses terjadinya perubahan yang bersifat tetap
dalam perilaku motorik sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Schmidt (1988) menyatakan
belajar motorik adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Rahantoknam (1988)
memberikan definisi belajar motorik sebagai peningkatan dalam suatu keahlian keterampilan
motorik yang disebabkan oleh kondisi-kondisi latihan atau diperoleh dari pengalaman, dan
bukan karena proses kematangan atau motivasi temporer dan fluktuasi fisiologis. Meskipun
tekanan belajar motorik adalah penguasaan keterampilan, bukan berarti aspek lain seperti
domain kognitif dan afektif diabaikan. Belajar motorik dalam olahraga mencerminkan suatu
kegiatan yang disadari dari mana aktivitas belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Magill (1980) perubahan perilaku yang terjadi dalam belajar motorik
ternyata dapat diamati bahkan dapat diukur dari sikap dan penampilannya dalam suatu gerakan
atau penampilan tertentu.
Dalam psikologi kognitif dijelaskan bahwa sebuah proses adalah seperangkat kejadian atau
peristiwa yang berlangsung bersama-sama, dan mengasilkan beberapa perilaku tertentu.
(Schmidt, l988). Dalam belajar motorik pun juga demikian, di dalamnya terlibat sutu proses
yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil latihan. Oleh
karena itu fokus dari belajar motorik adalah terjadinya perubahan dalam organisme yang
memungkinkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda (lebih baik) dari keadaan sebelum
berlatih.
74
2) Belajar Motorik adalah Hasil Latihan.
Perubahan perilaku motorik yang berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman. Belajar dan latihan dapat dilihat sebagai proses yang menghasilkan
kemampuan respons. Rahantoknam (l986) menjelaskan hasil belajar diperoleh dari kondisi
latihan atau pengalaman, bukan karena proses kematangan dan fluktuasi fisiologis.
Secara umum dapat dinyatakan tujuan belajar atau latihan adalah untuk memperkuat atau
memantapkan sejumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini
biasa disebut dengan istilah kebiasaan. Istilah kapabilitas penting sekali maknanya karena
berimplikasi pada suatu keadaan berikut: Apabila telah terjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
itu kuat, keterampilan akan dapat diperagakan selama situasi yang ada mendukung.
Proses belajar selalu menghasilkan perubahan yang relatif permanen, dan akan bertahan
dalam waktu yang relatif lama. Dan hal ini merupakan salah satu ciri dari belajar motorik.
75
1. Tahap Kognitif.
Dalam mulai mempelajari suatu tugas baru dibutuhkan informasi cara melaksanaan tugas
gerak yang bersangkutan dengan benar. Oleh karena itu pelaksanaantugas gerak diawali dengan
menerima informasi dan pembentukan pengertian. Tahap ini merupakan tahap awal dalam
belajar motorik, pada tahap ini seringkali terjadi kejutan berupa peningkatan yang besar bila
dibandingkan dengan kemajuan pada tahap-tahap berikutnya. Gerakan yang diperagakan atlit
memang kelihatan masih kaku dan kurang terkoordinasi, kurang efisien dan bahkan hasilnya
kurang konsisten. Pada tahap ini siswa berusaha memahami bentuk-bentuk gerakan yang
dipelajari, keterampilan intelektual banyak dilibatkan pada tahap ini. Siswa mulai mencoba-
coba melaksanakan tugas motorik, dan siswa yang bersangkutan dihadapkan dengan tugas
yakni apa yang harus dilakukan. Untuk tahap pertama ini Adams menyebutnya dengan istilah
motor-verbal. (Lutan, 1988). Sedangkan Rahantoknam (1988) menyebut tahap ini dengan
istilah tahap formasi rencana. Pada tahap ini siswa harus memahami apa yang diperlukan oleh
keterampilan
atau tugas tersebut, siswa harus memformulasikan rencana pelaksanaan, dan apabila telah
memperoleh konsep-konsep verbal yang cukup, maka dia akan dapat mencerna keterampilan
tersebut sampai pada taraf tertentu pada fase ini.
2. Tahap Asosiatif.
Permulaan tahap kedua ini akan berlangsung setelah tahap pertama (tahap kognitif) selesai.
Pada tahap ini asosiasi verbal mulai ditinggalkan, dan sipelaku memusatkan perhatian pada
bagaimana melakukan pola motorik yang baik (benar). Permulaan dari tahap ini ditandai oleh
semakin efektifnya cara-cara siswa melaksanakan tugas motorik, dan mereka mulai mampu
menyesuaikan diri dengan keterampilan yang dilakukan. (Lutan, 1988). Tahap ini oleh
Rahantoknam (1988) disebut sebagai tahap latihan, yang merupakan rangkaian dari tahap
rencana pelaksanaan. Pada tahap ini siswa melaksanakan latihan sesuai dengan rencana
pelaksanaan. Dan Fitts (1965) menyebut tahap ini sebagai tahap fiksasi. Pada tahap ini gerakan
yang dilakukan siswa tidak lagi untung-untungan, tetapi makin konsisten. Gerakan siswa makin
terpola, dan mereka mulai menyadari kaitan antara motorik yang dilakukan dengan hasil yang
dicapai. Adams menyebutnya sebagai motor stage, pada tahap ini motor-verbal semakin
ditinggalkan dan siswa mulai memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak yang
baik, dari pada mencari-cari pola mana yang akan dihasilkan.
3. Tahap Otomatisasi.
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari belajar motorik. Rahantoknam (1988)
menyatakan bahwa pada pelaksanaan otomatis, maka belajar keterampilan makin ringan dalam
76
penyelesaian suatu tugas atau keterampilan, dan ini berarti makin menurun stres yang dialami
oleh siswa. Pada fase ini siswa mampu melakukan seluruh rencana pelaksanaan secara otomatis
atau tanpa disadari sama sekali. Siswa telah mencapai rangkaian gerakan melalui latihan yang
sungguh sungguh, dan rentangan kesalahan mulai berkurang, pola gerakan sementara telah
disempurnakan, dan siswa melakukan seluruh pola gerakan secara otomatis, dengan hasil yang
cukup memuaskan. Yang menarik adalah pelaksanaan tugas gerak yang dilaksanakan tidak
terganggu oleh kegiatan lain yang terjadi secara simultan, dan siswa tidak terlalu banyak
menumpahkan perhatian pada tugas gerak yang sedang dilaksanakan. Keuntungan dari
otomatisasi gerakan ini, siswa akan dapat memproses informasi penting yang lain yang dapat
menunjang tugas gerak, seperti taktik bermain yang harus digunakan.
• Penyusun Sistem Saraf Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk
mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
a. Berdasarkan Bentuknya
- Badan Sel : Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan
sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian
diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisei.
- Dendrit :Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabangcabang dan
perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan
pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan
organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak
mengandung selubung myelin maupun neurolema.
- Akson : Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf
yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel.
Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril
yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang
menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit.
Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin
dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat
jalannya rangsangan. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit
bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel
saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
b. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
- Sel saraf sensori: Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya
bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang.
Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan.
Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf
pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
- Sel saraf motor : Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit
yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain,
sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot
atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang.
78
- Sel saraf intermediet (Neuron konektor) : Sel saraf intermediet disebut juga
sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya.
B.FUNGSI DAN KLASIFIKASI SISTEM SARAF
1. Fungsi Umum Sistem Saraf
Secara umum, terdapat beberapa fungsi dari sistem saraf, yaitu pengontrol
lingkungan internal, dalam fungsi ini sistem saraf bekerja dengan sistem endokrin.
Selain itu, fungsi dari sistem saraf juga sebagai pemograman dari gerak refleks pada
sumsum tulang belakang, pengontrol gerakan sadar dan mengasimilasikan setiap hal
yang diperlukan untuk disimpan sebagai memori, menerima berbagai sensasi dari
dalam dan luar tubuh, bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara
otomatis atau merasakan dan memikirkannya, menyimpan memori dan
elepaskannya bila dibutuhkan, mengekspresikan emosi, mengirimkan pesan untuk
bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain, mengontrol
tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya,
dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
2. Klasifikasi Sistem Saraf
a. Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang) Sistem saraf pusat
(SSP) meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruasruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai
berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari
tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam
cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea
adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik
. 3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3
materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi
grissea) 2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) 3. sel-
sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat.
1. OTAK Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar
(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum
sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
• Otak besar Bagian yang paling menonjol dari otak besar adalah otak
depan, yang terdapat di bagian depan. Otak besar terdiri dari dua belahan,
yaitu belahan kiri dan kanan.
79
Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, yaitu
belahan kiri mengatur dan melayani tubuh bagian kanan, sebaliknya
belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri Jika otak
belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan
mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap-tiap belahan otak besar
yang disebutkan di atas dibagi menjadi empat lobus yaitu frontal,
pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental
dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Otak besar tersusun atas dua lapisan yaitu, lapisan luar (korteks)
dan lapisan dalam.
a) Lapisan luar
Lapisan luar merupakan lapisan tipis bewarna abu-abu. Lapisan
ini berisi badan sel saraf. Permukaan lapisan korteks berlipat-lipat,
sehingga permukaanya menjadi lebih luas. Lapisan korteks terdapat
berbagai macam pusat saraf.
b) Lapisan dalam
Lapisan dalam merupakan lapisan yang bewarna putih. Lapisan
dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit.
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat
penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan
kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara
terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah
tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar.
Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan
kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan
kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori.
Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah
pendengaran (auditori) terletak mpada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara
diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus
oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun
pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.
Area di otak besar yang juga penting adalah Hipotalamus dan
Talamus.Hipotalamus merupakan daerah kecil yang terletak di dasar otak besar dan
memiliki berat beberapa miligram. Hipotalamus berperan sebagai pusat pengatur
homeostasis tubuh, misalnya berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, rasa haus,rasa
lapar dan kenyang, pengeluaran urin, pengaturan pengeluaran hormon dari kelenjar
pituitari bagian anterior dan posterior, serta perilaku reproduktif. Talamus terletak di
sebelah atas hipotalamus, berperan sebagai stasiun relay untuk informasi sensori yang
dikirim ke otak besar. Jadi, talamus akan menyeleksi dan menyalurkan implus-implus
sensori yang penting menuju ke otak besar pencernaan, pernafasan dan lain-lain.
a) Lapisan mesoderm
Lapisan mesoderm disebut juga sebagai lapisan tengah. Lapisan ini akan
berubah menjadi struktur kerangka dan otot.
b) Lapisan ectoderm
Lapisan ectoderm disebut juga sebagai lapisan luar. Lapisan ini berubah menjadi
80
permukaan kulit, rambut, sistem saraf, termasuk organ persepsi atau indera.
Setelah ini berkembanglah sistem saraf pada otak dengan cara neurulation yaitu
saat ectoderm melipat tubuhnya untuk membentuk tabung saraf(neural
tube).Tabung saraf merangsang otot antara tulang rusuk dan diafragma. Selain
itu juga berperan sebgai pusat pengatur refleks fisiologi, seperti detak jantung,
tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak
alat pencernaan, dan sekrresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah
mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip. Di antara sumsum
lanjutan terdapat talamus yang terdiri atas dua tonjolan.Peranan talamus ini
sebagai tempat meneruskan implus ke daerah sensori pada korteks otak besar
untuk disatukan. Selain itu, talamus memiliki hubungan ke berbagai bagian otak
sehiingga merupakan tempat lalu lintas implus di antara bagian-bagian otak dan
serebrum.
81
Sistem saraf perifer merupakan neuron sensoris, kelompok neuron yang
disebut ganglia, dan saraf yang menghubungkan satu sama lainnya. Daerah ini
semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks. Secara umum,
sistem saraf bertanggungjawab untuk mengkoordinasi respons yang cepat dan
cermat. Sinyal-sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat
disepanjang serat-serat sel saraf, menyebabkan pelepasan suatu neurotransmitter
diujung saraf yang akan berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel
sasaranya sebelum responden.jaringan saraf adalah otot-otot, dan kelenjar
terutama kelenjar eksokrin.
Sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut
selsel,menyediakan dukungan struktural dan metabolisme. Sistem saraf
didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari neuron (terkadang disebut neuron
atau sel saraf. Neuron terdiri dari beberapa jaringan, yaitu : badan sel (cell
body), inti (nucleolus), dan dendrit. Neuron dapat dibedakan dari selsel lainnya
dengan beberapa cara, dan satu sel dengan sel lainnya berkomunikasi melalui
sinapsis. Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut:
- Reseptor,yaitu: alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra.
- Afektor, yaitu: alat untuk menanggapi rangsangan berupa otot dan kelenjar.
- Sel saraf sensoris, yaitu: serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
. - Sel saraf motorik, yaitu: serabut saraf yang membawa rangsang dari otak.
- Sel saraf konektor, yaitu: sel saraf motorik yang menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lain.
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf
pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf
yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh
tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi
tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
a. Saraf sensoris (saraf aferen) disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi
membawa rangsangan (impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang)
b. Saraf motoris (saraf eferen) berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
pusat saraf ke otot atau kelenjar berupa respon.
c. Saraf Volunter/Somatik (disadari), yaitu sistem saraf yang mengatur segala
gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat
atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua
yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
• Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari) Sistem saraf otonom
mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti
denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim
dan keringat.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur
82
membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion
dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion.Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.Sistem saraf simpatetik dan
parasimpatetik mempunyai efek yang berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatetik : memperlambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah
mempercepat gerakan-gerakan usus serta sekresi kelenjar. Sementara sistem
saraf simpatetik kebalikannya.
• Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls yang
diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang
terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau
tidak disadari. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan
pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf,
diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
C.AKTIVITAS LISTRIK PADA NEURON
Neuron adalah "Jaringan yang Bagus". Neuron bersifat iritabilitas, yaitu
mempunyai kemampuan untuk merespons stimulus dan mengubahnya menjadi
dorongan saraf dan berfungsi sebagai konduktivitas, yaitu melakukan transmisi impuls
83
di sepanjang akson. Reaksi yang terjadi di dalam neuron dilakukan oleh ion - ion yang
ada di dalam tubuh dengan konsentrasi tertentu.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena
adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif
terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada
indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai
dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai
1/1000 detik.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis Titik temu antara terminal akson salah satu
neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat
struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis.
Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-
sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin.
3. Potensial Aksi Potensial aksi adalah peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu
depolarisasi membran pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak
bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson
semakin cepat penghantaran potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding
terbalik dengan luas penampang penghantar arus tersebut. Potensial aksi
dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke dalam melintasi membran.
Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah bersebelahan pada
membran tersebut mendepolarisasi wilayah ini dan memulai potensial aksi kedua.
Pada lokasi potensial aksi pertama membran mengalami repolarisasi ketika K+
mengalir keluar. Potensial aksi ketiga merambat secara berurutan saat repolarisasi
berlangsung. Melalui mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma
dan menghasilkan impuls saraf yang merambat sepanjang akson tersebut.Saluran
ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang menghasilkan potensial
aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier. Cairan ekstraseluler juga
berhubungan dengan membran akson namun melompat dari satu nodus ke nodus
lain melewati daerah yang berinsulasi myelin pada membran di antara nodus itu.
Mekanisme ini disebut penghantaran bersalto salvatory conduction.
Dalam potensial aksi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan terkait diantaranya
kanal Na+, pompa Na-K, ion Na+, ion K+, kanal K+, dan faktorfaktor yang lain.
Setiap jenis kanal tersebut memiliki fungsi spesifik dalam aktifitas elektrik saraf.
Kanal-kanal ion tersebut berfungsi menjaga potensial sel.
84
• Ion Na+ lon Na+ merupakan ion yang bermuatan positif. Ion Na+ berada
dibagian luar sel dari sistem saraf. Hanya sedikit ion Na+ yang berada di dalam sel.
Perbedaan jumlah ini membuat perbedaan gradien konsentrasi dan dapat
menyebabkan ion Na melewati membran. Ion Na+ membantu dalam potensial aksi
ketika penghantaran sel saraf.
• Ion K+ Ion K+ merupakan ion yang bermuatan positif,kebanyakan ion K+
berada di dalam sel. Pada keadaan tertentu ion K+ ini akan keluar sel sehingga akan
mengurangi muatan positif di dalam sel.
• Kanal ion Na+ Kanal ini berfungsi dalam meneruskan potensial aksi dengan
membuka jika terjadi depolarisasi membran. Pembukaan kanal ion ini menyebabkan
ion Na+ dapat masuk melintasi membran dan menyebabkan depolarisasi.
• Kanal ion K+ Kanal ini berperan sebagai kekuatan penstabil (stabilizing
force). Beberapa fungsinya antara lain repolarisasi setelah terjadinya potensial aksi
dan mengatur potensial istirahat (resting potensial). Neuron berada di dalam otak
dan sistem saraf.
Neuron berkomunikasi dengan neuron yang lain melalui potensial aksi yang mana
adalah sebuah impuls dari aktifitas listrik. Neuron ini membantu kita untuk berfikir,
bergerak, dan melakukan sesuatu.Neuron bagian dalam lebih negatif daripada
bagian luar. Sejak kebanyakan ion K+ keluar daripada Na+ yang masuk, maka
neuron bagian dalam akan lebih negatif daripada bagian luar yang biasa disebut
dengan potensial elektrik atau potensial membran. Muatan intrasel kurang lebih -70
mv. Sedangkan muatan ekstrasel adalah 0 mv. Muatan negatif yang terdapat pada
intrasel ketika sel dalam keadaan istirahat ini disebut dengan resting potensial atau
potensial istirahat.
86
A. TAKSONOMI MOTORIK
87
membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi
mutu dan efektivitas pembelajarannya.
Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya
disebut taksonomi yaitu :
1. Ranah Kognitif (Cognitif Domain)
2. Ranah Afektif ( Afektive domain)
3. Ranah Psikomotor (Psychomotor domain)
88
Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala
upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenamjenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge)
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam
taksonomi Bloom. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang
paling rendah. Maknanya tidak sepenuhnya tepat sebabdalam istilah tesebut termasuk pula
pengetahuan faktual disampingpengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus,
batasan, definisi, pasal dalam undang-undang, nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat
darisegi proses belajar, isyilah-istilah tersbut memang perlu dihafal dan diningat agar
dapat dikuasai sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti
ataudapat menggunakannya. Kata kerja operasional sebagai berikut: menyebutkan,
menunujukkan, mengenal, mengingat kembali, menyebutkandefinisi, memilih dan
menyatakan.
b. Pemahaman (comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
89
c. Apikasi (application)
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus- rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
d. Analisis (analysis)
Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang
kompleks atas konsep-konsep dasar.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun kembali hal-hal
yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan
bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau kemampuan
mengambil keputusan.
Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
1. Pandangan atau pendapat (opinion)
Apabila mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka
pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan, atau
pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.
2. Sikap atau Nilai (attitude, value)
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai responnya yang
melibakan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya, dan guru meminta
90
dia untuk mempertahankan pendapatnya. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah,
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di
terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan
sebagainya. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1)
receiving (2) responding (3) valuing (4) organization
(5) characterization by evalue or value complex.
Ranah Psikomotor
Perkataan Psikomotor berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor atau perceptual-
motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagiannya. Yang termasuk dalam klasifikasi gerak disini mulai dari
gerak yang paling sederhana, yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang
televisi serta komputer. Secara mendasar perlu dibedakan antara dua hal, yaitu keterampilan
(skills) dan kemampuan (abilities). Contoh : “seberapa terampil para siswa dalam
menyiapkan alat-alat”, seberapa terampil siswa menggunakan alat-alat.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain
yang dibuat Bloom.
g. Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
h. Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
i. Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya
imitasi dan gerakan coba-coba.
91
j. Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan
dan cakap.
k. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks.
l. Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
m. Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
92
Prinsip Perkembangan Motorik
Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis
sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi,
status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Bagi
anak usia sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan
mengalami kemajuan dari mulai gerak sederhana hingga gerak yang lebih komplek dan
terus menerus dari mulai kepala sampai ke kaki. Jadi, pada prinsipnya rangkaian
perkembangan motorik hingga gerak yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan
dan integrasi system syaraf dan system kerangka otot. Anak yang mampu mencapai tarap
perkembangan motorik yang terkoordinasi sangat ditentukan oleh keadaan dan kemauan
individu itu sendiri. Perkembangan motorik biasanya menunjukan pola yang khas. Dimasa-
masa awal, kemajuan yang diperoleh biasanya berlangsung pesat, tetapi di masa-masa
berikutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. Ini merupakan gejala umum dalam
setiap proses perkembangan motorik, sehingga dijadikan sebuah hukum, yaitu: kemajuan
akan berlangsung cepat di masa-masa awal perkembangan motorik dan akan berlangsung
Nilai-nilai yang didapat dari perkembangan motorik pada anak sekolah dasar antara lain
93
Pengalaman yang berarti, artinya anak akan memperoleh berbagai pengalaman gerak
yang dibutuhkan selama hidupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan dirinya, sehingga pengalaman ini menjadikan anak lebih percaya
diri.
Hak dan kesempatan beraktivitas, artinya anak memperoleh kesempatan yang banyak
Keseimbangan jiwa dan raga, artinya proses perkembangan yang sesuai dengan
usianya akan melahirkan keseimbangan antara jiwa dan raga, sehingga tidak terjadi
kondisi yang berlebih pada salah satunya, misalnya: kemampuan jiwanya yang
Mampu berperan menjadi dirinya sendiri, artinya dengan perkembangan motorik yang
apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya. Hal tersebut
sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak
Kualitas gerak terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas gerak
yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif dan efisien.
Ada tiga ranah yang berkaitan dengan perkembangan manusia yaitu afektif, kognitif, dan
berinteraksi satu sama lain. Segala sesuatu yang kita lakukan pada domain (ranah) motorik
dipengaruhi oleh emosi kita, interaksi sosial, dan perkembangan kognitif. Sejauh ini,semua
perilaku pada domain afektif dan kognitif lebih kuat dipengaruhi oleh perilaku motorik.
yaitu:
perkembangan kognitif lebih kuat bergantung pada kemampuan intelektual. Proses interaksi
semacam ini nampak pada teori Piaget. Tahapan-tahapan di atas selalu dialami oleh setiap
anak, dan tidak akan pernah ada yang dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak
berbeda-beda. Tahapan ini meningkat lebih kompleks dari pada masa awal dan kemampuan
kognitif bertambah. Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses
yang dia sebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tumtutan
lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
aspek kedua dari adaptasi, individu berusaha untuk menyesuaikan keberadaan struktur
pikiran dengan sejumlah pengalaman baru, dalam kasus seorang anak TK yang sedang
mencoba mendapatkan bola besar, akomodasi akan terjadi ketika anak mengenali bahwa bola
tersebut lebih besar daripada mainan yang biasa dimainkannya. Anak TK tersebut
95
bola dengan menyesuaikan atau beradaptasi dengan genggaman satu tangan atau dengan
menggunakan tangan lainnya untuk membantu. Untuk itu anak telah membuat adjustment
untuk mengakomodasi bola. Suatu pengalaman atau lingkungan baru telah mengubah
perilaku anak dan memahami masa lalu. Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi selalu
bekerjasama, karena asimilasi dan akomodasi menjadi dasar pemikiran untuk teori Piaget.
Teori ini mengungkap berbagai hal terkait dengan perkembangan kognitif dan penekanan
akan pentingnya, dia telah menempatkan pada peranan lingkungan dalam proses
Pada tahap sensorimotor Piaget menggambarkan seperti “berpikir melalui gerak tubuh”.
Dengan kata lain kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual
berkembang sebagai suatu hasil dari perilaku gerak dan konsekwensinya. Menurut Piaget,
gerak selalu berhubungan dengan proses berpikir pada tahap sensorimotor, pengetahuan dan
berpikir muncul sebagai hasil atau akibat dari perilaku yang tejadi melalui gerak tubuh. Pada
masa ini anak tengah beradaptasi dengan lingkungan dengan banyak menggunakan gerak
reflekss seperti menggerakan jari tangan, menendangkan kaki, menangis, dan bentuk
Pada tahap ini Piaget memberikan penekanan berupa batasan usia dan kemampuan. Pada
tahap preoperasional anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir logis atau
Prekonseptual, artinya kondisi berpikir tanpa dasar atau masih menduga-duga dan
kondisi ini umumnya terjadi pada anak yang berusia antara 2 tahun s/d 4 tahun.
Intuitive, artinya anak akan berpikir menurut kata hatinya kondisi ini terjadi pada anak
96
Terkait dengan perkembangan motorik pada tahapan preoperasional anak sudah mulai
dengan melakukan berbagai bentuk gerak dasar yang dibutuhkannya seperti berjalan,berlari,
melempar, menendang, dan sebagainya. Gerakan ini umumnya dilakukan tanpa teknik hanya
dugaan dan kata hatinya. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memberikanlatihan- latihan
keterampilan gerak agar terjadi proses percepatan dalam hal kemampuan geraknya karena
Banyak ahli yang meyakini bahwa seorang anak mencapai tahap konkret operasional karena
anak tersebut telah bertambah kemampuannya. Karakteristik umum dari tahapan konkret
masalah (problem solving). Kemampuan ini dapat memiliki dampak penting untuk
perkembangan motorik. Pada masa ini anak sudah tidak tergolong balita lagi dan anak sudah
memasuki masa kanak-kanak dan memasuki dunia sekolah. Pada masa ini anak sedang
memasuki periode transisi dalam aspek gerak dan gerak yang dapat dikembangkan sudah
mengarah pada peningkatan keterampilan gerak yang lebihkompleks, seperti berlari dengan
posisi lengan di samping badan dan berirama atau menendang bola dengan teknik yang lebih
baik. Tentunya proses latihan gerak yangteratur dan berkelanjutan akan memberi dampak
Tahap ini merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide yang tidak didasarkan
pada realita. Anak sudah mampu berpikir yang bersifat abstrak. Namun menurut piaget,
banyak individu tidak pernah mencapai tahapan seperti ini, justru orang yang memiliki rata-
97
mencapai tahap formal operasional. Pada masa ini gerak yang dapat
menentukan sikap cabang olahraga apa yang akan ditekuni untuk hobi dan atau
masa depannya. Pandangan kita mengenai aktivitas gerak adalah gerakan yang
diciptakan melalui proses dari integrasi sensori (panca indra); hal ini termasuk
semua gerakan yang dilakukan secara sukarela (tanpa paksaan), seperi aktivitas
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Namun, kita juga telah menyatakan
Apabila kita hubungkan dengan jenjang pendidikan formal, pada umumnya usia-
usia ini sedang berada pada tingkat prasekolah dan sekolah dengan urutan
sebagai berikut:
a. Umur 2 s/d 4 tahun anak sedang berada di jenjang kelompok bermain (play
group)
98
A. DIMENSI PEMBELAJARAN MOTORIK DALAM PENJAS DAN
OLAHRAGA
Penjaskes dan olahraga pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanannya harus diarahkan
pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan penjaskes dan olahraga bukan hanya
mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi
peserta didik. Secara lengkap, penjaskes dan olahraga bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir
kritis, stabilitas nasional, keteramoilan sosial, empati sosial, mengasah penalaran,
dan memperbaiki tindakan moral.
99
1. Pendidikan gerak (Movement Education)
100
4. Pendidikan Perkembangan (Developmental Education)
Model ini didasari dua pendekatan yang khas dalam studi kinesilogi, yaitu
pendekatan pertama, isi atau materi diatur dalam sebuah unit-unit aktifitas, dan
konsep-konsep disiplin utama diintegrasikan dengan pengajaran keterampilan
gerak;pendekatan kedua, unit-unit kegiatanpembelajaran penjaskes dan olahraga
bukan merupakan upaya yang mudah. Hal ini disebabkan oleh pandangan
sebagian orang terhadap penjaskes dan olahraga yang hanya mendatangkan
kelelahan dan tak ada kelebihan yang didapatkan.
101
C. Empat Domain
Penjaskes dan olahraga mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait
langsung dengan karakteristik peserta didik dari berbaigai usia. Dalam
perkembangan motorik dan keterampilan, anak-anak mengalami masa
perkembangan motorik dan keterampilan yang berbeda-beda. Pada usia 5-8 tahun,
anak mulai berurusan dengan kemampuan pengelolaan tubuhnya dan
keterampilan berpindah tempat(lokomotor), gerak statis di tempat (non
lokomotor), dan gerak memakai anggota badan (manipulatif).
102
E. Pembelajaran Gerak dalam Penjaskes dan Olahraga
103
F. Kategori Pembelajaran Gerak Dalam Penjas Dan Olahraga
104